• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada penelitian selanjutnya disarankan melakukan penelitian dengan

19

DAFTAR PUSTAKA

Alibasyah, M.R. 2016. Perubahan beberapa sifat fisika dan kimia Ultisol akibat pemberian pupuk kompos dan kapur dolomit pada lahan berteras. J. Floratek 11(1): 75–87. Amijaya, M., Y. Pata’dunga, dan A.R. Thaha. 2015. Pengaruh pupuk kandang sapi

terhadap serapan posfor dan hasil tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) varietas lembah palu di Entisol Sidera. J.Agrotekbis 3(2): 187–197.

Andalusia, B., Zainabun, dan T. Arabia. 2016. Karakteristik tanah ordo ultisol di perkebunan kelapa sawit PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Cot Girek Kabupaten Aceh Utara. J. Kawista Agroteknologi 1(1): 45–49.

Ariani, D.A. 2009. Pendugaan parameter genetik dan evaluasi daya hasil enam genotipe cabai half diallel pada intensitas cahaya rendah. Departemen Agronomi dan Hortikultura. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Ariyanto, S.E. 2011. Perbaikan kualitas pupuk kandang sapi dan aplikasinya pada tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt). J. Sains dan Teknol. 4(2): 164–176. Badan Pusat Statistik. 2016. Produksi tanaman hortikultura. Nasional.

http://www.bps.go.id. (diakses 5 Maret 2017).

Balittanah. 2005. Analisis kimia tanah, tanaman, air dan pupuk. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian Bogor Indonesia 1: 44–45.

Djarwaningsih, T. 2005. Capsicum spp.(Cabai): Asal. Persebaran dan Nilai Ekonomi. Biodiversitas 6(4): 292–296.

Djojosumarto, P. 2008. Panduan Lengkap Pestisida dan Aplikasinya. PT. AgroMedia Pustaka. Jakarta

Edy, J., N. Jannah, dan H. Syahfari. 2017. Pengaruh pupuk NPK DGW dan pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah besar (Capsicum

annuum L.) varietas arimbi. J. Agrifor 16(1): 59–64.

Elisabeth, D., M. Santoso, dan N. Herlina. 2013. Pengaruh pemberian berbagai komposisi bahan organik pada pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah (Allium

ascalonicum L.). J. Produksi Tanaman 1(3): 21-29.

Farid, M. dan N.A. Subekti. 2012. Tinjauan terhadap produksi, konsumsi, distribusi dan dinamika harga cabe di Indonesia. Bul. Ilm. Litbang Perdagangan. 6(2): 211–234. Firmansyah, M.A. 2011. Peraturan tentang pupuk, klasifikasi pupuk alternatif dan peranan

pupuk organik dalam peningkatan produksi pertanian. Makalah pengembangan pupuk organik disampaikan pada apresiasi pengembangan pupuk organik. Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah, Palangkaraya: 2–4 Oktober 2011.

Hafizah, N. dan R. Mukarramah. 2017. Aplikasi pupuk kandang kotoran sapi pada pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit (Capsicum frustescens L.) di lahan rawa lebak. Ziraaah Majalah Ilmu Pertanian 42(1): 1–7.

Hanafiah, K.2005. Rancangan Percobaan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Handayani, S. dan Karnilawati. 2018. Karakteristik dan klasifikasi tanah Ultisol di Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie. J. Ilmu Pertanian 14(2): 52–59.

20 Harpenas, A. dan R. Dermawan. 2009. Budi Daya Cabai Unggul. PT Niaga Swadaya.

Jakarta

Hartatik, W. dan L.R. Widowati. 2006. Pupuk kandang. Pupuk organik dan pupuk hayati. Balai besar litbang sumberdaya lahan dan pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

Hayati, E., T. Mahmud, dan R. Fazil. 2012. Pengaruh jenis pupuk organik dan varietas terhadap pertubumbuhan dan hasil tanaman cabai (Capsicum annum L.). J. Floratek 7(2): 173–181.

Herison, C., Fahrurozi, Rustikawati, M. Handayaningsih, dan A. Purnama. Pertumbuhan dan hasil enam hibrida cabai merah yang baru dikembangkan pada dataran sedang di musim hujan. Seminar Internasional sumber daya lokal untuk makanan dan kesehatan, Bengkulu. 12-13 Oktober 2017.

Herlinda, S., R. Mayasari, T. Adam, Y. Pujiastuti, dan Y. Windusari. 2007. Populasi dan serangan lalat buah Bactrocera dorsalis (hendel) (diptera: tephritidae) serta potensi parasitoidnya pada pertanaman cabai (Capsicum annuum L.). Kongres Ilmu Pengetahuan Wilayah Indonesia Bagian Barat. Universitas Sriwijaya dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 3-5 Juni 2007.

Indrasari, A., dan A. Syukur. 2006. Pengaruh pemberian pupuk kandang dan unsur hara mikro terhadap pertumbuhan jagung pada ultisol yang dikapur. J. Ilmu Tanah dan Lingkungan 6(2): 116–123.

Kresnatita, S., K. Koesriharti, dan M. Santoso. 2012. Pengaruh rabuk organik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. J. Indonesia Green Technology 1(3): 8–17.

Kusandriani, Y. 1996. Pembentukan hibrida cabai. Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang, Bandung.

Laila, N., H. Satriawan, dan Marlina. 2018. Pengaruh dosis pupuk kandang dan mulsa arang sekam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah (Capsicum

annuum L.). J. Agrotropika Hayati 5(1): 10-19.

Marliah, A., M. Nasution, dan Armi. 2011. Pertumbuhan dan hasil beberapa varietas cabai merah pada media tumbuh yang berbeda. J. Floratek 6(1): 84–91.

Murwito., Sakhidin, dan P. Hidayat. 2010. Pengaruh dosis pemupukan terhadap hasil tiga kultivar cabai merah. J. Pembangunan Pedesaan 10(1): 47-52.

Neltriana, N. 2015. Pengaruh dosis pupuk kandang kotoran sapi terhadap pertumbuhan dan hasil ubi jalar (ipomea batatas L.). Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Andalas, Padang. (tidak dipublikasikan)

Nurahmi, E., T. Mahmud, dan S. Rosiana. 2011. Efektivitas pupuk organik terhadap pertumbuhan dan hasil cabai merah. J. Floratek 6(1): 158-164.

Nursalim, M. 2018. Aplikasi fertigasi pupuk N, P, dan K terhadap pertumbuhan dan hasil empat genotipe hibrida cabai merah (Capsicum annuum L.) di Ultisol. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Bengkulu. Bengkulu. (tidak dipublikasikan).

Paiman, P. Yudono, B.H. Sunarminto, dan D. Indradewa. 2014. Pengaruh karakter agronomis dan fisiologis terhadap hasil pada cabai merah (Capsicum annuum L.). J. Agro UPY 6(1): 1-13.

21 Prasetyo, R. 2014. Pemanfaatan berbagai sumber pupuk kandang sebagai sumber N dalam

budidaya cabai merah (Capsicum annuum L.) di tanah berpasir. J Agrosains.2(2): 125–132.

Prasetyo, N. dan M. Kusberyunadi. 2015. Respon beberapa varietas cabai merah (Capsicum annuum L.) pada berbagai jenis pupuk kandang. Universitas PGRI Yogyakarta . http://repository.upy.ac.id/126/ (diakses 5 Juni 2018).

Prasetyo, B.H. dan D.A. Suriadikarta. 2006. Karakteristik, potensi, dan teknologi pengelolaan tanah Ultisol untuk pengembangan pertanian lahan kering di Indonesia. J. Litbang Pertanian 25(2): 39–46.

Prihastuti. 2012. Upaya pengelolaan biologis lahan kering masam Ultisol. Majalah el–Hayah 2(2): 104-111.

Pujisiswanto, H. dan D. Pangaribuan. 2008. Pengaruh dosis kompos pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan dan produksi buah tomat. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II. p. 17–18. Lampung

Purnomo, D.W., B.. Purwoko, S. Yahya, S. Sujiprihati, dan I. Mansur. 2007. Evaluasi pertumbuhan dan hasil beberapa genotipe cabai (Capsicum annuum L.) untuk toleransi terhadap cekaman Aluminium. J. Agron Indonesia 35(3): 183-190.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. 2010. Pupuk dan Pemupukan pada Budidaya Cabai. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian.

Ramadhani, R., Damanhuri, dan S. Purnamaningsih. 2013. Penampilan sepuluh genotipe cabai merah (Capsicum annuum L.). J. Produksi Tanaman. 1(2): 33-41.

Ritonga, A.W., M. Syukur, S. Sujiprihati, dan D. Anggoro. 2016. Evaluasi pertumbuhan dan daya hasil 9 cabai hibrida. J. Floratek 11(2): 108–116.

Rochman, B.N. 2015. Pengaruh pemberian beberapa jenis pupuk organik padat terhadap pertumbuhan dan hasil cabai merah, bawang merah, dan bawang daun. J. Gontor Agrotech Sci 1(2): 53–70.

Roidah, I.S. 2013. Manfaat penggunaan pupuk organik untuk kesuburan tanah. J. Universitas Tulungagung Bonorowo 1(1): 30–43.

Rostini, N. 2011. 6 Jurus Bertanam Cabai Bebas Hama dan Penyakit. PT AgroMedia Pustaka. Jakarta

Sari, W., Damanhuri, dan Respatijarti. 2014. Keragaman dan heritabilitas 10 genotip pada cabai besar (Capsicum annuum L.). J. Produksi Tanaman 2(4): 301-307.

Sebayang, L. 2013. Teknik pengendalian penyakit kuning pada tanaman cabai. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara, Medan.

Sepwanti, C., M. Rahmawati, dan E. Kesumawati. 2016. Pengaruh varietas dan dosis kompos yang diperkaya Trichoderma harzianum terhadap pertumbuhan dan hasi tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.). J. Kawista Agroteknologi 1(1): 68– 74.

Setiadi. 2012. Bertanam Cabai di Lahan dan Pot. Penebar Swadaya Grup. Depok.

Setiawan, A., S. Purwanti, dan Toekidjo. 2012. Pertumbuhan dan hasil benih lima varietas cabai merah (Capsicum annuum L.) di dataran menengah. J. Vegetalika 1(3): 1–11.

22 Subowo, G. 2012. Pemberdayaan sumberdaya hayati tanah untuk rehabilitasi tanah ultisol

terdegradasi. J. Sumberdaya Lahan 6(2): 79-88.

Sudarsono, W., M. Melati, dan S. Aziz. 2014. Pertumbuhan, serapan hara dan hasil kedelai organik melalui aplikasi pupuk kandang sapi. J. Agronomi Indonesia 41(3): 202-208.

Sumarni, N., R. Rosliani, dan A.S. Duriat. 2013. Pengelolaan fisik, kimia, dan biologi tanah untuk meningkatkan kesuburan lahan dan hasil cabai merah. J. Hortikultura 20(2): 130-137.

Sutjahjo, S., C. Herison, I. Sulastrini, dan S. Marwiyah. 2016. Pendugaan keragaman genetik beberapa karakter pertumbuhan dan hasil pada 30 genotipe tomat lokal. J. Hortikultura 25(4): 304–310.

Syahputra, E., Fauzi, dan Razali. 2015. Karakteristik sifat kimia sub grup tanah Ultisol di beberapa wilayah Sumatera Utara. J. Agroekoteknologi 4(1): 1796-1803.

Syukur, M., S. Sujiprihati, R. Yunianti, dan D.. Kusumah. 2010. Evaluasi daya hasil cabai hibrida dan daya adaptasinya di empat lokasi dalam dua tahun. J. Agronomi Indonesia 38(1): 43-51.

Tarigan, S. dan W. Wiryanta. 2003. Bertanam cabai hibrida secara intensif. Agromedia. Jakarta

Tjahjadi, N. 1991. Bertanam Cabai. Kanisius, Yogyakarta.

Warisno, dan K. Dahana. 2010. Peluang Usaha dan Budidaya Cabai. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Wibowo, A., Armaini, dan Wardati. 2016. Uji tiga genotipe cabai merah (Capsicum

Annuum L.) pada formulasi pupuk di lahan Gambut. J. Online Mhs. Fak. Pertan.

Univ. Riau 3(2): 1–13.

Wiryanta, B.T.W. 2002. Bertanam Cabai pada Musim Hujan. Agromedia. Jakarta.

Yuliana, E. Rahmadani, dan I. Permanasari. 2015. AplikasiI pupuk kandang sapi dan ayam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) di media Gambut. J. Agroteknologi 5(2): 37–42.

23

LAMPIRAN

25 Lampiran 1.Perhitungan kebutuhan pupuk kandang sapi dan pupuk dasar per petak

Luas petakan : 1 m x 4 m = 4 m2

Jarak tanam : 0,5 m x 0,4 m

1. Kebutuhan pupuk kandang sapi per petak a. 10 ton/ha = x 10.000 kg = 4 kg/petak b. 20 ton/ha = x 20.000 kg = 8 kg/petak c. 30 ton/ha = x 30.000 kg = 12 kg/petak

2. Kebutuhan pupuk dasar per petak a. Urea = = 80 g/petak b. SP36 = = 80 g/petak c. KCl = x = 40 g/petak

26 Lampiran 2. Data hasil analisis tanah awal pada lokasi penelitian

Keterangan: Dianalisis di Laboratorium Tanah BPTP Bengkulu

*Balittanah. 2005 Petunjuk Teknik Analisa Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Parameter Metode Nilai Kriteria * pH (H2O) Elektrometris 5,00 Masam N (%) Kejdhal 0,19 Rendah P (ppm) P-Bray 2,04 Sangat rendah K-dd (me/100 g) Destilasi 0,21 Rendah Al3+ (me/100 g) Destilasi 0,22 Sangat rendah H+ (me/100 g) Destilasi 1,98 Sangat rendah

27 Lampiran 3. Data kelembaban, penyinaran matahari, curah hujan, dan suhu rata-rata di

Kota Bengkulu Bulan Kelembaban (%) Penyinaran Matahari (%) Curah Hujan (mm) Suhu (0C) Desember 2017 85,32 57,16 300,50 27,00 Januari 2018 80,41 51,10 334,00 26,20 Februari 2018 82,46 74,32 413,00 26,62 Maret 2018 83,61 65,39 285,00 26,76 Sumber : BMKG(2018) Stasiun Klimatologi Klas I Pulau Baai Bengkulu

28 Lampiran 4. Data pengamatan dan analisis varians pertumbuhan dan hasil lima hibrida

cabai merah pada beberapa dosis pupuk kandang sapi di Ultisol

1) Data pengamatan rata-rata pertumbuhan dan hasil lima hibrida cabai merah pada beberapa dosis pupuk kandang sapi di Ultisol

P TT (cm) DB (cm) PB (cm) DBH (cm) JBT BBT (g) BBP (g) BTK (g) H1P0 60,88 1,137 10,22 1,056 45,4 223,532 1183,211 30,034 H1P1 61,56 1,370 9,74 1,107 36,0 161,450 753,883 37,099 H1P2 64,56 1,485 9,86 1,089 32,3 156,577 706,852 33,211 H1P3 71,56 1,447 10,43 1,172 41,2 215,135 898,452 34,474 H2P0 61,67 1,276 9,45 1,045 42,7 157,778 747,164 41,500 H2P1 63,00 1,219 9,25 1,040 41,7 173,754 699,437 25,681 H2P2 64,78 1,133 9,84 1,074 28,5 122,566 561,800 25,342 H2P3 61,33 1,292 9,95 1,072 28,5 118,534 490,471 24,064 H3P0 69,33 1,370 11,07 1,078 62,6 272,911 1257,193 57,905 H3P1 66,89 1,297 10,35 1,091 30,5 135,213 630,443 27,086 H3P2 72,11 1,197 10,87 1,111 48,4 208,845 878,918 22,803 H3P3 73,33 1,172 10,26 1,038 27,2 122,700 516,187 27,552 H4P0 75,11 1,251 11,01 1,178 53,6 285,322 1288,062 34,285 H4P1 60,56 1,093 10,58 1,111 64,3 311,881 936,763 24,417 H4P2 72,78 1,239 10,73 1,232 43,5 252,677 946,958 34,303 H4P3 74,33 1,306 10,23 1,092 22,5 125,222 616,015 55,032 H5P0 81,89 1,565 9,95 0,937 46,7 168,372 692,762 88,199 H5P1 75,33 1,422 9,68 0,982 38,1 144,862 543,665 28,744 H5P2 77,22 1,560 9,42 0,963 41,8 144,100 549,815 52,756 H5P3 81,33 1,449 9,83 0,947 54,4 170,200 709,409 76,856 Keterangan :

TT : Tinggi Tanaman, DB: Diameter Batang, PB: Panjang Buah, DBH: Diameter Buah, JBT: Jumlah Buah/Tanaman, BBT: Bobot Buah/Tanaman, BBP: Bobob Buah/Petak, BTK: Bobot Tajuk Kering

2) Analisis varians taraf 5% tinggi tanaman

Ket: *= berpengaruh nyata, ns= tidak berpengaruh nyata

SK DB JK KT F hit F tab Notasi Petak Utama Ulangan 2 238,95 119,47 1,84 5,14 ns Dosis 3 378,70 126,23 1,95 4,75 ns Galat (a) 6 387,52 64,58 Hibrida 4 1936,89 484,22 5,99 2,66 * Interaksi 12 443,37 36,94 0,45 2,06 ns Galat (b) 32 2585,06 80,78 Total 59 5970,52

29 3) Analisis varians taraf 5% diameter batang

SK DB JK KT F hit F tab Notasi Petak Utama Ulangan 2 41,01 20,50 3,90 5,14 ns Dosis 3 2,43 0,81 0,15 4,75 ns Galat (a) 6 31,49 5,24 Hibrida 4 65,80 16,45 2,27 2,66 ns Interaksi 12 44,19 3,68 0,50 2,06 ns Galat (b) 32 231,57 7,23 Total 59 416,51

Ket: *= berpengaruh nyata, ns= tidak berpengaruh nyata

4) Analisis varians taraf 5 % panjang buah

SK DB JK KT F hit F tab Notasi Petak Utama Ulangan 2 8,91 4,45 2,61 5,14 ns Dosis 3 1,32 0,44 0,25 4,75 ns Galat (a) 6 10,20 1,70 Hibrida 4 11,39 2,84 5,42 2,66 * Interaksi 12 3,37 0,28 0,53 2,06 ns Galat (b) 32 16,80 0,52 Total 59 52,01

Ket: *= berpengaruh nyata, ns= tidak berpengaruh nyata

5) Hasil analisis varians taraf 5 % diameter buah

SK DB JK KT F hit F tab Notasi Petak Utama Ulangan 2 15,47 7,73 3,44 5,14 ns Dosis 3 1,12 0,37 0,16 4,75 ns Galat (a) 6 13,46 2,24 Hibrida 4 25,41 6,35 20,13 2,66 * Interaksi 12 6,22 0,51 1,64 2,06 ns Galat (b) 32 10,09 0,31 Total 59 71,80

30 6) Analisis varians taraf 5% jumlah buah per tanaman

SK DB JK KT F hit F tab Notasi Petak Utama Ulangan 2 67,70 33,85 16,05 5,14 * Dosis 3 9,22 3,07 1,45 4,75 ns Galat (a) 6 12,65 2,10 Hibrida 4 4,53 1,13 0,92 2,66 ns Interaksi 12 25,99 2,16 1,76 2,06 ns Galat (b) 32 39,25 1,22 Total 59 159,36

Ket: *= berpengaruh nyata, ns= tidak berpengaruh nyata

7) Analisis varians taraf 5 % bobot buah per tanaman

SK DB JK KT F hit F tab Notasi Petak Utama Ulangan 2 405,19 202,59 15,08 5,14 * Dosis 3 41,09 13,69 1,01 4,75 ns Galat (a) 6 80,60 13,43 Hibrida 4 71,66 17,91 2,89 2,66 * Interaksi 12 94,41 7,86 1,27 2,06 ns Galat (b) 32 197,79 6,18 Total 59 890,77

Ket: *= berpengaruh nyata, ns= tidak berpengaruh nyata 8) Analisis varians taraf 5% bobot buah per petak

SK DB JK KT F hit F tab Notasi Petak Utama Ulangan 2 1282,32 641,16 9,63 5,14 * Dosis 3 333,16 111,05 1,66 4,75 ns Galat (a) 6 399,24 66,54 Hibrida 4 336,97 84,24 3,74 2,66 * Interaksi 12 269,74 22,47 1,00 2,06 ns Galat (b) 32 718,91 22,46 Total 59 3340,36

31 9) Analisis varians taraf 5 % bobot tajuk kering

SK DB JK KT F hit F tab Notasi Petak Utama Ulangan 2 1,10 0,55 0,30 5,14 ns Dosis 3 21,70 7,23 4,00 4,75 ns Galat (a) 6 10,83 1,80 Hibrida 4 38,67 9,66 4,51 2,66 * Interaksi 12 34,16 2,84 1,32 2,06 ns Galat (b) 32 68,57 3,14 Total 59 175,05

32 Lampiran 5. Matrik korelasi antar peubah/variabel pertumbuhan dan hasil tanaman cabai

merah TT DB PB DBH JBT BBT BBP BTK TT DB 0,27* PB 0,27* -0,002ns DBH 0,006ns -0,32* 0,47* JBT 0,28* 0,04ns 0,45* 0,35* BBT 0,22ns -0,05ns 0,62* 0,56* 0,93* BBP 0,29* -0,04ns 0,67* 0,55* 0,83* 0,91* BTK 0,37* 0,64* -0,01ns -0,25* 0,25ns 0,13ns 0,12ns Keterangan :

TT : Tinggi Tanaman, DB: Diameter Batang, PB: Panjang Buah, DBH: Diameter Buah, JBT: Jumlah Buah/Tanaman, BBT: Bobot Buah/Tanaman, BBP: Bobob Buah/Petak, BTK: Bobot Tajuk Kering

Dokumen terkait