• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon imun nonspesifik yang termasuk pertahanan seluler terdiri dari total

leukosit, hematokrit, titer antibodi, differensial leukosit (persentase Neutrofil,

monosit dan limfosit) sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan differensial

leukosit agar lebih konprehensif dan perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan

uji tantang dari isolat bakteri A. salmonicida yang pathogen untuk mengetahui

DAFTAR PUSTAKA

A, Kozinska. 2004. Pengaruh berbagai bestiarum vaksin Aeromonas pada non spesifik parameter kekebalan dan perlindungan ikan mas (Cyprinus carpio L.). Penerbit :Departemen Penyakit Ikan, Hewan Nasional Research Institute, 24-100 Pulawy, Polandia. 16 (3) :437-45.

Afrianto, E dan Liviawaty, E. 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Agustin, D, 2012. Pengaruh Perbedaan Dosis Aplikasi Probiotik Terhadap Respon Imun Non Spesifik Ikan Mas (Cyprinus carpio) dengan Uji Tantang Bakteri Aeromonas salmonicida. (Skripsi). Universitas Lampung.

Alamanda, I.E., Handajani N.S., dan Budiharjo H. 2006. Penggunaan Metode Hematologi dan Pengamatan Endoparasit Darah untuk Penetapan Kesehatan Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) di Kolam Budidaya Desa Mangkubumen Boyolali. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Alifuddin, M. 2002. Imunostimulan pada Hewan Akuatik. Jurnal Akuakultur Indonesia, 1(2): 87–92(2002).

Almendras, J. M. E., 2001. Immunity and Biological Methods of Diseases Prevention and Control. In Health Management in Aquaculture. Aquaculture Department, Southeast Asian Fisheries Development Center, Iloilo, Philippines.

Amri, K., Khairuman. 2008. Klasifikasi Ikan Mas. Agro Media Pustaka. Jakarta.

Amrullah. 2004. Penggunaan Immunostimulan Spirulina platensis untuk Meningkatkan Ketahanan Tubuh Ikan Koi (Cyprinus carpio) terhadap Virus Herpes. Tesis S2. Program Pasca Sarjana Institute Pertanian Bogor, 101 pp.

Anderson, D.P. dan Sawicki A.K. 1992. Injection or Immersion Delivery of Selected Immunostimulant to Trout Demonstrate Enhancement of Non Specific Devence Mechabism and Protective Immunity in Discus in Asian Aquaculture II. Sharif, M.J. Fish Health Section Asian Sociaty, p. 413-426.

Anonim. 2004. Pedoman Praktikum Penyakit Ikan. Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta.

Anonim. 2007. Metode Standar Pemeriksaan HPIK Golongan Bakteri . Pusat Karantina Ikan.66 Hal.

Anonim. 2012. Antigen. <http://en.wikipedia.org/wiki/sistem imun> diakses tanggal 23 februari 2012.

Ariaty, L. 1991. Morfologi Darah Ikan Mas (Cyprinus carpio), Nila Merah (Oreochromis sp), dan Lele Dumbo (Clarias gariepenus) dari Sukabumi. (Skripsi). FPIK Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Austin, B. And D. A. Austin. 2007. Bacterial Fish Pathogens Diseases in Farmed and Wild Fish. Books In Aquatic and Marine Sciences, Chichester UK Germany.

Ayuningtyas, A.K. 2008. Efektivitas Campuran Meniran Phylanthus niruri dan Bawang Putih (Allium sativum) untuk Pengendalian Infeksi Bakteri Aeromonas hydrophilla pada ikan Lele Dumbo (Clarias sp). Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Blaxhall PC, Daisley KW. 1973. Routine haematological methods for use with fish blood. J. Fish Biology 5:577-581

Cholik, F. et al. 2005. Akuakultur. Masyarakat Perikanan Nusantara. Taman Akuarium Air Tawar. Jakarta.

Cipriano, R.C and G.L.Bullock.2001. Carp erytrodermatitis and Other Disease Caused By Aeromonas salmonicida. Fish Diseases Leaflet 66. West Virginia. 33:2-8.

Darmono, 2007. Farmakologi dan Toksikologi Sistem Kekebalan; Pengaruh Peyebab dan Akibatnya Pada Kekebalan Tubuh. Universitas Indonesia. Jakarta.

Dehghani,S. 2012. Aquatic Animal Unit Kesehatan. Fakultas Kedokteran Hewan, Shiraz University, Shiraz, Iran. 9 (4): 409-415 2012

Ellis, A. E. 1997. Immunization Wg Bacterial Antigens. Furunculosis. Developments in Biological Standardization.

Erika, Y.2008. Gambaran Diferensiasi Leukosit pada Ikan Mujair (oreocromis mossambica) di Daerah Ciampea Bogor. (Skripsi). Institut Pertanian Bogor.

Emmerich, R. and Weibel, E. 1894. Uber eine durch Bakterian erzengte Seuche unter den Forellen. Achiv fur Hygiene und Bakteriologie.

Erickson, K. L, Hubbard NE. 2000. Probiotic immunomodulation in health and disease. J Nutr. 130: 403-409.

Febriani, S.D. 2010. Efektivitas Ekstrak Meniran Phyllanthus niruri untuk Pengobatan Infeksi Bakteri Aeromonas hydrophilla pada Ikan Patin Pangasionodon hypophthalmus. Skripsi. Unila: Lampung.

Wintoko, F. 2013. Uji Imunogenitas Heat Killed Vaksin Inaktif Aeromonas salmonicida pada Ikan Mas (Cyprinus carpio). (Skripsi) Fakultas Pertanian. Universitas Lampung.

Ghufran, M. dan Kordi K. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Bina Adiaksa dan Rineka Cipta. Jakarta.

Hastuti, S. D. 2007. Evaluation of non-specific defence of Tilapia (Oreochromis sp) injected with LPS (Lipopolysaccharides) of Aeromonas hydrophilla. Jurusan Perikanan, Fakultas Peternakan – Perikanan, Universitas Muhammadiyah Malang. Vol.14.No.1.Th.2007

Holt, J. G., N. R. Krieg, P. H. A. Sneath, J. T. Staley, S. T. Williams. 1994. Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology, Ninth Edition. Williams and Wilkins, Baltimore, Maryland.

Inglis, V., R.J. Roberts and N.R. Bromage. 1993. Bacterial Diseases of Fish. Blackwell Scientific Publications. London.

Irianto, A. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Kamiso, H.N. 1990. Audiovisual Vaksinasi Penyakit Bakterial pada Ikan. PAU-Bioteknologi UGM, Yogyakarta.

KKP. 2011. Seluruh Provinsi Gapai Target Produksi Ikan Mas. Diakses dari:

http://www.perikanan-budidaya.kkp.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=14 5:target-mas-capai&catid=57:berita. 30 Desember 2011. Kementerian Kelautan dan Perikanan. 5 februari 2012. www.kkp.go.id.

Laelawati, E. 2008. Respon Tanggap Kebal Ikan Mas (Cyprinus carpio) Terhadap Vaksin Koi Herves Virus Yang Diberikan Melalui Injeksi Dengan Dosis Berneda.(skripsi). IPB. Bogor.

Maswan, N.A. 2009. Pengujian Efektivitas Dosis Vaksin DNA dan KorelasinyaA Terhadap Parameter Hematologi Secara Kuantitative. (Skripsi). Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB.Bogor.

McCarthy, D. H., and Robert, R. J. 1980. Furunculosis of Fish: The Present State of Our

Nitimulyo, K. H., I.Y.B. Lelono, dan A. Surono. 1993. Deskripsi Hama dan Penyakit Ikan Karantina Golongan Bakteri Buku 2. Pusat Karantina Pertanian. Jakarta.

Novriadi, R. 2010. Pemantauan terhadap Aplikasi Vaksinasi Vibrio Polivalen melalui Pakan pada Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer,Bloch) untuk Peningkatan Immunitas dan Laju Pertumbuhan. Balai Budidaya Laut Batam.

Nursalim, A.W. 2006. Hama Penyakit Ikan Karantina. Ikasia_saka : Malang

Pratama, N.S. 2010. Efektivitas Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) sebagai Anti Bakteri pada Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) yang diinfeksi Aeromonas salmonicida. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Ringkasan SNI. 1999. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) Strain Majalaya Kelas Benih Sebar. Ringkasan SNI Perikanan Budidaya. Hal. 2.

Roberts, R. J. 1989. Fish Pathology 2nd ed. Baillierre Tindall. London.

Rochdianto, A. 2005. Analisis Finansial Usaha Pembenihan Ikan Karper (Cyprinus carpio Linn) di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan , Bali. Skripsi S1 FE, Universitas Tabanan.

Setyawan, A, Siti Hudaidah, Zulfikar Zafeska Renopati, Sumino. 2012. Uji Imunogenisitas Vaksin Inaktif Whole Cell Aeromonas salmonicida Pada Ikan Mas (Cyprinus carpio). Aquasains. Edisi 1 :1-22.

Setyawan, Agus, 2006. Uji Lapang Vaksin Polivalen Vibrio Pada Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) Di Karamba Jaring Apung. Kumpulan Skripsi Universitas Gajah Mada, Fakultas Pertanian, Jurusan Perikanan. Yogyakarta.

Sugiani. 2005. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional dalam Pengendalian Penyakit Ikan. Makalah Pribadi Falsafah Sains (PPS-702). Institut Pertanian Bagor. Bogor

Stabler, J. G., McCormick TW, Powell KC, Kogut MH. 1994. Avian heterophils and monocytes: phagocytic and bactericidal activities against Salmonella enteritidis. Vet Microb. 38: 293-305.

Suseno. 2000. Pengelolaan Usaha Pembenihan Ikan Mas. Penebar Swadaya. Jakarta

Syawal, H dan Siregar, Y.I. 2010. Imunisasi Ikan Jambal Siam Dengan Vaksin Ichthyophthirius Multifilis. Fpik. Universitas Riau Pekanbaru. Hal 163-167.

Taukhid, 2011. Manajemen Kesehatan Ikan. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar. Bahan Seminar Surveilance Stasiun Karantina Ikan Kelas I Panjang.

Tizard, 1987. Pengantar Imunologi Veteriner. Universitas Airlangga. Surabaya.

Thomas, P. 2004. Bakteria and viruses. Lucent Library of Science and Tecnology. United States of America. P 225-230.

Verschuere, L., Rombaut, G. Sorgeloos, P. and Verstraete, W., 2000. Probiotic bacteria as biological control agents in aquacuture. Microbiology and Molecular Biology revie. 274: 1 –14.

Yusman, D.A. 2006. Hubungan Antara Aktivitas Antibakteri Kitosan dan Ciri Permukaan Dinding Sel Bakteri. (Skripsi). Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Baogor. 27 Hal.

Wedemeyer, G.A. & W.T. Yasutake. 1977. Clinical methods for the assessement of the effect enviromental stress on fish health. Technical Papers of The U.S. Fish and Wildlife Service. U.S. Depart. of the Interior, 89: 1-17.

Zainun, Z. 2007. Pengamatan Parameter Hematologis pada Ikan Mas yang diberi Immunostimulan. Teknisi Litkayasa pada Balai Besar Pengembangan Budidaya Air tawar. Sukabumi.

Zhou, Y. C., Hui H., Jun W., Ben Z., dan Yong Q. S. 2002. Vaccination of The Grouper, Epinephelus awoara, againts Vibriosis using The Ultrasonic Technique. Aquaculture. 203: 229-238.

DAFTAR ISTILAH

Aerob Organisme yang melakukaan metabolisme dengan bantuan oksigen yang dalam prosesnya dikenal sebagai respirasi sel, menggunakan oksigen untuk mengoksidasi substrat (sebgai contoh gula dan lemak) untuk memperoleh energi.

Aglutinasi Penyatuan partikel atau sel yang terdapat dalam cairan (seperti aglutinasi sel darah merah apabila darah berbagai golongan dicampur atau aglutinasi dalam kondisi tertentu).

Aklimatisasi Penyesuaian fisiologis terhadap perubahan salahsatu faktor lingkungan.

Anaerob fakultatif Organisme yang membuat ATP dengan cara respirasi aerobik jika oksigen tersedia namun akan mengubahnya menjadi fermentasi jika keadaannya menjadi anaerobik.

Anaerob obligat Organisme yang tidak dapat menggunakan oksigen dan akan teracuni oleh adanya oksigen.

Antibodi Glikoprotein dengan struktur tertentu yang disekresi dari limfosit-B yang telah teraktivasi menjadi plasma sebagai respon dari antigen tertentu dan reaktif terhadap antigen tersebut.

Antigen Suatu zat yang mampu meransang respon imun, terutama dalam menghasilkan antibodi.

Antigen-penyajian (APC) Sel yang menampilkan antigen asing kompleks dengan kompleks histokompatibilitas utama (MHC ini) pada permukaan mereka. T-sel dapat mengenali kompleks ini menggunakan reseptor T-sel mereka (TCRs). Sel-sel proses antigen dan membawa mereka ke T-sel.

Bakteri Suatu mikroorganisme prokariotik dalam domain bacteria.

Carp erytrodermatitis Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas salmonicida yang menyerang ikan mas.

Ceruloplasmin Protein tembaga pembawa utama dalam darah, dan di samping berperan dalam metabolisme besi. Ini pertama kali dijelaskan pada tahun 1948. protein lain, hephaestin, terkenal karena homologi untuk ceruloplasmin, dan juga berpartisipasi dalam besi dan mungkin metabolisme tembaga.

Eglutinin Antibodi yang bekerja dengan cara menggumpalkan antigen (aglutinasi).

Eritrosit Sel darah merah, mengandung hemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen didalam sistem sirkulasi (pendarahan)

Fagosit Sel drah putih yang melindungi tubuh dengan menelan partikel asing berbahaya, bakteri, dan sel-sel mati atau sekarat.

Fagositosis Pencaplokan partikel seperti bakteri atau mikroorganisme lain, sel darah merah yang menua, benda asing dll oleh fagosit, yaitu jenis-jenis leukosit seperti neutrofil dan monosit.

Furunculosis Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas salmonicida yang awalnya menyerang ikan salmon dan menyebar ke ikan air tawar seperti ikan mas.

Hematokrit Perbandingan persentase antara sel darah merah, sel darah putih dan trombosit

Hemoglobin Protein mengandung besi dalam sel darah merah yang berikatan secara reversible dengan oksigen.

Hemositometer Perangkat yang digunakan untuk menghitung sel

Imunoglobulin (IgM) Salahsatu kelas protein yang membentuk antibodi.

Karsinogenik Zat, radionuklida, atau radiasi yang merupakan agen langsung terlibat dalam menyebabkan kanker.

Katalase Jenis enzim yang mampu memecah ikatan karbon dan ikatan karbon nitrogen.

Laktoferin Protein yang dapat mengikat dan mentransfer ion Fe3+ dan terdapat dalam jumlah tinggi dalam susu dan kolostrum.

Laktosa Bentuk disakarida dari karbohidrat yang dapat dipecah menjadi bentuk lebih sederhana yaitu galaktosa dan glukosa.

Limfosit Sejenis sel darah putih pada sistem kekebalan vertebrata, limfosit memiliki peranan penting dalam sistem pertahanan tubuh.

Lipopolisakarida (LPS) Sebuah molekul besar berupa kompleks antara senyawa lipid dan polisakarida dengan ikatan kovalen. Senyawa LPS banyak ditemukan pada lapisan membran sel sebelah luar bakteria gram-negatif dan bersifat endotoksin, yang memicu aktivasi sistem kekebalan

Lysin Antibodi yang bekerja dengan cara menghancurkan antigen (lisis)

Lisozim Enzim dalam keringat, air mata, dan saliva (air ludah) yang menyerang dinding sel bakteri.

Makrofag Sel darah putih dalam jaringan, yan g dihasilkan oleh pembagian monosit.

Major Histocompatibility Complex atau MHC

Sekumpulan gen yang ditemuakan pada semua jenis vertebrata. Protein MHC yang disandikan berperan dalam mengikat dan mempersentasikan antigen peptide ke sel T.

Membran plasma Membran pada perbatasan setiap sel yang bertindak sebagai penghalang selektif, sehingga mengatur komposisi kimia sel.

Memori imunologis Bagian dari sistem kekebalan tiruan yang memberikan perlindungan kepada inangnya dengan melakukan respon yang lebih cepat dan lebih efektif terhadap infeksi yang ditimbulkan oleh antigen dari jenis yang sebelumnya pernah melakukan infeksi akut.

Metallothionein (MT) Keluarga kaya sistein, berat molekul rendah (MW berkisar 500-14.000 Da) protein. Mereka terlokalisasi pada membran aparatus Golgi. MTs memiliki kapasitas untuk mengikat kedua fisiologis (seperti seng, tembaga, selenium) dan xenobiotik (seperti kadmium, merkuri, perak, arsenik) logam berat melalui kelompok tiol residu sistein, yang mewakili hampir 30% dari amino residu asam.

Monosit Sebuah leukosit berinti sel tunggal (mononuklear) yang relative besar yang biasanya berkisar pada 3-7% dari leukosit dalam sirkulasi darah dan umumnya ditemukan pada kelenjar getah bening/limfa, sumsum tulang, dan jaringan ikat.

Neutrofil Satu jenis sel darah putih, khususnya yang berbentuk granulosit, yang berisi pewarnaan butiran netral, kantung kantung kecil enzim yang membantu sel untuk membunuh dan mencerna mikroorganisme setelah ditelan oleh fagositosis.

Opsonin Antibodi yang bekerja dengan merangsang leukosit untuk menyerang antigen atau kuman.

Patogen Agen biologis yang menyebabkan penyakit pada inang.

Peptidoglikan Komponen utama dinding sel bakteri yang bersifat kaku dan bertanggungjawab untuk menjaga integritas sel serta menentukan bentuknya

Polisakarida Polimer yang tersusun dari ratusan hingga ribuan satuan monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik.

Precipitin Antibodi yang bekerja dengan cara mengendapkan antigen (presipitasi)

Protein C-reaktif ( C-reactive protein/CRP)

Protein plasma penanda inflamasi yang meningkat dalam darah bila ada peradangan oleh kondisi tertentu, termasuk penyakit jantung, penyakit jaringan ikat, infeksi, dan kondisi inflamasi lainnya.

Resistensi Resultan dari mekanisme tubuh yang dapat menghalang-halangi atau mencegah invasi, multipliksi dari bibit penyakit ke dalam tubuh atau mencegah terjadinya kerusakan jaringan yang diakibatkan oleh racun yang dikeluarkan oleh bibit penyakit.

Sel dendrit Sel-sel kekebalan yang berfungsi dalam presentasi antigen dan aktivasi limfosit T.

Sel plasma Benda bersifat hidup yang terdapat di dalam sel, berbentuk cairan yang agak kental.

Sel B Limfosit yang memainkan peran penting pada respon imun humoral yang berbalik pada imunitas selular yang diperintah oleh sel T.

Sel memori Sekelompok sel yang membantu tubuh mempertahankan diri terhadap penyakit dengan mengingat paparan sebelumnya dari organisme tertentu (misalnya virus atau bakteri).

Sel T Sel di dalam salah satu grup sel darah putih yang diketahui sebagai limfosit dan memainkan peran utama pada kekebalan seluler.

Septicemia Kondisi di mana dalam darah terdapat bakteri dan sering dikaitkan dengan penyakit berat. Salah satu penyakit serius, infeksi bakteri dapat mengancam jiwa dan bereaksi sangat cepat. Hal ini dapat timbul dari infeksi di seluruh tubuh, termasuk infeksi di paru-paru, perut, dan saluran kemih.

Serum Cairan bening yang dipisahkan dari sel-sel darah menggunakan sentrifus

Sterilisasi Pemusnahan atau eliminasi semua mikroorganisme, termasuk spora bakteri, yang sangat resisten

Transferin Glikoprotein yang termasuk golongan serum globulin-ß1[1] yang berfungsi sebagai pengusung ion zat besi di dalam sirkulasi tubuh menuju hati, limpa dan sumsum tulang.[2] Gen transferin terletak pada kromosom 3q21.

Titer antibodi Pengukuran berapa banyak antibodi organisme telah menghasilkan yang mengakui epitop tertentu , dinyatakan sebagai dilusi terbesar yang masih memberikan hasil yang positif.

Vaksin Suatu antigen yang biasanya berasal dari jasad patogen yang telah dilemahkan atau dimatikan yang berfungsi untuk meningkatkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit tertentu.

Vaksinasi Pemberian vaksin ke dalam tubuh seseorang atau memberikan kekebalan terhadap penyakit tersebut.

Dokumen terkait