• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

B. Saran-saran

1. Aturan mengenai pernikahan sirri sebaiknya lebih dipertegas oleh Undang-undang Perkawinan sehingga tidak ada lagi yang melakukan pernikahan tersebut, dan memudahkan proses pencatatan pernikahan.

2. Bagi pihak KUA sebaiknya lebih ditingkatkan dalam memberikan penyuluhan-penyuluhan tentang hukum-hukum perkawinan kepada masyarakat awam secara merata, sehingga masyarakat tahu dan agar tidak ada alasan lagi bagi pelaku untuk menghindar dari ketidaktahuan tentang akibat hukum dari perkawinan yang mereka lakukan dan tata cara perkawinan yang sah menurut Undang-Undang Perkawinan yang diakui oleh pemerintah secara Hukum Nasional.

3. Dan untuk para Tokoh Agama dan Masyarakat sebaiknya selalu memberikan nasihat-nasihat dan saran-saran mengenai hukum pernikahan baik dari segi hukum Islam maupun hukum positif agar praktek pernikahan sirri lebih diminimalisir bahkan sampai tidak ada lagi.

73 1996), cet. Ke-1

Al- Jaziri, Abdurrahman,al- Fiqh ‘ala al- Mazahib al- Arbaah, (Beirut Libanon, Dar al- Fikr, 1990), juz-4

Al-Zuhaili, Wahbah,Al-Fiqh al-Islaami wa Adillatu, (Libanon: Dar al- Fikr, tt) Abidin, Slamet dan Aminuddin.Fiqh Munakahat, (Bandung: CV Pustaka Setia) Basyir, Ahmad Azhar.Hukum Perkawinan Islam, (Yogyakarta, UII Press, 2000) Bustanul, Arifin.Kompilasi Fiqh Dalam Bahasa Undang-undang, (Bandung: CV) Chaeruddin, Perkawinan, Eksilopedi Tematis DUNIA ISLAM, (Jakarta: PT. Lehtiar

Baru Van Hoeve, t.t)

Departemen Agama RI, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Dalam Lingkungan Peradilan Agama, (Jakarta: Depag, 2001)

Hosen, Ibrahim, fiqh Perbandingan Masalah Pernikahan, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2003)

Muhammad Ibn Ismail, Abi Abdillah,Shohih al- Bukhari,(Semarang, Toha Putra, tt), Juz- 6

Republik Indonesia.UU No. 1 Tahun 1974, Tentang Perkawinan

Kinani, Abdurrahman Ismail.Zuwaidin ibn Majah, (Beirut: Daar Kutub al- ilmiah) M, Mahful dan Mohammad, Herry. Fenomena Nikah Sirri, (Jakarta : IKAPI, 1996),

cet. 1

Malik bin Anas Al-Asbahi, Abi Abdillah. Muwatha Imam Malik, (Kairo : Al-Maktabah Al-Islamiyah, 1967), juz 2

Muhdlor, A. Zuhdi.Memahami Hukum Perkawinan (Nikah, Talak, Cerai dan Rujuk). (Bandung : Al-Bayan,1994), cet. 1

Ramulya, Idris, M,Beberapa Masalah Tentang Hukum Acara Peradilan Agama dan Hukum Perkawinan Islam,(Jakarta, Ind. Hill Co, 1985), Cet-4

Romulya, Idris, Hukum Perkawinan Islam Suatu Analisis Dari UU No. 1 Tahun 1947, (Jakarta, Bumi Aksara, 1996)

Rusd, Ibnu. Bidayatul Mujtahid, Penerjemah M.A Abdurrahman dan A. Haris Abdullah, (Semarang : CV. Asy-syifa’), cet. Ke-1, 1990

Sabiq, Sayyid,Fikih Sunnah 6, Bandung,PT Alma’arif, cet. 1, 1973

Soemiyati,Hukum Perkawinan Islam dan Undang-undang Perkawinan, (Yogyakarta, Liberty, 1997)

Soekanto, Soerjono, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006)

Subekti,Pokok-Pokok Hukum Perdata, (Jakarta, PT. Intermasa, 1980), Cet-XV Tholib, M,40 Petunjuk Menuju Perkawinan Islam, (Irsyad Bai Tussabuni Bandung:

1995)

Thalib, Sayuti, Hukum Kekeluargaan Indonesia (berlaku bagi umat Islam), (Jakarta, UI Press, 1974), Cet-1

Projodikoro, Wirjono,Hukum Perkawinan di Indonesia, (Bandung, Sumur Bandung, 1981)

Yunus, Mahmud, Hukum Perkawinan Dalam Islam, (Jakarta, PT. Hidakarya Agung, 1996), cet-15

1. Keadaan tempat wawancara, cuaca dan kehadiran pihak lain di sekitar tempat wawancara. 2. Gambaran fisik dan penampilan subjek.

3. Ringkasan sikap subjek selama jalannya wawancara (intonasi suara, sikap tubuh, antusiasme, sikap responden kepada interviwer, dan lain-lain). 4. Ringkasan awal dan akhir wawancara meliputi hal-hal apa saja yang dilakukan interviwer dan subjek.

5. Gangguan dan hambatan selama wawancara. 6. Catatan khusus selama wawancara.

Identitas Subjek

Nama (Inisial) :

Usia :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Urutan dalam Keluarga :

Usia Perkawinan :

Status pencatatan Pernikahan :

Usia Anak : Status Tinggal : Identitas Pasangan Usia : Pendidikan : Pekerjaan :

Urutan dalam Keluarga :

Pewawancara Informan

Apa yang Anda ketahui mengenai hakikat pernikahan?   

Apa yang Anda Ketahui mengenai tujuan dari pernikahan?   

Apa yang Anda ketahui mengenai rukun dan syarat sebuah pernikahan?   

Bagaimana pandangan Anda terhadap Undang-undang pernikahan saat ini? Apakah sudah

sesuai dengan syari’at Islam atau belum?   

Bagaimana pandangan Anda terhadap pernikahan wanita hamil di luar nikah? Mengapa?   

Menurut pendapat Anda, faktor apa yang menyebabkan seseorang melakukan pernikahan

wanita hamil di luar nikah? 

Apa dampak hamil di luar nikah terhadap kualitas pernikahan? (berdasarkan

pengalaman/pendapat Anda)  

Apa problem yang dialami oleh calon pasangan pengantin yang sudah terlanjur hamil di luar nikah? (berdasarkan pengalaman Anda) terutama ketika Anda mengurus proses pernikahan di KUA

  

Menurut Anda, apakah pernikahan wanita hamil di luar nikah sah menurut hukum Islam

dan hukum positif? 

Kenapa Anda melakukan hubungan seksual di luar nikah tersebut? 

Apakah Anda tahu konsekwensi yang akan diterima akibat hubungan tersebut? 

Apakah pernikahan merupakan solusi terbaik? 

Siapa yang menyarankan pernikahan yang Anda jalankan ini? 

Bagaimana komentar dan tanggapan pihak-pihak lain terhadap pernikahan yang anda

jalankan ini? 

Sepengetahuan Bapak, Apakah ada warga masyarakat Kebagusan yang melakukan

pernikahan wanita hamil akibat zina (hubungan seksual di luar nikah yang sah)?   Bagimana Bapak/Ibu menyikapi pernikahan wanita hamil akibat zina (hubungan seksual di

luar nikah yang sah)?  

Bagaimana peranan Bapak dalam mengantisipasi terjadinya pernikahan wanita hamil di

luar nikah (cara-cara mengatasinya)? 

Saran apa yang dapat Anda berikan untuk warga masyarakat Kebagusan di sini terkait

dengan kasus-kasus nikah karena kehamilan di luar nikah?   

Berapakah jumlah pernikahn wanita hamil akibat hubungan seks diluar nikah yang sah

yang Bapak ketahui di Wilayah Kebagusan ini?  

1.

Bagaimana Pandangan Masyarakat Kebagusan Terhadap Pernikahan Wanita Hamil Akibat Hubungan Seksual di Luar Nikah Yang Sah?

Bagaimana proses pernikahan Anda mulai dari proses awal sebelum pernikahan hingga

sampai pada pernikahan? 

Pada saat mendaftar di KUA, apakah aparatur terkait mengetahui hal yang terjadi pada Anda (sudah terlanjur hamil di luar nikah)? Dan apakah Anda sudah melakukan pernikahan sirri terlebih dahulu sebelum mendaftar ke KUA?



Bagaimana strategi Anda menutupinya (jika tidak diketahui) dari aparatur hukum tersebut? 

Bagaimana cara pihak KUA mengetahui kondisi wanita tersebut dalam keadaan hamil

akibat hubungan seksual di luar nikah yang sah? 

Apakah KUA memeriksa terlebih dahulu kondisi fisik calon pengantin wanita atau tidak?

Mengapa? 

Apakah mereka tidak mendaftarkan diri secara langsung atau diwakilkan kepada salah

seorang dari anggota keluarga mereka ke KUA ? Mengapa? 

Langkah apa yang dilakukan KUA menghadapi kasus pernikahan wanita hamil akibat zina

(di luar nikah) tersebut? 

Berapakah kasus pernikahan wanita hamil di luar nikah di KUA Pasar Minggu Jakarta

Selatan? dan apakah dicatat dalam sebuah laporan? 

Bagaimana proses pernikahan wanita hamil akibat hubungan seksual di luar nikah?  

Bagaimanakah penerapan hukum pernikahan wanita hamil di luar nikah tersebut pada

masyarakat Kebagusan?   

Bagimana Bapak menyikapi pernikahan wanita hamil di luar nikah?  

Bagaimana peranan Bapak dalam mengantisipasi terjadinya pernikahan wanita hamil di

luar nikah (cara-cara mengatasinya)?  

Saran apa yang dapat Anda berikan untuk warga masyarakat Kebagusan di sini?   

Bagaimana sikap dan pandangan masyarakat luas sekitar Daerah Kebagusan terhadap

praktek pernikahan pasangan yang sudah terlanjut hamil di luar nikah?    Bagaimana perjalanan kehidupan keluarga pernikahan akibat hamil di luar nikah?   

2

Bagaimana Praktek Pernikahan Wanita Hamil di Luar Nikah di Wilayah Kebagusan Pasar Minggu Jak-Sel?

Bagaimana saran semua Bapak/Ibu?saudara terhadap fenomena pernikahan akibat hamil di

1. Keadaan tempat wawancara, cuaca dan kehadiran pihak lain di sekitar tempat wawancara. 2. Gambaran fisik dan penampilan subjek.

3. Ringkasan sikap subjek selama jalannya wawancara (intonasi suara, sikap tubuh, antusiasme, sikap responden kepada interviwer, dan lain-lain). 4. Ringkasan awal dan akhir wawancara meliputi hal-hal apa saja yang dilakukan interviwer dan subjek.

5. Gangguan dan hambatan selama wawancara. 6. Catatan khusus selama wawancara.

Identitas Subjek Nama : Usia : Pendidikan : Pekerjaan : Jabatan : Status Tinggal : Pewawancara Informan (Ahmad Zulfahmi) (...)

Ahmad Zulfahmi (Az) : Apa yang Anda ket ahui mengenai hakikat pernikahan?

It a (I) : M embent uk sebuah keluarga yang harmonis.

Az : Apa yang Anda Ket ahui mengenai t ujuan dari pernikahan?

I : M enjadi Keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warrahmah.

Az : Apa yang Anda ket ahui mengenai rukun dan syarat sebuah pernikahan?

I : Yang saya t ahu Calon pengant innya seagama, ada wali, dua orang saksi dari masing-masing keluarga pengantin, Ijab qabul, sama mahar .

Az : Bagaimana pandangan Anda t erhadap Undang-undang pernikahan saat ini? Apakah sudah sesuai dengan syari’at Islam at au belum?

I : Kayaknya sudah, Karena saya kurang t ahu mengenai Undang-undang Perkawinan.

Az : Bagaimana pandangan Anda t erhadap prakt ek nikah sirri?M engapa?

I : M enurut Saya nikah sirri it u sah-sah saja jika dilaksanakan sesuai dengan syari’at Islam

Az : Siapakah Yang menikahkan Anda?

I : seorang Ust adz at au Amil.

Az : M enurut pendapat Anda, fakt or apa yang menyebabkan Anda melakukan pernikahan sirri? Dan kenapa tidak menikah di KUA?

I : Alasan Saya melakukan Pernikahan sirri karena st atus suami saya sudah berist ri dan orang tua Saya t idak merest ui hubungan kami, t api kami tet ap melakukan pernikahan it u, karena daripada saya berzina ya saya nikah sirri aja karena sudah t erlanjur sayang dan cint a. Karena alasan it ulah saya t idak menikah di KUA, sekalipun awalnya saya t idak set uju nikah sirri.

Az : Siapa yang mengurus pernikahan Anda?

I : Suami saya yang mengurus semuanya.

Az : Apakah Anda melakukan nikah sirri at as kemauan sendiri at au at as dorongan dari pihak lain?

I : Ya Prosesnya hampir sama dengan Proses nikah seperti biasanya, hanya saja tidak di catat di KUA aja. Pada awalnya yang menjadi wali nikah Saya bukan orang tua Saya, tetapi setelah beberapa lama Saya menikah akhirnya orang tua saya merestui dan menikahkan kami kembali dengan Ayah saya sendiri yang menjadi walinya karena khawatir pernikahan kami yang sebelumnya tidak sah, karena status suami Saya sudah beristeri jadi tetap tidak bisa nikah resmi.

Az : Apakah ada biaya untuk melakukan nikah sirri?

I : Ya past i ada, t api klo unt uk biaya amil kami t idak di pat okin harganya, seikhlasnya aja.

Az : Bagaimana perjalanan kehidupan keluarga Anda?apa saja dampak yang dit imbulkan dari pernikahan yang Anda lakukan? (Posit if dan negat if)

I : set iap keluarga past i ada aja masalah-masalah,akan t et api mengenai dampak dari nikah sirri menurut saya dibanding posit ifnya kebanyakan negat ifnya, cont ohnya aja saya t idak bisa membuat akta kelahiran untuk anak saya karena syarat nya harus ada surat nikah, saya sudah mint a diurusin sama suami saya t api t et ap aja tidak dit anggapi,saya sangat khawat ir tentang st atus anak saya nant inya.

Az : Apakah M asyarakat menget ahui pernikahan yang Anda lakukan? Bagaimana sikap dan pandangan masyarakat terhadap pernikahan Anda?

I : Ya saya t ahu.

Az : Saran apa yang dapat Anda berikan untuk warga masyarakat Kebon Jeruk?

I :Bagi pasangan yang belum menikah sebaiknya jangan melakukan pernikahan sirri sekalipun keadaanya terdesak karena enaknya hanya sesaat dan lebih banyak susahnya.

Jakart a, 1 November 2010

kediaman informan Jl. Kelurahan Kebon Jeruk Jakart a Barat . Wawancara ini dilakukan t erhadap Karumi, sebagai pelaku Nikah Sirri.

Ahmad Zulfahmi (Az) : Apa yang Anda ket ahui mengenai hakikat pernikahan?

Karumi (K) : M embentuk sebuah keluarga yang harmonis.

Az : Apa yang Anda Ket ahui mengenai tujuan dari pernikahan?

K : M enjadi Keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warrahmah.

Az : Apa yang Anda ket ahui mengenai rukun dan syarat sebuah pernikahan?

K : Ada wali, dua orang saksi dari masing-masing keluarga pengant in, Ijab qabul, sama mahar .

Az : Bagaimana pandangan Anda t erhadap Undang-undang pernikahan saat ini? Apakah sudah sesuai dengan syari’at Islam at au belum?

K : M enurut Saya sudah sesuai.

Az : Bagaimana pandangan Anda t erhadap prakt ek nikah sirri?

Az : Siapakah Yang menikahkan Anda?

K : Seorang Amil sekaligus t okoh agama set empat .

Az : M enurut pendapat Anda, fakt or apa yang menyebabkan Anda melakukan pernikahan sirri? Dan kenapa tidak menikah di KUA?

K : M enurut Saya banyak fakt or yang menyebabkan seorang nikah sirri, cont ohnya saja Saya fakt or Saya nikah sirri karena Pasangan Berbeda Agama dengan Saya, jadi t idak mungkin kan saya menikah di KUA.

Az : Siapa yang mengurus pernikahan Anda?

K : Saudara Saya.

Az : Apakah Anda melakukan nikah sirri at as kemauan sendiri at au at as dorongan dari pihak lain?

K : Ya at as dasar cint a.

Az : Bagaimana proses pernikahan yang Anda lakukan? M ulai awal sampai pada pernikahan?

t idak dicat at saja di KUA.

Az : Apakah ada biaya untuk melakukan nikah sirri?

K : Ya past i adalah, t api seikhlasnya..

Az : Bagaimana perjalanan kehidupan keluarga Anda?apa saja dampak yang dit imbulkan dari pernikahan yang Anda lakukan? (Posit if dan negat if)

K : Biasa-siasa saja, paling t idak enaknya punya suami yang beda Agama pada bulan ramadhan dan hari-hari besar Islam lainnya Saya merayakannya sendiri saja sekalipun suami Saya memberikan kebebasan untuk beribadah sesuai dengan keyakinan Saya.

Az : Apakah M asyarakat menget ahui pernikahan yang Anda lakukan? Bagaimana sikap dan pandangan masyarakat terhadap pernikahan Anda?

K : Ya t ahu, biasa-biasa saja.

Az : Apa sebelumnya Anda sudah t ahu konsekuensi yang akan anda terima apabila melakukan pernikahan sirri t ersebut ?

K : Ya t ahu.

Jakart a, 1 November 2010

Wawancara ini dilakukan terhadap Ust. H. Zarkasyi, sebagai Amil sekaligus Tokoh Masyarakat di wilayah ini

Ahmad Zulfahmi (Az): Apa yang Anda ketahui mengenai hakikat pernikahan?

H. Zarkasyi (Hz) :. Menjalankan sunnah Rasul SAW untuk mensyiarkan agama Islam.

Az : Apa yang Anda Ketahui mengenai tujuan dari pernikahan?

Hz : Memperoleh keturunan dalam keluarga yang sakinah, mawaddah dan warrahmah.

Az : Apa yang Anda ketahui mengenai rukun dan syarat sebuah pernikahan? Hz : Ada calon pengantin pria dan wanita dan keduanya sama-sama Islam, baligh

dan berakal, dua orang saksi, wali, ijab qabul dan mahar

Az : Bagaimana pandangan Anda terhadap Undang-undang pernikahan saat ini? Apakah sudah sesuai dengan syari’at Islam atau belum?

Hz : Sudah.

Az : Apa yang Anda ketahui tentang pengertian nikah sirri?

Hz : Nikah sirri itu sah jika dilaksanakan sesuai dengan syari’at Islam hanya saja

pernikahan tersebut bersembunyi dari ketentuan hukum pemerintah. Az : Bagaimana asal usul nikah nirri tersebut?

Undang-undang Perkawinan.

Az : Adakah pedoman yang dipakai dalam pelaksanaan nikah sirri? Hz : Ya, ada.

Az : Lalu bagaimana pelaksanaan nikah sirri tersebut?

Hz : Sama saja seperti pernikahan pada umumnya bedanya, proses pernikahannya hanya sesuai dengan ketentuan syari’at Islam saja tetapi tidak sesuai dengan

ketentuan hukum yang ditetapkan Pemerintah.

Az : Dimanakah proses akad nikah sirri dilakukan, dirumah Anda atau dirumah pasangan tersebut?

Hz : Kadang dirumah Saya dan kadang dirumah calon pengantin nikah sirri Az : Apakah ada biaya atau tarif dalam melakukan nikah sirri itu?

Hz : Kalau itu saya tidak pernah kasih tarif, tapi biasanya mereka memberikan sesuatu kepada saya, ya misalnya dalam berbentuk uang.

Az : Sejak kapan Anda menikahkan pasangan yang ingin melakukan nikah sirri? Hz : Sudah lama sekali, kalau tidak salah dari tahun 1983 sampai sekarang. Az : Pada Umumnya dalam sebulan berapa jumlah pasangan yang sudah Anda

nikahkan?

Hz : Ya tidak tentu kadang- kadang 5 pasangan dan paling sedikit dalam sebulan ada 3 pasangan.

Az : Dari kalangan mana saja yang melakukan nikah sirri itu menurut pengalaman Anda?

Hz : Biasanya yang minta dinikahkan itu dari kalangan orang-orang yang menengah keatas.

Az : Faktor-faktor apa saja yang membuat seseorang lebih memilih melakukan nikah sirri dibandingkan dengan nikah yang resmi menurut agama dan Negara?

Hz : Kebanyakan dari mereka orang-orang yang ingin melakukan poligami, karena kalau nikah resmi rumit sekali prosesnya. Dan faktor lainnya ya paling karena kecelakaan atau hamil diluar nikah, karena orang tua mereka sudah terlanjur malu jika harus dinikahkan di KUA.

Az : Apakah dengan nikah sirri kehidupan rumah tangga akan baik-baik saja? Hz : Yang pasti tidak tenteram kalau menurut saya, bagaimana mau tenteram

nikahnya aja ngumpet-ngumpet.

Jakarta, 19 November 2010

Wawancara ini dilakukan terhadap Ust. H. Urwah Salim, sebagai tokoh masyarakat di wilayah ini

Ahmad Zulfahmi (Az) : Apa yang Anda ketahui mengenai hakikat pernikahan? Urwah Salim (Us) : Untuk mengikuti sunah Rasul.

Az : Apa yang Anda Ketahui mengenai tujuan dari pernikahan? Us :Menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah dan warrahmah.

Az : Apa yang Anda ketahui mengenai rukun dan syarat sebuah pernikahan? Us : Ada calon pengantin laki-laki dan perempuan, dua orang saksi, ijab qabul,

wali dan mahar.

Az : Bagaimana pandangan Anda terhadap Undang-undang pernikahan saat ini? Apakah sudah sesuai dengan syari’at Islam atau belum?

Us : Sudah sesuai..

Az : Apakah Anda mengetahui perihal tentang praktek nikah sirri pada masyarakat di wilayah Kebon Jeruk?

Us : Kalo denger-denger saja si pernah, tapi kalo lihat secara langsung belum pernah.

Az : Bagaimana pandangan Anda terhadap praktek nikah sirri, Alasannya?

Us : Sebenarnya setiap pernikahan itu dikatakan sah apabila proses

-Islam tetapi juga diatur dalam Aturan-aturan Di Negara ini. Az : Apakah nikah sirri itu ada dasarnya dalam Agama? Us : Tidak ada.

Az : Menurut Anda faktor apa saja yang dapat membuat seseorang melakukan nikah sirri itu?

Us : Kalo yang saya tahu karena faktor ekonomi. Atau karena ingin nikah lagi agar tidak diketahui isterinya.

Az : Bagaimana dampak dan pengaruh sosial bagi kehidupan rumah tangga pada masyarakat akibat nikah sirri?

Us : Ya bisa menjadi omongan masyarakat, bisa menimbulkan fitnah dan dapat merusak hubungan keluarga.

Az : Menurut Anda bagaimana tingkat kesadaran hukum masyarakat Kebon Jeruk Tentang perkawinan menurut Undang-undang Perkawinan di Indonesia? Us : Menurut saya sudah cukup tinggi tingkat kesadaran hukum masyarakat

Kebon Jeruk tentang perkawinan, karena sekalipun ada yang melakukan tapi sangat jarang sekali saya mendengar orang yang melakukan pernikahan seperti itu.

Az : Bagaimana pemahaman masyarakat Kebon Jeruk tentang perkawinan Islam?

Us : Saya hanya sebagai guru ngaji di wilayah ini dan yang hanya bisa saya lakukan ya sebagai pemberi nasihat agar kalo bisa jangan nikah sirri.

Az : Bagaimana sikap dan pandangan masyarakat luas sekitar wilayah Kebon Jeruk terhadap praktek nikah sirri pada pasangan yang sudah melakukannya? Us : Biasa-biasa saja habis mau bagaimana lagi sudah terlanjur terjadi.

Az : Bagaimana tanggapan para Ulama mengenai nikah sirri?

Us : Boleh-boleh saja asal sesuai dengan syari’at Islam tapi kalo bisa jangan.

Az : Saran apa yang dapat Anda berikan untuk warga masyarakat Kebon Jeruk di sini?

Us : Usahakan melakukan pernikahan yang sah menurut agama Islam dan resmi menurut Undang-undang Perkawinan.

Jakarta, 12 Oktober 2009

dilakukan terhadap Drs. H. Abd. Rachman, sebagai Kepala KUA di wilayah Kebon Jeruk Jakarta Barat..

Ahmad Zulfahmi (Az): Apa yang Anda ketahui mengenai hakikat pernikahan? Abd. Rachman (Ar) : untuk mengikuti sunah Rasul.

Az : Apa yang Anda Ketahui mengenai tujuan dari pernikahan? Ar : Untuk mencapai suatu ketetangan.

Az : Bagaimana pandangan Anda terhadap Undang-undang pernikahan saat ini? Apakah sudah sesuai dengan syari’at Islam atau belum?

Ar : Sudah sesuai, sebab Undang-undang tersebut mampu melindungi hak-hak perempuan dan anak.

Az : Bagaimana pandangan Anda terhadap praktek nikah sirri? Mengapa?

Ar : Menurut saya nikah sirri itu tidak sah dan tidak diperbolehkan, karena pernikahan tersebut tidak resmi dan merupakan suatu pelanggaran terhadap Undang-undang Perkawinan dan dapat dikenakan sanksi Pidana.

Az : Menurut pendapat Anda faktor apa seseorang melakukan praktek nikah sirri? Ar : Yang saya tahu salah satu faktornya mereka hanya ingin melampiaskan

hasratnya atau hanya ingin bersenang-senang.

Az : Berapakah jumlah kasus praktek nikah sirri yang bapak ketahui di wilayah Kebon Jeruk?

pernikahan?

Ar : Tingkat kesadaran hukum masyarakat di wilayah Kebon Jeruk sudah cukup tinggi mengenai pernikahan.

Az : Apa saja dampak yang timbul diakibatkan karena praktek nikah sirri? Positif dan negatif.

Ar : Untuk masalah negatifnya banyak sekali dan yang paling dirugikan itu adalah dari pihak perempuan dan anak, dan untuk yang positifnya saya kira tidak ada.

Az : Apakah masyarakat di wilayah Kebon Jeruk sudah mengetahui tata cara pernikahan dan prosedur-prosedur yang benar?

Ar : Ya, mereka sudah tahu.

Az : Bagaimana proses pernikahan bagi pasangan yang melakukan nikah sirri? Ar : setahu saya sama aja dengan pernikahan yang resmi hanya saja tidak dicatat

saja oleh pihak KUA.

Az : Saran apa yang dapat Anda berikan bagi masyarakat khususnya di wilayah Kebon Jeruk?

Ar : Sebaiknya masyarakat melakukan pernikahan yang sah menurut hukum Islam dan hukum Positif.

bagi mereka yang melakukan praktek nikah sirri, karena sudah jelas itu melanggar Undang-undang perkawinan.

Az : Langkah-langkah apa saja yang sudah dilakukan pihak KUA dalam menghadapi kasus pernikahan sirri di wilayah Kebon Jeruk?

Dokumen terkait