• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran-saran

1. Diharapkan bagi masyarakat suku Bugis agar di dalam suatu pernikahan penentuan mahar tidak terlalu memberatkan pihak laki-laki.

2. Diharapkan agar Masyarakat Islam tidak terlalu melihat dari stratifikasi sosial seseorang.

3. Diharapkan kepada laki-laki untuk memberikan mahar kepada calon istrinya walaupun maharnya tidak besar, asalkan bermanfaat.

64

Abdullah, Abdul Gani. Pengantar Kompilasi Hukum Islam Dalam Tata Hukum Indonesia. Jakarta : Gema Insani Press, 1994.

Ahmad, Abd. Kadir. Sistem Perkawinan di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Makassar : Indobis, 2006.

Al-Baihaqi, Ahmad Ibn Al-hasan Ibn Ali. Sunan al-Kubra. Beirut: Dar al-Fikr, t.th, Juz 3.

Al-Bukhari, Abu Abdillah Muhammad bin Imail. Shahih Bukhari. Beirut: Dar al-Ma’rifah, Juz. 3, t.th.

Al-Bukhari, Imam Hafids Abi Abdillah Muhammad Ibn Ismail. Shahih Bukhari. Riyadh: Baitul Afkar Addauliyah. 1998.

Al-Hanafi, Al-Kamal bin al-Hammam. Fathur Qadir’alal Hidayah Syarh Bidayatil Mubtadi. Mesir: Mathabil al-Halabi, Jilid II, t.th, Cet. Ke-1.

Al Husainy, Imam Taqiyuddin Abi Bakr bin Muhammad. Kifayatul Akhyar. Beirut : Dar al Fikr. Jilid 2.

Al Istanbuli, Mahmud Mahdi. Kado Perkawinan. Jakarta : Pustaka Azzam, 1999, Cet. Ke-1.

Al Jaziri, Abdu Ar Rahman. Kitab al Fiqh ‘Ala Al Ma’zahib Al Arba’ah. Beirut : Dar Al Fikr. 1969.

Ali, Zainudin. Hukum Perdata Islam di Indonesia. Jakarta : Sinar Grafika, 2007. Annawawi, Imam Muhyiddin. Shahih Muslim. Beirut: Darul Ma'rifah, 2007.

As San’any, Muhammad ibn Isma’il. Subulu as-Salam syarh Bulughul al-Maram. Beirut : Dar al-Fikr, 1991. Cet. Ke-III

65

Darusmanwiati, Aep Saepulloh. Mahar, Resepsi Dan Adab Malam Pengantin Menurut Petunjuk Al-Qur’an. Qatamea, 2005.

Departemen Kehakiman RI. Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan. Adat dan Upacara

Perkawinan Daerah Sulawesi Selatan.

Gita. Tata Cara Perkawinan Adat Makassar. artikel diakses pada 1 Juli 2010 dari

http://jendelabugis.blogspot.com/2010/03/tata-cara-perkawinan-adat-bone.html

Ghazaly, Abd. Rahman. Fiqh Munakahat. Jakarta : Kencana, 2006.

Ghofar, M. abdul. Fiqh Wanita. Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 1998, Cet. Ke-1.

Hasan, A. terjemah Bulughul Maram Ibnu Hajar al Asqalani. Bandung : CV. Pustaka Tamam. 1991.

Idris, Abdul Fatah dan Abu Ahmadi. Fikih Islam Lengkap. Jakarta : PT. RINEKA CIPTA, 2004.

Koentjaraningrat. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT. Gramedia, 2008. Cet. Ke-23.

Kountur, Ronny. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis.

Lamallongeng, Asmat Riady. Dinamika Perkawinan Adat Dalam Masyarakat Bugis Bone. Makassar : Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kab. Bone, 2007.

Lasmini, Bekti. Adat Istiadat dan Pakaian Pengantin Sulawesi Selatan. Jakarta : Institut Kesnian, 1981.

Madkur, Ibrahim. Al-Mu’jam al-Wasit. Beirut: Dar al-Fikr, t.th, Jilid 2.

Nonci. Upacara Adat Istiadat Masyarakat Bugis. Makassar : CV. Aksara, 2002. Nurnaga, Andi. Adat istiadat Pernikahan Masyarakat Bugis. Makassar : CV. Telaga

Zamzam, 2001.

Rahardjo, Satjipto. Hukum dan Masyarakat. Bandung : Angkasa, 1981. Rasjid, Sulaiman. Fiqh Islam. Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2004.

Rofiq, Ahmad. Hukum Islam Di Indonesia. Jakarta : RajaGrafindo, 2003, Cet. ke-6. Sabiq, Sayyid. Fiqh Sunnah. Kairo: Daar al-Fath. Jilid I, 2000, Cet. Ke-1.

Soelaeman, M. Munanda. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT. Refika Aditama, 1998, Edisi 3, Cet. Ke-6.

Sopyan, Yayan. Metode Penelitian. Jakarta, 2009.

Syarifuddin, Amir. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia. Jakarta : Kencana, 2007. Tihami, M. A dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat : Kajian Fikih Nikah Lengkap.

t.tp : t.th.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Inonesia. Jakarta: Balai Pustaka, Edisi 3, 2005, Cet. Ke-3.

Tim Penyusun Lembaga Adat Saoraja. Tata Cara Perkawinan Menurut Adat Bone. Bone: Pustaka Wanua, 2009.

Umar, Nasaruddin. Fikih Wanita Untuk Semua. Jakarta : PT. Serambi Ilmu Semesta, 2010, Cet. Ke-1.

67

Nama : Siti Salmawati Umur : 22 Tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

1. Pertanyaan : Tahun berapa anda menikah ? Jawab : 25 Oktober 2010

2. Pertanyaan : Suami anda berasal dari suku apa ? Jawab : Bugis

3. Pertanyaan : Apakah anda dijodohkan ? Jawab : Tidak, pilihan sendiri

4. Pertanyaan : Berapa jumlah mahar yang diberikan pada waktu menikah dan berupa apa ?

Jawab : Hanya seperngkat alat Shalat, Cincin dan Gelang 5 gram 5. Pertanyaan : Berapa uang naik (uang pesta) yang diberikan ?

Jawab : Rp. 10.000.000

6. Pertanyaan : Waktu menikah menggunakan adat apa ? Jawab : Jawa, Sunda dan Bugis

7. Pertanyaan : Apakah masih menggunakan tahapan-tahapan pernikahan adat Bugis?

8. Pertanyaan : Bagaimana anda menanggap tentang mahalnya mahar perempuan Bugis ?

Jawab : Kalau bisa jangan terlalu menghambat pernikahan anak dengan jumlah mahar yang mahar yang besar.

69

Nama : Hj. Ros Umur : 43 Tahun Pekerjaan : Wiraswasta

1. Pertanyaan : Apakah ibu mempunyai anak perempua yang sudah menikah ? Jawab : Iya, ada baru 2 bulan yang lalu

2. Pertanyaan : Berapa umur anak ibu sekarang ? Jawab : 23 Tahun

3. Pertanyaan : Tahun berapa anak ibu menikah menikah ? Jawab : 3 April 2011

4. Pertanyaan : Suami anak ibu berasal dari suku apa ? Jawab : Betawi

5. Pertanyaan : Apakah anak ibu dijodohkan ? Jawab : Tidak, itu pilihan anak saya sendiri

6. Pertanyaan : Berapa jumlah mahar yang diberikan anak ibu pada waktu menikah dan berupa apa ?

Jawab : Rp. 500.000 dan cincin 5 gram

7. Pertanyaan : Berapa uang naik (uang pesta) yang diberikan ? Jawab : Rp. 50.000.000

8. Pertanyaan : Waktu menikah anak ibu menggunakan adat apa ? Jawab : Bugis

9. Pertanyaan : Apakah masih menggunakan tahapan-tahapan pernikahan adat Bugis?

Jawab : Tidak, karena pihak laki-laki tidak mengerti bagaimana adat Bugis.

10.Pertanyaan : Bagaimana anda menanggap tentang mahalnya mahar perempuan Bugis ?

Jawab : Sebenarnya pemberian mahar menurut orang Bugis adalah harga diri keluarga mereka.

71

Nama : Enni Umur : 37 Tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

1. Pertanyaan : Tahun berapa anda menikah ? Jawab : 31 Januari 1999

2. Pertanyaan : Suami anda berasal dari suku apa ? Jawab : Bugis

3. Pertanyaan : Apakah anda dijodohkan ? Jawab : iya, saya dijodohkan

4. Pertanyaan : Berapa jumlah mahar yang diberikan pada waktu menikah dan berupa apa ?

Jawab : Rp. 7.777.000 dan cincin 3 gram

5. Pertanyaan : Waktu menikah menggunakan adat apa ? Jawab : Bugis

6. Pertanyaan : Apakah masih menggunakan tahapan-tahapan pernikahan adat Bugis?

Jawab : Saya menggunakan tahapan-tahapan pernikahan adat Bugis karena suami saya juga orang Bugis

7. Pertanyaan : Bagaimana anda menanggap tentang mahalnya mahar perempuan Bugis ?

Jawab : Saya kurang setuju karena hal tersebut akan mempersulit laki-laki untuk menikahi perempuan Bugis

Dokumen terkait