• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran- saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan adalah :

1. Untuk SLB Yayasan Khrisna Murti perlu ditingkatkan lagi bimbingan kemandirian bagi anak down syndrome agar anak dapat lebih mandiri. 2. Untuk para orangtua dan praktisi dibidangnya diharapkan dapat

memberikan perhatian khusus terhadap anak down syndrome untuk kemajuan hidupnya karena mereka mempunyai hak yang sama.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin. H. M. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama. PT: Jakarta Golden Terayon, 1998.

Delphie, Bandi. Bimbingan Konseling Untuk Perilaku Non-Adaptif. Bandung: Bani Quraisy, 2005.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2002.

Hadi, Sutrisno. Metodelogi Penelitian Research II. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1984.

Hall, Calvin S. dan Gardner Lindzey, Teori-teori Psikodinamik (Klinis ), Yogyakarta : Kanisius, 1993.

Harini, Sri. Aba Firdaus Al-Halwani, Mendidik Anak Sejak Dini. Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2003.

Hurlock, Elizabeth. Perkembangan Anak. Jakarta : Penerbit Erlangga, 1993. Irawan, Soehartono. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995.

Kartono, Kartini dan Gulo, Dali. Kamus Psikologi. Bandung: Pionir Jaya, 1987. Ketut Sukardi, Dewa. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan

Konseling di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000.

Moeljono, Notosoedirjo dan Latipun. Kesehatan Mental Konsep dan Penerapannya. Malang:Universitas Muhammadiyah, 2002.

Monks, F. J., et. Al. Psikologi Perkembangan : Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 2001.

Musfir bin Said az-Zahrani. Konseling Terapi. Jakarta: Gema Insani, 2005. Nur’aeni. Intervensi Dini Bagi Anak Bermasalah. Jakarta: Rineka Cipta, 1997. Prayitno dan Erman Amti. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:

Rineka Cipta, 1999.

Rahim Faqih, Aunur. Bimbingan dan Konseling dalam Islam. Yogyakarta: UII Press, 2000.

Supartinah, Tien dan H.Sugiyanto. Laporan Penelitian Mengenai Kontribusi Harga Diri, Kemandirian, dan Motif Berprestasi Akademik Mahasiswa FKIP UNS Surakarta. Dirjen Pembinaan Penelitian dan PPM Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Depdikbud, 1992.

Tatang M. Arifin. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: Rajawali Press, 1989. Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2007.

Umar,H. M. dan Sartono. Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998.

Wahidiyat, Iskandar. Ilmu Kesehatan Anak. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta : Infomedika, 2007.

PELAKSANAAN BIMBINGAN DALAM MENUMBUHKAN KEMANDIRIAN ANAK YANG MENGALAMI DOWN SYNDROME DI

SLB YAYASAN KHRISNA MURTI JAKARTA SELATAN

PEDOMAN WAWANCARA

1. Apakah Down Syndrome itu ?

2. Apa saja factor penyebab down syndrome ?

3. Bagaimana menangani anak yang mengalami down syndrome ?

4. Bagaimana bimbingan kemandirian anak yang mengalami down syndrome dilakukan ?

5. Metode apa yang digunakan dalam bimbingan menumbuhkan kemandirian anak yang mengalai down syndrome ?

6. Kapan Bimbingan menumbuhkan kemandirian anak yang mengalami down syndrome dilaksanakan ?

7. Dimana Bimbingan menumbuhkan kemandirian anak yang mengalami down syndrome dilaksanakan ?

8. Apa saja factor penghambat dan penunjang yang ada dalam bimbingan menumbuhkan kemanidrian anak yang mengalami down syndrome ?

DAFTAR WAWANCARA

NAMA : Ibu Dewi Tri Mulyana WAKTU : 09.00 WIB

1. Apa pendapat ibu tentang Down Syndrome ?

J : down syndrome itu … apa ya .. iya dia termasuk tunagrahita berat tapi ya.. tidak semuanya tunagrahita itu down syndrome memang ya. Yang down syndrome itu bangsanya lili, roby,furqon yang terlihat gitu ya. Ada cirri-ciri khusus gitu ya.

2. Tadi menurut ibu anak Down Syndrome mempunyai ciri khusus seperti apa ? J : mata sifit, rambut itu biasanya rambutnya tegak-tegak truz jarinya pendek-pendek gitu kelihatan bentuk jarnya itu dah kelihatan.

3. Apa factor penyebab Down Syndrome ?

J : kalau factor penyebab ya ga bisa di giniin ya… bisa factor keturunan…. Samalah kalau dulu kan disebutnya ada yang bilang Mongolia, ada yang mongoloid, ya.. mongol lah ya…kemudian diganti dengan down syndrome karena dianggap menyinggung orang mongol. Kok dibilang mongol sedangkan orang momgol itu tidak tunagrahita.

4. Bagaimana menangani anak yang mengalami Down Syndrome ?

J : sama seperti anak-anak yang lain saya jadikan satu.istilahnya materinya disesuaikan dengan kemampuannya. Tapi ya…butuh waktu lama.

5. Bagaimana bimbingan menumbuhkan kemandirian anak yang mengalami Down Syndrome ?

J : untuk kemandirian dalam arti emmm… makan, minum, bangun tidur, kebersihan diri itu aja kan kemandirian mereka. Kalau untuk berdiri sendiri seperti orang normal ya….ga….tapi dalam arti oh…aku tuh ini udah sore aku harus mandi, bajuku kotor harus ganti itu tau mereka. Dalam perkembangannya tuh anak itu mereka akan tahu. Ya…..dengan latihan disini setiap hari, mereka ke kamar mandi, mereka harus membersihkan, memakai kembali, dalam perkembangannya tuh mereka tahu, ngerti gitu Cuma kadang-kadang dia tahu, ngerti tapi tidak punya kemampuan.

6. Metode apa yang digunakan dalam bimbingan menumbuhkan kemandirian bagi anak yang mengalami Down Syndrome ?

J : mana yang gampang diterapkan buat anak. Metode yang kita baca,kita tahu kita terapkan semua. Ya……secara langsung lah individual. Dia tuh hanya mengenal perintah-perintah sederhana, pendek. Dia tahu perintah kita misalnya buka baju lang sung dilakukan berusaha walaupun dengan susah payah dia buka bajunya.

7. Kapan bimbingan dalam menumbuhkan kemandirian bagi anak yang mengalami Down Syndrome ?

J : ya……sesuai jadwal pelajaran kelas ya mba.seminggu tuh dua kali lah. 8. Dimana bimbingan menumbuhkan kemandirian bagi anak yang mengalami

J : di dalam kelas aja gitu mba.. ya….kadang-kadang kita ajak keluar juga sech praktek langsung gitu misalnya ke kamar mandi kalau habis buang air bagaimana terus jalan-jalan keluar sekolah tentang bagaimana menyeberang jalan.

9. Apa saja factor penghambat dan penunjang dalam bimbingan menumbuhkan kemandirian anak yang mengalami Down Syndrome ?

J : ya…. Kemampuan mereka orang kemampuannya terbatas.

Truz…pendukung tuh ya…. Alat peraga atau dengan praktek gitu.

Jakarta, 10 Maret 2009

MARWA SOPA INDAH DEWI TRI MULYANA

DAFTAR WAWANCARA

NAMA : Ibu Bepi Rusmeina WAKTU : 09.30 WIB

1. Apa pendapat ibu tentang Down Syndrome ?

J : apa ya… anak yang memang memerlukan bimbingan khusus ya..apalagi pendidikan. Kalau menurut saya kalau anak-anak down syndrome lebih untuk mampu latih jadi lebih pelajaran bina diri. Mereka lebih cocok, istilahnya kita lebih mudah mengajarkan. kayak bina diri itu kan pelajaran yang untuk kemampuan merawat diri ya untuk kegiatan sehari-hari.

2. Apa factor penyebab Down Syndrome ? J : ya samalah biasanya seh factor keturunan ya. 3. Bagaimana menangani anak Down Syndrome ?

J : memberikan atau mengajarkan pelatihan-pelatihan untuk kemampuan bina diri. tuh …… banyak ya misalnya kebersihan, perawatan pakaian apa truz makan, terus juga kebersihan diri selain pakaian seperti ke kamar mandi. Ya… lebih ke bimbingan-bimbingan seperti itu sih ya.

4. Bagaimana bimbingan dalam menumbuhkan kemandirian anak yang mengalami Down Syndrome ?

J : biasanya kan kita ada programnya ya.semester 1 misalnya kita program kan biasanya ada kan pelajarannya misalnya kita pelajaran cara makan, cara berpakaian, cara merawat diri tuh ada kebersihan, ada kecantikan, ada kebersihan rambut, kuku, terus, menstruasi itu nah kita sesuaikan aja ga harus

sesuai kurikulum ya. Misalnya anak ini tepat untuk semester 1 misalnya susah untuk makan ya. Coba kita latih dulu kebiasaan cara makan yang baik gitu. 5. Metode apa yang digunakan dalam bimbingan menumbuhkan kemandirian

anak Down Syndrome ?

J : biasanya pertama kita kenalkan, terus dilatih untuk mengenal lebih apa ya… lebih….lebih mengena jadi ga asal dia tau. Biasanya saya perkenalkan di depan kelas, demonstrasikan gitu ini loh namanya alat-alat makan, saya juga perlihatkan gambar yang besar gitu sebagai contoh untuk pengamatan. Lalu saya suruh anak coba ini bagaimana cara makan, terus ini apa namanya. 6. Kapan bimbingan menumbuhkan kemandirian bagi anak yang mengalami

Down Syndrome diberikan ?

J : kita punya jadwal tuh ya seminggu dua kali, ikutin jadwal aja. Biasanya hari pertama tuh buat teori kita perkenalkan misalnya jadwal cara makan kita perkenalkan alat-alat makan terus memberikan contoh bagaimana cara makan terus hari keduanya kita praktek karena harus dilatih dan dipraktekkan. 7. Dimana bimbingan menumbuhkan kemandirian bagi anak yang mengalami

Down Syndrome dilaksanakan ?

J : ya di dalam kelas ini tapi kadang-kadang kita keluar kelas juga kalau misalnya prakteknya perlu tempat diluar kelas misalnya kamar mandi gitu. 8. Apa saja factor penghambat dan pendukung yang ada dalam bimbingan

menumbuhkan kemandirian bagi anak yang mengalami Down Syndrome ? J : biasanya kita factor penghambat dari anak didik ya. Jadi karena mereka eee….motoriknya itu. Ada yang motoriknya kan kaku jadi mereka untuk

megang sendok dia sulit tapi dia berusaha untuk bisa jadi ya…. Megang-megang itu Jatuh-jatuh gitu. Berarti itu kan dia ada niat, ada kemauan tapi karena motoriknya tidak bisa jadi menghambat. Kadang anak ada juga yang anak yang biasa tidak mandiri biasa disuapin, biasa dibantu ah sewaktu dia kita suruh makan sendiri, coba lakukan sendiri tidak bisa itu kan udah lain lagi berarti kita ngasih dia apa ya.. istilahnya ngasih dia materi yang kita ajarkan juga harus beda sama yang motoriknya yang tidak bisa yang kaku itu kan tidak bisa. Jadi memang pelajaran bina diri itu untuk anak down syndrome memang pelajaran untuk melatih kebiasaan jadi mereka, intinya mereka bisa karena biasa bukan karena mereka mampu maksudnya mampu ke dalam otaknya oh bisa kerekam pelajaran saya kasih, tidak. tapi karena biasa saya ajarkan, biasa saya ulanh-ulang mereka bisa.

Ya pendukung tuh alat-alat peraga ya. Mereka kan dengan gambar mereka tuh seneng, dengan alat peraga langsung mereka seneng. Jadi biasanya saya tempel gambar besar orang sedang makan terus saya bawa alat-alat makan yang warnanya cerah-cerah ada sendok, ada piring.

Jakarta, 10 Maret 2009

MARWA SOPA INDAH BEPI RUSMEINA

Dokumen terkait