• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran-saran

Untuk sertifikasi tanah wakaf itu yang perlu disarankan adalah:

1. Adanya penyuluhan dan sosialisasi dari KUA dan instansi terkait terhadap masyarakat khususnya para wakif dan nadzir akan pentingnya sertifikat tanah wakaf.

2. Untuk Mempermudah birokrasi dalam sertifikasi tanah wakaf dan Adanya keringanan atau bantuan biaya dalam pembuatan sertifikat tanah wakaf dari pemerintah. Untuk membantu masyarakat khususnya wakif dan nadzir dalam membuat sertifikat tanah wakaf mengingat pentingnya urusan sertifikasi.

3. Perlu dilakukan peningkatan kemampuan profesional dengan penyuluhan atau penataran bagi petugas kantor pertanahan dan staf KUA tingkat kecamatan agar tercipta sebuah kondisi birokrasi yang lebih efesien dan efektif.

4. Di dalam materi Hukum Agararia dan Perwakafan perlu dikaji lebih luas lagi kepada mahasiswa dengan cara diskusi perkuliahan di dalam kelas.

5. Materi Perwakafan perlu dimasukkan dalam kurikulum mata pelajaran Fiqih baik Tsanawiyah maupun Aliyah.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran dan Terjemahannya, Departemen Agama Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur’an, 1984.

Al-Alabij, Adi jani.Perwakafan Tanah Indonesia. Jakarta: CV Rajawali, 1992. Al-Asqalani, Ibnu Hajar,Bulughul Maram,Jakarta: Dar Al-Islamiyah, 2002. Al-Bustani, Fuad Irfan,Munjid al-Lughah, Beirut: Dar al-Masriq, Lt. Cet. Ke-21 Al-Mutawi, Hasan Kamil,Fiqh al-Muamalat 'ala Mazhab al-Imam Malik, Mesir:

al-Ahram al-Tijariyah, Dar al-Kutub, 1972. Cet.Ke 1,Juz 1.

Al-Jazairi, Abu Bakar Jabir, Ensiklopedi Muslim ( Minhajul Muslim) Alih Bahasa Fadli Bahri, Jakarta: PT. Darul Falah, 2004. Cet.VII

Abdurrahman, Kompilasi hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Akademika Pressindo, 1992.

Abi Bakar, Taqiyuddin, Kifayatul Akhyar, juz 1, Mesir: Dar al-Kitab al-Araby, II, hlm 319, perbedaan pendapat para ulama (mazhab) tentang wakaf dapat dilihat pada Wahbah Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, Damaskus: Dar al-Fikr, 1985, cet 2.

Departemen Agama, Paradigma Baru Wakaf di Indonesia, Jakarta: Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf, 2005.

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji,

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 Wakaf (Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia, 2005.

Direktorat Pemberdayaan Wakaf.Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf.

Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI. 2006.

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve 1999. Cet 5.

Hejazziey, Djawahir (ed.). Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum, 2007, Cet. Ke-1.

Halim, Abdul, Hukum Perwakafan di Indonesia, Jakarta: Ciputat Press, 2005.

http://www.google.co.id/#hl=id&source=hp&q=pp+no+28+tahun+1977&aq=o&aqi=&aql=&oq=&pb x=1&fp=b9f1f2dfce7aa00d&biw=800&bih=437

Kahlani al, Imam Muhammad Ismail,Subulussalam. Bandung: Dahlan, tt KUA Kecamatan Cakung, Data Wakaf, 2 April 2011

Kantor Kelurahan Pulo Gebang, Data Kantor Kelurahan Pulo Gebang Cakung Jakarta Timur, 31 Maret 2011

Malibary al, Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz,fath al-Muin. Semarang: al-Munawar, 1078 H.

Mudjino, Politik Hukum Agraria, Yogyakarta: Liberty, 1977, Cet 1.

Prihatna, Andy Agung, dkk.Wakaf Tuhan dan Agenda Kemanusiaan, Jakarta: CSRC UIN Syarif Hidayatullah, 2006.

Rofiq, Ahmad,Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo, 1995.

Sari, Elsi Kartika, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, Jakarta: PT Grasindo, 2007. Sumaryadi, Efektivitas Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah, Bandung: Pustaka

Setia, 2005.

Sabiq, Sayyid.Fiqih As-sunnah(Juz 3). Beirut: Dar al-fikr. 1989. Cet ke-4. Suhadi, Imam,Hukum Wakaf di Indonesia. Yogyakarta: Dua Dimensi, 1983.

Soekanto,Soejono, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1986. Cet Ke-3

Usman, Suparman, Hukum Perwakafan di Indonesia, Serang: Darul Ulum Press, 1994.

Wawancara Pribadi dengan Petugas KUA Cakung Jakarta Timur, 2 April 2011 Wawancara Pribadi dengan Tokoh masyarakat H.Daswati, 5 April 2011

Wawancara Pribadi dengan H. M. Amrin (Nadzir Yayasan Pendidikan Al-huda), 3 April 2011.

Wadjdy, Farid, dkk. Wakaf dan Kesejahteraan Umat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2007.

Waluyo, Bambang, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Jakarta: Sinar Grafika, 2008. Cet Ke-4

Lampiran

Pedoman Wawancara

1. Apakah para wakif yang berada di Kelurahan Pulo Gebang mendaftarkan Tanah Wakaf di PPAIW? Berapa %?

2. Setelah mendaftarkan ke PPAIW, apakah para wakif mendaftarkan tanah wakafnya ke BPN?

3. Bagaimana peran KUA dalam pelaksanaan sertifikat tanah wakaf?

4. Menurut anda, apakah ada dampak positif dan negatif dalam sertifikat tanah wakaf?

5. Apakah di Kelurahan Pulo Gebang pernah terjadi sengketa tanah wakaf, dikarenakan tidak adanya bukti otentik?

6. Bagaimana peran KUA Kecamatan Cakung dalam penyelesaiannya?

7. Melihat data yang ada, bahwa sebagian besar Kelurahan Pulo Gebang banyak tanah wakaf yang belum disertifikatkan? Mengapa? Apa faktornya?

8. Menurut anda, apakah sertifikat tanah wakaf itu penting? mengapa? Fakta yang terjadi seperti apa?

Pedoman Wawancara Dengan Nadzir

1. Tanah wakaf disini umumnya perseorangan atau organisaasi?

2. Apakah tanah wakaf disini, sudah terdaftar di PPAIW?

3. Apakah tanah wakaf ini, sudah terdaftar di BPN?

4. Menurut pandangan anda, apakah sertifikat tanah wakaf itu penting?alasannya?

5. Apa dampak positif dari tanah wakaf yang sudah bersertifikat?

6. Menurut anda, mengapa banyak tanah wakaf yang belum disertifikatkan? Apa faktor penghambat dalam pembuatan sertifikata tanah wakaf?

Hasil Wawancara Hari/Tanggal : Sabtu, 2 April 2011

Tempat : Yayasan Pendidikan Islam Al-Huda Interview : H.M. Amrin

Jabatan : Nadzir Yayasan Pendidikan Islam Al-huda

1. Disini organisasi, adanya ketua dan nadzir, juga sesuai dengan UU No. 41 Tahun 2006 perwakafan dalam permasalahan nadzir. Bahwa organisasi yang bergerak di bidang sosial, pendidikan, kemasyarakatan atau keagamaan Islam.

2. Sudah terdaftar, karena kalau tanah wakaf ini belum terdaftar ke KUA atau ke PPAIW maka tidak bisa membuat sertifikat tanah wakaf. Dan tanah wakaf ini tidak tercantum dalam dokumen KUA dan tidak adanya akta ikrar wakaf.

3. Sudah terdaftar di BPN dan juga sudah memiliki sertifikat tanah wakaf. Karena tanah wakaf terdaftar mendapat bantuan dari pemerintah, pada waktu itu tahun 1994 pemerintah memberikan biaya bantuan untuk membuat sertifikat tanah wakaf yang disebut prona. Maka tanah wakaf ini sudah mempunyai sertifikat tanah wakaf. Dengan adanya bantuan tersebut dapat membantu meringankan biaya dalam pembuatan sertifikat karena begitu besarnya biaya untuk pembuatan sertifikat tanah wakaf.

4. Penting sekali, apalagi untuk yayasan karena kalau terjadi permasalahan sertifikat terlebih dahulu ditanyakan apabila ada bantuan-bantuan, khususnya disini yayasan pendidikan. Dan juga terjadi sengketa ada bukti, karena dilihat jual tanah yang sekarang ini mahal maka bisa saja tanpa ada

bukti yang kuat tidak ada sertifikat maka tanah wakaf yang telah diwariskan oleh orang tuanya dahulu di jual. Padahal tanah itu adalah tanah wakaf.

5. Dampak positifnya banyak sekali, apabila terjadi sengketa maka mempunyai bukti otentik, tanah tersebut mempunyai kekuatan hukum, mempermudah untuk meminta bantuan kepada pemerintah karena yayasan sudah mempunyai surat menyurat yang lengkap. Dan juga bebasnya dari pembiayaan pajak.

6. Karena kurangnya kesadaran dan pemahaman pada masyarakat tentanng masalah perwakafan karena dahulu para wakif hanya mewakafkan dengan secara lisan contohnya tanah wakaf yang tidak ada surat menyuratnya mudah saja dijual begitu saja oleh ahli warisnya padahal tanah tersebut adalah tanah wakaf orang tuanya. Faktor penghambat tidak membuat sertifikat tanah wakaf itu yang dominan adalah karena biaya yang begitu mahal di BPN, dan juga prosedur dalam pembuatannya itu begitu panjang dan lama sekali sampai-sampai hanya untuk membuat sertifikat itu setahun lamanya.

Jakarta. 5 Mei 2011

Pedoman Wawancara Wakif (Pemberi Wakaf)

1. Mewakafkan tanah ini perorangan atau organisasi?

2. Apakah tanah wakaf ini sudah terdaftar di PPAIW?

3. Menurut bapak, bagaimana prosedur pembuatan akta ikrar wakaf?

4. Apakah tanah wakaf ini sudah terdaftar di Badan Pertanahan Nasional (BPN)?

5. Menurut pandangan bapak, apakah sertifikat itu penting?

6. Apa dampak positif atau keuntungan sertifikasi tanah wakaf?

Hasil Wawancara

Hari/tanggal : Sabtu, 2 April 2011

Tempat : Kediaman Bapak H. Mursani Interview : H. Mursani

Jabatan : Wakif (pemberi wakaf)

1. Tanah wakaf disini perorangan saya sendiri yang mewakafkan tanahnya untuk kesejahteraan masyarakat dan juga di RT ini belum adanya tempat ibadah atau mushola. Maka saya mewakafkan tanah ini untuk membangun mushola. 2. Sudah terdaftar di KUA, dengan adanya nadzir, dan beberapa orang saksi.

Jadi tanah wakaf disini sudah mempunyai akta ikrar wakaf.

3. Untuk mendaftar ke Kantor Urusan Agama membuat akta ikrar wakaf tidak begitu sulit karena semua surat tanah lengkap. Tidak adanya permasalahan atau sengketa dalam tanah yang diwakafkan.

4. Tanah wakaf ini belum didaftarkan ke kantor pertanahan belum adanya biaya untuk sertifikasi tanah wakaf, maka tanah wakaf ini atau tempat ibadah ini belum mempunyai sertifikat tanah wakaf.

5. Penting sekali. Namun adanya hambatan dari faktor keuangan tidak adanya biaya tanah wakaf ini belum didaftarkan ke BPN (Badan Pertanahan Nasional). Adanya sertifikat tanah wakaf itu mempunyai kekuatan hukum

statusnya jelas. Apabila adanya penggusuran maka tanah wakaf ini jelas dan mendapatkan pengantian yang layak.

6. Keuntungan dari adanya sertifikat itu apabila terjadi sengketa kita punya bukti otentik, dan memudahkan apabila meminta bantuan karena surat-surat tanah wakaf tersebut sudah lengkap.

7. Faktor penghambatnya adalah tidak adanya biaya untuk mendaftarkan ke BPN dikarenakan biaya yang begitu mahal. Umumnya seperti itu yang terjadi. Dan juga yang saya tahu bahwa dalam mendaftarkan ke kantor pertanahan itu penyelesaiannya cukup lama dan prosedurnya yang begitu sulit.

Jakarta, 5 Mei 2011

Pedoman wawancara Tokoh Masyarakat

1. Menurut bapak, apakah di kelurahan Pulo Gebang ini sebagian besar mendaftarkan tanah wakafnya di PPAIW?

2. Menurut bapak, apakah masyarakat kelurahan Pulo Gebang sebagain besar mendaftarkan tanah wakafnya di BPN atau mempunyai sertifikat tanah wakaf?

3. Menurut bapak, apakah sertifikat tanah wakaf itu penting? Alasannya?

4. Apa dampak positif dari sertifikat tanah wakaf?

5. Faktor apa saja yang membuat masyarakat enggan sertifikasi tanah wakaf?

Hasil Wawancara

Hari/Tanggal :Minggu, 3 April 2011 Tempat : Kediaman H. Daswati Interview :H. Daswati S.Ag Jabatan :Tokoh Masyarakat

1. Sebagian memang mendaftarkan tanah wakaf itu ke Kantor Urusan Agama untuk membuat akta ikrar wakaf dengan membawa persyaratan yang harus dipenuhi dan adanya wakif, nadzir, dan saksi. Dan yang saya ketahui ada tanah wakafnya yang tidak didaftarkan dengan hanya memberikan tanah wakaf itu kepada orang yang dipercaya atau saudaranya untuk dikelola untuk masyarakat. Seperti dibangunnya sebuah mushola

2. Kalau mendaftarkan tanahnya ke BPN atau membuat sertifikat itu hanya sedikit. Karena kalau mendaftarkan ke BPN itu prosedurnya sulit sekali dan juga penyelesaiannya lama sekali dan biaya yang harus kita keluarkan itu cukup besar.

3. Penting. Karena apabila terjadi sengketa atau tanah wakaf itu diakui oleh ahli waris maka ada bukti sertifikat menjadi bukti yang kuat.

4. Dampak positif atau keuntungan adanya sertifikat tanah wakaf itu banyak sekali,pertama adanya bukti yang kuat (otentik),kedua tidak membayar pajak lagi karena tanah wakaf yang belum bersertifikat itu dikenakan pembayaran pajak, ketiga apabila meminta bantuan kepada pemerintah ada bukti bahwa kalau tanah ini tanah wakaf seperti yayasan pendidikan

5. Kalau menurut saya dan yang terjadi dilapangan bahwa biaya yang mahal untuk sertifikasi tanah wakaf. Dan minimnya bantuan biaya dari pemerintah untuk sertifkasi tanah wakaf. Untuk mendaftarkan tanah wakaf ke BPN itu birokrasinya sangat sulit dan juga lama. Itulah yang menjadi faktor mengapa masyarakat enggan untuk membuat sertifikat tanah wakaf.

6. Mengatasinya dengan mempermudah birokrasi atau prosedur dalam pembuatan sertifikat tanah wakaf. Adanya bantuan dari pemerintah dan juga meringankan biaya untuk membuat sertifikat tanah wakaf.

Jakarta, 6 Mei 2011

DOKUMEN WAWANCARA

Wawancara dengan Petugas Kantor Urusan Agama Cakung Jakarta Timur

Salah Satu Tanah Wakaf Yang Berada di Kelurahan Pulo Gebang

Dokumen terkait