BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
4.2 Saran
Tingkat partisipasi dan antusiasme peserta pelatihan dalam program pengabdian kepada masyarakat ini sangat tinggi. Hal ini dapat dijadikan acuan dalam kegiatan pelatihan berikutnya di Gugus 1 Kecamatan Marga. Dukungan dari berbagai pihak yang meliputi kepala UPTD, Ketua Gugus, Kepala Sekolah, dan guru-guru sangatlah baik sehingga sangat perlu untuk dipertahankan agar dapat terlaksananya kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat membantu guru-guru dalam meningkatkan kompetensi pedagoginya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Kemdikbud. 2010. Buku Induk Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa
2010-2025. Jakarta: Kemdikbud.
Lickona, T. 2012. Character Matter (Versi Indonesia). Jakarta: Bumi Aksara.
Parwati, N.N. dan Sudiarta, I.G.P. 2013. Pengintegrasian Nilai kearifan Lokal Masyarakat Bali dalam Model Pembelajaran Pemecahan Masalah Matematika untuk Membangun Karakter Positif Siswa SD di Kabupaten Buleleng. Laporan Penelitian Strategis
Nasional. Tidak Diterbitkan. Singaraja: Undiksha.
PPPPTK. 2011. Modul Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Melalui
Pembelajaran Matematika di SD. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan.
Ratumanan, T.G. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: Unesa University Press.
Sudjana, N. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo Offset.
17
18
19
20
Lampian 3. Angket Hasil Pelatihan
No. NAMA PESERTA SKOR BUTIR RERATA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 NI KD. KERNI EVAYANTI, S.Pd.H. 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3,3
2 NI WAYAN SUKAWATI, S.Pd., SD. 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3,5
3 NI MADE RASIT, S.Pd. 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3,2
4 I PUTU GRANTIKA YASA 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3,7
5 NI WAYAN SUKARATNI 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3,3
6 I NYOMAN PATERA, S.Ag. 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3,3
7 NI WAYAN WITRI 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3,5
8 NI WAYAN ALIK WAHYUNI 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3,5
9 IDA AYU TRISNA PUTRI, S.Pd. 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3,4
10 NI PUTU LELYANA DEWI, S.Pd. 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3,4
11 NI WAYAN CITA ASIH 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3,2
12 NI KETUT ARTINI, S.Ag. 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3,5
13 NI NYOMAN GARIANI, S.Ag. 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3,3
14 I KETUT NYARUT, S.Ag. 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3,3
15 NI KETUT SANTERI, S.Ag. 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3,2
16 NI WAYAN PUTERI, S.Pd.SD. 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3,3
17 NI LUH KADEK LISTYA DEWI 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3,2
18 MERTA 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3,2
19 NI WAYAN DARMINI, S.Pd. 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3,7
20 NI NYOMAN MARSI, S.Pd., SD. 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3,2
21 I KETUT GABERA, S.Ag. 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3,3
22 NI AYAN SARIASIH, S.Pd., SD 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3,3
23 I WAYAN SARTIKA 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3,3
24 I KETUT MARSANA, S.Ag. 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3,4
25 NI AYAN RASNI 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3,1
26 NI NYOMAN YASMI 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3,2
27 NI WAYAN SARTINI, S.Ag. 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3,5
28 NI NYOMAN SARINI, S.Pd., SD. 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3,2
29 I KETUT SUKARMA, S.Pd. 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3,4
30 NI MADE REDEN, S.Pd., SD. 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3,5
31 NI MADE KAYAWATI, S.Ag. 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3,2
21
Lampiran 4. Lokasi Kegiatan
-8.401687,115.181877
22
Lampiran 5. Contoh Instrumen yang Berhasil di Diskusikan
Lembar Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa SD Berorientasi Pendidikan Karakter Petunjuk!
1. Lembar observasi ini terdiri dari tiga bagian. 2. Bagian pertama dan kedua berisi tabel pengamatan.
3. Isikan tanda (β) pada kolom M (Muncul) bila siswa menunjukkan perilaku sesuai desksriptor, atau TM (Tidak Muncul) apabila siswa tidak menunjukkan perilaku sesuai dengan deskriptor.
4. Bagian tiga merupakan lembar nilai.
5. Tuliskan skor yang diperoleh dari tabel pengamatan pada masing-masing indikator pada tabel nilai untuk mendapatkan skor total.
Tabel Pengamatan
No. Deskriptor M TM
1. a) Memberikan jawaban sementara dari permasalahan yang diajukan guru terkait dengan materi yang dipelajari.
b) Menanggapi pertanyaan-pertanyaan arahan dari guru dengan jawaban yang masuk akal.
c) Bertanya dan meminta penjelasan tentang materi yang akan dipelajari.
d) Memperhatikan dan mengikuti pembelajaran dengan baik. ππππ =π½π’πππβ ππ’πππ’π
4 Γ 100
2. a) Menelaah dan mencoba memahami permasalahan yang diberikan dengan mengaitkannya dengan konsep-konsep matematika. b) Mengkomunikasikan ide/komentar/pertanyaan kepada teman/guru
dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
c) Berdiskusi dengan teman atau mencari informasi dari sumber lain dalam upaya memahami konsep yang akan dipelajari.
ππππ =π½π’πππβ ππ’πππ’π
3 Γ 100
3. a) Membuat rencana penyelesaian masalah yang diberikan. b) Menginformasikan rencana penyelesaian masalah yang dibuat
kepada teman/guru.
c) Mendengarkan dan menghargai kritikan/pendapat dari teman lain/guru terkait rencana penyelesaian masalah yang dibuat.
ππππ =π½π’πππβ ππ’πππ’π
3 Γ 100
4. a) Membuat penyelesaian permasalahan yang paling efektif. b) Berdiskusi dengan teman/guru terkait permasalahan yang coba
diselesaikan.
c) Menerapkan konsep yang dipelajari untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
ππππ =π½π’πππβ ππ’πππ’π
3 Γ 100 5. a) Mengoreksi hasil pekerjaan teman.
b) Menyampaikan hasil pekerjaan atau memberikan tanggapan terhadap jawaban teman.
23
c) Membuat simpulan dari materi yang telah dibahas. ππππ =π½π’πππβ ππ’πππ’π
3 Γ 100
6. a) Menyampaikan rangkuman dari materi yang telah dipelajari sesuai pemahaman siswa.
b) Bertanya mengenai hal0hal yang kurang dipahami.
c) Merangkum keseluruhan materi pembelajaran secara benar atau dapat mengerjakan soal-soal pengayaan dengan tepat.
ππππ =π½π’πππβ ππ’πππ’π
3 Γ 100
Tabel Nilai
No. Indikator Karakter yang Dibangun Skor
1. Antusiasme siswa dalam pengenalan konsep
Rasa ingin tahu, berpikir logis dan kritis, kemandirian, percaya diri, dan demokratis.
2. Aktivitas siswa dalam eksplorasi konsep
Rasa ingin tahu, berpikir logis dan kritis, kemandirian, kerja keras, percaya diri, dan demokratis. 3. Aktivitas siswa dalam melakukan
interpretasi masalah
Berpikir logis dan kritis, kerja keras, kemandirian, percaya diri, toleransi, dan demokratis. 4. Aktivitas siswa dalam melakukan
aplikasi konsep
Berpikir logis dan kritis, kerja keras, kemandirian, percaya diri, toleransi, dan demokratis. 5. Aktivitas siswa dalam melakukan
produce
Berpikir logis dan kritis, kerja keras, kemandirian, percaya diri, jujur dan demokratis.
6. Aktivitas siswa dalam melakukan evaluasi
Berpikir logis dan kritis, kerja keras, kemandirian, percaya diri, jujur, dan demokratis.
ππππ πππ‘ππ = π½π’πππβ ππππ 6
24
Lampiran 6. Modul Pelatihan
MODUL
PELATIHAN PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI
GUGUS 1 KECAMATAN MARGA KABUPATEN TABANAN
Oleh:
Made Juniantari, S.Pd.,M.Pd. Dosen Jurusan Pendidikan Matematika, Undiksha Ni Putu Sri Ratna Dewi, S.Pd., M.Pd. Dosen Jurusan Pendidikan Biologi, Undiksha
Ni Luh Pande Latria Devi, S.Pd., M.Pd. Dosen Jurusan Pendidikan IPA, Undiksha
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
25
I. PENDAHULUAN
Dewasa ini makin disadari pentingnya pendidikan karakter sebagai upaya mengantisipasi dampak negatif kemajuan teknologi dan informasi. Perkembangan zaman yang memasuki abad teknologi dan informasi memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap perkembangan moral masyarakat, baik dampak positif maupun negatif. Dalam beberapa tahun terakhir, dampak negatif dari perkembangan zaman tersebut mulai dirasakan menjangkiti masyarakat di Indonesia seperti: pola hidup konsumtif, korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa, dan kehidupan politik yang tidak produktif (Mendiknas, 2010). Memperhatikan situasi dan kondisi karakter bangsa yang memprihatinkan tersebut, pemerintah mengambil inisiatif untuk memprioritaskan pembangunan karakter bangsa.
Pembangunan karakter bangsa seharusnya menjadi arus utama pembangunan nasional. Artinya, setiap upaya pembangunan harus selalu dipikirkan keterkaitan dan dampaknya terhadap pengembangan karakter. Hal itu tercermin dari misi pembangunan nasional yang menempatkan pendidikan karakter sebagai misi pertama dari delapan misi guna mewujudkan visi pembangunan nasional, sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 β 2025 (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007), yaitu terwujudnya karakter bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, dan bermoral berdasarkan Pancasila, yang dicirikan dengan watak dan perilaku manusia dan masyarakat Indonesia yang beragam, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, bertoleran, bergotong-royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, dan berorientasi ipteks. Untuk menghadapi situasi demikian, dunia pendidikan diharapkan mampu menyesuaikan kurikulum sehingga adaptif dengan perkembangan zaman. Lembaga-lembaga pendidikan memegang peranan utama dalam mencegah dampak negatif yang ditimbulkan dari perkembangan teknologi dan informasi tersebut, dengan mengupayakan pembentukan generasi yang cerdas secara intelektual dan memiliki karakter yang baik sesuai dengan nilai-nilai karakter bangsa (Parwati, 2013).
Dalam rangka mengupayakan pembentukan generasi yang cerdas intelektual dan memiliki karakter yang baik, pengintegrasian pendidikan karakter dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan di kelas wajib dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan. Hal ini mutlak diperlukan mengingat sebagian besar waktu yang dihabiskan oleh peserta didik adalah dengan mengikuti pembelajaran di kelas. Dengan demikian proses pembelajaran yang berorientasi pendidikan karakter merupakan hal penting yang harus diupayakan oleh guru untuk membentuk karakter positif dalam diri peserta didik. Pembentukan karakter melalui pembelajaran tersebut harus dilakukan mulai jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi
26
sehingga karakter-karakter positif tersebut dapat terbentuk dan tertanam dengan kuat dalam diri peserta didik.
Untuk melihat sejauh mana pembelajaran berdampak bagi kemajuan kognitif dan sikap positif peserta didik, hasil belajar tidaklah hanya dapat dilihat dari penilaian tes dalam ranah kognitif saja. Penilaian hasil pembelajaran haruslah meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik agar pembelajaran berlangsung bermakna bagi peserta didik. Meskipun demikian, fakta di lapangan menunjukkan ranah afektif dan psikomotorik masih kurang diperhatikan. Ini terlihat dari kecenderungan guru hanya memberikan penilaian siswa yang hanya berdasarkan nilai tes siswa dalam ujian yang dilaksanakan. Kurangnya penilaian dan perhatian terhadap ranah afektif dan psikomotorik siswa mengakibatkan siswa cenderung memiliki anggapan nilai ujian tinggi merupakan tujuan utama dalam pembelajaran sehingga mengabaikan tujuan dari pembelajaran sesungguhnya. Kecenderungan ini tentunya menyimpang dari konsep belajar bermakna dan program pendidikan karakter.
Salah satu cara guru untuk mengetahui sejauh mana pencapaian ranah afektif dan psikomotorik siswa adalah melalui penilaian aktivitas belajar siswa. Nana Sudjana (2005) menjelaskan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi guru dan siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas yang dimaksud di sini adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan berdampak terciptanya situasi belajar aktif. Pemilihan aktivitas belajar yang baik tentunya perlu juga memperhatikan karakteristik siswa dan materi yang dibelajarkan. Terkait dengan pemilihan aktivitas belajar siswa yang sesuai harapan pendidikan karakter, sangat diperlukan instrumen penilaian aktivitas belajar yang layak. Bentuk penilaian yang tepat digunakan untuk menilai aktivitas belajar adalah dengan menggunakan lembar observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini diperkuat oleh Nana Sudjana (2005) yang menjelaskan bahwa observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu mengajar, kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa dalam simulasi, dan penggunaan alat peraga pada waktu mengajar. Observasi harus dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi. Haryati (2006) menjelaskan bahwa lembar observasi adalah lembar yang digunakan untuk mengobservasi keberadaan suatu benda atau melihat gejala-gejala munculnya aspek-aspek psikomotorik yang sedang diamati.
Untuk membuat lembar observasi yang berkualitas yang mengacu pada harapan pendidikan karakter, terlebih dahulu harus ditentukan konstruk dari aspek yang akan diamati, dalam hal ini aspek yang akan diamati adalah aktivitas belajar siswa yang berorientasi
27
pendidikan karakter. Dari konstruk tersebut kemudian dirancang indikator dan deskriptor yang dapat menjelaskan konstruk tersebut. Indikator dan deskriptor itulah yang menjadi pedoman pengamatan dalam lembar observasi. Menyikapi masalah ketiadaan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter sebagaimana dapat dituangkan ke dalam Rencana Perangkat Pembelajaran (RPP) dan kurangnya informasi yang diperoleh guru tentang pengintegrasian pendidikan karakter ke dalam kegiatan pembelajaran, maka Tim Pengabdian Pada Masyarakat (P2M) Undiksha berinisiatif memberikan suatu kegiatan pelatihan kepada Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus I Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan yang berjudul βPelatihan Penyusunan Instrumen Penilaian Aktivitas Belajar Berorientasi Pendidikan
Karakter Bagi Guru Sekolah Dasar Di Gugus 1 Kecamatan Marga Kabupaten Tabananβ.
Setelah kegiatan P2M ini diharapkan Guru dapat memahami bagaimana cara mengintegrasikan pendidikan karakter dalam kegiatan pembelajaran dan sekaligus dapat menyusun instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter.
II. KAJIAN PENDIDIKAN KARAKTER
Sesungguhnya pendidikan karakter telah lama dianut dan tersirat dalam program penyelenggaraan pendidikan nasional. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Pasal 3 menyebutkan bahwa:
βPendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawabβ
Potensi yang dimaksud dalam Undang-Undang tersebut adalah kapasitas bawaan (inner
capacity) manusia yang perlu diaktualisasikan melalui ranah pendidikan. Artinya, hanya
dengan pendidikanlah seluruh potensi yang dimiliki manusia berkembang sehingga menjadi manusia seutuhnya. Keutuhan manusia ketika mampu mengembangkan pikiran, perasaan, psikomotorik, dan yang jauh lebih penting lagi adalah hati sebagai sumber spirit yang dapat menggerakkan berbagai komponen yang ada. Hal inilah yang dimaksudkan oleh Ki Hadjar Dewantara dengan olah pikir, olah rasa, olah raga, dan olah hati. Artinya pendidikan harus diarahkan pada pengolahan keempat domain tersebut.
Sebagiamana tersirat dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, tujuan pendidikan sebenarnya menekankan pada proses dan hasil seimbang dan serasi antara
28
pengembangan intelektual dan aspek spiritual (rohani), tanpa memisahkan keduanya secara dikotomis. Pengembangan ini merupakan tugas dari semua guru mata pelajaran. Jadi semua guru wajib mempelajari bagaimana cara mengembangkan karakter atau watak siswa agar berkembang secara optimal, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional tersebut. Sebagai konsekuensi pelaksanaan UU tersebut, maka dalam pelaksanaan pembelajaran persiapan yang disusun guru-guru termasuk silabus, RPP, dan penilaian pembelajaran harus mengindikasikan pengembangan karakter bangsa Indonesia.
Untuk memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah telah teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial, (18) tanggung jawab (Puskurbuk, 2010). Meskipun demikian tidak semua nilai tersebut harus dikembangkan dalam suatu pelajaran. Hal ini disebabkan karakteristik tiap-tiap mata pelajaran tersebut berbeda-beda dan untuk itu guru dapat memilih prioritas pengembangannya berdasarkan karakteristik mata pelajaran yang diajarkan. Pendidikan karakter dalam konteks makro dan micro dapat dijelaskan menggunakan Gambar berikut.
29
Gambar 2 Konteks Micro Pendidikan Karakter
III. DESKRIPSI NILAI BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR (SD)
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merumuskan nilai-nilai karakter atau pilar-pilar pendidikan karakter. Satuan pendidikan dapat secara langsung menerapkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa tersebut atau dapat menambah dan mengurangi, namun diharapkan menetapkan minimal lima nilai dasar yaitu: nyaman, jujur, peduli, cerdas, dan tangguh/bekerja keras. Kelima nilai-nilai budaya dan karakter bangsa ini dipandang dapat menjadi awal terbentuknya nilai-nilai karakter lainnya.
Tabel 1 Nilai-Nilai Karakter dan Budaya Bangsa
Nilai Deskripsi
Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
Jujur Perilaku yang didasarkan upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
30
Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Cinta Tanah Air
Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui serta menghormati
keberhasilan orang lain. Bersahabat
/Komunikatif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain.
Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
Tanggung Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.
Deskripsi pada Tabel 1 masih bersifat umum, berikut akan dipaparkan deskripsi nilai-nilai karakter untuk siswa Sekolah Dasar menurut jenjangnya.
Tabel 2 Deskripsi Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Untuk SD
Nilai Indikator untuk Kelas 1-3 Indikator untuk Kelas 4-6 Jujur 1. Tidak meniru jawaban teman ketika
ulangan/mengerjakan tugas
1. Tidak meniru pekerjaan teman ketika mengerjakan tugas di rumah. 2. Menjawab pertanyaan guru
berdasarkan sesuatu yang diketahuinya.
2. Mengatakan dengan
sesungguhnya sesuatu yang telah terjadi/dialami.
3. Mau bercerita tentang kesulitan dirinya dalam berteman.
3. Mau bercerita tentang kesulitan dirinya dalam menerima pendapat temannya.
4. Menceritakan suatu kejadian sesuai dengan yang diketahuinya.
4. Mengemukakan pendapat
tentang sesuatu sesuai dengan yang diyakininya
5. Mau menanyakan tentang
ketidaknyamanan suasana belajar di kelas.
5. Mengemukakan
ketidaknyamanannya dalam belajar di sekolah.
Toleransi 1. Tidak mengganggu teman yang berlainan agama dalam beribadah.
1. Menjaga hak teman yang
berbeda agama untuk menjalankan ajaran agamanya.
31
2. Mau bertegur sapa dengan teman yang berbeda pendapat.
2. Menghargai pendapat yang berbeda sebagai suatu yang alami dan insani.
3. Membantu teman yang mengalami kesulitan walaupun berbeda dalam agama, suku, dan etnis.
3. Bekerja sama dengan teman yang berbeda agama, suku, dan etnis dalam kegiatan di kelas maupun di sekolah.
4. Menerima pendapat teman yang berbeda dengan pendapat dirinya.
4. Bersahabat dengan teman yang berbeda pendapat.
Disiplin 1. Datang ke sekolah dan masuk kelas tepat pada waktunya.
1. Menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.
2. Melaksanakan tugas-tugas kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
2. Saling menjaga antar teman agar semua tugas-tugas kelas terlaksana. 3. Duduk pada tempat yang sudah
ditetapkan.
3. Selalu mengajak teman menjaga ketertiban kelas.
4. Menaati peraturan sekolah dan kelas.
4. Mengingatkan teman yang melanggar peraturan dengan kata-kata yang sopan dan tidak
menyinggung perasaan. 5. Berpakaian rapi. 5. Berpakaian sopan dan rapi. 6. Mematuhi aturan permainan. 6. Mematuhi aturan sekolah.
Kerja Keras 1. Mengerjakan semua tugas kelas dengan sungguh-sungguh.
1. Mengerjakan tugas dengan teliti dan rapi.
2. Mencari informasi dari sumber di luar buku pelajaran.
2. Mencari informasi dari sumber-sumber di luar sekolah.
3. Menyelesaikan PR pada waktunya. Mengerjakan tugas-tugas dari guru pada waktunya.
4. Menggunakan sebagian waktu di kelas untuk belajar.
4. Fokus pada tugas-tugas yang diberikan guru di kelas.
5. Mencatat dengan sungguh-sungguh sesuatu yang ditugaskan guru.
5. Mencatat dengan sungguh-sungguh sesuatu yang dibaca, diamati, dan didengar untuk kegiatan kelas.
Kreatif 1. Membuat suatu karya dari bahan yang tersedia di kelas.
1. Membuat berbagai kalimat baru dari sebuah kata.
2. Mengusulkan suatu kegiatan baru di kelas.
2. Bertanya tentang sesuatu yang berkenaan dengan pelajaran tetapi di luar cakupan materi pelajaran. 3. Menyatakan perasaannya dalam
gambar, seni, bentuk-bentuk komunikasi lisan dan tulis.
3. Membuat karya tulis tentang hal baru tapi terkait dengan materi pelajaran.
4. Melakukan tindakan-tindakan untuk membuat kelas menjadi sesuatu yang nyaman.
4. Melakukan penghijauan atau penyegaran halaman sekolah.
Mandiri 1. Melakukan sendiri tugas kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
1. Mencari sumber untuk
menyelesaikan tugas sekolah tanpa bantuan pustkawan sekolah, 2. Mengerjakan PR sendiri. 2. Mengerjakan PR sendiri, tidak
32
Demokratis 1. Menerima ketua kelas terpilih berdasarkan suara terbanyak.
1. Membiasakan diri
bermusyawarah dengan teman-teman
2. Memberikan suara dalam pemilihan ketua kelas dan di sekolah.
2. Mengemukakan pendapat tentang teman yang jadi pemimpinnya.
3. Mengemukakan pikiran tentang teman-teman sekelas.
3. Mengemukakan pendapat tentang kawan yang jadi pemimpinnya.
4. Ikut membantu melaksanakan program ketua kelas.
4. Memberi kesempatan kepada teman yang menjadi pemimpinnya untuk bekerja.
5. Menerima arahan dari ketua kelas, ketua kelompok belajar, ketua OSIS dan lain-lain.
5. Melaksanakan kegiatan yang dirancang oleh teman yang menjadi pimpinannya.
Rasa Ingin Tahu
1. Bertanya Kepada guru dan teman tentang materi pelajaran.
1. Bertanya atau membaca sumber di luar buku teks tentang materi yang terkait dengan pelajaran. 2. Bertanya kepada seseorang tentang
gejala alam yang sedang terjadi.
2. Membaca dan mendiskusikan gejala alam yang baru terjadi. 3. Bertanya kepada guru tentang
sesuatu yang didengar dari radio atau televisi.
3. Bertanya tentang beberapa peristiwa alam, sosial budaya, ekonomi, politik, dan teknologi yang baru didengar.
4. Bertanya tentang berbagai peristiwa yang dibaca dari media cetak.
4. Bertanya sesuatu yang terkait dengan materi palajaran tetapi di luar yang dibahas di kelas.
Bersahabat dan
Komunikatif
1. Bekerja sama dalam kelompok di kelas.
1. Memberikan pendapat dalam kerja kelompok di kelas.
2. Bergaul dengan teman sekelas ketika istirahat.
2. Aktif dalam kegiatan sosial dan budaya di kelas.
3. Bergaul dengan teman lain di luar