• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

PENERAPAN IPTEKS

PELATIHAN PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI

GUGUS 1 KECAMATAN MARGA KABUPATEN TABANAN

OLEH:

Made Juniantari, S.Pd., M.Pd./198706062015042001(Ketua) Ni Putu Sri Ratna Dewi, S.Pd., M.Pd./198603072015042001(Anggota) Ni Luh Pande Latria Devi, S.Pd., M.Pd./198601102015042001(Anggota)

Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha

SPK NOMOR: 100/UN48.16/PM/2016 Tanggal 25 Februari 2016

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

(2)
(3)

iii

PRAKATA

“Om Swastiastu”

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa karena atas Asung Kerta Waranugraha-Nya laporan kemajuan program Pengabdian Kepada Masyarakat (P2M) dengan judul “Pelatihan Penyusunan Instrumen Penilaian Aktivitas Belajar Berorientasi Pendidikan Karakter Bagi Guru Sekolah Dasar Di Gugus 1 Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan” dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan.

Kerja keras bukanlah satu-satunya jaminan terlaksananya program, ini, namun uluran tangan berbagai pihak telah menjadi kontribusi yang begitu berharga sehingga program yang direncanankan dapat terlaksana dengan baik. Oleh sebab itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Pendidikan Ganesha, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan program pengabdian kepada masyarakat.

2. Kepala Gugus 1 Kecamatan Marga yang telah bersedia bekerja sama sehingga program ini dapat terlaksana dan dapat membantu permasalahan yang ada di Gugus 1.

3. Guru-guru di SD Negeri 1 Tua, SD Negeri 2 Tua, SD Negeri 3 Tua, SD Negeri 4 Tua, dan SD Negeri 4 Payangan yang telah bersedia menjadi mitra yang baik pada progam pengabdian kepada masyaakat ini.

4. Tim pelaksana yang sudah bekerja keras demi telaksananya program ini.

Semoga apa yang telah diberikan memperoleh pahala dari Ida Sang Hyang Widi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang dilaksanakan pada progran pengabdian kepada masyarakat ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik/saran yang membangun tetap penulis harapkan demi kesempurnaan program selanjutnya.

“Om Santih, Santih, Santih, Om”

Singaraja, November 2016 Tim Pelaksana

(4)

iv DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUNL ... i HALAMAN PENGESAHAN ... ii PRAKATA ... iii DAFTAR ISI ... iv DAFTAR TABEL ... v DAFTAR GAMBAR ... vi RINGKASAN ... vii BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Analisis Situasi ... 1

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Kegiatan ... 4

1.4 Manfaat Kegiatan ... 4

BAB II METODE PELAKSANAAN ... 6

2.1 Kerangka Pemecahan Masalah ... 6

2.2 Khalayak Sasaran ... 7

2.3 Keterkaitan ... 7

2.4 Metode Kegiatan ... 7

2.5 Rancangan Evaluasi ... 9

BAB III HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI ... 10

3.1 Evaluasi Kegiatan ... 10

3.2 Evaluasi Keberhasilan ... 12

3.3 Alasan Kelanjutan Kegiatan ... 12

3.4 Dokumentasi Kegiatan ... 13

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ... 15

4.1 Simpulan ... 15

4.2 Saran ... 15

DAFTAR PUSTAKA ... 16

(5)

v

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Permasalahan dan Solusi ... 8

(6)

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Bagan Pelaksanaan Kegiatan ... 6

(7)

vii

RINGKASAN

PELATIHAN PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI

GUGUS 1 KECAMATAN MARGA KABUPATEN TABANAN

Program Pengabdian Kepada Masyarakat (P2M) dilaksanakan berdasarkan permasalahan yang dihadapi guru-guru mitra yaitu di Gugus 1 Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan, beberapa di antaranya yaitu : 1) guru kurang memahami tentang program pendidikan karakter dan evaluasinya dalam pembelajaran, 2) guru mengalami kendala dalam merancang dan menyusun instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter karena guru lebih terfokus pada penilaian aspek kognitif, 3) guru belum memiliki pengalaman langsung dalam mengimplementasikan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter dalam pembelajaran di kelas, dan 4) guru memerlukan pendampingan dalam menyusun dan mengimplementasikan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter. Dengan berkoordinasi dengan kepala gugus dan tim pengabdian kepada masyarakat (P2M), maka masalah di atas dapat dipecahkan dengan solusi mengadakan pelatihan penyusunan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter bagi guru sekolah dasar di Gugus 1 Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan.

Solusi yang telah dikoordinasikan dilaksanakan dalam tiga kegiatan utama yaitu: 1) pemaparan garis besar mengenai program pendidikan karakter, 2) penyusunan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter, dan 3) pendampingan dalam mengimplementasikan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter yang berhasil disusun. Pelatihan ini melibatkan guru-guru Sekolah Dasar (SD) yang tersebar di wilayah Gugus 1 Kecamatan Maga yaitu SD Negeri 1 Tua, SD Negeri 2 Tua, SD Negeri 3 Tua, SD Negeri 4 Tua, dan SD Negeri 4 Payangan.

Hasil kegiatan dapat dikatakan berhasil mengatasi masalah dengan terlihatnya partisipasi guru dalam mengikuti pelatihan yang sangat tinggi dan juga berhasilnya guru-guru dalam menyusun instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter sesuai dengan mata pelajaran yang diampu. Pada tahap pendampingan, guru-guru juga dapat mengimplementasikan instrumen yang telah disusunnya pada kegiatan pembelajaran, sehingga guru-guru dapat mengadakan evaluasi secara menyeluruh terhadap aspek sikap siswa dalam belajar. Namun karena evaluasi program masih berjalan maka luaran program ini belum sepenuhnya terselesaikan dan masih perlu disempurnakan kembali.

(8)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Gugus I Kecamatan Marga terdiri dari lima sekolah dasar yang tersebar pada beberapa desa di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Sekolah yang termasuk ke dalam Gugus I Kecamatan Marga yaitu SD Negeri 1 Tua, SD Negeri 2 Tua, SD Negeri 3 Tua, SD Negeri 4 Tua, dan SD Negeri 4 Payangan. Rata-rata tiap sekolah memiliki 10 orang guru, 6 orang sebagai guru kelas, 1 kepala sekolah, 1 guru olahraga, 1 guru agama, 1 guru muatan lokal. Berdasarkan data tanggal lahir, umur mereka berkisar antara 25 hingga 59 tahun. Jenjang pendidikan yang telah ditempuh para guru di Gugus tersebut terdiri atas PGAH, SPG, DII, dan S1 (berdasarkan data guru lapor bulan, 2016).

Tempat tinggal guru-guru SD di Gugus I Kecamatan Marga umumnya tersebar pada beberapa desa, diantaranya Desa Tua, Desa Baru, Desa Bayan, Desa Pinge, Desa Susut, Desa Cau, Desa Petiga, Desa Geluntung dan Desa Payangan. Berdasarkan letak geografisnya, guru-guru memiliki permasalahan sebagian besar guru-guru terlambat dalam mendapatkan informasi baru berkaitan dengan pembaharuan dalam bidang pendidikan terutama dalam bidang pembelajaran ditambah lagi karena sebagian besar guru tidak terlalu pasih menggunakan komputer dan internet untuk mendapatkan informasi tentang program inovasi pendidikan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak I Ketut Sukarma, S.Pd., selaku kepala SD Negeri 4 Tua yang sekaligus kepala Gugus 1 diperoleh informasi bahwa guru-guru Sekolah Dasar di Gugus 1 pernah beberapa kali mengikuti pelatihan baik yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan setempat maupun dari Undiksha namun lebih terfokus pada pelatihan pembuatan perangkat Kurikulum di mana guru-guru diajak merancang Rencana Perangkat Pembelajaran (RPP) namun tidak sampai pada bagaimana caranya merancang instrumen penilaian sikap yang ada pada RPP tersebut. Penilaian cenderung difokuskan pada aspek penilaian kognitif saja. Kemampuan afektif berhubungan dengan minat dan sikap yang dapat berbentuk tanggung jawab, kerja sama, disiplin, komitmen, percaya diri, jujur, menghargai pendapat orang lain, dan kemampuan mengendalikan diri. Masalah afektif dirasakan penting, namun implementasinya masih kurang. Hal ini disebabkan proses merancang pencapaian tujuan pembelajaran afektif tidak semudah seperti pembelajaran kognitif. Salah satu cara guru untuk mengetahui pencapaian ranah afektif siswa adalah dengan menilai aktivitas belajar siswa yang terlihat melalui kegiatan pembelajaran di kelas. Untuk itu guru perlu mengetahui bagaimana cara

(9)

2

menyusun instrumen penilaian aktivitas belajar yang baik sehingga guru dapat melihat seberapa baik aktivitas belajar siswa yang sesuai dengan harapan pendidikan karakter.

Pelaksanaan evaluasi yang seimbang dalam kaitannya dengan pelaksanaan program pendidikan karakter sebagaimana yang tertuang dalam Buku Induk Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025 belum sepenuhnya dapat dipahami oleh guru-guru SD di Gugus 1 terutama definisi tentang bagaimana pendidikan karakter itu. Guru-guru belum perlu mendapat penjelasan bahwa pendidikan karakter itu bukan mata pelajaran tersendiri sepeti pendidikan kewarganegaraan maupun mata pelajaran Agama. Namun pendidikan karakter harus dapat terintegrasi ke setiap mata pelajaran. Kurangnya pemahaman guru tentang hakikat pendidikan karakter juga mempengaruhi pemahaman guru dalam merancang pembelajaran berorientasi pendidikan karakter. Pembelajaran yang berorientasi pendidikan karakter haruslah berupaya memaksimalkan peran siswa dalam membangkitkan sikap-sikap yang baik yang akan mendukung pencapaian hasil belajar yang maksimal. Haruslah disadari bahwa sikap siswa dalam belajar sangat mempengaruhi hasil belajarnya. Untuk dapat melakukan pembinaan yang lebih lanjut mengenai permasalahan pada sikap siswa, maka RPP yang telah dirancang pada bagian penilaiannya juga harus menyertakan aspek penilaian sikap salah satunya adalah penilaian terhadap aktivitas belajar siswa.

Berdasarkan hal itu untuk mengetahui sejauh mana aktivitas belajar siswa berlangsung dengan baik dan sesuai dengan program pendidikan karakter, perlu kiranya disusun suatu instrumen penilaian aktivitas belajar yang berorientasi pendidikan karakter. Pengembangan deskriptor dalam instrumen penilaian yang disusun akan dikembangkan dengan mempertimbangkan penanaman karakter-karakter tersebut, dan mengacu pada 18 nilai karakter: 1) religius, 2) jujur, 3) toleransi, 4) disiplin, 5) kerja keras, 6) kreatif, 7) mandiri, 8) demokratis, 9) rasa ingin tahu, 10) semangat kebangsaan, 11) cinta tanah air, 12) menghargai prestasi, 13) bersahabat/ komunikatif, 14) cinta damai, 15) gemar membaca, 16) peduli lingkungan, 17) peduli sosial, 18) tanggung jawab yang dapat dipilih berdasarkan karakteristik materi dan siswa. Namun permasalahannya adalah guru-guru belum memahami bagaimana caranya merancang dan menyusun instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter yang dapat digunakan secara efektif dalam kegiatan pembelajaran.

Selain itu, karena kegiatan pembelajaran lebih difokuskan pada pencapaian penguasaan materi yang menuntut guru berinovasi dalam metode pengajaran dan lebih terfokus Lembar Kerja Siswa (LKS) yang bertujuan untuk memaksimalkan siswa dalam memahami materi, menyebabkan guru-guru memiliki kendala dalam mengimplementasikan instrumen penilaian

(10)

3

terhadap aktivitas belajar belajar siswa dalam pembelajaran di kelas sebagai dasar pembinaan terhadap sikap siswa belajar berdasarkan hasil pengamatan menggunakan instrumen tersebut.

Selama ini, program yang telah berlangsung lebih menekankan pada pemaparan materi dan pelatihan/workshop dan kurang kurang menekankan pada keberlanjutan program pelatihan tersebut, untuk itu harapan guru-guru SD di Gugus 1 Kecamatan Marga adalah agar program pelatihan disertai dengan pendampingan dalam menyusun dan mengimplementasikan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter dapat dilaksanakan secara berkesinambungan. Dengan demikian program pendidikan karakter dapat sepenuhnya dipahami dan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran agar tercapainya hasil belajar siswa yang lebih optimal.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian analisis situasi, permasalahan yang dapat diidentifikasi dan diprioritaskan untuk diselesaikan adalah:

1. Guru-guru di sekolah mitra kurang memahami tentang program pendidikan karakter dan evaluasinya dalam pembelajaran.

2. Guru-guru di sekolah mitra mengalami kendala dalam merancang dan menyusun instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter karena guru lebih terfokus pada penilaian aspek kognitif.

3. Guru-guru di sekolah mitra belum memiliki pengalaman langsung dalam mengimplementasikan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter dalam pembelajaran di kelas.

4. Guru-guru di sekolah mitra memerlukan pendampingan dalam menyusun dan mengimplementasikan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter.

Masalah tersebut dapat dipecahkan dengan memberikan solusi berupa pelatihan penyusunan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter bagi guru sekolah dasar di Gugus 1 Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan. Dengan demikian, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

1. Apakah kegiatan pelatihan dapat meningkatkan pemahaman guru mengenai program pendidikan karakter dan evaluasinya dalam pembelajaran?

(11)

4

2. Apakah kegiatan pelatihan dapat meningkatkan keterampilan guru dalam merancang dan menyusun instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter? 3. Apakah kegiatan pelatihan dapat meningkatkan keterampilan guru dalam

mengimplementasikan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter dalam pembelajaran di kelas?

1.3 Tujuan Kegiatan

Tujuan dari pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk meningkatkan pemahaman guru mengenai program pendidikan karakter dan evaluasinya dalam pembelajaran.

2. Untuk meningkatkan keterampilan guru dalam merancang dan menyusun instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter.

3. Untuk meningkatkan keterampilan guru dalam mengimplementasikan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter dalam pembelajaran di kelas.

1.4 Manfaat Kegiatan

Hasil pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini akan memberikan kontribusi positif terhadap usaha peningkatan kualitas pendidikan, khususnya bagi guru-guru sekolah dasar di Gugus 1 Kecamatan Marga dalam menyusun instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter. Secara eksplisit manfaat pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Peserta pelatihan yaitu para guru sekolah dasar di Gugus 1 Kecamatan Marga, program ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan pemahaman guru tentang bagaimana cara membuat instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter. 2. Pemerintah Kabupaten Tabanan, khususnya Dinas Pendidikan Kabupaten Tabanan

bahwa program ini dapat membantu merealisasikan salah satu program yang telah disusun dalam rencana pembangunan pendidikan Tabanan, khususnya pada jenjang SD, yakni mengimplementasikan pendidikan karakter dalam setiap mata pelajaran di sekolah dasar yang telah diberlakukan secara nasional.

(12)

5

3. Undiksha, program ini sangat bermanfaat dalam menjalin kerja sama yang bermutu antara LPTK dengan kalangan masyarakat luas, sehingga tenaga dan berbagai potensi yang ada dapat disumbangkan kepada khalayak luas, khususnya yang berkenan dengan sektor pendidikan.

(13)

6

BAB II

METODE PELAKSANAAN

2.1 Kerangka Pemecahan Masalah

Rencana kegiatan yang dilaksanakan pada program pengabdian kepada masyarakat ini dapat dijelaskan berdasarkan Gambar 2.1 berikut.

Gambar 2.1 Bagan Pelaksanaan Kegiatan

Penentuan jadwal pelatihan dan pendampingan yang dilaksanakan

setelah kegiatan pelatihan

Pelaksanaan pelatihan dan pendampingan

Pengambilan respons dan pembagian sertifikat

Evaluasi

PELAKSANAAN PERSIAPAN

Diskusi dengan kepala gugus terkait persiapan pelaksanaan

program

Pengiriman surat undangan Penyusunan materi pelatihan Persiapan tempat lokasi

kegiatan (SDN 4 Tua)

(14)

7

Secara umum kerangka pemecahan masalah dibagi menjadi tiga tahapan yaitu tahap persiapan di mana tim melakukan koordinasi dengan pihak kepala gugus mengenai program kegiatan pengabdian dan kemudian menentukan lokasi pelaksanaan kegiatan. Setelah dikoordinasikan dengan baik, maka tahap selanjutnya adalah penyusunan materi pelatihan. Pada tahap pelaksanaan dilakukan pelatihan sebanyak 2 kali pertemuan dan 1 kali pendampingan. Pada tahap akhir pelaksanaan, diambil respons dan pembagian sertifikat kepada peserta pelatihan. Kegiatan evaluasi dilakukan secara menyeluruh di akhir kegiatan pengabdian sebagai bahan pembuatan laporan dan kajian kegiatan selanjutnya.

2.2 Khalayak Sasaran

Program pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan untuk guru-guru di Gugus 1 Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan yang terdiri dari lima sekolah dasar yaitu: SD Negeri 1 Tua, SD Negeri 2 Tua, SD Negeri 3 Tua, SD Negeri 4 Tua, dan SD Negeri 4 Payangan. Tiap sekolah diwakili oleh 6 orang guru sehingga target peserta program ini adalah 30 peserta dari guru-guru SD di Gugus 1.

2.3 Keterkaitan

Program pengabdian kepada masyarakat ini terkait dengan program-program pemerintah daerah serta sekolah terkait dengan pemberian materi tambahan yang dapat membantu peningkatan kualitas peserta didik dan memperlancar proses pembelajaran. Tim pengusul merupakan dosen yang memiliki kompetensi di bidang pendidikan. Sehingga tim pengusul mampu membantu guru-guru di sekolah mitra dalam meningkatkan kompetensi pedagogiknya.

2.4 Metode Kegiatan

Permasalahan yang telah dirumuskan pada Bab I dapat diselesaikan dengan meningkatkan pemahaman guru-guru di Gugus 1 Kecamatan Marga dengan meningkatkan pemahaman dan keterampilan tentang program pendidikan karakter dan evaluasinya dalam pembelajaran, merancang, menyusun, dan mengimplementasikan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter dalam pembelajaran di kelas. Dengan demikian bentuk kegiatan pengabdian yang dilakukan adalah sebagai berikut.

(15)

8

1. Pemaparan mengenai program pendidikan karakter dan evaluasinya dalam pembelajaran.

2. Pelatihan menyusun instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter.

3. Pendampingan dalam mengimplementasikan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter dalam pembelajaran di kelas.

Solusi yang ditawarkan untuk setiap permasalahan yang ditemukan dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut.

Tabel 2.1 Permasalahan dan Solusi

Masalah Sub Masalah Solusi

Rendahnya pemahaman dan keterampilan guru-guru SD di Gugus 1 Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan tentang tentang program pendidikan karakter dan evaluasinya dalam

pembelajaran, merancang, menyusun, dan

mengimplementasikan instrumen penilaian

aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter dalam pembelajaran di kelas

Guru-guru di sekolah mitra kurang memahami tentang program pendidikan karakter dan evaluasinya dalam pembelajaran.

Pemaparan mengenai program pendidikan karakter dan evaluasinya dalam pembelajaran

Guru-guru di sekolah mitra mengalami kendala dalam merancang dan menyusun instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi

pendidikan karakter karena guru lebih terfokus pada penilaian aspek kognitif.

Pelatihan menyusun instrumen penilaian

aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter

Guru-guru di sekolah mitra belum memiliki pengalaman langsung dalam

mengimplementasikan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi

pendidikan karakter dalam pembelajaran di kelas.

Pendampingan dalam mengimplementasikan instrumen penilaian

aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter dalam pembelajaran di kelas

(16)

9

2.5 Rancangan Evaluasi

Keberhasilan pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat ini dilihat dari hal berikut ini.

1. Terdapat respons positif dari peserta pelatihan. Pada akhir kegiatan peserta akan diberikan angket yang berisi penilaian peserta terhadap pelaksanaan kegiatan dan saran perbaikan untuk pelaksanaan selanjutnya.

2. Meningkatnya pemahaman guru mengenai program pendidikan karakter dan mampu menyusun instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter.

(17)

10

BAB III

HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

3.1 Evaluasi Kegiatan

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan judul “Pelatihan Penyusunan Instrumen Penilaian Aktivitas Belajar Berorientasi Pendidikan Karakter Bagi Guru Sekolah Dasar Di Gugus 1 Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan” telah terlaksana mulai Tanggal 7 Juni 2016 sampai dengan 25 Juli 2016 di SD Negeri 4 Tua Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan. Banyak peserta yang mengikuti pelatihan adalah sebanyak 32 peserta. Sampai pada bulan Agustus 2016 rencana program yang telah terlaksana mencapai 100%. Kegiatan yang telah terlaksana meliputi kegiatan 1) pelatihan penyusunan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter yang terdiri dari dua sub kegiatan yaitu pemaparan garis besar mengenai program pendidikan karakter dan evaluasinya dalam pembelajaran dan Pelatihan menyusun instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter yang diselenggarakan pada Tanggal 7-8 Juni 2016, 2) pendampingan dalam mengimplementasikan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter dalam pembelajaran di kelas yang diselenggarakan pada Tanggal 25 Juli 2016, 3) evaluasi kegiatan pengabdian yang diselenggarakan secara internal oleh tim pelaksana untuk dijadikan bahan pertimbangan program pengabdian selanjutnya.

Program pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan untuk guru-guru di Gugus 1 Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan yang terdiri dari SD Negeri 1 Tua, SD Negeri 2 Tua, SD Negeri 3 Tua, SD Negeri 4 Tua, dan SD Negeri 4 Payangan. Tiap sekolah diwakili oleh 6 orang guru sehingga target peserta program ini adalah 30 peserta dari guru-guru SD di Gugus 1. Namun pada pelaksanaannya jumlah peserta dari Gugus 1 yang datang adalah 32 peserta, sehingga dapat disimpulkan target tercapai. Tidak hanya melibatkan guru, program ini juga melibatkan 3 orang mahasiswa yang juga berperan sebagai peserta dengan tema pelatihan mendukung tugas akhir kuliah. Sehingga total peserta adalah 35 orang. Tidak hanya itu, program ini juga melibatkan 1 orang narasumber (narasumber 1) yang khusus membahas mengenai Rancangan Perangkat Pembelajaran (RPP) berdasarkan kurikulum KTSP yang mencakup penilaian kognitif dan afektif, 3 orang dari Tim pelaksana kegiatan (ketua sebagai narasumber 2), 1 orang teknisi yang membantu kelancaran pelatihan.

(18)

11

Pada awal pelaksanaannya, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini telah melalui tahap perancangan kegiatan pelatihan yang meliputi kegiatan sosialisasi dan koordinasi dengan kepada UPTD Kecamatan Marga, Kepala Gugus 1 Kecamatan Marga, Para Kepala Sekolah di lingkungan Gugus 1 Kecamatan Marga, penentuan lokasi pelaksanaan, koordinasi dengan narasumber, teknisi, dan merancang modul pelatihan bersama tim pelaksana, penentuan jadwal pelatihan, dan menyiapkan sara dan prasarana pendukung kegiatan. Semua kegiatan yang dirancang pada tahap perancangan ini melalui koordinasi yang baik dari pihak penyelenggara maupun pihak sekolah mitra. Selain itu, agar pelatihan mampu memberikan kontribusi secara langsung bagi penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan yang guru laksanakan, tim pelaksana menganalisis perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Perangkat Pembelajaran (RPP) dan pedoman penilaian yang guru-guru biasa terapkan. Berdasarkan kajian ini, maka pelaksanaan diharapkan dapat langsung membantu guru dalam membuat perangkat pembelajaran yang lebih baik.

Kemudian, tahap kegiatan pelatihan penyusunan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter meliputi tahap pemaparan materi, pelatihan penyusunan instrumen, dan kegiatan pendampingan pengimplementasian instrumen yang berhasil dibuat. Pada tahap pelaksanaan ini, nara sumber 1, I Made Citra Wibawa, S.Pd., M.Pd., yang merupakan dosen tetap Jurusan Guru Pendidikan Dasar (PGSD) Undikhsa, memberikan pemaparan mengenai rancangan RPP yang memuat penilaian kognitif dan penilaian sikap. Topik materi yang disampaikan oleh narasumber 1 telah sesuai dengan tema pelatihan penyusunan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter bagi guru SD dan sesuai juga dengan latar belakang pendidikan S3 yang sedang ditempuhnya yaitu program studi Pendidikan Dasar program Pascasarjana Undikhsa. Setelah pemaparan materi dari narasumber 1, dilanjutkan dengan pemaparan materi mengenai program pendidikan karakter dan evaluasinya dalam pembelajaran oleh narasumber 2, Made Juniantari, S.Pd., M.Pd., (ketua tim pelaksana) di mana sebelumnya pernah mengikuti pelatihan pendidikan karakter yang diselenggarakan oleh LPPPM Undiksha Tahun 2015.

Setelah pemaparan materi, guru-guru diajak untuk menganalisis nilai-nilai karakter yang dapat dibangkitkan dari siswa dan diterapkan berdasarkan mata pelajaran yang diampu dan dilanjutkan dengan menurunkan indikator-indikator nilai karakter tersebut yang selanjutnya akan dijadikan pedoman penilaian yang dituangkan pada instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter. Pada pelatihan ini, tim pelaksana kegiatan membantu guru-guru dalam merancang desain instrumen, pedoman pengamatan, dan cara

(19)

12

mengevaluasi hasil pengamatan yang diperoleh. Dengan adanya instrumen ini, diharapkan guru-guru dapat memberikan tindak lanjut yang tepat mengenai aspek nilai karakter yang perlu dibina untuk siswanya sehingga pembinaan lebih terarah dan bermuara pada optimalnya hasil belajar yang dicapai siswa dalam belajar.

Setelah membantu guru dalam merancang dan menyusun instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter, selanjutnya kegiatan yang terlaksana adalah kegiatan pendampingan dalam mengimplementasikan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter dalam pembelajaran. Pada tahap ini sebelum pelaksanaannya di kelas, instrumen yang telah disusun didiskusikan terlebih dahulu untuk memastikan dapat digunakan secara praktis dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, kegiatan pendampingan juga bertujuan agar guru-guru dapat secara riil merasakan manfaat program pelatihan yang telah diberikan. Dengan adanya pendampingan guru-guru diharapkan mulai terbiasa menggunakan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter dalam pembelajaran.

3.2 Evaluasi Keberhasilan

Keberhasilan dai kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dapat dilihat dari hal berikut ini.

1. Respons dan antusias dari peserta pelatihan yang dapat dilihat dari skor angket hasil pelatihan.

2. Meningkatnya pemahaman guru mengenai program pendidikan karakter yang ditunjukkan oleh kemampuan guru dalam menurunkan indikator-indikator nilai karakter yang diamati pada instrumen.

3. Meningkatnya pemahaman guru dalam membuat instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter. Hal ini terlihat dari instrumen yang berhasil dibuat guru.

4. Meningkatnya kemampuan guru dalam menggunakan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter yang dapat dilihat melalui kegiatan pendampingan saat pembelajaran berlangsung.

3.3 Alasan Kelanjutan Kegiatan

Selama pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat, mulai dari persiapan sampai pelaksanaan, dapat ditemukan temuan-temuan sebagai berikut.

(20)

13

1. Pada tahap persiapan, antusias pihak kepala Gugus 1 Kecamatan Marga dan pihak kepala sekolah sangat tinggi. Mereka menyambut dengan baik kegiatan pengabdian dengan tema penyusunan instrumen aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter. Selain itu, mereka sangat menyambut dengan baik kegiatan sejenis di tahun selanjutnya. 2. Saat pelaksanaan, guru sangat serius dalam mengikuti setiap kegiatan yang diberikan, mulai dari pemaparan materi dari dua narasumber mengenai program pendidikan karakter dan perangkat pembelajaran bernuansa pendidikan karakter, latihan menyusun instrumen, dan pendampingan menggunakan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter.

3. Berdasarkan hasil-hasil yang telah dicapai guru, dapat dilihat bahwa guru memiliki kemampuan serta potensi yang baik terlihat dari kemampuan guru dalam membuat instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter.

3.4 Dokumentasi Kegiatan

Suasana pembukaan Peserta pelatihan

(21)

14

Kegiatan diskusi Kegiatan menyusun instrumen

Kegiatan presentasi hasil Sesi foto bersama

(22)

15

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat dengan judul “Pelatihan Penyusunan Instrumen Penilaian Aktivitas Belajar Berorientasi Pendidikan Karakter Bagi Guru Sekolah Dasar Di Gugus 1 Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan” dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Tingkat partisipasi guru-guru dalam mengikuti pelatihan sangat tinggi, guru-guru telah berhasil menyusun instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter sesuai dengan mata pelajaran yang diampu, dan guru-guru dapat mengimplementasikan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter dalam pembelajaran di kelas. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat berjalan dengan sangat baik.

2. Pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat ini telah mampu menghasilkan luaran-luaran yang diharapkan. Namun karena evaluasi program masih berjalan maka luaran program ini belum sepenuhnya terselesaikan dan perlu disempurnakan kembali.

4.2 Saran

Tingkat partisipasi dan antusiasme peserta pelatihan dalam program pengabdian kepada masyarakat ini sangat tinggi. Hal ini dapat dijadikan acuan dalam kegiatan pelatihan berikutnya di Gugus 1 Kecamatan Marga. Dukungan dari berbagai pihak yang meliputi kepala UPTD, Ketua Gugus, Kepala Sekolah, dan guru-guru sangatlah baik sehingga sangat perlu untuk dipertahankan agar dapat terlaksananya kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat membantu guru-guru dalam meningkatkan kompetensi pedagoginya.

(23)

16

DAFTAR PUSTAKA

Kemdikbud. 2010. Buku Induk Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa

2010-2025. Jakarta: Kemdikbud.

Lickona, T. 2012. Character Matter (Versi Indonesia). Jakarta: Bumi Aksara.

Parwati, N.N. dan Sudiarta, I.G.P. 2013. Pengintegrasian Nilai kearifan Lokal Masyarakat Bali dalam Model Pembelajaran Pemecahan Masalah Matematika untuk Membangun Karakter Positif Siswa SD di Kabupaten Buleleng. Laporan Penelitian Strategis

Nasional. Tidak Diterbitkan. Singaraja: Undiksha.

PPPPTK. 2011. Modul Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Melalui

Pembelajaran Matematika di SD. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya

Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan.

Ratumanan, T.G. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: Unesa University Press.

Sudjana, N. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo Offset.

(24)

17

(25)

18

(26)

19

(27)

20

Lampian 3. Angket Hasil Pelatihan

No. NAMA PESERTA SKOR BUTIR RERATA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 NI KD. KERNI EVAYANTI, S.Pd.H. 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3,3

2 NI WAYAN SUKAWATI, S.Pd., SD. 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3,5

3 NI MADE RASIT, S.Pd. 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3,2

4 I PUTU GRANTIKA YASA 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3,7

5 NI WAYAN SUKARATNI 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3,3

6 I NYOMAN PATERA, S.Ag. 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3,3

7 NI WAYAN WITRI 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3,5

8 NI WAYAN ALIK WAHYUNI 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3,5

9 IDA AYU TRISNA PUTRI, S.Pd. 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3,4

10 NI PUTU LELYANA DEWI, S.Pd. 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3,4

11 NI WAYAN CITA ASIH 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3,2

12 NI KETUT ARTINI, S.Ag. 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3,5

13 NI NYOMAN GARIANI, S.Ag. 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3,3

14 I KETUT NYARUT, S.Ag. 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3,3

15 NI KETUT SANTERI, S.Ag. 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3,2

16 NI WAYAN PUTERI, S.Pd.SD. 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3,3

17 NI LUH KADEK LISTYA DEWI 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3,2

18 MERTA 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3,2

19 NI WAYAN DARMINI, S.Pd. 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3,7

20 NI NYOMAN MARSI, S.Pd., SD. 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3,2

21 I KETUT GABERA, S.Ag. 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3,3

22 NI AYAN SARIASIH, S.Pd., SD 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3,3

23 I WAYAN SARTIKA 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3,3

24 I KETUT MARSANA, S.Ag. 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3,4

25 NI AYAN RASNI 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3,1

26 NI NYOMAN YASMI 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3,2

27 NI WAYAN SARTINI, S.Ag. 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3,5

28 NI NYOMAN SARINI, S.Pd., SD. 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3,2

29 I KETUT SUKARMA, S.Pd. 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3,4

30 NI MADE REDEN, S.Pd., SD. 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3,5

31 NI MADE KAYAWATI, S.Ag. 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3,2

(28)

21

Lampiran 4. Lokasi Kegiatan

-8.401687,115.181877

(29)

22

Lampiran 5. Contoh Instrumen yang Berhasil di Diskusikan

Lembar Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa SD Berorientasi Pendidikan Karakter Petunjuk!

1. Lembar observasi ini terdiri dari tiga bagian. 2. Bagian pertama dan kedua berisi tabel pengamatan.

3. Isikan tanda (√) pada kolom M (Muncul) bila siswa menunjukkan perilaku sesuai desksriptor, atau TM (Tidak Muncul) apabila siswa tidak menunjukkan perilaku sesuai dengan deskriptor.

4. Bagian tiga merupakan lembar nilai.

5. Tuliskan skor yang diperoleh dari tabel pengamatan pada masing-masing indikator pada tabel nilai untuk mendapatkan skor total.

Tabel Pengamatan

No. Deskriptor M TM

1. a) Memberikan jawaban sementara dari permasalahan yang diajukan guru terkait dengan materi yang dipelajari.

b) Menanggapi pertanyaan-pertanyaan arahan dari guru dengan jawaban yang masuk akal.

c) Bertanya dan meminta penjelasan tentang materi yang akan dipelajari.

d) Memperhatikan dan mengikuti pembelajaran dengan baik. 𝑆𝑘𝑜𝑟 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑢𝑛𝑐𝑢𝑙

4 × 100

2. a) Menelaah dan mencoba memahami permasalahan yang diberikan dengan mengaitkannya dengan konsep-konsep matematika. b) Mengkomunikasikan ide/komentar/pertanyaan kepada teman/guru

dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan.

c) Berdiskusi dengan teman atau mencari informasi dari sumber lain dalam upaya memahami konsep yang akan dipelajari.

𝑆𝑘𝑜𝑟 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑢𝑛𝑐𝑢𝑙

3 × 100

3. a) Membuat rencana penyelesaian masalah yang diberikan. b) Menginformasikan rencana penyelesaian masalah yang dibuat

kepada teman/guru.

c) Mendengarkan dan menghargai kritikan/pendapat dari teman lain/guru terkait rencana penyelesaian masalah yang dibuat.

𝑆𝑘𝑜𝑟 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑢𝑛𝑐𝑢𝑙

3 × 100

4. a) Membuat penyelesaian permasalahan yang paling efektif. b) Berdiskusi dengan teman/guru terkait permasalahan yang coba

diselesaikan.

c) Menerapkan konsep yang dipelajari untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan.

𝑆𝑘𝑜𝑟 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑢𝑛𝑐𝑢𝑙

3 × 100 5. a) Mengoreksi hasil pekerjaan teman.

b) Menyampaikan hasil pekerjaan atau memberikan tanggapan terhadap jawaban teman.

(30)

23

c) Membuat simpulan dari materi yang telah dibahas. 𝑆𝑘𝑜𝑟 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑢𝑛𝑐𝑢𝑙

3 × 100

6. a) Menyampaikan rangkuman dari materi yang telah dipelajari sesuai pemahaman siswa.

b) Bertanya mengenai hal0hal yang kurang dipahami.

c) Merangkum keseluruhan materi pembelajaran secara benar atau dapat mengerjakan soal-soal pengayaan dengan tepat.

𝑆𝑘𝑜𝑟 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑢𝑛𝑐𝑢𝑙

3 × 100

Tabel Nilai

No. Indikator Karakter yang Dibangun Skor

1. Antusiasme siswa dalam pengenalan konsep

Rasa ingin tahu, berpikir logis dan kritis, kemandirian, percaya diri, dan demokratis.

2. Aktivitas siswa dalam eksplorasi konsep

Rasa ingin tahu, berpikir logis dan kritis, kemandirian, kerja keras, percaya diri, dan demokratis. 3. Aktivitas siswa dalam melakukan

interpretasi masalah

Berpikir logis dan kritis, kerja keras, kemandirian, percaya diri, toleransi, dan demokratis. 4. Aktivitas siswa dalam melakukan

aplikasi konsep

Berpikir logis dan kritis, kerja keras, kemandirian, percaya diri, toleransi, dan demokratis. 5. Aktivitas siswa dalam melakukan

produce

Berpikir logis dan kritis, kerja keras, kemandirian, percaya diri, jujur dan demokratis.

6. Aktivitas siswa dalam melakukan evaluasi

Berpikir logis dan kritis, kerja keras, kemandirian, percaya diri, jujur, dan demokratis.

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 6

(31)

24

Lampiran 6. Modul Pelatihan

MODUL

PELATIHAN PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI

GUGUS 1 KECAMATAN MARGA KABUPATEN TABANAN

Oleh:

Made Juniantari, S.Pd.,M.Pd. Dosen Jurusan Pendidikan Matematika, Undiksha Ni Putu Sri Ratna Dewi, S.Pd., M.Pd. Dosen Jurusan Pendidikan Biologi, Undiksha

Ni Luh Pande Latria Devi, S.Pd., M.Pd. Dosen Jurusan Pendidikan IPA, Undiksha

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

(32)

25

I. PENDAHULUAN

Dewasa ini makin disadari pentingnya pendidikan karakter sebagai upaya mengantisipasi dampak negatif kemajuan teknologi dan informasi. Perkembangan zaman yang memasuki abad teknologi dan informasi memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap perkembangan moral masyarakat, baik dampak positif maupun negatif. Dalam beberapa tahun terakhir, dampak negatif dari perkembangan zaman tersebut mulai dirasakan menjangkiti masyarakat di Indonesia seperti: pola hidup konsumtif, korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa, dan kehidupan politik yang tidak produktif (Mendiknas, 2010). Memperhatikan situasi dan kondisi karakter bangsa yang memprihatinkan tersebut, pemerintah mengambil inisiatif untuk memprioritaskan pembangunan karakter bangsa.

Pembangunan karakter bangsa seharusnya menjadi arus utama pembangunan nasional. Artinya, setiap upaya pembangunan harus selalu dipikirkan keterkaitan dan dampaknya terhadap pengembangan karakter. Hal itu tercermin dari misi pembangunan nasional yang menempatkan pendidikan karakter sebagai misi pertama dari delapan misi guna mewujudkan visi pembangunan nasional, sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007), yaitu terwujudnya karakter bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, dan bermoral berdasarkan Pancasila, yang dicirikan dengan watak dan perilaku manusia dan masyarakat Indonesia yang beragam, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, bertoleran, bergotong-royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, dan berorientasi ipteks. Untuk menghadapi situasi demikian, dunia pendidikan diharapkan mampu menyesuaikan kurikulum sehingga adaptif dengan perkembangan zaman. Lembaga-lembaga pendidikan memegang peranan utama dalam mencegah dampak negatif yang ditimbulkan dari perkembangan teknologi dan informasi tersebut, dengan mengupayakan pembentukan generasi yang cerdas secara intelektual dan memiliki karakter yang baik sesuai dengan nilai-nilai karakter bangsa (Parwati, 2013).

Dalam rangka mengupayakan pembentukan generasi yang cerdas intelektual dan memiliki karakter yang baik, pengintegrasian pendidikan karakter dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan di kelas wajib dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan. Hal ini mutlak diperlukan mengingat sebagian besar waktu yang dihabiskan oleh peserta didik adalah dengan mengikuti pembelajaran di kelas. Dengan demikian proses pembelajaran yang berorientasi pendidikan karakter merupakan hal penting yang harus diupayakan oleh guru untuk membentuk karakter positif dalam diri peserta didik. Pembentukan karakter melalui pembelajaran tersebut harus dilakukan mulai jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi

(33)

26

sehingga karakter-karakter positif tersebut dapat terbentuk dan tertanam dengan kuat dalam diri peserta didik.

Untuk melihat sejauh mana pembelajaran berdampak bagi kemajuan kognitif dan sikap positif peserta didik, hasil belajar tidaklah hanya dapat dilihat dari penilaian tes dalam ranah kognitif saja. Penilaian hasil pembelajaran haruslah meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik agar pembelajaran berlangsung bermakna bagi peserta didik. Meskipun demikian, fakta di lapangan menunjukkan ranah afektif dan psikomotorik masih kurang diperhatikan. Ini terlihat dari kecenderungan guru hanya memberikan penilaian siswa yang hanya berdasarkan nilai tes siswa dalam ujian yang dilaksanakan. Kurangnya penilaian dan perhatian terhadap ranah afektif dan psikomotorik siswa mengakibatkan siswa cenderung memiliki anggapan nilai ujian tinggi merupakan tujuan utama dalam pembelajaran sehingga mengabaikan tujuan dari pembelajaran sesungguhnya. Kecenderungan ini tentunya menyimpang dari konsep belajar bermakna dan program pendidikan karakter.

Salah satu cara guru untuk mengetahui sejauh mana pencapaian ranah afektif dan psikomotorik siswa adalah melalui penilaian aktivitas belajar siswa. Nana Sudjana (2005) menjelaskan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi guru dan siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas yang dimaksud di sini adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan berdampak terciptanya situasi belajar aktif. Pemilihan aktivitas belajar yang baik tentunya perlu juga memperhatikan karakteristik siswa dan materi yang dibelajarkan. Terkait dengan pemilihan aktivitas belajar siswa yang sesuai harapan pendidikan karakter, sangat diperlukan instrumen penilaian aktivitas belajar yang layak. Bentuk penilaian yang tepat digunakan untuk menilai aktivitas belajar adalah dengan menggunakan lembar observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini diperkuat oleh Nana Sudjana (2005) yang menjelaskan bahwa observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu mengajar, kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa dalam simulasi, dan penggunaan alat peraga pada waktu mengajar. Observasi harus dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi. Haryati (2006) menjelaskan bahwa lembar observasi adalah lembar yang digunakan untuk mengobservasi keberadaan suatu benda atau melihat gejala-gejala munculnya aspek-aspek psikomotorik yang sedang diamati.

Untuk membuat lembar observasi yang berkualitas yang mengacu pada harapan pendidikan karakter, terlebih dahulu harus ditentukan konstruk dari aspek yang akan diamati, dalam hal ini aspek yang akan diamati adalah aktivitas belajar siswa yang berorientasi

(34)

27

pendidikan karakter. Dari konstruk tersebut kemudian dirancang indikator dan deskriptor yang dapat menjelaskan konstruk tersebut. Indikator dan deskriptor itulah yang menjadi pedoman pengamatan dalam lembar observasi. Menyikapi masalah ketiadaan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter sebagaimana dapat dituangkan ke dalam Rencana Perangkat Pembelajaran (RPP) dan kurangnya informasi yang diperoleh guru tentang pengintegrasian pendidikan karakter ke dalam kegiatan pembelajaran, maka Tim Pengabdian Pada Masyarakat (P2M) Undiksha berinisiatif memberikan suatu kegiatan pelatihan kepada Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus I Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan yang berjudul “Pelatihan Penyusunan Instrumen Penilaian Aktivitas Belajar Berorientasi Pendidikan

Karakter Bagi Guru Sekolah Dasar Di Gugus 1 Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan”.

Setelah kegiatan P2M ini diharapkan Guru dapat memahami bagaimana cara mengintegrasikan pendidikan karakter dalam kegiatan pembelajaran dan sekaligus dapat menyusun instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter.

II. KAJIAN PENDIDIKAN KARAKTER

Sesungguhnya pendidikan karakter telah lama dianut dan tersirat dalam program penyelenggaraan pendidikan nasional. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Pasal 3 menyebutkan bahwa:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”

Potensi yang dimaksud dalam Undang-Undang tersebut adalah kapasitas bawaan (inner

capacity) manusia yang perlu diaktualisasikan melalui ranah pendidikan. Artinya, hanya

dengan pendidikanlah seluruh potensi yang dimiliki manusia berkembang sehingga menjadi manusia seutuhnya. Keutuhan manusia ketika mampu mengembangkan pikiran, perasaan, psikomotorik, dan yang jauh lebih penting lagi adalah hati sebagai sumber spirit yang dapat menggerakkan berbagai komponen yang ada. Hal inilah yang dimaksudkan oleh Ki Hadjar Dewantara dengan olah pikir, olah rasa, olah raga, dan olah hati. Artinya pendidikan harus diarahkan pada pengolahan keempat domain tersebut.

Sebagiamana tersirat dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, tujuan pendidikan sebenarnya menekankan pada proses dan hasil seimbang dan serasi antara

(35)

28

pengembangan intelektual dan aspek spiritual (rohani), tanpa memisahkan keduanya secara dikotomis. Pengembangan ini merupakan tugas dari semua guru mata pelajaran. Jadi semua guru wajib mempelajari bagaimana cara mengembangkan karakter atau watak siswa agar berkembang secara optimal, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional tersebut. Sebagai konsekuensi pelaksanaan UU tersebut, maka dalam pelaksanaan pembelajaran persiapan yang disusun guru-guru termasuk silabus, RPP, dan penilaian pembelajaran harus mengindikasikan pengembangan karakter bangsa Indonesia.

Untuk memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah telah teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial, (18) tanggung jawab (Puskurbuk, 2010). Meskipun demikian tidak semua nilai tersebut harus dikembangkan dalam suatu pelajaran. Hal ini disebabkan karakteristik tiap-tiap mata pelajaran tersebut berbeda-beda dan untuk itu guru dapat memilih prioritas pengembangannya berdasarkan karakteristik mata pelajaran yang diajarkan. Pendidikan karakter dalam konteks makro dan micro dapat dijelaskan menggunakan Gambar berikut.

(36)

29

Gambar 2 Konteks Micro Pendidikan Karakter

III. DESKRIPSI NILAI BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR (SD)

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merumuskan nilai-nilai karakter atau pilar-pilar pendidikan karakter. Satuan pendidikan dapat secara langsung menerapkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa tersebut atau dapat menambah dan mengurangi, namun diharapkan menetapkan minimal lima nilai dasar yaitu: nyaman, jujur, peduli, cerdas, dan tangguh/bekerja keras. Kelima nilai-nilai budaya dan karakter bangsa ini dipandang dapat menjadi awal terbentuknya nilai-nilai karakter lainnya.

Tabel 1 Nilai-Nilai Karakter dan Budaya Bangsa

Nilai Deskripsi

Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

Jujur Perilaku yang didasarkan upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,

pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai

ketentuan dan peraturan.

Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

(37)

30

Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

Rasa Ingin Tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

Semangat Kebangsaan

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

Cinta Tanah Air

Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,

kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

Menghargai Prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui serta menghormati

keberhasilan orang lain. Bersahabat

/Komunikatif

Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain.

Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

Gemar Membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

Peduli Lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

Tanggung Jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.

Deskripsi pada Tabel 1 masih bersifat umum, berikut akan dipaparkan deskripsi nilai-nilai karakter untuk siswa Sekolah Dasar menurut jenjangnya.

Tabel 2 Deskripsi Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Untuk SD

Nilai Indikator untuk Kelas 1-3 Indikator untuk Kelas 4-6 Jujur 1. Tidak meniru jawaban teman ketika

ulangan/mengerjakan tugas

1. Tidak meniru pekerjaan teman ketika mengerjakan tugas di rumah. 2. Menjawab pertanyaan guru

berdasarkan sesuatu yang diketahuinya.

2. Mengatakan dengan

sesungguhnya sesuatu yang telah terjadi/dialami.

3. Mau bercerita tentang kesulitan dirinya dalam berteman.

3. Mau bercerita tentang kesulitan dirinya dalam menerima pendapat temannya.

4. Menceritakan suatu kejadian sesuai dengan yang diketahuinya.

4. Mengemukakan pendapat

tentang sesuatu sesuai dengan yang diyakininya

5. Mau menanyakan tentang

ketidaknyamanan suasana belajar di kelas.

5. Mengemukakan

ketidaknyamanannya dalam belajar di sekolah.

Toleransi 1. Tidak mengganggu teman yang berlainan agama dalam beribadah.

1. Menjaga hak teman yang

berbeda agama untuk menjalankan ajaran agamanya.

(38)

31

2. Mau bertegur sapa dengan teman yang berbeda pendapat.

2. Menghargai pendapat yang berbeda sebagai suatu yang alami dan insani.

3. Membantu teman yang mengalami kesulitan walaupun berbeda dalam agama, suku, dan etnis.

3. Bekerja sama dengan teman yang berbeda agama, suku, dan etnis dalam kegiatan di kelas maupun di sekolah.

4. Menerima pendapat teman yang berbeda dengan pendapat dirinya.

4. Bersahabat dengan teman yang berbeda pendapat.

Disiplin 1. Datang ke sekolah dan masuk kelas tepat pada waktunya.

1. Menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.

2. Melaksanakan tugas-tugas kelas yang menjadi tanggung jawabnya.

2. Saling menjaga antar teman agar semua tugas-tugas kelas terlaksana. 3. Duduk pada tempat yang sudah

ditetapkan.

3. Selalu mengajak teman menjaga ketertiban kelas.

4. Menaati peraturan sekolah dan kelas.

4. Mengingatkan teman yang melanggar peraturan dengan kata-kata yang sopan dan tidak

menyinggung perasaan. 5. Berpakaian rapi. 5. Berpakaian sopan dan rapi. 6. Mematuhi aturan permainan. 6. Mematuhi aturan sekolah.

Kerja Keras 1. Mengerjakan semua tugas kelas dengan sungguh-sungguh.

1. Mengerjakan tugas dengan teliti dan rapi.

2. Mencari informasi dari sumber di luar buku pelajaran.

2. Mencari informasi dari sumber-sumber di luar sekolah.

3. Menyelesaikan PR pada waktunya. Mengerjakan tugas-tugas dari guru pada waktunya.

4. Menggunakan sebagian waktu di kelas untuk belajar.

4. Fokus pada tugas-tugas yang diberikan guru di kelas.

5. Mencatat dengan sungguh-sungguh sesuatu yang ditugaskan guru.

5. Mencatat dengan sungguh-sungguh sesuatu yang dibaca, diamati, dan didengar untuk kegiatan kelas.

Kreatif 1. Membuat suatu karya dari bahan yang tersedia di kelas.

1. Membuat berbagai kalimat baru dari sebuah kata.

2. Mengusulkan suatu kegiatan baru di kelas.

2. Bertanya tentang sesuatu yang berkenaan dengan pelajaran tetapi di luar cakupan materi pelajaran. 3. Menyatakan perasaannya dalam

gambar, seni, bentuk-bentuk komunikasi lisan dan tulis.

3. Membuat karya tulis tentang hal baru tapi terkait dengan materi pelajaran.

4. Melakukan tindakan-tindakan untuk membuat kelas menjadi sesuatu yang nyaman.

4. Melakukan penghijauan atau penyegaran halaman sekolah.

Mandiri 1. Melakukan sendiri tugas kelas yang menjadi tanggung jawabnya.

1. Mencari sumber untuk

menyelesaikan tugas sekolah tanpa bantuan pustkawan sekolah, 2. Mengerjakan PR sendiri. 2. Mengerjakan PR sendiri, tidak

(39)

32

Demokratis 1. Menerima ketua kelas terpilih berdasarkan suara terbanyak.

1. Membiasakan diri

bermusyawarah dengan teman-teman

2. Memberikan suara dalam pemilihan ketua kelas dan di sekolah.

2. Mengemukakan pendapat tentang teman yang jadi pemimpinnya.

3. Mengemukakan pikiran tentang teman-teman sekelas.

3. Mengemukakan pendapat tentang kawan yang jadi pemimpinnya.

4. Ikut membantu melaksanakan program ketua kelas.

4. Memberi kesempatan kepada teman yang menjadi pemimpinnya untuk bekerja.

5. Menerima arahan dari ketua kelas, ketua kelompok belajar, ketua OSIS dan lain-lain.

5. Melaksanakan kegiatan yang dirancang oleh teman yang menjadi pimpinannya.

Rasa Ingin Tahu

1. Bertanya Kepada guru dan teman tentang materi pelajaran.

1. Bertanya atau membaca sumber di luar buku teks tentang materi yang terkait dengan pelajaran. 2. Bertanya kepada seseorang tentang

gejala alam yang sedang terjadi.

2. Membaca dan mendiskusikan gejala alam yang baru terjadi. 3. Bertanya kepada guru tentang

sesuatu yang didengar dari radio atau televisi.

3. Bertanya tentang beberapa peristiwa alam, sosial budaya, ekonomi, politik, dan teknologi yang baru didengar.

4. Bertanya tentang berbagai peristiwa yang dibaca dari media cetak.

4. Bertanya sesuatu yang terkait dengan materi palajaran tetapi di luar yang dibahas di kelas.

Bersahabat dan

Komunikatif

1. Bekerja sama dalam kelompok di kelas.

1. Memberikan pendapat dalam kerja kelompok di kelas.

2. Bergaul dengan teman sekelas ketika istirahat.

2. Aktif dalam kegiatan sosial dan budaya di kelas.

3. Bergaul dengan teman lain di luar kelasnya.

3. Aktif dalam kegiatan organisasi sekolah, sosial, seni, dan budaya sekolah.

4. Berbicara dengan guru, kepala sekolah, dan pegawai tata usaha.

4. Berbicara dengan guru, kepala sekolah.

Teliti 1. Melihat kembali, mengkoreksi kembali, meneliti kembali, tugas dari guru yang sudah dikerjakan.

1. Melihat kembali, mengkoreksi kembali, meneliti kembali tugas-tugas guru dan tugas-tugas sekolah yang sudah dikerjakan.

Tekun 1. Mengerjakan tugas dengan sabar, teliti, hati-hati untuk mencapai hasil yang optimal.

1. Mengerjakan tugas dengan teliti, hati-hati, sabar, untuk mencapai hasil yang optimal

(40)

33

IV. CONTOH LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER

Contoh 1.

LEMBAR OBSERVASI EKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER

Petunjuk Umum:

Lembar observasi ini terdiri dari dua bagian. 1. Bagian satu berupa tabel penyekoran.

2. Bagian dua berupa tabel deskriptor masing-masing aspek pengamatan aktivitas belajar siswa.

Petunjuk khusus:

1. Berilah skor dengan rentangan antara 1 sampai 5 pada kolom deskriptor yang terdapat tabel penyekoran sesuai dengan deskriptor yang muncul.

2. Skor total dihitung dengan 𝑆 = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑘𝑜𝑟(∑ 𝐷)

Tabel Penyekoran

No. Nama Siswa Deskriptor Skor

(∑ 𝐷) a b c d e f g h i j k l m n o Tabel Deskriptor No Indikator Karakter yang

Dibangun Deskriptor

1. Aktivitas siswa dalam melakukan eksplorasi konsep

Berpikir logis dan kritis, kerja keras, kemandirian, percaya diri, dan demokratis.

a) Menanggapi pertanyaan-pertanyaan arahan dari guru dengan jawaban yang masuk akal.

b) Memberikan jawaban sementara dari permasalahan yang diajukan guru, terkait dengan materi yang akan dipelajari.

c) Memperhatikan penjelasan guru dan mengikuti

(41)

34

2. Aktivitas siswa dalam pengenalan konsep dan interpretasi masalah.

Rasa ingin tahu,

berpikir logis dan kritis, tanggung jawab,

kemandirian, percaya diri, dan demokratis.

d) Menelaah dan mencoba memahami permasalahan yang diberikan dengan mengaitkannya dengan konsep-konsep

matematika dari buku atau sumber lain.

e) Membuat rencana penyelesaian masalah yang diberikan

f) Berdiskusi dengan teman/guru terkait rencana penyelesaian yang telah dibuat.

3.

Aktivitas siswa dalam melakukan aplikasi konsep.

Berpikir logis dan kritis, kerja keras, kemandirian, percaya diri, tanggung jawab, dan demokratis.

g) Membuat penyelesaian permasalahan yang paling efektif.

h) Berdiskusi dengan

teman/guru terkait permasalahan yang akan diselesaikan.

i) Menerapkan konsep yang dipelajari untuk menyelesaikan permasalahan yang berbeda. 4. Aktivitas siswa dalam

menghasilkan simpulan

Berpikir logis dan kritis, kerja keras, kemandirian, percaya diri, jujur, tanggung jawab, dan demokratis.

j) Menyelesaikan tugas yang diberikan.

k) Menyampaikan hasil pekerjaan atau memberikan tanggapan terhadap jawaban teman.

l) Membuat simpulan dari materi yang telah dibahas.

5. Aktivitas siswa dalam melakukan evaluasi

Berpikir logis dan kritis, kerja keras, kemandirian, percaya diri, dan jujur.

m) Mengkoreksi hasil pekerjaan teman dengan benar.

n) Bertanya mengenai hal-hal yang kurang dipahami dalam pembelajaran atau dapat memberikan komentar terkait konsep yang telah dipelajari. o) Merangkum keseluruhan materi pembelajaran secara benar atau dapat mengerjakan soal-soal pengayaan dengan tepat.

(42)

35

V. DAFTAR RUJUKAN

Kemdikbud. 2010. Buku Induk Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa

2010-2025. Jakarta: Kemdikbud.

Lickona, T. 2012. Character Matter (Versi Indonesia). Jakarta: Bumi Aksara.

Parwati, N.N. dan Sudiarta, I.G.P. 2013. Pengintegrasian Nilai kearifan Lokal Masyarakat Bali dalam Model Pembelajaran Pemecahan Masalah Matematika untuk Membangun Karakter Positif Siswa SD di Kabupaten Buleleng. Laporan Penelitian Strategis

Nasional. Tidak Diterbitkan. Singaraja: Undiksha.

PPPPTK. 2011. Modul Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Melalui

Pembelajaran Matematika di SD. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya

Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan.

Ratumanan, T.G. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: Unesa University Press

Sudjana, N. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo Offset.

(43)

36

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Pelaksanaan Kegiatan
Tabel 2.1 Permasalahan dan Solusi
Tabel Pengamatan
Tabel Nilai
+4

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

a) Sistem pengendalian manajemen digunakan untuk mengendalikan seluruh organisasi, termasuk pengendalian terhadap seluruh sumber daya (resources) yang digunakan,

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Analisis Pengaruh kualitas layanan, kualitas produk, brand image

Nilai Produksi, Nilai Bahan Baku, dan Nilai Tambah Bidang Usaha Berbahan Baku Pertanian Dalam Subsektor Industri Makanan di Kabupaten Limapuluh Kota Tahun 2010 Atas

Uji Spesifisitas dengan Dot Blotting terhadap Epidermal Growth Factor (EGF) yang Diisolasi dari Oosit Kumulus Komplek Sapi Setelah Dimaturasi1. Secara

Hasil dari uji pertumbuhan bakteri yogurt dan probiotik menunjukkan bahwa penambahan bubuk shiitake menghasilkan konsentrasi sel bakteri yang lebih tinggi dibandingkan

Berdasarkan hasil penelitian ini, pemberian loading 500 cc Hidroxylethyl starch 130/0,4 (6%), diperoleh data bahwa terdapat perbedaan antara urine 15 menit

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai diagnostik pemeriksaan kepekaan kuman metode langsung untuk pada kultur darah yang dibandingkan dengan metode

Sindrom Koroner Akut (SKA) yang biasa dikenal dengan penyakit jantung koroner adalah suatu kegawatdaruratan pembuluh darah koroner yang terdiri dari infark