• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

i

LAPORAN AKHIR

PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

PELATIHAN PENCAK SILAT KATEGORI TGR (TUNGGAL,

GANDA DAN REGU) BAGI PELATIH DAN GURU-GURU

PENJASORKES SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN

KARANGASEM, KABUPATEN KARANGASEM

Oleh:

Ni LuhPutuSpyanawati, S.Pd., M.Pd (Ketua) NIP. 198403032008122004

I KetutSemarayasa, S.Pd., M.Or(Anggota) NIP. 198003112008121002

Kadek Yogi Parta Lesmana, S.Pd., M.Pd(Anggota) NIP. 198410252008121002

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2015

(2)
(3)

iii RINGKASAN

Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat di kecamatan karangasem bertujuan untuk (1) upaya memberikan pemahaman kepada pelatih pencak silat dan guru-guru Penjasorkes Sekolah Dasar di Kecamatan Karangasem tentang teknik pelatihan dan gerakan jurus TGR pencak silat, (2) mempersiapkan pelatih pencak silat kecamatan Karangasem yang berkualitas untuk dapat menularkan ilmunya tentang pencak silat khususnya TGR kepada atlet/murid/siswa atau kepada masyarakat umum karena murid/siswa merupakan asset yang cukup besar digunakan sebagai pusat pembibitan atlet, serta (3) menumbuhkan minat terhadap olahraga pencak silat di kecamatan Karangasem. Metode yang dipakai dalam mencapai tujuan tersebut adalah dengan metode ceramah, pelatihan dan demonstrasi. Materi pelatihan meliputi teknik dasar melatih pada kategori TGR, Praktek tentang jurus Tunggal, Ganda dan Regu serta melaksanakan evaluasi secara teori dan praktek. Hasil yang diperoleh dari kegiatan pelatihan ini yaitu terbentuknya pelatih pencak silat yang menguasai materi TGR yang baik.

(4)

iv PRAKATA

Puja dan puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya laporan kemajuan kegiatan Pengabdian pada Masyarakat (P2M) PenerapanIpteks “PelatihanPencakSilatKategori TGR (Tunggal, ganda, danregu) bagiPelatihdan Guru-guru PenjasorkesSekolahDasar Se-KecamatanKarangasem”yang dilaksanakan di GorGunungAgungkecamatanKarangasem dapat terlaksana dengan baik. Laporan kemajuan dibuat dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan kegiatan dan memberikan informasi tentang proses perencanaan dan pelaksanaan dari awal hingga akhir kegiatan serta hasil yang didapat dari pelaksanaan kegiatan ini.Penulis menyadari bahwa isi dari laporan ini jauh dari kesempurnaan, sehingga perlu sumbangsih dari para pembaca terutama hal yang terkait tentang tata tulis dan substansi laporan.Terlaksananya kegiatan ini dari awal hingga pembuatan laporan berkat bantuan dari berbagai pihak, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalm dalamnya kepada

1. Prof.Dr. Ketut Suma, M.S selaku ketua LPM Undiksha Singaraja atas bantuannya dalam hal memberikan fasilitas sehubungan dengan pengurusan dana untuk pelaksanaan kegiatan.

2. I WayanMerta, S.Pd selaku KUPT KecamatanKarangasemdan I KetutSemaraSaputra, S.PdselakuKetua KKGO SD KecamatanKarangasemyang telah memberikan kemudahan dalam pengurusan ijin, peminjaman tempat dan alat serta membantu mengumpulkan warga yang menjadi peserta yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan.

3. Para peserta, atas kerjasamanya dalam mengikuti pelatihan sehingga pelaksanaan P2M dapat berjalan sesuai rencana

4. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas segala bantuannya baik pemikiran maupun material pada kegiatan ini

Demikian laporan kemajuan pengabdian pada masyarakat ini, semoga atas segala bantuan yang diberikan mendapat imbalan yang sepadan dari Tuhan yang Maha Esa.

Singaraja, 28 Agustus 2015 Penulis

(5)

v DAFTAR ISI Halaman HAL MUKA... i LEMBAR PENGESAHAN ... ii RINGKASAN ... iii PRAKATA ... iv DAFTARI ISI ... v BAB I PENDAHULUAN ... 1 a. Analisis Masalah ... 1

b. Identifikasi & Perumusan Masalah ... 3

c. Tujuan Kegiatan ... 4

d. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II METODE PELAKSANAAN ... 5

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ... 6

BAB IV PENUTUP ... 8 a. Simpulan... 8 b. Saran... 8 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN a. Absensi Peserta b. Foto-foto Kegiatan c. Peta Lokasi

(6)

1 BAB I PENDAHULUAN

Pencak silat adalah hasil budaya manusia Indonesia untuk membela, mempertahankan eksistensi dan integritas terhadap lingkungan hidup/alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (PB IPSI). Pencak silat merupakan salah satu bentuk kebudayaan bangsa Indonesia yang juga merupakan warisan nenek moyang bangsa yang perlu dilestarikan.

Perkembangan olahraga pencak silat sejalan dengan perkembangan olahraga beladiri lainnya. Seni beladiri seperti judo,karate, taekwondo, dan lain-lain mengalami peningkatan peminat secara universal. Sebagai contoh di Perancis, Kanada, Finlandia, Australia, dan Belgia seni beladiri menjadi bagian dari sepuluh olahraga yang banyak dilakukan oleh anak-anak maupun orang dewasa (Vertonghen dan Theeboom, 2010). Hal ini mengindikasikan bahwa olahraga beladiri khususnya pencak silat mengalami perkembangan yang sangat pesat, oleh sebab itu kajian mengenai pencak silat dari berbagai aspek sudut pandang menjadi sangat penting dilakukan.

Di Indonesia pencak silat berkembang melalui perguruan-perguruan pencak silat yang tersebar hampir diseluruh wilayah Indonesia. Selain itu, pencak silat juga termasuk dalam materi pendidikan jasmani yang diberikan dari tingkat sekolah dasar sampai SMA. Pencak silat merupakan sarana yang tepat untuk pembinaan mental spiritual, terutama untuk mewujudkan identitas khas Indonesia dan telah terbukti membentuk kepribadian yang kokoh. Tidak hanya pembinaan terhadap aspek olahraganya, seni dan bela diri semata-mata melainkan dapat mengembangkan watak luhur, sikap ksatria, percaya diri dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Agar dapat memperoleh hasil yang optimal, pembelajaran pencak silat baik yang dilaksanakan di perguruan-perguruan pencak silat maupun melalui pendidikan jasmani di sekolah harus dirancang dengan pembelajaran yang sistematis melalui proses pembelajaran, secara ilmiah, kontinyu, bertahap, meningkat, dan berkesinambungan denganpola pembinaan yang terencana. Guru atau pelatih pencak silat berusaha mengatur lingkungan belajar agar anak didik bergairah dalam aktifitas belajarnya. Dalam proses pembelajaran pencak silat, pengajar harus bisa menyampaikan pesan

(7)

2

secara jelas dan benar kepada peserta didik. Untuk itu seorang guru atau pelatih setidaknya mempunyai ilmu pendukung seperti ilmu jiwa, ilmu kepelatihan dan ilmu lain yang berkaitan dengan pembelajaran.

Dalam kaitannya dengan kepelatihan khususnya cabang olahraga pencak silat jarang diminati, ha ini disebabkan salah satunya ialah kurangnya pelatihan terhadap keberadaan cabang olahraga beladiri pencak silat.

a. Analisis Situasi

Topografi wilayah Karangasem merupakan daerah yang memiliki potensi menguntungkan untuk pengembangan dibidang olahraga. Luas wilayahnya mencapai 839,54 km2 atau sekitar 14,90% dari luas pulau Bali dan secara astronomis terletak pada 8°00’00” - 8°41’37,8” lintang selatan dan 115°35’9,8” - 15°54’89” bujur timur. Letak geografisnya terbentang gugusan pegunungan dari gunung Agung sampai Seraya dan berbatasan dengan laut Jawa di sebelah utara, sebelah selatan Samudra Indonesia, sebelah timur Selat Lombok, sebelah barat dengan Kabupaten Bangli, Klungkung dan Buleleng. Kecamatan-kecamatan di Kabupaten Karangasem, semenjak era otonomi daerah belum mengalami pemekaran. Ke 8 kecamatan tersebut diurutkan berdasarkan luas antara lain:

1. Kubu : Luas 234,77 km2 2. Abang : Luas 134,05 km2 3. Rendang : Luas 109,7 km2 4. Karangasem : Luas 94,23 km2 5. Bebandem : Luas 81,51 km2 6. Selat : Luas 80,35 km2 7. Manggis : Luas 69,83 km2 8. Sidemen : Luas 35,15 km2

Salah satu kecamatan di Karangasem yang cukup dikenal sebagai kecamatan pencetak atlet di bidang olahraga adalah kecamatan Karangasem. Jika dilihat dari keadaan geografisnya kecamatan Karangasem dilingkari dengan perbukitan disebelah barat dan garis pantai di sebelah timur hingga selatan. Si sisi lain kehidupan penduduk kecamatan Karangasem yang sebagian besar petani dan nelayan juga membuat keadaan fisiologis tubuh tang atletis terbentuk secara alami sehingga tidak mengherankan di

(8)

3

kecamatan karangasem banyak atlet yang berprestasi baik ditingkat daerah maupun tingkat nasional. Salah satunya pada cabang olahraga beladiri pencak silat.

Pencak silat adalah salah satu cabang olahraga beladiri andalan kabupaten karangasem dalam setiap kejuaraan, baik itu tingkat daerah maupun nasional. Cabang olahraga yang yang memiliki empat kategori pertandingan ini telah menjadi salah satu cabang olahraga beladiri penyumbang medali di setiap kejuaraan baik itu porprov maupun porsenijar dan salah satu kecamatan yang memegang andil besar dalam pengembangan olahraga beladiri pencak silat di kabupaten karangasem ini adalah dari kecamatan Karangasem. Berdasarkan data dari ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) provinsi Bali perkembangan pencak silat di Kabupaten Karangasem dimulai dari Kecamatan Manggis kemudian masuk ke kecamatan karangaasem, sebab sebagian besar pendekar pencak silat berasal dan dilahirkan di karangasem. Bahkan hingga saat ini hampir disetiap kecamatan di kabupaten karangasem mengembangkan olahraga beladiri pencak silat baik itu di unit-unit sekolah maupun ranting-ranting di desa-desa.

Sarana prasarana yang diperlukan dalam pengembangannya pun cukup memadai. Misalnya tempat latihan pencak silat yang terdata ada tiga (3) pusat latihan dengan fasilitas matras, sansak, serta perlengkapan lainnya. Dari segi sumber daya manusia berupa pelatih dan atlet/siswa pun sangat mendukung perkembangan pencak silat di kecamatan Karangasem. Terdata lebih dari 30 kader pelatih muda yang telah dipersiapkan untuk memajukan pencak silat di kecamatan Karangasem yang sebagian besar memiliki sertifikat pendidik/guru sekolah dasar maupun SMP.

Meskipun begitu gencarnya perkembangan olahraga beladiri pencak silat ini, akan tetapi dari data KONI dan Disdikpora kabupaten Karangasem memperlihatkan bahwa telah terjadi banyak penurunan prestasi dalam beberapa tahun terakhir, dan yang terutama terlihat dari kategori TGR. Permasalahan yang muncul saat ini adalah belum efektif dan kurangnya pelatihan tentang teknik-teknik pencak silat baik itu di sekolah maupun masyarakat umum. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa factor diantaranya terbatasnya kemampuan pelatih untuk pemasalan cabang olahraga dan kurangnya pelatihan pencak silat. Disamping itu permasalahan yang muncul saat ini adalah belum efektifnya pemahaman tentang teknik pelatihan jurus –jurus TGR ini ke daerah-daerah terutama kecamatan Karangasem dan khususnya juga bagi guru-guru Penjasorkes di Sekolah Dasar. Hal ini dikarenakan kurangnya pelatihan jurus-jurus TGR ini ke

(9)

4

daerah-daerah terutama kecamatan Karangasem dan khususnya juga bagi guru-guru sekolah dasar, karena pemasalah cabang olahraga pencak silat paling potensi di Sekolah Dasar. Bahkan hampir tidak ada siswa/atlet di kecamatan karangasem yang terdata pernah menjadi juara ataupun mewakili Karangasem dari kategori TGR.

Teknik-teknik pencak silat yang terus mengalami perkembangan ini tentunya harus diikuti dengan langkah antisipatif dengan menyiapkan sumber daya manusia khususnya dalam hal pelatihan teknik dan jurus-jurus pencak silat yang resmi. Dengan diadakannya olimpiade olahraga siswa nasional (O2SN), Porseni pelajar kabupaten maupun provinsi, serta berbagai kejuaraan-kejuaraan lainnya di tingkat sekolah dasar maka perlu diadakan berbagai pelatihan dan pemasalan untuk menyiapkan atlet sejak dini. Maka dari itu peran serta guru-guru penjasorkes sangat diperlukan untuk mendukung penjaringan atlet pencak silat, apalagi pencak silat adalah salah satu cabang olahraga beladiri yang masuk kurikulum di sekolah.

Dari permasalahan diatas dan diiringi oleh sambutan oleh pelatih-pelatih pencak silat, guru-guru Penjasorkes di Kecamatan Karangasem dan alumni Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi untuk lebih mengembangkan olahraga pencak silat di Kecamatan Karangasem, maka bersama ini Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Ganesha bermaksud untuk melakukan pengabdian pada masyarakat yang berjudul “Pelatihan Pencak Silat Kategori TGR (Tunggal, Ganda dan Regu) bagi Pelatih dan Guru-guru Penjasorkes sekolah dasar se-Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem”.

b. Identifikasi dan perumusan masalah

Berdasarkan analisis situasi dan fakta di lapangan maka dalam Pengabdian Pada masyarakat ini dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:

1) Guru-guru Penjasorkes SD dan pelatih di Kecamatan Karangasem belum paham dan belum mengetahui jurus TGR pencak silat.

2) Guru-guru Penjasorkes SD dan Pelatih di Kecamatan Karangasem belum paham dan belum mengetahui bagaimana teknik pelatihan jurus TGR pencak silat.

Dalam Pengabdian kepada Masyarakat ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

(10)

5

“ Apakah pelatihan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang jurus TGR (Tunggal, ganda dan Regu) di kalangan guru-guru Penjasorkes Sekolah Dasar dan pelatih pencak silat di kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem?”

c. Tujuan Kegiatan

Melalui program P2M penerapan Ipteks Undiksha ini, diusulkan upaya untuk mengatasi masalah yang disebutkan tadi, yaitu:

1) Sebagai upaya memberikan pemahaman kepada pelatih pencak silat dan guru-guru Penjasorkes Sekolah Dasar di Kecamatan Karangasem tentang teknik pelatihan dan gerakan jurus TGR pencak silat.

2) Mempersiapkan pelatih pencak silat Kecamatan Karangasem yang berkualitas untuk dapat menularkan ilmu-ilmunya tentang pencak silat khususnya TGR kepada atlet/murid/siswa atau kepada masyarakat umum karena murid/siswa merupakan asset yang cukup besar digunakan sebagai pusat pembibitan atlet.

3) Menumbuhkan minat terhadap olahraga pencak silat di kecamatan Karangasem.

d. Manfaat Kegiatan

Manfaat kegiatan ini adalah diharapkan pelatih pencak silat dan guru-guru sekolah dasar se-kecamatan karangasem dapat mengembangkan dan meningkatkan kualitas pemahaman serta profesionalismenya dalam olahraga Pencak Silat.

(11)

6 BAB II

METODE PELAKSANAAN

Adapun metode yang digunakan dalam Pengabdian Kepada Masyarakat Penerapan Ipteks ini adalah dengan metode ceramah, pelatihan dan demonstrasi. Sebagai narasumber dalam pelaksanaan ini adalah pelatih nasional dari IPSI Provinsi Bali. Materi yang diberikan dalam pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini terdiri dari:

1) Memberikan materi teori yang meliputi teknik dasar melatih pada kategori TGR 2) Memberikan materi praktek tentang jurus TGR

3) Melakukan evaluasi secara teori dan praktek

Keberhasilan penyelenggaraan kegiatan dapat dilihat dari evaluasi pelaksanaan kegiatan yaitu:

1) Ketekunan dan keterlibatan para peserta pelatihan dalam mengikuti setiap materi baik itu teori dan praktek yang diberikan. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui ketekunan dan keterlibatan peserta adalah lembar observasi kegiatan. 2) Terjadi peningkatan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan peserta tentang

pencak silat TGR. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan dan pemahaman peserta pelatihan berupa tes awal dan tes akhir. Sedangkan peningkatan keterampilan peserta dapat diamati melalui lembar pengamatan keterampilan pencak silat.

3) Indikator keberhasilan kegiatan ini adalah para guru/pelatih pencak silat se-kecamatan Karangasem bisa memahami teknik pencak silat sehingga harapan kedepan pencak silat dapat dijadikan sebagai salah satu materi dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan mencetak atlet-atlet berprestasi.

(12)

7 BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Hasil

Kegiatan pelatihan pencak silat kategori TGR (Tunggal, Ganda dan Regu) ini berlangsung dengan lancar dan baik. Hal ini terlihat dari persiapan pelaksanaan dari bulan April hingga pelaksanaannya pada tanggal 8 Mei 2015 berjalan dengan lancar. Penjajakan serta permohonan kerja sama dengan UPT dan KKGO kecamatan Karangasem pun mendapat sambutan yang hangat. Peserta yang diundang berasal dari pelatih pencak silat perguruan se-Kecamatan Karangasem, serta guru-guru Penjasorkes SD se-Kecamatan Karangasem, sehingga peserta yang diundang berjumlah 40 orang

Pendahuluan kegiatan dilakukan pre-tes tertulis serta penjajakan tentang sejauh mana penguasaan awal peserta mengenai pencak silat. Kemudian dilanjutkan dengan materi pelatihan yaitu teknik serta pemahaman tentang pencak silat yang meliputi teori dasar pencak silat, pengertian serta bagian bagian jurus TGR serta metode melatih TGR, kemudian dilanjutkan dengan pelatihan jurus TGR oleh narasumber yaitu pelatih nasional IPSI Bali Bapak I Wayan Selamat, dengan materi praktek TGR. Sedangkan pendampingan hari kedua dan ketiga dilakukan oleh tim P2M dibantu 2 (dua) orang mahasiswa dari UKM Pencak Silat melalui email maupun telepon. Hasil yang dicapai melalui kegiatan penerapan Ipteks ini adalah adanya pelatih-pelatih muda serta potensi-potensi SDM unggul untuk pengembangan pencak silat dan pembinaan berkelanjutan dengan pembentukan serta pemasalan atlet dari unit-unit sekolah dan ranting se kecamatan Karangasem.

Hasil analisi data didapatkan evaluasi dari kehadiran dan keseriusan peserta mencapai 95%. Pada hari pelatihan kehadiran peserta 100% yaitu 40 orang peserta, Hasil pre-tes menunjukkan 57% penguasaan awal dan post-test memperlihatkan hasil 87% penguasaan teori. Sedangkan pada materi keterampilan gerak hampir 90a% peserta yang dapat menghapalkan serta menguasai gerak dengan baik.

b. Pembahasan

Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan dinilai bahwa 95 % peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir dengan penuh perhatian dan serius dalam

(13)

8

mengikuti kegiatan. Hal ini dibuktikan dengan pelaksanaan tugas kelompok yang dilakukan dengan baik. Tugas kelompok diberikan per jurus dan disesuikan dengan kemampuan serta daya serap peserta, sehingga peserta nyaman melakukan gerak tanpa tekanan, sehingga tingkat penguasaannya pun lebih baik. Tugas gerak yang diberikan ini dapat dikuasai oleh hampir seluruh peserta. Meskipun ada beberapa peserta yang ijin meninggalkan pelatihan karena tugas kantor ataupun kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan.

Hasil analisis data pada post-tes juga mengalami peningkatan yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan dan pemahaman peserta. Dari hasil analisis data tes awal penguasaan hanya 57% sedangkan tes akhir penguasaan peserta mencapai 87 %. Tidak hanya dari tes tulis saja, tetapi pada keterampilan gerak pun sangat baik. Dari 100 jurus tunggal dan regu hampir 90% peserta yang dapat menguasainya dengan baik. Sisanya mengalami kesulitan pada pergerakan karena factor umur dan skill.

Berdasarkan beberapa evaluasi diatas, pelatihan seperti ini perlu dilakukan secara berkesinambungan. Namun, walaupun sudah manfaatnya oleh peserta, kegiatan ini masih perlu mendapatkan pembinaan lanjutan karena dalam pelaksanaan awal masih banyak kendala yang dihadapi dalam upaya pembinaan dan pelatihan pada kategori ganda, karena banyak peserta yang belum memiliki dasar pencak silat. Selain itu perlu juga dilakukan pelatihan khusus yang memiliki jangka waktu cukup lama dan dilakukan secara continue dan berkesinambungan.

(14)

9 BAB IV PENUTUP

a. Simpulan

Hasil pelaksanaan program penerapan Ipteks ini adalah langkah awal menuju keberhasilan pemasalan serta peningkatan prestasi pencak silat kategori TGR di kecamatan Karangasem. Dilihat dari potensi tersebut, kecamatan Karangasem memiliki sumber daya serta daya saing yang tinggi untuk memajukan prestasi pencak silat kategori TGR.

Dari kegiatan ini peserta menjadi paham tentang teknik pelatihan pencak silat kategori TGR, serta telah siap melatih dan mengembangkan pencak silat kategori TGR di kecamatan Karangasem.

b. Saran

Agar kegiatan pelatihan dan pengembangan pencak silat ini dapat digunakan dan dikembangkan di kecamatan Karangasem maka diperlukan pelatihan yang berkesinambungan serta kerjasama dan penanganan dari sekolah, perguruan maupun dari IPSI kabupaten Karangasem. Selain itu, dukungan dari KONI Kabupaten serta dinas terkait pelaksanaan serta pemasalan pelatihan pencak silat kategori TGR juga perlu ditingkatkan.

(15)

10

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, A Rashid, Benedict Tan, Kong Chuan Teh. 2002. Physiological Responses During Matches and Profile of Elite Pencak Silat Exponents. Journal of Sport Science and Medicinen Vol 1, 147-155.

Lubis, Johansyah. 2014. Pencak Silat. PT. Rajawali. Terbitan ke II. Jakarta

(16)

11 a. Lampiran daftar hadir

(17)
(18)

13 b.LAMPIRAN 2.Dokumentasi kegiatan

Gambar 01.Spandukdantempatkegiatan

(19)

14

Gambar 02 Penyampaian teori

(20)

15

(21)

16 c.Peta Lokasi

Gambar

Gambar 01.Spandukdantempatkegiatan
Gambar 02 Penyampaian teori
Gambar 05 Penampilan kelompok

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh para guru SD di Kecamatan Kerambitan dalam proses pembelajaran, maka kegiatan pengabdian masyarakat ini

Hasil kegiatan pengabdian pada masyarakat ini akan memberikan kontribusi positif terhadap usaha peningkatan kualitas pendidikan, khususnya pendidikan matematika di

Pelatihan pengelolaan upacara ngaben berorientasi ergonomi yang dilakukan dalam pengabdian masyarakat ini, diawali dengan identifikasi masalah, kemudian dibuat prioritas

Mengingat sedemikian urgennya permasalahan pengembangan kemampuan pengoperasian media internet oleh para guru SMP Se-Kecamatan Abang dalam pengelolaan bahan ajar terhadap

Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka tujuan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan petugas museum

Untuk membantu para guru TK di Kecamatan Seririt dapat melaksanakan beberapa strategi pembelajaran dengan lebih menyenangkan dengan menggunakan media boneka

Pelatih yang baik harus mempunyai kemampuan sebagai berikut : (1) mempunyai kemampuan untuk membantu atlet dalam mengaktualisasikan potensinya; (2) bila membentuk

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan judul “Pelatihan Penyusunan Instrumen Penilaian Aktivitas Belajar Berorientasi Pendidikan Karakter Bagi Guru Sekolah