i
LAPORAN AKHIR
PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS
PENGUATAN KOMPETENSI GURU SMP SATU ATAP
SE-KECAMATAN KUBU MELALUI PENDALAMAN BIDANG
STUDI MATEMATIKA
Oleh:
Dr. I Gusti Ngurah Pujawan, M.Kes. (Ketua) NIP. 196012311986011003
I Made Suarsana, S.Pd. M.Si. ( Angota) NIP. 198302172006041003
Dra. Gusti Ayu Mahayukti, M.Si. (Anggota) NIP. 196008231986012001
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha
SPK No. 222/UN48.15/LPM/2015 Tanggal 5 Maret 2015
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MIPA
LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN 2015
ii HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
1. Judul : Penguatan Kompetensi Guru SMP Satu Atap se-Kecamatan Kubu melalui Pendalaman Bidang Studi Matematika
2. Ketua Pelaksana
a. Nama Ketua : Dr. I Gusti Ngurah Pujawan, M.Kes. b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. NIP/NIDN : 198302172006041003/0017028301 d. Disiplin Ilmu : Matematika
e. Pangkat/Gol. : Pembina Utama Madya/IVc f. Jabatan : Lektor Kepala
g. Jurusan/Fakultas : Pendidikan Matematika/MIPA
h. Alamat : BTN Banyuning Indah H/20 Singaraja i. Telp/Faks/Email : 08164722360/ - /ngrpujawan@yahoo.com 3. Jumlah Anggota Tim : 2 orang
4. Lokasi Kegiatan :
a. Nama Desa : Desa Ban
b. Kecamatan : Kubu
c. Kabupaten /Kota : Karangasem / Amlapura
d. Prropinsi : Bali
5. Jumlah Biaya Kegiatan : Rp 12.500.000,-
(Dua belas juta lima ratus ribu rupiah) 6. Lama Kegiatan : 7 bulan
Mengetahui Dekan Fakultas MIPA,
Prof. Dr.I Nengah Suparta,M.Si NIP. 196507111990031003
Singaraja, 8 Oktober 2015 Ketua Pelaksana,
Dr. I Gusti Ngurah Pujawan, M.Kes. NIP. 196012311986011003
Menyetujui Ketua LPM Undiksha
Prof. Dr. Ketut Suma, M.S NIP. 195901011984031003
iii KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Hyang Widhi Wasa, karena atas perkenan-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan pengabdian pada masyarakat yang berjudul “Penguatan Kompetensi Guru SMP Satu Atap se-Kecamatan Kubu melalui Pendalaman Bidang Studi Matematika” tepat pada waktunya.
Kegiatan ini dapat terlaksana berkat bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai penulisan hasil kegiatan. Untuk hal tersebut, melalui kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih yang tulus kepada:
1) Ketua Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM) Undiksha atas dana dan sebagai fasilitator dalam kegiatan ini.
2) Kepala SMP Satu Atap se-Kecamatan Kubu atas kerjasamanya yang baik. 3) Seluruh peserta yaitu guru-guru SMP Satu Atap yang mengampu mata
pelajaran matematika atas partisipasinya untuk mengikuti kegiatan dengan baik.
Demikian juga kepada semua pihak terkait yang telah membantu pelaksanaan kegiatan ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, kami mengucapkan terima kasih.
Semoga kegiatan ini dapat bermanfaat untuk kemajuan pendidikan, khususnya di Daerah Terpencil, Terpencar dan Terisolir (3T) Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem.
Singaraja, Oktober 2015 Tim Pelaksana
iv DAFTAR ISI
Halaman Muka i
Pengesahan ii
Kata Pengantar iii
Daftar isi iv
Daftar Tabel v
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Analisis Situasi 1
1.2.Identifikasi dan Perumusan Masalah 3
1.3.Tujuan Kegiatan 3
1.4.Manfaat Kegiatan 4
BAB II METODE PELAKSANAAN
2.1.Khalayak Sasaran 5
2.2.Metode Kegiatan 5
2.3. Kerangka Pemecahan Masalah 5
2.4.Rancangan Evaluasi 6
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.Hasil Pelaksanaan Kegiatan 7
3.2.Pembahasan 11
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
4.1.Simpulan 14
4.2.Saran 14
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
1. Absensi Peserta Kegiatan 2. Foto-Foto Kegiatan 3. Peta Lokasi
v DAFTAR TABEL
Tabel 1. Distribusi Siswa di SMP Satu Atap se-Kecamatan Kubu 5 Tabel 2. Jadwal Pendalaman Bidang Studi Matematika 7
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Analisis Situasi
Kecamatan Kubu adalah salah satu kecamatan dari 8 kecamatan yang ada di Kabupaten Karangasem. Wilayah Kecamatan Kubu terbagi ke dalam 9 desa yaitu Ban, Dukuh, Tulamben, Kubu, Baturinggit, Sukadana, Tianyar, Tianyar Tengah dan Tianyar Barat. Total luas wilayahnya sekitar 234,72 km2 yang hampir seluruhnya berupa tegalan/huma (pertanian kering). Wilayahnya terbentang dari pantai (Laut Bali) hingga ketinggian lebih dari 500 m dpl (kaki Gunung Agung). Di barat laut wilayahnya berbatasan dengan Desa Songan B, Kabupaten Bangli, di Selatan berbatasan dengan Desa Pempatan Kecamatan Rendang, Di timur berbatasan dengan Desa Datah Kecamatan Abang, Di Barat berbatasan dengan Desa Ngis, Kabupaten Buleleng dan di Utara berbatasan langsung dengan laut Bali. Wilayahnya yang tersebar dari dataran rendah hingga perbukitan menyebabkan tidak seluruh wilayah dapat dijangkau dengan alat transportasi. Atau dengan kata lain, ada beberapa daerah di desa tertentu yang dikategorikan sebagai daerah terpencil, terisolir dan terpencar-pencar (3T). Misalnya di Desa Ban ( Br. Perasan), Desa Tianyar (Br. Paleg), Tianyar Tengah (Br. Pedahan Kaja), Tianyar Barat (Br. Munti Gunung) dan Desa Batu Ringgit (Br. Bantas).
Dulu, sebelum didirikan SMP Satu Atap di SD di daerah 3T tersebut, minat lulusan SD yang melanjutkan ke SMP Reguler sangat rendah dikarenakan jarak yang jauh, sulit dijangkau sehingga untuk pergi ke SMP memakan banyak waktu, tenaga dan biaya. Apalagi tingkat ekonomi orang tua mereka umumnya menengah ke bawah. Hal ini menyebabkan program wajib belajar 9 tahun terkendala APK yang rendah. Namun saat ini, dengan program pendidikan dasar terpadu, melalui SMP Satu Atap, telah mampu meningkatkan minat lulusan SD untuk melanjutkan ke SMP. Hal ini nampak dari data siswa 6 SMP Satu Atap di Kecamatan Kubu yaitu sebagai berikut.
2 Tabel 1. Distribusi Siswa di SMP Satu Atap se-Kecamatan Kubu
No Nama Sekolah Kelas Total
VII VIII IX 1. SMP Negeri Satu Atap Baturinggit (Br. Bantas) 27 11 12 49 2. SMP Negeri Satu Atap Ban (Br. Perasan) 37 24 25 86 3. SMP Negeri Satu Atap Tianyar (Br Paleg) 31 26 19 76 4. SMP Negeri Satu Atap Munti Gunung 25 27 8 60 5. SMP Negeri Satu Atap Tianyar Tengah 55 40 29 124
6. SMP Satu Atap Ban 22 23 18 63
Sumber: (http://pendidikankarangasem.info, 2014) Pengelolaan SMP Satu Atap di Kecamatan Kubu menganut pola satu pengelola yaitu pengelolaan menjadi satu dengan pengelola SD sehingga guru-guru SD sepanjang memungkinkan dapat mengajar di SD dan juga SMP. Dengan demikian, ada pemberian tugas tambahan terhadap guru kelas di SD menjadi guru mata pelajaran di SMP yang tentu saja tidak memiliki kualifikasi sebagai guru mata pelajaran.
Termasuk pula pada pelajaran matematika, berdasarkan penelusuran data di keenam SMP satu Atap di Kecamatan Kubu diperoleh bahwa mata pelajaran matematika diampu oleh guru SD yang tentu saja tidak memiliki kualifikasi akademik sebagai guru matematika. Guru SD memang tidak dipersiapkan untuk menjadi guru matematika sehingga bisa dipahami bila muncul suatu kelemahan dalam pembelajarannya. Permasalahan pertama dan utama yang guru-guru SD hadapi ketika hendak membelajarkan matematika di SMP Satu Atap adalah mereka kurang memahami materi matematika dengan baik. Masih banyak konsep matematika yang belum mereka mengerti dan mereka merasa kesulitan ketika ingin menjelaskan kepada siswa. Jika kondisi ini dibiarkan, potensi munculnya miskonsepsi dalam pembelajarana akan sangat tinggi dan tentu saja berdampak pada hasil belajar siswa.
Ketika kegiatan pendalaman bidang studi ini ditawarkan sebagai solusi untuk penguatan kompetensi guru mata pelajran matematika di SMP Satu Atap , mereka merespons sangat positif. Mereka mengatakan kegiatan pendalaman bidang studi
3 memang sesuatu yang sangat mereka butuhkan karena mereka menyadari keterbatasan yang dimiliki dalam melaksanakan pembelajaran matematika sebab kompetensi mereka memang bukan di bidang matematika. Selama ini mereka mendalami materi pelajaran secara autodidak dan tentunya masih banyak konsep matematika yang belum mereka pahami secara jelas. Mereka berharap kegiatan ini dapat terealisasi dan menindaklanjuti dengan mengajukan surat permohnan ke Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Undiksha agar bersedia menyelenggarakan suatu kegiatan pengabdian berupa pendalaman bidang studi bagi guru mata pelajaran matematika di SMP Satu Atap.
1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Dari analisis situasi di atas, jelas bahwa ada ketidaksesuaian kualifikasi akademik guru mata pelajaran matematika di SMP Satu Atap di Kecamatan Kubu. Kondisi ini terjadi karena tenaga guru dengan kualifikasi yang dibutuhkan sangat terbatas di daerah-daerah 3T dimana SMP Satu Atap berlokasi. Walaupun keberadaan SMP Satu Atap sasarannya adalah menuntaskan Wajib Belajar 9 Tahun, namun dalam penyelenggaraannya, mutu pendidikan tidak boleh dikesampingkan. Perlu upaya konkrit untuk menanggulangi kondisi ini sehingga kualitas SMP Satu Atap bisa dipertanggungjawabkan. Guru SMP satu Atap yang sebagian besar adalah guru SD ini perlu diberikan penguatan kompetensinya terutama penguasaan materi ajar. Oleh karenanya, perlu diselenggarakan suatu kegiatan pendalaman bidang studi bagi guru mata pelajaran khususnya matematika . Dengan demikian permasalahan yang dihadapi para SMP Satu Atap di Kecamatan Kubu dapat dirumuskan sebagai berikut :
”Penguasaan materi ajar matematika guru-guru SMP Satu Atap di Kecamatan Kubu masih rendah”
1.3. Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan pengabdian ini adalah sebagai berikut.
4 “Meningkatkan kemampuan penguasaan materi ajar matematika guru-guru
SMP Satu Atap di Kecamatan Kubu”
1.4. Manfaat Kegiatan
Hasil kegiatan pengabdian pada masyarakat ini akan memberikan kontribusi positif terhadap usaha peningkatan kualitas pendidikan di daerah 3T. Secara eksplisit kontribusi hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Para guru SMP Satu Atap peserta pelatihan, program ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi ajar matematika bagi guru-guru yang umumnya adalah guru SD yang mendapat tugas tambahan di SMP Satu Atap.
2. Pemerintah kabupaten Karangasem, khusunya Dinas pendidikan dan Olah Raga bahwa program ini akan menguatkan kompetensi guru-guru di SMP Satu Atap pada mata pelajaran matematika sehingga nantinya berdampak pada peningkatan kuaitas pembelajaran di kelas dan mutu lulusan SMP Satu Atap.
3. Undiksha, program ini sangat bermanfaat dalam menjalin kerjasama yang mutualistis antara LPTK dengan kalangan masyarakat luas, sehingga tenaga dan berbagai potensi yang ada dapat disumbangkan kepada kalayak luas khususnya yang berkenan dengan sektor pendidikan.
5 BAB II
METODE PELAKSANAAN
2.1. Khalayak Sasaran
Pada periode ini sasaran dari kegiatan ini adalah seluruh guru SMP Satu Atap di Kecamatan Kubu yang mengajar mata pelajaran matematika yaitu sejumlah 12 orang.
2.2. Metode Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk Pendidikan dan Pelatihan (Diklat). Materi diklat meliputi materi ajar matematika di kelas VII, VIII dan IX yang meliputi 6 opik yaitu: 1) Bilangan, 2) Himpunan, 3) Aljabar 4) Geometri, 5) Peluang dan 6) Statistika
2.3.Kerangka Pemecahan Masalah
Menjawab permasalahan yang disampaikan Kepala SMP Satu Atap , berkaitan dengan ketidaksesuaian kualifikasi akademik guru mata pelajaran matematika di SMP Satu Atap yang berujung pada rendahnya penguasaan materi ajar guru mata pelajaran matematika yang tiada lain adalah guru kelas di SD terkait maka adapun kerangka pemecahan masalah yang ditempuh adalah sebagai berikut.
(1) Menyusun modul “Pendalaman Bidang Studi Matematika untuk SMP” (2) Ketiga tim pengabdian, yaitu Dr. I Gusti Ngurah Pujawan, M.Kes, I Made
Suarsana, S.Pd. M.Si dan Dra. Gusti Ayu Mahayukti, M.Si. merupakan ahli matematika dan pendidikan matematika sehingga kompetensinya terkait bidang pengabdian yang dilakukan sangat relevan.
(3) Menentukan tempat dan jadwal kegiatan Pendalaman Bidang Studi (PBS). (4) Melaksanakan PBS sesuai jadwal yang ditentukan.
6 2.3.RANCANGAN EVALUASI
Ada 2 aspek yang dievaluasi pada kegiatan ini.
a) Aktivitas peserta selama diklat berlangsung. Keberhasilan dapat dilihat dari kehadiran dan aktivitas peserta selama kegiatan baik bertanya, menjawab pertanyaan dan berdiskusi. Kegiatan dikatakan berhasil jika minimal 85% sasaran hadir, dan minimal 85% peserta yang hadir mengikuti kegiatan secara penuh.
b) Tingkat penguasaan materi. Keberhasilannya dilihat dari skor perolehan pada Post Tes, yaitu berhasil jika tergolong tuntas yaitu rata-rata skor post tes minimal 70 dengan minimal 85% peserta skornya lebih dari 70.
7 BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat “Penguatan Kompetensi Guru SMP Satu Atap se-Kecamatan Kubu melalui Pendalaman Bidang Studi Matematika” melibatkan masing-masing 2 orang guru dari 6 SMP satu Atap yang ada di wilayah Kecamatan Kubu. Kegiatan yang dilaksanakan berupa 1) penyusunan materi pendalaman bidang studi matematika SMP, dan 2) pelaksanaan pendalaman bidang studi bagi guru matematika SMP Satap se-Kecamatan Kubu
Hasil pelaksanaan masing-masing sub kegiatan dapat dipaparkan sebagai berikut. a. Penyusunan Materi Pendalaman Bidang Studi Matematika SMP
Materi disusun untuk kelas VII, VIII dan IX dengan memfokuskan pada kapita selekta permasalahan yang sering muncul dalam pembelajaran di kelas.
Untuk memfokuskan pembahasan permasalahan yang ada, topik permasalahan disusun bukan per kelas namun per bidang bahasan yaitu Bilangan, Aljabar, geometri dan peluang serta statistika. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 01.
b. Pendalaman Bidang Studi Matematika
Kegiatan pendalaman bidang studi matematika bagi guru SMP Satap se-kecamatan kubu dilaksanakan pada tanggal 28 Juli 2015 di SD N 3 Ban. Dari 6 sekolah yang dilibatkan sebagai peserta hanya satu sekolah yaitu SMP satap Baturinggit yang tidak mengirimkan peserta dikarenakan guru matematika di sekolah yang bersangkutan sedang ada kegiatan lain mewakili sekolahnya. Adapun susunan acara pelaksanaan pendalaman bidang studi adalah sebagai berikut.
Tabel 2. Jadwal Pendalaman Bidang Studi Matematika
Waktu Kegiatan
08.00 -08.30 Pembukaan
08.30 – 10.30 Pendalaman Bidang Studi I Geometri, Peluang & Statistika 10.30-10.45 Istirahat
8 Bilangan & Aljabar
12.45 – 13.45 Post Tes 13.45 – 13.00 Penutup
Acara dibuka langsung oleh Ibu Kepala UPTD Dispora Kubu yaitu Ibu Ni Nengah Sari, M.Ag., dalam sambutannnya beliau menyambut positif dan berterima kasih kepada Undiksha telah menyasar sekolah di Kubu untuk kegiatan pengabdian masyarakat. Beliau berharap kerjasama ini berlanjut dan juga diperluas untuk gugus / sekolah yang lain di Kubu.
Acara berikutnya adalah pemaparan materi I “Geometri, Peluang dan Statistika” dengan narasumber adalah Bapak Dr. I G.N. Pujawan, M.Kes. Beliau
9 menyampaikan pendalaman materi dengan metode diskusi. Guru-guru diberikan lembar diskusi berupa permasalahan-permasalahan yang sering muncul dalam pembelajaran matematika di SMP topik geometri, peluang dan statistika. Gaya pemaparan beliau yang mendetail dan tegas membuat peserta dapat memahami materi yang disampaikan dengan baik.
Acara berikutnya adalah istirahat dan dilanjutkan dengan pemaparan materi yang kedua yaitu Bilangan dan Aljabar dengan narasumber I Made Suarsana, S.Pd. M.Si. Dengan pendekatan yang sama dengan narasumber pertama, pertama-tama peserta diberikan lembar diskusi berupa permasalahan dalam pembelajaran
10 bilangan dan aljabar. Kemudian peserta diminta mengungkapkan solusi terhadap permasalahan yang diberikan. Narasumber juga berusaha menggali permasalahan-permasalahan lainnya yang pernah guru-guru alami dalam pembelajaran matematika. Dan pendalaman ini akhirnya berakhir pada pukul 12.45 untuk selanjutnya dilakukan pos tes untuk mengukur tingkat penguasaan materi. Setelah pos tes dilanjutkan dengan acara penutupan oleh kepala SD N 3 Ban.
c. Evaluasi
Post tes dilakukan untuk mengukur tingkat penguasaan materi peserta PBS. Tes berbentuk tes obyektif (isian singkat) yang terdiri dari 20 butir yaitu masing-masing 5 soal untuk tiap topiknya (geometri, peluang & statistika, bilangan, dan aljabar).
Dari 10 peserta yang hadir diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 3. Skor Post Tes
Peserta Nomor Banyak Jawaban Benar Skor Ket 1 15 75 Tuntas 2 17 85 Tuntas 3 14 70 Tuntas 4 12 60 Tuntas 5 17 85 Tuntas 6 16 80 Tuntas 7 10 50 Tidak Tuntas 8 16 80 Tuntas
11 9 15 75 Tuntas 10 14 70 Tuntas Skor Maksimum 85 Skor Minimum 50 Rata-rata 73 Ketuntasan (%) 90
Diperoleh rata-rata skor seluruh peserta adalah 73 dengan persentase ketuntasan adalah 90% dengan demikian kegiatan ini telah berhasil meningkatkan penguasaan materi ajar bagi guru-guru SMP Satap di Kecamatan Kubu.
Ditinjau dari segi proses, kegiatan ini juga dapat dikatehorikan berhasil. Dari 12 peserta yang diundang hanya 2 orang yang tidak hadir dikarenakan pada saat bersamaan sedang mengikuti kegiatan lain. Kesepuluh peserta yang hadir telah mengikuti PBS secara penuh dan tergolong aktif pada saat pembelajaran di kelas. Peserta juga diminta memberikan masukan dan tanggapan terhadap pelaksanaan kegiatan. Secara umum mereka menyambut positif kegiatan semacam ini. Mereka menyadari sebagai guru SD yang diberikan tugas tambahan mengajar matematika di SMP masih memerlukan pemantapan-pemantapan materi ajar mengingat kompetensi mereka bukan pada guru mata pelajaran matematika SMP melainkan sebagai guru kelas SD.
3.2. Pembahasan
Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat “Penguatan Kompetensi Guru SMP Satu Atap se-Kecamatan Kubu melalui Pendalaman Bidang Studi Matematika” telah berjalan dengan baik dan mampu memberikan solusi terhadap permasalahan rendahnya penguasaan materi ajar matematika guru-guru SMP satu Atap di Kecamatan Kubu. Berdasarkan registrasi peserta diperoleh bahwa sebanyak 10 orang guru dari 12 guru sasaran hadir memenuhi undangan tim pengabdian. Dari 6 SMP Satap di Kecamatan Kubu, hanya SMP Satap Batu Ringgit yang tidak mengirimkan peserta dikarenakan guru matematikanya sedang mengikuti kegiatan lain di Kabupaten. Dengan demikian tingkat kehadiran peserta mencapai 83%. Hal ini menunjukkan ketertarikan guru-guru SMP Satap di Kecamatan Kubu terhadap
12 materi pelatihan dalam hubungannya untuk meningkatkan penguasaan materi ajar matematika.
Peserta yang hadir telah mengikuti kegiatan secara penuh dan antusias. Hal ini nampak dari aktivitas mereka dalam mendiskusikan lembar masalah yang diberikan narasumber. Mereka mencoba menemukan solusi sementara dari permasalahan yang diberikan. Masalah-masalah dikemas sebagai kapita selekta pembelajaran matematika di SMP yaitu berupa permasalahan-permasalahan yang sering dihadapi guru dan sering ditanyakan siswa dalam pembelajaran di kelas. Pendekatan seperti ini sangat sesuai untuk pelatihan guru-guru sebagai pebelajar dewasa yang pada intinya mereka sudah pernah mempelajari konten serupa, pemberian masalah akan merangsang mereka untuk menggali pengetahuan dan pemahamannya terhadap materi yang dimuat dalam masalah.
Hasil pengamatan terhadap upaya guru menyelesaikan lembar masalah nampak bahwa walaupun guru-guru telah sering membelajar materi tersebut, namun mereka banyak yang masih bingung menjawab permasalahan terutama yang terkait dengan bagaimana membelajarkan sebuah konsep/prinsif matematika. Misalnya ketika guru diminta menanggapi:
.Semua peserta belum bisa memberikan alasan yang tepat terhadap permasalahan di atas walaupun, aturan tersebut sudah sering mereka ajarkan dan gunakan dalam menyelesaikan pertidaksamaan matematika. Hal semacam ini menunjukkan bahwa guru-guru peserta cenderung membelajarkan matematika sebagai bentuk jadi melalui ceramah/ekspositori. Hal ini sesuai dengan pendapat Sukayati & Marfuah (2009) yang menyatakan rendahnya kompetensi profesional guru berakibat pada pelaksanaan pembelajaran matematika didominasi guru dengan metode ceramah dan pendekatan yang bersifat abstrak.
Untuk evaluasi keberhasilan program dilakukan post tes untuk mengetahui tingkat penguasaan materi pelatihan oleh peserta. Dari 10 peserta 9 (90%) diantaranya telah berhasil memperoleh tingkat penguasaan minimal 70%. Rata-rata skor keseluruhan adalah 73. Dengan demikian
Jika kedua ruas pertidaksamaan dikalikan atau dibagi dengan bilangan negatif yang sama, tanda pertidaksamaan harus diubah.
13 indikator keberhasilan yang ditetapkan telah tercapai. Kegiatan PBS telah mampu meningkatkan penguasaan materi ajar matematika guru-guru SMP Satap di Kecamatan Kubu.
Pada akhir kegiatan, peserta juga dimintai tanggapan terhadap pelaksanaan diklat secara lisan dan mereka merespons positif terhadap pelaksanaan PBS. Guru merasakan senang karena materi yang diberikan sangat dibutuhkan dalam pembelajaran di kelas dan mereka berharap kembali dilibatkan dalam kegiatan yang sejenis di waktu yang akan datang.
Secara keseluruhan program pengabdian pada masyarakat bertemakan” Penguatan Kompetensi Guru SMP Satu Atap se-Kecamatan Kubu melalui Pendalaman Bidang Studi Matematika” telah mampu meningkatkan penguasaan materi ajar matematika bagi guru-guru SMP satap di Kecamatan Kubu. Kegiatan semacam ini perlu diperbanyak frekuensinya sehingga dapat mengupas tuntas berbagai permasalahan/kesulitan yang dihadapi guru dalam membelajarkan matematika. Sebab, dari pengamatan selama pelatihan, ternyata permasalahan yang dihadapi guru dalam membelajarkan matematika sangat beragam dan cukup banyak. Kelompok-kelompok guru mata pelajaran perlu diberdayakan sehingga terbentuk komunitas belajar di antara guru.
14 BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1.Simpulan
Adapun simpulan dari kegiatan P2M ini adalah P2M “Penguatan Kompetensi Guru SMP Satu Atap se-Kecamatan Kubu melalui Pendalaman Bidang Studi Matematika” telah mampu meningkatkan penguasaan materi ajar matematika guru-guru SMP Satap di Kecamatan Kubu.
4.2.Saran
Beberapa hal yang dapat disarankan dari hasil kegiatan P2M, sebagai berikut. i. Keberadaan SMP Satap di daerah terpencil, terisolir dan terpencar-pencar
(3T) telah mampu meningkatkan minat lulusan SD untuk melanjutkan ke SMP. Peningkatan kuantitas ini harus diimbangi dengan peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan.
ii. Pemberian tugas tambahan kepada guru kelas di SD untuk mengajar matematika di SMP Satu Atap harus diimbangi dengan penguatan kompetensi guru matematikanya mengingat kualifikasi guru SD bukan sebagai guru matematika melainkan guru kelas
a 1.5.DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Pemberdayaan SD-SMP Satu Atap di Provinsi Banten. Tersedia pada:
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_DAERAH/
195906141986011-
DEDI_KOSWARA/MAKALAH_PERBERDAYAAN_SD-SMP_SATU_ATAP_DI_PROV.__BANTEN.pdf (Diakses pada tanggal 2 September 2014)
Dadang. 2011. Selayang Pandang Manajemen Pengelolaan Pendidikan di SMP N Satu Atap Sungai Krang Kabupaten Tebo.
Direktorat Pembinaan SMP. 2014. SD-SMP Satu Atap. Tersedia pada
http://www.psmp.web.id/progdirektorat/pdirektorat/35-satap (diakses pada tanggal 5 September 2014)
Dirjen Manajemen DikdasMen. 2007. Panduan Pelaksanaan Pengembangan SD-SMP Satu Atap. Dikdasmen: Jakarta
Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMP_MTs
Safrudin. 2011. Analisis Hubungan Supervisi Kepala Sekolahdan Kualifikasi Akademik Guru Terhadap Kompetensi Guru dalam Proses Belajar Mengajar di SMP Satu Atap se-Kabupaten Indramayu
Sukayati dan Marfuah. 2009. Pembelajaran Operasi Hitung Perkalian dan
pembagian Pecahan di SD. Yogyakarta : P4TK Matematika