• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN

7.2. Saran

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Karakteristik anak yang bersekolah di Sekolah Tunas Daud Denpasar adalah rata-rata berusia 8 tahun, dengan prevalensi GPPH sebesar 23,7%, sebagian besar laki-laki (76%), dan merupakan anak sulung dalam keluarga (41,3%). Karakteristik ibu dari anak yang bersekolah di Tunas Daud Denpasar rata-rata berusia 37 tahun, sebagian besar status menikah, pendidikan sarjana/diploma, pekerjaan terbanyak adalah wiraswasta, dan memiliki anak kurang dari atau sama dengan dua.

Terdapat hubungan yang bermakna antara kejadian GPPH pada anak terhadap kejadian depresi ibu di sekolah swasta Denpasar, sedangkan tipe GPPH pada anak tidak terbukti memiliki hubungan terhadap kejadian depresi ibu. Ibu dengan status perceraian dan jumlah anak yang lebih dari dua memiliki kecenderungan untuk menjadi depresi.

7.2 Saran

Saran yang perlu disampaikan berdasarkan hasil penelitian ini yaitu perlu adanya dukungan dari lingkungan keluarga terhadap kondisi psikologis ibu dari anak GPPH, dan keterlibatan keluarga untuk dapat memberikan pengasuhan yang baik dalam menghadapi perilaku anak GPPH. Orangtua saling bekerjasama untuk meluangkan waktu dalam memberikan perhatian dan pengasuhan terhadap anak.

Pengasuhan yang konsisten dengan menerapkan peraturan yang diletakkan di tempat yang mudah dilihat anak, konsisten dengan hadiah, hukuman ataupun rutinitas.

Hasil penelitian ini bagi dokter yang menangani anak dengan GPPH, agar mempertimbangkan kondisi psikologis orangtua terutama ibu dari anak tersebut, untuk melakukan suatu skrining atau pengobatan tambahan pada ibu, sehingga dapat memberikan penanganan yang holistik.

Para guru dari anak berkebutuhan khusus seperti GPPH, diharapkan mampu bekerja sama secara intensif dalam proses pendidikan dan meningkatkan kerjasama dengan orangtua dalam mengatasi perilaku anak di rumah sehingga mampu mengoptimalkan potensi anak. Penanganan tidak saja berfokus pada kemampuan akademik anak, namun juga pada masalah psikologis orangtua dengan menerapkan suatu program untuk orangtua secara berkala, seperti Parent

Management Training (PMT) yang melibatkan orangtua secara berkelompok,

guru ABK dan psikiater.

Sekolah inklusi sangat baik dalam membantu psikologis orangtua, namun tidak mudah untuk menemukan sekolah-sekolah inklusi baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Penelitian lebih lanjut terhadap prevalensi anak berkebutuhan khusus di sekolah-sekolah non-inklusi diperlukan, sehingga diharapkan pemerintah pengambil kebijakan dapat menyediakan fasilitas pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak berkebutuhan khusus yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

Pada penelitian ini nampak bahwa stigma negatif di masyarakat terhadap gangguan jiwa masih ada. Pemahaman masyarakat yang masih minim ini tidak hanya pada masyarakat golongan perekonomian rendah, namun juga terhadap masyarakat perekonomian menengah ke atas. Kondisi tersebut tentu akan mempengaruhi situasi keluarga dan perkembangan anak.

Kerjasama antara pengambil kebijakan, tokoh masyarakat dan lembaga sosial masyarakat, pengusaha serta para ahli kedokteran jiwa harus lebih di optimalkan dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap gangguan jiwa. Pelayanan posyandu adalah salah satu bentuk kerjasama antara pemerintah dan masyarakat yang sudah dilakukan. Pelaksanaan pelayanan posyandu dapat ditingkatkan dengan menambah pengetahuan masyarakat melalui program penyuluhan tentang pola asuh serta bagaimana skrining awal dalam mengenali gangguan perilaku anak, manajemen emosi dan cara mengendalikan stres pengasuhan sehingga dapat mencegah terjadinya stres pada ibu.

DAFTAR PUSTAKA

Amir, N. 2005. Aspek Neurobiologi Diagnosis dan Tatalaksana Depresi. Jakarta: Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia.

Anugrah, W. 2015. Bagaimana Dampak Ibu Bekerja Pada Perkembangan Anak. Retrieved September 18, 2015, from http:/www.widhianugrah.com.

Arista, A. (2014). Hubungan Antara Karakteristik Umur, Jenis Kelamin,

Pendidikan, Pekerjaan dengan Timbulnya Depresi. Retrieved September

12, 2015, from http://www.repository.unej.ac.id/handle/123456789/14056 Association, A. P. 2013. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders

(5th edition). Washington DC: American Psychiatric Association, pp.

156-168.

Astuti, A. W. 2013. Peran Ibu Rumah Tangga dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Keluarga. Retrieved Agustus 5, 2015, from http:/www.libunnes.ac.id

Banaschewski, T., & Rohde, L. 2010. Phenomenology. In T. C. Banaschewski,

ADHD and Hyperkinetic Disorder (pp. 3-17). New York: Oxford University

Press.

Beck, A. T., Steer, R. A., & Brown, G. K. (2006). Beck Depression Inventory. Retrieved Juni 23, 2015, from Department of Family Medicine: http://www.academicdepartments.musc.edu

Birrel, M. 2013. The Mood (Affective) Disorders. In J. Bourke, & M. Castle,

Crash Course Psychiatry (4th Edition ed., pp. 133-136). London: Mosby

Elsevier.

Bjornstad, G., & Montgomery, P. 2005. Family Therapy for Attention-Deficit

Disorder or Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder in Children and Adolescents.

Bradley, S., & Hayes, N. 2007. Literartur Review OnThe Support Needs Of

Parents of Children With Behavioral Problems.

Brady, C. 2008. Problem-Solving Skills for ADHD Children: 3 Parent Solutions. Burgess, A., & Gutstein, S. 2007. Quality of Life for People with Autism: Raising

the Standard for Evaluating Successful Outcomes. Child and Adolescent

Chairini, N. 2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Stres Pengasuhan

Pada Ibu Dengan Anak Usia Prasekolah Di Posyandu Kemiri Muka.

Retrieved januari 30, 2015, from http:/www.additudmag.com.

Cheesman, J. 2007. Raising an ADHD Child: Relations between parental stress,

child functional impairment, and subtype of the disorder. Families, Systems

and Health.

Diley, S. 2005. The Effects of Maternal Depression on Child Development. Retrieved September 18, 2015, from http:/www.psychiatry.emory.edu. Efendi, Feri& Mukhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan

Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Ellison, K. 2015. Double Whammy Mothers and Children with ADHD. Retrieved Agustus 2, 2015, from http:/www.additudemag.com

Feldman, H. M., & Reiff, M. I. 2014. Clinical Practice. Attention

Deficit-Hyperactivity Disorder in Children and Adolescents.

Fung, A. 2007. Perceived Social Support and Marital Satisfaction: A Moderator

Effect On Parental Stress in Hong Kong.

Gamble, S. A., Tuscano, A. C., Roberts, J. E., Ciesla, J. A., & Pelham, W. E. 2013. Self-esteem reactivity Among Mothers of Children with

Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder: The Moderating Role of Depression History.

Haimour, A. I., & Abu-Hawwash, R. M. 2012. Evaluating Quality Of Life Of

Parents Having a Child With Disability. Retrieved September 18, 2015,

from http:/www.iijoe.org.

Hairina, Y. 2013. Intervensi Untuk Mengatasi Gangguan Perilaku Menentang

Anak dengan Parent Management Training.

Harmon, K. 2010. Mothers' Depression Can Go Well Beyond Children's Infancy. Retrieved September 23, 2015, from http:/www.scientificamerican.com. Hidayani, F. N., Setyaningsih, T. B., Paramita, H., & Darmawan, A. B. 2015.

Hubungan Antara Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas dengan Prestasi Belajar Siswa SDN 2 dan SDN 3 Berkoh Purwokerto.

Retrieved Agustus 4, 2015, from http:/www.jurnal.uad.ac.id.

Hidayati, E. 2013. Peran Pendampingan Regulasi Emosi Terhadap Perilaku

Maltreatment pada ibu dari anak GPPH . Retrieved Januari 21, 2016, from

Ikawati, Z. 2009. Depresi. Retrieved Agustus 12, 2015, from http://www.zuliesikawati.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/depression.pdf Indriyani & Imas. 2008. Pengaruh Kepuasan Pernikahan Terhadap Parenting

Stress: Studi Pada Ibu Dengan Anak Usia 2-5 Tahun. Fakultas Psikologi.

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Indriyani, S., Soetjiningsih, Ardjana, I. E., & Windiani, I. T. 2008. Prevalensi dan

Faktor-Faktor Risiko Gangguan Pemusatan Perhatian Anak dan Hiperaktivitas di Klinik Tumbuh Kembang RSUP Sanglah Denpasar.

Bag/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK UNUD, RSUP Sanglah Denpasar. Denpasar: Sari Pediatri.

Irma, Y. 2012. Hubungan Antara Minat Baca dengan Prestasi Nilai Pelajaran

IPS di Siswa Kelas V Sekolah Dasar Bantul. Retrieved September 18, 2015,

from http:/www.eprints.uny.ac.id

Itayanti, & Pandeirot. 2014. Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Harga Diri

Remaja di Banjar Pengenderan Kedonganan-Kuta. Retrieved Januari 1,

2015, from http:/www.portalgaruda.org.

Judarwanto, W. 2009. Deteksi Dini ADHD (Attention Deficit Hyperactive

Disorders). Retrieved Agustus 7, 2015, from http:/www.autis.info

Juniar, S., & Setiawati, Y. 2014. Buku Saku Pedoman Deteksi Dini Gangguan

Pemusatan Perhatian/Hiperaktivitas (GPPH). Sidoarjo: CV. Dwiputra

Pustaka Jaya.

Lee, S. J., Kwon, J.-H., & Lee, Y. J. (2008). Personality Characteristic of Mothers of Children with Attention Deficit Hyperactivity Disorder as Assessed by The Minnesota Multiphasic Personality Inventory. Psychiatry Invest , 228- 231.

Lee, P., Lin, K., Robson, D., Yang, H., Chen, V., & Niew, W. (2013). Parent-

child Interaction of Mothers With Depression and Their Children with ADHD. Retrieved Januari 23, 2016, from Pubmed.gov: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23123879

Lestari, D. 2013. Prevalensi Anak ADHD. Retrieved Agustus 8, 2015, from http:/www.anakabk.wordpress.com

Lui, J. H., Johnston, C., Lee, C. M., & Lee-Flyn, S. C. (2013). Parental ADHD

Symptoms and Self Reports of Positive Parenting. Retrieved Desember 3,

2015, from Journal of Consulting and Clinical Psychology: http://www.academia.edu

Lumbantoruan , A. 2014. First Thing First : Kualitas hidup pada orangtua dan

anak dengan sindrom Autis.

Maulida, A. 2012. Gambaran Depresi pada Mahasiswa Program Sarjana yang

Melakukan Konseling di Badan Konseling Mahasiswa Universitas Indonesia (Skripsi). Jakarta: Universitas Indonesia.

Maramis, M. M. 2009. Mengenal Gangguan Mood Pada Perempuan. Indonesia

Psychiatric Quarterly , 1-18.

Miller, C. 2014. Behavioral Treatments for Kids With ADHD. Retrieved September 4 2015, from http:/www.childmind.org.

Muhdi, N. 2009. Bunuh Diri Pada Perempuan. Indonesian Psychiatric Quarterly , 77-82.

Nass, R. D., & Leventhal, F. 2012. 100 Tanya Jawab Mengenai ADHD Pada

Anak: Dari Prasekolah hingga Perguruan Tinggi (Edisi Kedua). (B. Molan,

Trans.) Jakarta: PT Indeks.

Nurdin, A. E. 2011. Tumbuh Kembang Perilaku Manusia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.

O'Connor, R. 2013. Depressed Parents and The Effects On Their Children. Retrieved September 12, 2015, from http://www.psychcentral.com.

Paris, J. 2013. Neurodevelopmental and disruptive behavioral disorder. In J. Paris,

The Intelligent Clinician’s Guide To The DSM-5 (141-150). New York:

Oxford University Press.

PDSKJI, P. 2013. Panduan Gangguan Depresi Mayor. Jakarta.

Polanczyk, G., de Lima, M. S., Horta, B. L., Biederman, J., & Rohde, L. A. 2007.

The worldwide prevalence of ADHD: A Systematic Review and Metaregression Analysis.

Pratiti, B. 2014. Penerimaan Orangtua Terhadap Anak dengan Kecenderungan

Gangguan Psikiatri. Bandung: Asosiasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja

Indonesia.

Predescu, E., & Sipos, R. 2013. Cognitive Coping Strategies, Emotional Distress

and Quality of Life in Mothers of Children with ASD and ADHD.

Purba, H. 2011. Penelusuran Teoritis Pengasuhan Anak. Retrieved September 12, 2015, from http://www.repository.usu.ac.id

Putri, J. S.S., 2014. Perbedaan Tingkat Depresi Antara Ibu Yang Memiliki Anak

Retardasi Mental di SLB YP SLB Kerten. Universitas Muhammadiyah.

Surakarta.

Rahmita. 2011. Orang Tua dengan Anak Berkebutuhan Khusus. Retrieved Februari 19, 2015, from http://www.little1academy.com

Retnowati, S., & Pujiastuti, E. 2005. Kepuasan Pernikahan dengan Depresi Pada

Kelompok Perempuan Menikah yang Bekerja dan yang Tidak Bekerja.

Universitas Gadjah Mada . Yogyakarta: Indonesian Psychologycal Journal. Rosmayuani, R. 2014. Implementasi Prinsip Kepentingan Terbaik Bagi Anak

Dalam Pengasuhan Anak Pasca Perceraian Dalam Kehidupan Masyarakat Partrilineal di Bali.

Russell, G., Ford, T., Rosenberg, R., & Kelly, S. 2014. The Association of

Attention Deficit Hyperactivity Disorder With Sosioeconomic Disadvantage; Alternative Explanations and Evidence. Journal of Child

Psychology and Psychiatry, 436-445.

Sadock, B. J., Sadock, V. A. & Ruiz, P. 2015. Attention Deficit and Hyperactivity. In Synopsis Of Psychiatry Behavioral Sciences/Clinical

Psychiatry (11th ed., 1169-1180). Wolters Kluwer.

Saputro, D. 2009. ADHD (Attention Deficit/Hyperactivity Disorder. Jakarta: CV. Sagung Seto.

Saputro, D. 2012. ADHD pada Usia Prasekolah: dapatkah ADHD dikenali dan diintervensi sebelum usia 5 tahun. (S. Yuniar, & M. Maramis, Eds.)

Makalah Ilmiah Konggres Nasional II Akeswari , 43-49.

Savitri, I. 2011. Terapi Modifikasi Perilaku Bagi Anak dengan AD/HD. Naskah

Lengkap Konggres Nasional ke-II AKESWARI. Yogyakarta 7 Mei.

Sembara Jaya, I. A. 2014. Pengaruh Film Helen Keller Terhadap Optimisme

Orangtua Yang Memiliki Anak Tunanetra.

Semiawan, C. R. 2005. Pendidikan Keluarga Dalam Era Global. Jakarta: PT Tema Baru.

Serpico, E. 2013. ADHD Children Thrive When Their Parents Do. Retrieved Agustus 3, 2015, from http://www.diamondblackonline.com.

Setiawati, Y. 2014. Parent Management Therapy Pada Anak Dengan Gangguan Tingkah Laku. In : Pandia, S., Andayani & Iskandar, S. Mental Health

Well-Being for Children, Parents, and Family (262-269). Bandung. Asosiasi

Setyowati, R. 2013. Keefektifan Pelatihan Ketrampilan Regulasi Emosi Terhadap

Penurunan Tingkat Stres Pada Ibu yang Memiliki Anak Attention Deficit and Hyperactive Disorder.

Soetjiningsih, & Ranuh, I. G. 2013. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Buku Kedokteran.

Sugiarmini, M. 2007. Anak dengan ADHD. Retrieved Februari 23, 2015, from http://www.file.upi.edu

Shay, N. L. 2009. The Connection Between Maternal Depression, Parenting, and

Child Externalizing Disorders.

Slamet. 2013. 184 Ribu Anak Berkebutuhan Khusus Belum Nikmati Pendidikan. Retrieved Februari 19, 2016, from http://www.antaranews.com.

Stahl, S., & Mignon, L. 2009. Attention Deficit Hyperactivity Disorder. In Stahl’s

Illustrated (1st ed.,1-14). New York: Cambrige University Press.

Stein, D., Kupfer, D., & Schatzberg, A. 2006. Textbook of Mood Disorders. The American Psychiatric Publishing.

Tarabek, J., Wittenborn, A., Hubner, A., & Benton, L. A. 2011. Relationship

Satisfaction and Mental Health of Parents of Children With Autism: A Comparison of Autism, ADHD, and Normative Children.

Taylor, E., & Barke, E. 2008. Disorders of attention and activity. In M. B. Rutter,

Rutter’s Child and Adolescent Psychiatry (5th ed., 521-542). Massachusetts:

Blackwell Publishing Limited.

Tresco, K. E., Lefler, E. K., & Power, T. J. 2010. Psychosocial Interventions to

Improve the School Performance of Students with Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder.

Tuckman, A. 2007. Integrative Treatment for Adult ADHD.

Ulinnihayah, P. S. 2007. Perbedaan Kemandirian Belajar Ditinjau dari Persepsi

Terhadap Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Sulung dan Anak Bungsu.

Waskita, A. W. 2013. Pembagian Warisan Anak Perempuan dan Laki-laki

Menurut KUH Perdata dan Hukum Adat Tionghoa

Yanis, A., Novriana, D. E., & Masri, M. 2013. Prevalensi Gangguan Pemusatan

Perhatian dan Hiperaktivitas pada siswa dan siswi Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2013.

Yulianti, A. R., Soewadi, & DW, S. 2011. Dukungan Sosial Hubungannya

dengan Kejadian Depresi pada Ibu yang Mempunyai Anak Gangguan Hiperkinetik.

Zuliawati, D. U. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Probabilitas

Ibu Rumah Tangga Untuk Bekerja di Kecamatan Purworejo Kabupaten Purworejo.

LAMPIRAN 1

INFORMASI PENELITIAN DAN FORMULIR PERSETUJUAN

Bersama ini kami akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan

antara Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas Pada Anak Terhadap Kejadian Depresi Ibu di Sekolah Swasta di Denpasar”.

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Saudara khususnya untuk mengetahui kondisi mental yang saat ini dialami sekaligus berkonsultasi jika ada masalah yang dijumpai.

Untuk mendapatkan data penelitian ini kami memerlukan keterangan dari Saudara yang disampaikan dengan sejujurnya sesuai dengan apa yang dirasakan sehari-hari. Kerahasiaan identitas dan keterangan akan kami jaga.

Partisipasi Saudara terhadap penelitian yang akan dilaksanakan oleh : dr. A.A Dwi Ratih Arningsih.

Apabila dalam partisipasi pada penelitian ini dirasakan terdapat hal-hal yang mengganggu atau merugikan maka Saudara dapat mengundurkan diri dan membatalkan keikutsertaan dalam penelitian ini.

Sehubungan dengan penelitian ini jika ada informasi yang belum jelas atau memerlukan keterangan lebih lanjut, silahkan menghubungi : dr. A.A Dwi Ratih Arningsih (Hp: 087861333433) di Poliklinik Psikiatri RSUP Sanglah Denpasar.

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Jenis kelamin : Alamat :

Menyatakan bersedia secara suka rela untuk berpartisipasi dalam penelitian dengan judul “Hubungan antara Gangguan Pemusatan Perhatian dan

Hiperaktivitas Pada Anak Terhadap Kejadian Depresi Ibu di Sekolah Swasta Denpasar”.

yang akan dilakukan oleh : dr. A.A Dwi Ratih Arningsih

Demikian persetujuan ini saya buat dengan sebenarnya.

Denpasar, ...2015

Peneliti, Yang bertanda tangan,

(A.A Dwi Ratih Arningsih) ( )

Saksi

LAMPIRAN 3

KUISIONER PENELITIAN

Hubungan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas Pada Anak Terhadap Kejadian Depresi Ibu di Sekolah Swasta Denpasar

Petunjuk pengisian Anda diharapkan :

1. Isilah titik-titik yang telah disediakan sesuai dengan jawaban anda 2. Semua pertanyaan harus di jawab

3. Bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti A. Identitas Sampel

1. Nama : ………

2. Usia : ………... tahun 3. Status Pernikahan : menikah/cerai/janda 

4. Pendidikan : SMP/SMA/Diploma/Sarjana  5. Pekerjaan : PNS/ Swasta/ Wiraswasta  6. Jumlah Anak :

7. Adakah penyakit yang di derita saat ini (pilihan boleh lebih dari satu)

Diabetes Mellitus

Tekanan Darah Tinggi

Stroke

Lain-lain ………

Tidak ada

8. Adakah cacat fisik yang ibu atau anak yang derita saat ini ?

Ya

Tidak

9. Apakah sedang menjalankan terapi dari psikiater saat ini ?

Ada

Tidak

B. Identitas Anak yang bersekolah di Tunas Daud

1. Nama : ……….

2. Jenis Kelamin : Laki-Laki/Perempuan 

3. Usia : ……… tahun

3. Urutan anak : Sulung/tengah/bungsu/tunggal *

(SPPAHI)

Sama Sekali Tidak/ Sangat jarang Kadang kadang Sering kali Selalu demi- kian 1. Sering sulit mempertahankan perhatian pada waktu

melaksanakan tugas atau kegiatan bermain

2. Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan pada situasi yang tidak sesuai untuk hal tersebut 3. Gagal menyelesaikan sesuatu yang telah dimulai 4. Gagal memberi perhatian pada hal-hal kecil atau

ceroboh dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah, pekerjaan, atau kegiatan lainnya

5. Sering seolah-olah tidak memperhatikan orang pada waktu diajak bicara

6. Sering lambat dalam menyelesaikan tugas di sekolah (mencatat, menyalin, mengerjakan soal)

7. Kemampuan sosialisasi buruk

8. Sering lupa tentang sesuatu yang telah dipelajari 9. Menghindari, enggan, atau mengalami kesulitan

melaksanakan tugas-tugas yang membutuhkan ketekunan yang berkesinambungan (seperti menyelesaikan pekerjaan sekolah atau pekerjaan rumah)

10. Membutuhkan bimbingan penuh untuk dapat menyelesaikan tugas

11. Mengalami kesulitan bermain atau melaksanakan

kegiatan dengan tenang di waktu senggang

12. Mudah terangsang dan impulsif (bertindak tanpa berpikir)

13. Sering melontarkan jawaban secara terburu-buru terhadap pertanyaan yang belum selesai ditanyakan 14. Meninggalkan tempat duduk di kelas atau situasi lain

di mana diharapkan untuk tetap duduk diam

15. Mengalami kesulitan untuk antri atau menunggu giliran dalam bermain atau situasi kelompok

16. Sering perhatiannya mudah terpecah atau terbagi 17. Mudah tersinggung dan terganggu oleh orang lain 18. Tidak mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik

tanpa bantuan orang lain

19. Tidak dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan waktunya

20. Tidak dapat mengikuti perintah secara berurutan 21. Perhatiannya mudah beralih ketika diberi petunjuk

untuk mengerjakan sesuatu

22. Perhatiannya sering mudah dialihkan oleh rangsangan dari luar

23. Sering ceroboh atau tidak teliti dalam menyelesaikan tugas

24. Tidak pernah bisa diam, tidak mengenal lelah

25. Sering menghilangkan benda-benda yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas atau kegiatan lain (seperti tugas sekolah : pensil, buku, peralatan atau alat bermain)

26. Sering seperti tidak mendengarkan pada waktu diajak bicara secara langsung

29. Sulit dikendalikan pada saat berada di Mall atau sedang berbelanja

30. Sering menyela atau memaksakan diri terhadap orang lain (misalnya memotong, “menyelak” percakapan atau mengganggu permainan)

31. Sering usil, mengganggu anak lain di dalam kelas 32. Terlalu aktif atau aktivitas berlebihan

33. Tidak mampu mengikuti petunjuk dan gagal menyelesaikan tugas sekolah (tidak disebabkan oleh tingkah laku/sikap menentang atau kegagalan untuk memahami petunjuk)

34. Tidak bisa duduk diam (kaki dan tangannya tidak bisa diam, atau selalu bergerak)

35. Sering “bengong”, pada waktu melaksanakan tugas

Total Skor :

Penilaian Skor :

- Sama sekali tidak/sangat jarang = 0

- Kadang-kadang = 1

- Seringkali = 2

KUESIONER PENGUKUR DEPRESI

Beck Depression Inventory

APAKAH ANDA MENGALAMI HAL-HAL BERIKUT ?

1) 0. Saya tidak merasa sedih 1. Saya merasa sedíh

2. Sepanjang waktu saya sedih dan tidak bisa menghilangkan perasaan itu 3. Saya demikian sedih atau tidak bahagia sehingga saya tidak tahan lagi

rasanya

2) 0. Saya tidak terlalu berkecil hati mengenai masa depan 1. Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan

2. Saya merasa bahwa tidak ada satupun yang dapat saya harapkan

3. Saya merasa bahwa masa depan saya tanpa harapan dan bahwa semuanya tidak akan dapat membaik.

3) 0. Saya tidak menganggap diri saya sebagai orang yang gagal.

1. Saya merasa bahwa saya telah gagal lebih daripada kebanyakan orang 2. Saat saya menengok masa lalu, maka yang terlihat oleh saya hanyalah

kegagalan

3. Saya merasa bahwa saya adalah seorang yang gagal total

4) 0. Saya memperoleh banyak kepuasan dari hal-hal yang saya lakukan, sama seperti sebelumnya

1. Saya tidak lagi menikmati berbagai hal, seperti yang pernah saya rasakan dulu

2. Saya tidak memperoleh kepuasan sejati dari apapun lagi 3. Saya tidak puas atau bosan dengan segalanya

5) 0. Saya tidak terlalu merasa bersalah

1. Saya merasa bersalah dihampir seluruh waktu 2. Saya agak merasa bersalah disebagian besar waktu 3. Saya merasa bersalah sepanjang waktu

6) 0. Saya tidak merasa seolah saya sedang dihukum 1. Saya merasa mungkin saya sedang dihukum 2. Saya pikir saya akan dihukum

3. Saya merasa bahwa saya sedang dihukum

7) 0. Saya tidak merasa kecewa terhadap diri saya sendiri 1. Saya kecewa dengan diri saya sendiri

2. Saya muak terhadap diri saya sendiri 3. Saya membenci terhadap diri saya sendiri

8) 0. Saya tidak merasa lebih buruk daripada orang lain

1. Saya cela diri saya sendiri karena kelemahan kelemahan atau kesalahan saya.

3. Saya menyalahkan diri saya untuk semua hal buruk yang terjadi 9) 0. Saya tidak punya sedikitpun pikiran untuk bunuh diri

1. Saya mempunyai pikiran-pikiran untuk bunuh diri, namun saya tidak akan melakukannya

2. Saya ingin bunuh diri

3. Saya akan bunuh diri jika saya ada kesempatan

10) 0. Saya tidak lebih banyak menangis dibandingkan biasanya 1. Sekarang saya lebih banyak menangis daripada sebelumnya 2. Sekarang saya menangis sepanjang waktu

3. Biasanya saya mampu menangis, namun kini saya tidak dapat lagi menangis walaupun saya menginginkannya.

11) 0. Saya tidak lebih terganggu oleh berbagai hal dibandingkan biasanya 1. Kini saya sedikit lebih pemarah daripada biasanya

2. Saya agak jengkel atau terganggu di sebagian besar waktu saya 3. Kini saya merasa jengkel sepanjang waktu

12) 0. Saya tidak kehilangan minat saya terhadap orang lain

1. Saya agak kurang berminat terhadap orang lain dibandingkan biasanya 2. Saya kehilangan hampir seluruh minat saya pada orang lain

3. Saya telah kehilangan seluruh minat saya pada orang lain

13) 0. Saya mengambil keputusan-keputusan hampir sama baiknya dengan yang biasa saya lakukan.

1. Saya menunda mengambil keputusan lebih sering dari yang biasa saya lakukan

2. Saya mengalami kesulitan lebih besar dalam mengambil keputusan daripada sebelumnya

3. Saya sama sekali tidak dapat mengambil keputusan-keputusan lagi 14) 0. Saya tidak merasa bahwa keadaan saya tampak lebih buruk dari yang

Dokumen terkait