• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran kepada pihak yang terkait antara lain sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Guru diharapkan untuk selalu meningkatkan keterampilan mengajar agar mampu melaksanakan proses pembelajaran dengan baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Selain itu, guru diharapkan memperhatikan keadaan siswa-siswanya melalui kegiatan yang dapat meningkatkan prestasi akademik dan kecerdasan emosional siswa, seperti sering mengadakan diskusi kelas, bermain peran atau drama, selalu memberikan motivasi dan contoh mengenai nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari,

78

sehingga prestasi akademik dan kecerdasan emosional siswa dapat terasah dengan optimal.

2. Bagi Sekolah

Pihak sekolah bisa meningkatkan skill guru dengan mengirim guru untuk mengikuti seminar atau workshop agar guru memiliki banyak pengalaman dan pengetahuan dalam mengembangkan metode belajar, sehingga pembelajaran di kelas akan lebih bervariasi dan menyenangkan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan mampu memperluas populasi penelitian tidak hanya pada kelas V SD N Gugus III Kecamatan Kotagede, namun bisa meneliti di seluruh SD se-Kecamatan Kotagede. Selain itu, bagi peneliti selanjutnya dapat menambah metode pengumpulan data, untuk memperkuat hasil penelitian.

79

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rhineka Cipta.

Asrori, M. (2009). Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Azwar, S. (2004). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Bahri S. & Zain A. (2013). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RINEKA

CIPTA.

Basri, S. H. (2012). Prestasi Akademik Mahasiswa Ditinjau dari Literasi Media.

Diambil dari: ejournal.uin-

suka.ac.id/dakwah/jurnaldakwah/article/download/317/295. (25 Januari 2017).

Bhargava, A. (2009). Teaching Practice for Student Teachers of B. Ed. Programe Issues, Predicaments & Suggestions. Diambil dari : dergipark.ulakbim.gov.tr/tojde/article/view/5000102581. Diakses pada 19 Mei 2017 pukul 20.30.

Depdikbud. (2003). Undang-Undang RI Nomor 20, Tahun 2003, tentang Sistem Pedidikan Nasional.

Firdaus, A.I. (2012). Kunci-kunci Kontrol Emosi dengan Otak Kanan dan Otak Kiri. Yogyakarta. Diva Press.

Goleman, D. (2007). Kecerdasan Emosional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Habsari, S. (2005). Bimbingan dan Konseling untuk SMA dan MA Kelas IX. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Hamruni. (2009). Strategi dan Model-model Pembelajaran Aktif dan Menyenangkan. Yogyakarta: Fakultas UIN Sunan Kalijaga.

Harsono & Soesanto. (2009). Perbedaan Hasil Belajar antara Metode Ceramah Konvensional dengan Ceramah Berbantuan Media Animasi pada Pembelajaran Kompetensi Perakitan dan Pemasangan Sistem Rem. Jurnal PTM Vol 9, 71-79.

Immawati. (2016). Perbedaan Metode Ceramah dan Metode Debat terhadap Penguasaan Konsep IPS ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

80

di SMP N 23 Makassar. Tesis magister, tidak diterbitkan, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

Masaong & Timole. (2011). Kepemimpinan Berbasis Multiple Intelligence: Sinergi Kecerdasan Intelektual, Emosional dan Spiritual untuk Meraih Kesuksesan Gemilang. Bandung: Alfabeta.

Masnida & Adiyanti. (2015). Self-Esteem dan Prestasi Akademik sebagai Prediktor Subjek Well-Being Remaja Awal. Diambil dari: https://jurnal.ugm.ac.id/gamajop/article/view/8815. Diakses tanggal 25 Januari 2017 pukul 17.00.

Muhammad, D. 2015. Tantangan Wajar 12 Tahun di Daerah Terpencil. Diambil dari:

http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/15/08/26/ntonl225 4-tantangan-wajar-12-tahun-di-daerah-terpencil. Diakses tanggal 25 November 2016 pukul 19.00.

Majid, A. (2016). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosadakarya. Munif, C. (2011). Sekolahnya Manusia. Bandung: PT Mizan pustaka.

Mudri, W. (2010). Kompetensi dan Peranan Guru dalam Pembelajaran. Diambil dari: https://jurnalfalasifa.files./2012/11/m-walid-mudri-kompetensi-dan- peranan-guru-dalam-pembelajaran.pdf. (28 November 2016).

Nafees, M., Ghulam F., Shaheen A., Muhammad A. (2012). Effects of Instructional Strategies on Academic Achievement in High School General Science Class. International Journal of Business and Social Science, 3, 161-166

Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nurdin. (2009). Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Penyesuaian Sosial

Siswa di Sekolah. Diambil dari:

file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR...NURDIN/KARYA_ILMIAH_8.pdf. (15 Desember 2016).

Novita, R. (2014). Efektivitas Penggunaan Metode Ceramah Bervariasi dalam Meningkatkan Operasi Perkalian bagi Anak Berkesulitan Belajar. Diambil dari: http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu. (28 November 2016).

Rani, B. (2011). Classification of the teaching skills based on Q-Methodology using the perceptions od sec. School teachers. International Journal of Educational Planning & Administration , 1, 141-150.

81

Rasto. (2015). Pembelajaran Mikro. Bandung: Alfabeta.

Safitri & Sontani. (2016). Keterampilan Mengajar Guru dan Motivasi Belajar Siswa sebagai Determinan terhadap Hasil Belajar. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran vol.1.

Sagala, S. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta. _______. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Samson, V. R., & Vyjayanthi, S. (2013). Pre-University Teachers Teaching Skills. Journal of Education and Practice , 5, 90-96.

Sanjaya, W. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.

_______. (2012). Strategi Pembelajaran: Berorietasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Saptoto. (2010). Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Coping Adaptif. Diambil dari: https://jurnal.ugm.ac.id/jpsi/article/view/7689/6151. (15 Desember 2016).

Shapiro, L. E. (2003). Mengajarkan Emotional Intellingence pada Anak. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sholeh, M.H. (2011). Metode Edutaintment. Jogjakarta: DIVA Press. Solehatin, E. (2012). Strategi Pembelajaran PPKN. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana, N. (2009) Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosadakarya.

Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

________. (2011). Metode Penelitian Kombinasi: Mixed Methods. Bandung: Alfabeta.

________. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sujarwo. (2013). Model-model Pembelajaran Suatu Strategi Mengajar. Yogyakarta: Venus Gold Press.

82

Sukirman, D. 2013. Keterampilan Dasar Mengajar. Diambil dari:

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._P ENDIDIKAN/195910281987031-

DADANG_SUKIRMAN/Makalah_ket_das_mengajar.pdf). Diakses

tanggal 19 Mei 2017.

Sunarno. (2007). Studi tantang Peran dan Manfaat Kurikulum Non Akademik dalam Pembentukan Sikap di MI Muhammadiyah Karanganyar. Tesis magister, tidak diterbitkan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Sunarti, S. (2013). Hubungan Penerapan Metode Ceramah, Diskusi Dan Penugasan Dengan Hasil Pembelajaran Mata Pelajaran IPS / Sejarah Bagi Peserta Didik. Diambil dari: http://e-journal.ikip- veteran.ac.id/index.php/dimensi/article/view/249. Vol 1 nomor 1. (13 Februari 2017)

Suyono & Hariyanto.( 2015). Implementasi Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosadakarya.

Suryosubroto. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Syaodih, N. (2009).Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosadakarya.

Uno, H. B. (2010). Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran: Sebuah Konsep Pembelajaran Berbasis Kecerdasan. Jakarta: Bumi Aksara.

Walgito, B. (2004). Pengantar psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.

Wibowo, S. B. 2016. Benarkah Self Esteem Mempengaruhi Prestasi Akademik?.

Vol 13 number 1. Diambil dari:

journal.uad.ac.id/index.php/HUMANITAS/article/download/3846/2114. Diakses tanggal 25 Januari 2016.

Yulianingsih. (2016). 9 Siswa SD di Yogya Memperoleh Nilai UN Sempurna.

Diambil dari

http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/16/06/11/o8kz243 01-9-siswa-sd-di-yogya-peroleh-nilai-un-sempurna. Diakses tanggal 12 Januari 2017 pukul 01.20.

Yusuf, S. (2009). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT Remaja Rosadakarya.

83

84

Lampiran 1.

85

Skala Sebelum

divalidasi

86

Keterampilan Mengajar melalui Metode Ceramah Nama :

Kelas :

Petunjuk Pengisian

1. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengisi kuesioner ini.

2. Pada kuesioner ini terdapat 20 butir pernyataan. Pertimbangkan dengan baik pernyataan setiap kolom tersebut. Berilah jawaban yang paling sesuai dengan pilihanmu.

3. Berilah tanda centang ( pada kolom yang tersedia sesuai jawabanmu. Keterangan pilihan jawaban:

Selalu = SL

Sering = SR

Kadang-kadang = KK Tidak Pernah = TP

No. Pernyataan SL SR KK TP

1. Setiap pelajaran, guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

(Contoh : “Setelah mempelajari kerajaan

Islam di Indonesia, Kalian akan mengetahui letak kerajaan dan nama-nama

rajanya”).

2. Guru langsung menjelaskan materi tanpa menyampaikan tujuan pembelajaran terlebih dahulu.

3. Guru memberi semangat kepada siswa berupa kata-kata. Misalnya

“bagus”,”pintar”,”sipp” dan sebagainya

saat siswa bisa menjawab pertanyaan atau mendapat nilai yang bagus.

4. Saat siswa berhasil menjawab soal atau mendapat nilai bagus, guru diam saja tanpa memberikan ucapan selamat (bagus, pintar, sipp, dan sebagainya).

5. Guru menyiapkan benda-benda (penggaris, spidol, buku, globe, atlas, dsb.) untuk menjelaskan materi.

6. Guru menggunakan benda-benda (penggaris, spidol, buku, globe, atlas, dsb.) untuk menjelaskan materi pelajaran.

7. Guru menggunakan buku paket saja untuk menjelaskan materi.

87

8. Guru menjelaskan materi tanpa menggunakan benda-benda (globe, atlas, gambar, dan lain-lain).

9. Guru menyampaikan pokok-pokok materi pelajaran.

10. Guru sudah menyampaikan pokok-pokok materi, namun materi yang dijelaskan berbeda dengan pokok materi yang telah disampaikan / guru menjelaskan materi yang lain.

11. Pokok-pokok materi yang disampaikan sesuai dengan materi yang dijelaskan. 12. Guru langsung menjelaskan materi tanpa

menyampaikan pokok-pokok materi terlebih dahulu.

13. Guru memberikan penjelasan kepada siswa yang belum paham.

14. Guru memperhatikan semua siswa saat sedang memberikan penjelasan.

15. Guru memperhatikan siswa yang pandai saja saat menjelaskan pelajaran.

16. Guru memperhatikan siswa yang kurang pandai saja saat menjelaskan pelajaran. 17. Guru memperhatikan siswa yang nakal saja

saat menjelaskan materi pelajaran.

18. Guru menghadap papan tulis saja saat menjelaskan.

19. Guru menegur siswa yang ramai saat guru menjelaskan.

20. Guru menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa saat menjelaskan.

21. Guru menjelaskan dengan suara yang dapat didengar di seluruh kelas.

22.. Suara guru kurang jelas saat menjelaskan materi.

23. Guru berbicara terlalu cepat saat menjelaskan materi.

24. Materi yang dijelaskan guru urut, sesuai dengan buku paket.

25. Guru memberi penjelasan tambahan mengenai materi yang belum ada di buku paket.

26. Guru menjelaskan materi sama persis seperti yang ada di buku paket.

88 membingungkan.

28. Saat guru menjelaskan, keadaan kelas tenang.

29. Guru menyenangkan saat memberikan penjelasan.

30. Saat guru menjelaskan, siswa mendengarkan dengan sungguh-sungguh. 31. Saat guru menjelaskan, kelas ramai.

32. Guru memarahi siswa yang bingung saat mengerjakan di papan tulis.

33. Guru menjawab dengan sabar apabila ada siswa yang bertanya.

34. Guru memberikan permainan di tengah pelajaran.

35. Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari setelah pelajaran selesai.

(Contoh: Apa saja materi yang sudah dipelajari hari ini?)

36. Setelah pelajaran selesai, guru langsung memberikan soal evaluasi tanpa menanyakan materi yang telah dipelajari pada hari itu.

37. Guru menyimpulkan sendiri pelajaran yang telah dipelajari tanpa mengajak siswa menyimpulkan bersama.

38. Guru memberi perintah kepada siswa untuk menuliskan poin-poin materi yang telah dipahami dari pelajaran hari itu.

39. Soal evaluasi yang diberikan guru sesuai dengan materi yang dijelaskan.

40. Guru memberikan pertanyaan secara lisan dan siswa yang bisa menjawab langsung mengangkat tangan.

41. Soal-soal evaluasi yang diberikan guru berbeda jauh dengan materi yang telah dijelaskan.

42 Guru memberikan soal-soal saat ulangan harian saja.

43. Siswa secara berkelompok bermain cerdas cermat.

89

Kecerdasan Emosional Nama :

Kelas :

Petunjuk Pengisian

1. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengisi kuesioner ini.

2. Pada kuesioner ini terdapat 30 butir pernyataan. Pertimbangkan dengan baik pernyataan setiap kolom tersebut. Berilah jawaban yang paling sesuai dengan pilihanmu.

3. Berilah tanda centang ( pada kolom yang tersedia sesuai jawabanmu. Keterangan pilihan jawaban:

Selalu = SL

Sering = SR

Kadang-kadang = KD Tidak Pernah = TP

No. Pernyataan SL SR KD TP

1. Mengetahui kemampuan dalam memahami penjelasan dari guru.

2. Diam ketika teman mengejak berbicara saat guru sedang menjelaskan pelajaran.

3. Khawatir ketika menghadapi ulangan dadakan. 4. Selera makan menurun saat sedih.

5. Takut dinakali teman.

6. Panik ketika ada teman yang berkelahi. 7. Takut saat ditunjuk maju ke depan kelas.

8. Menyediakan barang-barang yang lunak agar saat marah bisa dibanting.

9. Mendengarkan musik saat sedang bosan. 10. Merusak barang-barang saat sedang marah. 11. Memukul teman yang suka mengejek. 12. Pergi ke kamar mandi saat ingin menangis. 13. Menahan marah saat dinakali teman. 14. Berwudhu ketika marah.

15. Bertanya kepada guru saat tidak paham dengan pelajaran yang dijelaskan.

16. Mengucapkan selamat kepada teman yang sedang berulang tahun.

90

17. Mengejek teman yang mendapat nilai jelek.

18 Tidak peduli saat teman sedang melakukan tindakan tercela.

19. Memiliki keyakinan bahwa dengan rajin belajar akan menjadi sukses.

20. Mengerjakan soal ulangan dengan percaya diri. 21. Mustahil jika menjadi juara kelas. 22. Meniru PR maupun ulangan milik teman. 23. Malas belajar.

24 Malas mengerjakan PR. 25. Belajar setiap malam.

26. Mendengarkan penjelasan dari guru dengan serius. 27. Meminta maaf ketika berbuat salah kepada teman. 28. Meminjamkan alat tulis kepada teman yang tidak

membawa alat tulis.

29. Berusaha menghibur teman yang sedang sedih. 30. Tidak peduli saat ada teman yang kesusahan. 31. Membiarkan teman yang tidak membawa alat tulis. 32. Mendengarkan teman yang sedang mencurahkan

isi hatinya.

33. Sedih bila ada teman yang sakit. 34. Bosan mendengarkan cerita teman.

35. Mengacuhkan saat ada teman yang meminta bantuan.

36. Senang berdiskusi dengan teman. 37. Mudah akrab dengan teman baru.

38. Lebih senang membaca buku daripada berdiskusi dengan teman.

39. Lebih suka bermain sendiri daripada bersama banyak orang.

40. Lebih senang bekerja sendiri daripada bekerja kelompok.

41. Menerima keputusan bersama saat berdiskusi. 42 Memberi kesempatan berbicara pada teman yang

mengusulkan pendapat.

43. Benci saat mengerjakan tugas kelompok dengan teman yang kurang pandai.

91

Skala Setelah

divalidasi

92

Keterampilan Mengajar melalui Metode Ceramah Nama :

Kelas :

Petunjuk Pengisian

1. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengisi kuesioner ini.

2. Pada kuesioner ini terdapat 20 butir pernyataan. Pertimbangkan dengan baik pernyataan setiap kolom tersebut. Berilah jawaban yang paling sesuai dengan pilihanmu.

3. Berilah tanda centang ( pada kolom yang tersedia sesuai jawabanmu. Keterangan pilihan jawaban:

Selalu = SL

Sering = SR

Kadang-kadang = KK Tidak Pernah = TP

No. Pernyataan SL SR KK TP

1. Guru langsung menjelaskan materi tanpa menyampaikan tujuan pembelajaran terlebih dahulu.

(Contoh : “Setelah mempelajari kerajaan

Islam di Indonesia, Kalian akan mengetahui letak kerajaan dan nama-nama

rajanya”).

2. Guru memberi semangat kepada siswa berupa kata-kata. Misalnya

“bagus”,”pintar”,”sipp” dan sebagainya

saat siswa bisa menjawab pertanyaan atau mendapat nilai yang bagus.

3. Saat siswa berhasil menjawab soal atau mendapat nilai bagus, guru diam saja tanpa memberikan ucapan selamat (bagus, pintar, sipp, dan sebagainya).

4. Guru menyiapkan benda-benda (penggaris, spidol, buku, globe, atlas, dsb.) untuk menjelaskan materi.

5. Guru menggunakan benda-benda (penggaris, spidol, buku, globe, atlas, dsb.) untuk menjelaskan materi pelajaran.

93

6. Guru menjelaskan materi tanpa menggunakan benda-benda (globe, atlas, gambar, dan lain-lain).

7. Guru menyampaikan pokok-pokok materi pelajaran.

8. Guru sudah menyampaikan pokok-pokok materi, namun materi yang dijelaskan berbeda dengan pokok materi yang telah disampaikan / guru menjelaskan materi yang lain.

9. Pokok-pokok materi yang disampaikan sesuai dengan materi yang dijelaskan. 10. Guru langsung menjelaskan materi tanpa

menyampaikan pokok-pokok materi terlebih dahulu.

11. Guru memberikan penjelasan kepada siswa yang belum paham.

12. Guru memperhatikan semua siswa saat sedang memberikan penjelasan.

13. Guru memperhatikan siswa yang pandai saja saat menjelaskan pelajaran.

14. Guru memperhatikan siswa yang kurang pandai saja saat menjelaskan pelajaran. 15. Guru memperhatikan siswa yang nakal saja

saat menjelaskan materi pelajaran.

16. Guru menghadap papan tulis saja saat menjelaskan.

17. Guru menegur siswa yang ramai saat guru menjelaskan.

18. Guru menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa saat menjelaskan.

19. Guru menjelaskan dengan suara yang dapat didengar di seluruh kelas.

20. Suara guru kurang jelas saat menjelaskan materi.

21. Guru berbicara terlalu cepat saat menjelaskan materi.

22. Guru memberi penjelasan tambahan mengenai materi yang belum ada di buku paket.

23. Guru menjelaskan materi sama persis seperti yang ada di buku paket.

24. Materi yang disampaikan guru membingungkan.

94 tenang.

26. Guru menyenangkan saat memberikan penjelasan.

27. Saat guru menjelaskan, siswa mendengarkan dengan sungguh-sungguh. 28. Saat guru menjelaskan, kelas ramai.

29. Guru memarahi siswa yang bingung saat mengerjakan di papan tulis.

30. Guru menjawab dengan sabar apabila ada siswa yang bertanya.

31. Guru memberikan permainan di tengah pelajaran.

32. Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari setelah pelajaran selesai.

(Contoh: Apa saja materi yang sudah dipelajari hari ini?)

33. Setelah pelajaran selesai, guru langsung memberikan soal evaluasi tanpa menanyakan materi yang telah dipelajari pada hari itu.

34. Guru menyimpulkan sendiri pelajaran yang telah dipelajari tanpa mengajak siswa menyimpulkan bersama.

35. Guru memberi perintah kepada siswa untuk menuliskan poin-poin materi yang telah dipahami dari pelajaran hari itu.

36. Guru memberikan pertanyaan secara lisan dan siswa yang bisa menjawab langsung mengangkat tangan.

37. Soal-soal evaluasi yang diberikan guru berbeda jauh dengan materi yang telah dijelaskan.

38 Guru memberikan soal-soal saat ulangan harian saja.

95

Kecerdasan Emosional

Nama : Kelas :

Petunjuk Pengisian

4. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengisi kuesioner ini.

5. Pada kuesioner ini terdapat 30 butir pernyataan. Pertimbangkan dengan baik pernyataan setiap kolom tersebut. Berilah jawaban yang paling sesuai dengan pilihanmu.

6. Berilah tanda centang ( pada kolom yang tersedia sesuai jawabanmu. Keterangan pilihan jawaban:

Selalu = SL

Sering = SR

Kadang-kadang = KD Tidak Pernah = TP

No. Pernyataan SL SR KD TP

1. Mengetahui kemampuan dalam memahami penjelasan dari guru.

2. Diam ketika teman mengejak berbicara saat guru sedang menjelaskan pelajaran.

3. Khawatir ketika menghadapi ulangan dadakan. 4. Selera makan menurun saat mendapat nilai jelek. 5. Takut dimarahi guru.

6. Takut saat ditunjuk maju ke depan kelas.

7. Menyediakan barang-barang yang lunak agar saat marah bisa dibanting.

8. Mendengarkan musik saat sedang bosan di kelas. 9. Merusak barang-barang saat sedang marah. 10. Memukul teman yang suka mengejek. 11. Menahan marah saat dinakali teman.

12. Diam saat ada teman yang ngeyel dalam diskusi. 13. Bertanya kepada guru saat tidak paham dengan

96

14. Mengucapkan selamat kepada teman yang sedang berulang tahun.

15. Mengejek teman yang mendapat nilai jelek.

16 Tidak peduli saat teman sedang melakukan tindakan tercela.

17. Memiliki keyakinan bahwa dengan rajin belajar akan menjadi sukses.

18. Mustahil jika menjadi juara kelas. 19. Meniru PR maupun ulangan milik teman. 20. Malas belajar.

21 Malas mengerjakan PR.

22. Mendengarkan penjelasan dari guru dengan serius. 23. Meminta maaf ketika berbuat salah kepada teman. 24. Berusaha menghibur teman yang sedang sedih. 25. Tidak peduli saat ada teman yang kesusahan. 26. Membiarkan teman yang tidak membawa alat tulis. 27. Mendengarkan teman yang sedang mencurahkan

isi hatinya.

28. Bosan mendengarkan cerita teman.

29. Mengacuhkan saat ada teman yang meminta bantuan.

30. Senang berdiskusi dengan teman.

31. Lebih senang membaca buku daripada berdiskusi dengan teman.

32. Lebih suka bermain sendiri daripada bersama banyak orang.

33. Lebih senang bekerja sendiri daripada bekerja kelompok.

34. Menerima keputusan bersama saat berdiskusi. 35. Memberi kesempatan berbicara pada teman yang

97

Dokumen terkait