• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.2 SARAN

Perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut terhadap pengaruh waktu perendaman karet alam pada lindi hitam jika waktu perendaman terus ditambah. Pengkajian juga perlu dilakukan pada pengaruh suhu perendaman karet alam pada lindi hitam.

DAFTAR PUSTAKA

Alfa AA dan Y Syamsu. 2004. Degraded and Stabilized Natural Rubber Latex – Prospect for Veneer Adhesive. Seminar Kimia Malaya.

Badan Penelitian Kehutanan Indonesia. 1997. Ensiklopedi Kehutanan Indonesia Edisi Pertama.

Jakarta : Departemen Kehutanan Badan Penelitian dan Kehutanan

Barney JA. 1973. Natural Rubber Productions Lectures Notes. Bogor : Balai Penelitian Perkebunan Bogor.

Cook GP. 1956. Latex, Natural, and Synthetic. New York : A Reinhold Pilot Book.

Cowd MA. 1991. Kimia Polimer. Bandung : Penerbit ITB.

Davin LB dan Lewis NG. 2005. Lignin primary structures and dirigent sites. Current Opinion in Biotechnology 16:407–415.

Eng AH. 1997. Distribution of Origin of Abnormal Groups in Natural Rubber, Journal Natural Rubber. Res.I(3),.154-166.

Fengel D dan Wegener G. 1995. Kayu : Kimia, Ultrastruktur, Reaksi-Reaksi. Terjemahan. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada Press.

Goutara, B Djatmiko, dan W Tjiptadi. 1985. Dasar Pengolahan Karet. Bogor : Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Gunanti SD. 2004. Kajian Kemantapan Viskositas Mooney Karet Hasil Depolimerisasi Lateks Karet Alam yang Diberi Perlakuan Hidroksilamin Netral Sulfat (HNS). Skripsi. Bogor : Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Honggokusumo S. 1978. Pengetahuan Lateks : Kursus Pengolahan Barang Jadi Karet. Bogor : Balai Penelitian Perkebunan Bogor.

Huffman JE. 1980. Sahuaro Concept of Asphalt-Rubber Binders. Presentation at The First Asphalt Rubber User Producer Workshop. Scottsdale, Arizona.

Judoamidjojo RM, EG Said dan L Hartoto. 1989. Biokonversi. Bogor : Pusat Antar Universitas Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor.

Loo TG. 1980. Mengelola Karet Alam. Jakarta : PT. KINTA.

Manitto P. 1981. Biosintesis Produk Alami. England : Ellis Horwood Ltd.

Petrucci RH. 1987. Kimia Dasar : Prinsip dan Terapan Modern. San Bernardino : California State University.

Refrizon. 2003. Viskositas Mooney Karet Alam. Medan : Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara.

Roberts AD. 1988. Natural Rubber Science and Technology. Oxford : Oxford University Press.

Robinson HL. 2004. Polymer in Asphalt. Rapra Review Reports Volume 15, Number 11, 2004.

Tarmac Ltd, UK.

Santoso AM. 2003. Pedoman Pemilihan dan Sifat-Sifat Elastomer, Kursus Teknologi Barang Jadi Karet Padat. Bogor : Balai Penelitian Teknologi Karet.

Sentosa, Leo. 2010. Aspal. http://leosentosa0.files.wordpress.com/2010/03/5-aspal.ppt. [10 Oktober 2010]

Sjostrom E. 1995. Kimia Kayu Dasar-dasar dan Penggunaan. Terjemahan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Surdia NM. 2000. Degradasi Polimer. Indonesian Polymer Journal. Vol. 3 no. 1. Bandung.

Tanaka Y. 1998. A New Approach to Produce Highly Deproteinized Natural Rubber. Kuliah Tamu Mengenai Karet Alam. Bogor : Balai Penelitian Teknologi Karet.

Triwijoso SU dan Oerip S. 1989. Pedoman Teknis Pengawetan dan Pemekatan Lateks Hevea. Bogor : Balai Penelitian Perkebunan Bogor.

Lampiran 1. Prosedur Analisis

a. Pengujian Titik Lembek Aspal dan TER (SNI 06-2434-1991)

Pasang dan aturlah kedua benda uji diatas dudukannya dan letakkan pengarah bola diatasnya. Isi bejana dengan air suling baru, dengan suhu (5 ± 1) oC sehingga tinggi permukaan air berkisar antara 101,6 mm sampai 108 mm. Letakkan termometer diantara kedua benda uji (± 12,7 mm dari tiap cincin) periksa dan atur jarak antara permukaan plat dasar dengan benda uji sehingga menjadi 25,4 mm dan letakkan bola-bola baja ditengah masing-masing benda uji yang bersuhu 5oC dengan menggunkan penjepit. Panaskan bejana sehingga kenaikan suhu menjadi 5oC per menit.

Titik lembek adalah suhu pada saat bola baja denga berta tetentu mendesak turun suatu lapisan aspal yang tertahan dalam cincin berukuran tertentu, sehingga aspal tersebut menyentuh pelat dasar yang terletak di bawah cincin pada tinggi 24,4 mm, sebagai kecepatan akibat pemanasan tersebut.

b. Pengujian Jumlah Lindi Hitam yang Terserap Karet

Timbang karet sebanyak x gram lalu oven hingga kering. Setelah kering, timbang bobot karet tersebut. Lalu karet yang sudah direndam dengan lindi hitam (dengan bobot awal karet x gram) dioven hingga kering. Setelah kering, bobot karet tersebut ditimbang. Jumlah lindi hitam yang terserap dapat diketahui dari selisih bobot karet kering yang direndam lindi hitam dengan bobot kering karet yang tidak direndam lindi hitam.

c. Penetapan Plastisitas Wallace (Po) (SNI 06-1903-1990)

Contoh uji sebanyak 15-20 gram digiling dengan gilingan laboratorium dingin sehingga lembaran akhir krep mempunyai ketebalan 1,6-1,8 mm. Lembaran karet (tidak boleh ada lobang) dilipat dua dan ditekan perlahan dengan telapak tangan hingga ketebalannya antara 3,2-3,6 mm. Contoh uji dipotong dengan wallace punch sebanyak 6 buah dengan posisi :

Potongan 1 diletakkan di antara dua lembar kertas sigaret (TST) lalu diukur plastisitas awalnya (Po) sesuai dengan operasional alat Plastimeter Wallace.

Lampiran 2a. Data Pengujian

Kode Perlakuan Jumlah Lindi Hitam Terserap (gram) Plastisitas Awal

Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-Rata Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-Rata R0Kn Perendaman 0 jam

Pengeringan normal (T) jam - - - 61 61 61

R3Kn Perendaman 3 jam

Pengeringan normal (T) jam 7,86 7,84 7,85 29 28 28,5

R3K1 Perendaman 3 jam

Pengeringan T + 1 jam 7,83 7,87 7,85 25 25 25

R3K2 Perendaman 3 jam

Pengeringan T + 2 jam 7,84 7,84 7,84 24 26 25

R5Kn Perendaman 5 jam

Pengeringan normal (T) jam 13,8 13,76 13,78 27 27 27

R5K1 Perendaman 5 jam

Pengeringan T + 1 jam 13,78 13,76 13,77 25 25 25

R5K2 Perendaman 5 jam

Pengeringan T + 2 jam 13,78 13,76 13,77 19 19 19

R7Kn Perendaman 7 jam

Pengeringan normal (T) jam 16,64 16,66 16,65 20 21 20,5

R7K1 Perendaman 7 jam

Pengeringan T + 1 jam 16,65 16,65 16,65 20 20 20

R7K2 Perendaman 7 jam

Pengeringan T + 2 jam 16,66 16,64 16,65 19 19 19

Lampiran 2b. Data Pengujian

Kode Perlakuan Titik Lembek (°C) Waktu Pencampuran

(menit)

Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-Rata Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-Rata R0Kn Perendaman 0 jam

Pengeringan normal (T) jam 62 62 62 1230 1222 1226

R3Kn Perendaman 3 jam

Pengeringan normal (T) jam 61 61 61 802 780 791

R3K1 Perendaman 3 jam

Pengeringan T + 1 jam 60 60 60 736 722 729

R3K2 Perendaman 3 jam

Pengeringan T + 2 jam 60 60 60 618 628 623

R5Kn Perendaman 5 jam

Pengeringan normal (T) jam 58 60 59 602 588 595

R5K1 Perendaman 5 jam

Pengeringan T + 1 jam 60 60 60 559 561 560

R5K2 Perendaman 5 jam

Pengeringan T + 2 jam 59 59 59 493 501 497

R7Kn Perendaman 7 jam

Pengeringan normal (T) jam 59 59 59 437 427 432

R7K1 Perendaman 7 jam

Pengeringan T + 1 jam 59 59 59 382 388 385

R7K2 Perendaman 7 jam

Pengeringan T + 2 jam 58 58 58 355 343 349

Lampiran 3. Hasil Analisis Ragam Jumlah Lindi Hitam Terserap

Sumber Keragaman Derajat Bebas

Jumlah Kuadrat

Kuadrat

Tengah F Hitung F Tabel

Waktu Perendaman 2 241,798 120,899 1088093 5,14

Waktu Pengeringam 2 0,0001 0,00007 0,60 5,14

Waktu Perendaman*Waktu Pengeringan

4 0,0001 0,00003 0,30 4,53

Pengulangan*Waktu Perendaman 3 0,0027 0,0009 8,20 4,76

Galat 9 0,00067 0

Total 17 241,802

Waktu Perendaman Rataan Pengelompokan

Duncan

R7 16,65 A

R5 13,773 B

R3 7,847 C

Keterangan : huruf yang sama pada kolom uji wilayah berganda Duncan menunjukkan bahwa taraf perlakuan memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata

Waktu Pengeringan Rataan Pengelompokan

Duncan

Kn 12,76 A

K1 12,757 A

K2 12,753 A

Keterangan : huruf yang sama pada kolom uji wilayah berganda Duncan menunjukkan bahwa taraf perlakuan memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata

Lampiran 4. Hasil Analisis Ragam Plastisitas Awal (Po)

Sumber Keragaman Derajat Bebas

Jumlah Kuadrat

Kuadrat

Tengah F Hitung F Tabel

Waktu Perendaman 3 2691 897 1374,13 4,76

Waktu Pengeringam 2 62,939 31,469 48,21 5,14

Waktu Perendaman*Waktu Pengeringan

4 26,977 6,744 10,33 4,53

Pengulangan*Waktu Perendaman 4 11,167 2,791 4,28 4,53

Galat 6 3,917 0,653

Total 19 2796

Waktu Perendaman Rataan Pengelompokan Duncan

R0 61 A

R3 26,17 B

R5 23,67 C

R7 19,83 D

Keterangan : huruf yang sama pada kolom uji wilayah berganda Duncan menunjukkan bahwa taraf perlakuan memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata

Waktu Pengeringan Rataan Pengelompokan Duncan

Kn 34,25 A

K1 23,33 B

K2 21 C

Keterangan : huruf yang sama pada kolom uji wilayah berganda Duncan menunjukkan bahwa taraf perlakuan memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata

Lampiran 5. Hasil Analisis Ragam Titik Lembek

Sumber Keragaman Derajat Bebas

Jumlah Kuadrat

Kuadrat

Tengah F Hitung F Tabel

Waktu Perendaman 3 20,2 6,733 30,3 4,76

Waktu Pengeringam 2 1,778 0,889 4 5,14

Waktu Perendaman*Waktu Pengeringan

4 2,222 0,556 2,5 4,53

Pengulangan*Waktu Perendaman 4 2,667 0,667 3 4,53

Galat 6 1,333 0,222

Total 19 28,2

Waktu Perendaman Rataan Pengelompokan

Duncan

R0 62 A

R3 60,33 B

R5 59,33 C

R7 59 C

Keterangan : huruf yang sama pada kolom uji wilayah berganda Duncan menunjukkan bahwa taraf perlakuan memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata

Waktu Pengeringan Rataan Pengelompokan

Duncan

Kn 60,25 A

K1 59,67 A

K2 59,33 B

Keterangan : huruf yang sama pada kolom uji wilayah berganda Duncan menunjukkan bahwa taraf perlakuan memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata

Lampiran 6. Hasil Analisis Ragam Interaksi Jumlah Lindi Hitam Terserap

Sumber

Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung F Tabel

Interaksi 8 241,798 30,224 80007 3,23

Galat 9 0,0034 0,00037

Total 17 241,802

Interaksi Rataan Pengelompokan Duncan

R7Kn 16,65 A

R7K1 16,65 A

R7K2 16,65 A

R5Kn 13,78 B

R5K1 13,77 B

R5K2 13,77 B

R3Kn 7,85 C

R3K1 7,85 C

R3K2 7,84 C

Keterangan : huruf yang sama pada kolom uji wilayah berganda Duncan menunjukkan bahwa taraf perlakuan memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata

Lampiran 7. Hasil Analisis Ragam Interaksi Plastisitas Awal (Po)

Sumber Keragaman Derajat Bebas

Jumlah Kuadrat

Kuadrat

Tengah F Hitung F Tabel

Interaksi 9 2779 308,78 181,63 3,02

Galat 10 17 1,7

Total 19 2796

Interaksi Rataan Pengelompokan

Duncan

R0Kn 61 A

R3Kn 28,25 B

R5Kn 27 BC

R3K1 25 C

R5K1 25 C

R3K2 25 C

R7Kn 20,5 D

R7K1 20 D

R5K2 19 E

R7K2 19 E

Keterangan : huruf yang sama pada kolom uji wilayah berganda Duncan menunjukkan bahwa taraf perlakuan memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata

Lampiran 8. Hasil Analisis Ragam Interaksi Titik Lembek

Sumber Keragaman Derajat Bebas

Jumlah Kuadrat

Kuadrat

Tengah F Hitung F Tabel

Interaksi 9 24,2 2,689 6,72 3,02

Galat 10 4 0,4

Total 19 28,2

Interaksi Rataan Pengelompokan

Duncan

R0Kn 62 A

R3Kn 61 AB

R3K2 60 BC

R3K1 60 BC

R5K1 60 BC

R5K2 59 CD

R5Kn 59 CD

R7Kn 59 CD

R7K1 59 CD

R7K2 58 D

Keterangan : huruf yang sama pada kolom uji wilayah berganda Duncan menunjukkan bahwa taraf perlakuan memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata

Dokumen terkait