BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya untuk mengetahui kandungan zat yang memiliki potensi toksik di dalam ekstrak metanol daun Aglaia ellipticaBlume.
2. Perlu melakukan pengukuran kadar abu dan kadar air pada ekstrak metanol daun Aglaia elliptica Blume supaya nilai toksisitas akut LC50 lebih terukur.
3. Membandingkan aktivitas antikanker ekstrak daun Aglaia elliptica
Blume dengan obat antikanker yang lazim digunakan oleh masyarakat seperti methotrexate.
4. Perhitungan LC50pada penelitian ini dilakukan oleh lebih dari satu orang untuk menghindari kesalahan pada saat perhitungan.
DAFTAR PUSTAKA
1. WHO. International Agency for Research on Cancer. Globocan 2008: Estimated cancer Incidence, Mortality, Prevalence and Disability-adjusted life years (DALYs) Worldwide in 2008 [Internet]. 2014 [cited 2014 Jun 21]. Available from: http://www.globocan.iarc.fr/
2. Klasco RK. Methotrexate [Internet]. 2006 [cited 2014 Jun 23]. Available from: http://www.periodicos.capes.gov.br/
3. Pa Batugal, J Kanniah, Lee SY and JT Oliver. Medicinal Plants Research in Asia. 2004;1(8):33-36.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 381/MENKES/SK/III/2007 mengenai Kebijakan Obat Tradisional Nasional [internet]. 2007 [cited 13 Juli 2014]; Available from: http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream/
5. Ranasasmita, Raafqi. Aktivitas Antikanker Ekstrak Etanol Daun Aglaia elliptica Blume pada Tikus Betina yang Diinduksi 7,12-dimetilbenz antrasena. Bogor: FMIPA; 2008.
6. Pisutthanan, Sirintorn. Brine Shrimp Lethality Activity of Thai Medicinal Plants in the Family Meliaceae. Naresuan University Journal. 2004; 12(2): 13-18.
7. Juniarti, Delvi Osmeli, Yuhernita. Kandungan Senyawa Kimia, Uji Toksisitas (Brine Shrimp Lethality Test) dan Antioksidan (1,1-Diphenyl-2-Pikrilhydrazyl) Dari Ekstrak daun Saga (Abrus Precatorius L.). Makara Sains. 2009 April;13(1): 50-54.
8. Wibowo, Agung. Aktivitas Sitotoksik Ekstrak Etanol Daun Laban Abang (Aglaia elliptica Blume) Dan Fraksi-fraksinya Terhadap Galur Sel kanker Payudara MCF-7. Jakarta: Pusat Teknologi Farmasi dan Medik; 2009.
9. Dung, Vu Van. Vietnam Forest Trees [internet]. 1996 [cited 26 Jun 2014]; Available from: http://www.biotik.org/laos/species/a/aglel/aglel_en.html
10. Frank CL. Toksikologi Dasar: Asas, Organ Sasaran, dan Penilaian Resiko. 2nd ed. Jakarta: UI Press; 1995.
11. Priyanto. Toksikologi: Mekanisme, Terapi Antidotum, dan Penilaian Resiko. Depok: Leskonfi; 2009.
12. Hodgson, E. Dan Levi, P.E. ATextbook of Modern Toxicology. 2nd ed. Singapore: McGraw-Hill Higher Education; 2000.
13. Dhahiyat, Yayat. Uji Toksisitas Akut Lc-50 Dan Kronis Terhadap Daphnia Carinata King. Bandung: Universitas Padjadjaran; 2009.
14. Departemen Farmakologi dan Terapeutik. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: FKUI; 2007.
15. Pourfraidon, Zahra. Biological activity of prominent anti-cancer plants using Brine Shrimp Lethality Test. Journal of Microbial World. 2009.
16. Depkes R.I. Parameter Standar umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Media Litbang kesehatan [internet]. 2002 [cited 13 Juli 2014]; Available from: http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/download/1070/553 17. Herawati, Dian. Cara Produksi Simplisia yang Baik. Bogor: Seafast center;
2012.
18. Agoes, Goeswin. Teknologi Bahan Alam. Bandung: Penerbit ITB; 2007. 19. Tiwari P. Phytochemical screening and extraction: A review. Internationale
Pharmaceutica Sciencia (IPS). 2011.
20. Paine A, Davan AD. Methanol [internet]. 2004 [cited 2014 May 5]; Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/8490201.
21. Asem A, Pouyani NR dan Escalente PD LR. The genus Artemia Leach. Iran: Lat. Am. J Aquat Res; 2010. P. 501-506.
22. Ramdhini, RN. Uji toksisitas terhadap Artemia salina Leach dan toksisitas akut komponen bioaktif Pandanu conoideus var. Conoideus Lam sebagai kandidat antikanker. Surakarta: Universitas Sebelas Maret; 2010.
23. McLauughlin, JL and Rogers LL. The use of biological assays to evaluate botanicals. Drug Information Journal. 1998;32:512-524.
24. Nurhayati APD, Abdulgani N, Febrianto R. Uji Toksisitas Ekstrak Eucheuma Alvarezii Terhadap Artemia Salina Sebagai Studi Pendahuluan Potensi Antikanker. Akta Kimindo. 2006;2:41–46.
25. Panggabean, MG. Teknik penetasan dan pemanenan Artemia salina Leach. Jakarta: Pusat Penelitian Ekologi Laut, Lembaga Oseanologi Nasional-LIPI; 1984:9(2): 57-65.
26. Amalia FR. Pengaruh Glutathione Terhadap Kualitas Semen Kambing Boer Post Thawing Dalam Pengencer Yang Mengandung Dimetylsulfoxie (DMSO). Malang: Universitas Brawijaya; 2012.
6 36
LAMPIRAN
36
Gambar 6.3 Penyaringan Hasil Maserasi Gambar 6.4 Mesinrotatory evaporator
Gambar 6.5 Pembuatan Larutan Induk Gambar 6.6 Eksrak Kental DaunAglaia
Gambar 6.7 Penimbangan Ekstrak Kental DaunAglaia ellipticaBlume
Gambar 6.8MicroplateBSLT
Gambar 6.9 Pembuatan Konsentrasi Gambar 6.10 Kaleng Larva UdangArtemia salinaLeach
Gambar 6.11 Media Perkembangbiakan larva
Lampiran 4 Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Metanol DaunAglaia ellipticaBlume
Konsentrasi larutan induk
=
ekstrak metanol daunAglaia ellipticaBlume (ug) Volume aquades (mL)= 2 g
(98 mLaquades + 2 mL DMSO 2%)
= . .
=
20.000 ug/mL = 20.000 ppmPerhitungan Penggunaan DMSO
Perhitungan kadar DMSO 2 % pada larutan induk 20.000 ppm = 2 ml DMSO 2 %
100 ml aquades x 100 % = 0,02 x 100 %
= 2 %
Untuk mendapatkan ekstrak dengan konsentrasi 500 ppm, 250 ppm, 125 ppm, 50 ppm, 25 ppm, 12,5 ppm dilakukan dengan menggunakan rumus pengenceran yaitu V1M1= V2M2
a. Konsentrasi ekstrak 500 ppm
Untuk mendapatkan konsentrasi 500 ppm di dalam microplate, dibuat konsentrasi 1000 ppm terlebih dahulu di dalam tabung reaksi sebanyak 20 mL
V1M1= V2M2
V1x 20.000 ug/mL = 1000 ug/mL x 20 mL V1= 20.000 ug
Maka diambil 1 mL dari larutan induk dan 19 mL aquades kemudian dimasukkan ke tabung reaksi. Konsentrasi ekstrak 500 ppm di dalam
microplatedidapatkan dengan cara : V1M1= V2M2
V1x 1000 ug/mL = 500 ug/mL x 2 mL V1= 1000ug
1000 ug/mL = 1 mL
Maka diambil 1 mL dari larutan konsentrasi 1000 ppm kemudian dimasukkan ke dalam microplate yang sebelumnya telah diisi dengan 1 mL air laut beserta 10 ekor larva udang, sehingga konsentrasi ekstrak di dalammicroplatemenjadi 500 ppm.
b. Konsentrasi ekstrak 250 ppm
Untuk mendapatkan konsentrasi 250 ppm di dalam microplate, dibuat konsentrasi 500 ppm terlebih dahulu di dalam tabung reaksi sebanyak 4 mL
V1M1= V2M2
V1x 1000 ug/mL = 500 ug/mL x 4 mL V1= 2000 ug
1000 ug/mL = 2 mL
Maka diambil 2 mL dari larutan 1000 ppm dan 2 mL aquades kemudian dimasukkan ke tabung reaksi. Konsentrasi ekstrak 250 ppm di dalam
microplatedidapatkan dengan cara : V1M1= V2M2
V1x 500 ug/mL = 250 ug/mL x 2 mL V1= 500ug
500 ug/mL = 1 mL
Maka diambil 1 mL dari larutan konsentrasi 500 ppm kemudian di masukkan ke dalam microplate yang sebelumnya telah diisi 1 mL air laut beserta 10 ekor larva udang, sehingga konsentrasi ekstrak di dalam
c. Konsentrasi ekstrak 125 ppm
Untuk mendapatkan konsentrasi 125 ppm di dalam microplate, dibuat konsentrasi 250 ppm terlebih dahulu di dalam tabung reaksi sebanyak 4 mL
V1M1= V2M2
V1x 1000 ug/mL = 250 ug/mL x 4 mL V1= 1000 ug
500 ug/mL = 2 mL
Maka diambil 1 mL dari larutan 1000 ppm dan 2 mL aquades kemudian dimasukkan ke tabung reaksi. Konsentrasi ekstrak 125 ppm di dalam
microplatedidapatkan dengan cara : V1M1= V2M2
V1x 250 ug/mL = 125 ug/mL x 2 mL V1= 250ug
250 ug/mL = 1 mL
Maka diambil 1 mL dari larutan konsentrasi 250 ppm kemudian di masukkan ke dalam microplate yang sebelumnya telah diisi 1 mL air laut beserta 10 ekor larva udang, sehingga konsentrasi ekstrak di dalam
microplatemenjadi 125 ppm.
d. Konsentrasi ekstrak 50 ppm
Untuk mendapatkan konsentrasi 50 ppm di dalam microplate, dibuat konsentrasi 100 ppm terlebih dahulu di dalam tabung reaksi sebanyak 4 mL
V1M1= V2M2
V1x 1000 ug/mL = 100 ug/mL x 4 mL V1= 400 ug
Maka diambil 0,4 mL dari larutan 1000 ppm dan 3,6 mL aquades kemudian dimasukkan ke tabung reaksi. Konsentrasi ekstrak 50 ppm di dalammicroplatedidapatkan dengan cara :
V1M1= V2M2
V1x 100 ug/mL = 50 ug/mL x 2 mL V1= 100 ug
100 ug/mL = 1 mL
Maka diambil 1 mL dari larutan konsentrasi 100 ppm kemudian di masukkan ke dalam microplate yang sebelumnya telah diisi 1 mL air laut beserta 10 ekor larva udang, sehingga konsentrasi ekstrak di dalam
microplatemenjadi 50 ppm.
e. Konsentrasi ekstrak 25 ppm
Untuk mendapatkan konsentrasi 25 ppm di dalam microplate, dibuat konsentrasi 50 ppm terlebih dahulu di dalam tabung reaksi sebanyak 4 mL V1M1= V2M2
V1x 1000 ug/mL = 50 ug/mL x 4 mL V1= 200 ug
1000 ug/mL = 0,2 mL
Maka diambil 0,2 mL dari larutan 1000 ppm dan 3,8 mL aquades kemudian dimasukkan ke tabung reaksi. Konsentrasi ekstrak 25 ppm di dalammicroplatedidapatkan dengan cara :
V1M1= V2M2
V1x 50 ug/mL = 25 ug/mL x 2 mL V1= 50ug
50 ug/mL = 1 mL
Maka diambil 1 mL dari larutan konsentrasi 50 ppm kemudian di masukkan ke dalam microplate yang sebelumnya telah diisi 1 mL air laut beserta 10 ekor larva udang, sehingga konsentrasi ekstrak di dalam
f. Konsentrasi ekstrak 12,5 ppm
Untuk mendapatkan konsentrasi 12,5 ppm di dalam microplate, dibuat konsentrasi 25 ppm terlebih dahulu di dalam tabung reaksi sebanyak 4 mL V1M1= V2M2
V1x 1000 ug/mL = 25 ug/mL x 4 mL V1= 100 ug
1000ug/mL = 0,1 mL
Maka diambil 0,1 mL dari larutan 1000 ppm dan 3,9 mL aquades kemudian dimasukkan ke tabung reaksi. Konsentrasi ekstrak 12,5 ppm di dalammicroplatedidapatkan dengan cara :
V1M1= V2M2
V1x 25 ug/mL = 12,5 ug/mL x 2 mL V1= 25ug
25 ug/mL = 1 mL
Maka diambil 1 mL dari larutan konsentrasi 25 ppm kemudian di masukkan ke dalam microplate yang sebelumnya telah diisi 1 mL air laut beserta 10 ekor larva udang, sehingga konsentrasi ekstrak di dalam
6
Lampiran 5 RIWAYAT PENULIS
IDENTITAS
Nama : Nurul Khafidz Subekti
Tempat, tanggal lahir : Cilacap, 11 Juli 1993
Agama : Islam
Alamat : Jl. Iroyudan Rt 001 Kel. Guwosari Kec. Pajangan Kab. Bantul Yogyakarta
No. HP : +62 856 4368 6470
Email : khafidzsubekti@yahoo.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. 1997-1999 : TK Masyithoh Bantul Yogyakarta 2. 1999-2005 : SDN 1 Iroyudan Bantul Yogyakarta
3. 2005-2008 : SMPN 1 Bantul Yogyakarta
4. 2008-2011 : SMAN 1 Bantul Yogyakarta
5. 2011- sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta