• Tidak ada hasil yang ditemukan

SARAN

Dalam dokumen Spektrofotometri Organik (Halaman 24-38)

BAB V PENUTUP

V.2 SARAN

1. Atur pH=1 dan pH=4.5 dengan tepat dengan menambah buffer Kcl dan buffer NaAsetat supaya konsentrasi yang dihasilkan tepat.

2. Sebaiknya larutan yang digunakan harus jernih supaya sesuai dengan hukum Lambert-Beer

3. Perlu adanya variasi sampel supaya konsentrasi yang dihasilkan akurat. 4. Kalibrasi alat supaya hasil yang ditunjukkan tepat.

5. Tambahkan variasi panjang gelombang supaya panjang gelombang optimumnya lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2013.Merah Ungu Antosianin. http://seafast.ipb.ac.id/tpc-project/wp-content/uploads/2013/03/06-merah-ungu-antosianin.pdf.3 November 2013

Barners,kw,dkk. 2005. Determination of otal morometric antosianin pigmen content of fruit juice, beverage, natural colorants, and louise by the ph

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

ii differential Groggins, pH. 1950. “unit porses in organic synthesis”. 5 ed.PP.700-783 McGraw Hill Book Company. Inc. New York.

Dwidjanarko,Simon.2013.EkstraksiAntosianin.http://simonbwidjanarko.wordpress. com/2008/06/ekstrak_antosianin_2.doc.5 November 2013

Dykirana.2012.Spektrofotometer.http://dykirana.blogspot.com/2012/08/spektrofotom eter.html.5 November 2013

J.pharm.2006. Solubilization and quantification o lycopene in aqueous media I the form of cyclodextrin Binari System. Diakses tanggal 4 Mei 2013. Keer.R.W. 1950. Chemistry and industry of starch. 2&d. PP375-403. Academic

press. Inc. New York.

Method Collaboration study. Journal of AOAC international. Vol 85.rb.5.PP 1269-1278

Penelope,perkins veanic. 2002. Composition of orange, yellow, and red fleshes watermelon.

Ulilalbab,Arya.2012.Stabilitas Antosianin.http://aryaulilalbab.webunair.ac.id.5 November 2013

Vogel.1989. Texbook of quantitative Chemical analysis.longman scientific and technical. PP 645-676 great Britain.

Woodman, A. 1941. “Food analysis”. 4 ed.PP 264-261. Mc Graw Hill Book Company Inc. New York.

LEMBAR PERHITUNGAN 1. Menentukan Absorbansi dan Konsentrasi

1. A = (A520-A700)pH1 - (A520-A700)pH 4.5 = (0,34-0,21) – (0.11-0.06)

= 0.08

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

ii = = 0.99 mg/L 2. A = (A520-A700)pH1 - (A520-A700)pH 4.5 = (0.66-0.41) – (0,36-0.20) = 0.09 C = = = 1.16 mg/L 3. A = (A520-A700)pH1 - (A520-A700)pH 4.5 = (0,85-0.53) – (0,62-0,37) = 0.07 C = = = 0.52 mg/L 4. A = (A520-A700)pH1 - (A520-A700)pH 4.5 = (0,95-0.60) – (0,76-0,46) = 0.05 C = =

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

ii = 0.42 mg/L 5. A = (A520-A700)pH1 - (A520-A700)pH 4.5 = (1.04-0,67) – (0,30-0.17) = 0.24 C = = = 5.02 mg/L = 1,591ppm

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I B-1

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA I

Materi :

SPEKTROFOTOMETRI ORGANIK

Oleh :

Kelompok : IV / Kamis Siang

Anggota : Abdul Wasi NIM : 21030113120096 Febrina Faradhiba NIM : 21030113120190 Ridwan Risky A NIM : 21030113120088

LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA I TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I B-4

I. TUJUAN PERCOBAAN

a. Menentukan nilai panjang gelombang pada sampel dengan spektrofotometer metode spetrofometri.

b. Menentukan kurva hubungan konsentrasi antosianin vs absorbansi pada panjang gelombang optimumnya dengan spektrofotometer metode spetrofometri.

c. Menetukan konsentrasi antosianin pada sampel dengan spektrofotometer metode spetrofometri.

II. PERCOBAAN

2.1 Bahan Yang Digunakan 1.Air demin secukupnya 2.KCl 20ml

3.Natrium Asetat 20ml 4.Ekstrak strawberry 100ml

2.1 Alat Yang Dipakai

8. Spektrofotometri Optima Sp-300 9. Buah Beaker glass 250ml

10. 6 tabung reaksi beserta 1 rak tabung reaksi 11. 1 pipet ukur 10 cc

12. pH meter

13. 4 buah beaker glass 50 cc

2.3 Cara Kerja

IV.1.1. Cara kalibrasi alat spektrofotometri

1.Menghidupkan Optima SP-300 dengan memutar tombol power sampai bunyi klik dan indicator lampu menyala. Biarkan dalam kondisi ini selama 20 menit untuk pemanasan sebelum digunakan.

2.Mengatur panjang gelombang sesuai dengan percobaan yang akan dilakukan.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I B-4

3.Pilih mode pembacaan transmitan.

4.Mengosongkan tempat sampel pada spektrofotometer, kemudian tutup. Skala pembacaan transmitan diatur 0%

5.Mengambil cuvet dan membersihkan kemudian mengisi cuvet dengan air demin sampai ¾ nya. Bagian luar cuvet dibersihkan dengan hati-hati 6.Membuka tutup sampel pada spektrofotometer, masukkan cuvet dan tutup

kembali

7.Mengatur pembacaan transmitan 100% 8.Spektrofotometer siap digunakan

VI.4.2. Menentukan panjang gelombang optimum untuk antosianin 1.Siapkan larutan sampel, masukkan dalam cuvet hingga ¾ nya. Atur

panjang gelombang (490nm), lakukan kalibrasi alat dahulu sebelum menggunakannya.

2.Bila menunjukkan T=0, larutan sampel terlalu pekat, maka harus diencerkan terlebih dahulu, hingga T tidak menunjukkan angka 0. 3.Lakukan kalibrasi alat setiap setelah menggunakan spektrofotometer. 4.Bila larutan sampel yang diuji sudah tidak menunjukkan angka 0, catat %

transmitannya, dan hitung absorbansinya. A = 2-log%T

5.Menaikkan panjang gelombang setiap 10nm, hingga panjang gelombang 560nm. Lakukan kalibrasi alat saat akan mengganti panjang gelombang. Ulangi langkah 1.

6.Membuat kurva hubungan antara absorbansi versus panjang gelombang, kemudian tentukan nilai panjang gelombang optimum untuk jenis larutan sampel.

VI.4.3. Membuat kurva kalibrasi antara absorbansi versus konsentrasi antosianin

1.Membuat larutan sampel pada berbagai variasi sampel.

2.Mengatur panjang gelombang sesuai dengan panjang gelombang optimum yang ditemukan

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I B-4

4.mengisi cuvet lainnya dengan sampel, masukkan ke dalam tempat sampel,

tutup kembali, baca skala % transmitan dan hitung absorbansinya. A = 2-log%T. Ulangi untuk sampel lainnya.

VI.4.4. Menentukan kadar antosianin total dalam larutan

1. Larutan sampel tadi, dibagi menjadi 2 bagian dan dimasukkan dalam beaker glass 50cc sehingga volumenya menjadi 5ml dan 5ml.

2. Ambil beaker glass, atur pH nya menjadi 1 dengan menggunakan larutan buffer KCl. Hitung berapa jumlah volume yang ditambahkan sehingga pH = 1. Lakukan hal yang sama untuk sampel lainnya

3. Mengatur panjang gelombang 520nm, lakukan kalibrasi alat. Setelah itu masukkan sampel yang sudah diatur pH nya = 1 ke dalam cuvet hingga ¾ bagian. Catat % transmitannya dan hitung absorbansinya. Lakukan hal yang sama untuk sampel lainnya.

4. Mengatur panjang gelombang 700nm, lakukan kalibrasi alat. Setelah itu masukkan sampel yang sudah diatur pH nya = 4,5 ke dalam cuvet hingga ¾ bagian. Catat % transmitannya dan hitung absorbansinya. Lakukan hal yang sama untuk sampel lainnya.

5. Ulangi langkah 2-4 dengan beaker glass lainnya, atur pH menjadi 4,5 dengan larutan NaAsetat

6. Menghitung konsentrasi antosianin total seuai dengan rumus C =

C = Konsentrasi antosianin (mg/L) A = (A520-A700)pH1 - (A520-A700)pH 4.5 MW = Bobot molekul = 449,2 gram/mol DF = Faktor pengenceran

E = 26900 L/mol cm

1000 = Konversi dari gram ke mgr B = Panjang sel atau cuvet

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I B-5

6. Buatlah persamaan Beer untuk konsentrasi antosianin dengan

persamaan : A=kc

II. Hasil Percobaan

No λ (nm) %T Absorbansi 1 490 5 1.3 2 500 4.6 1.34 3 510 4.3 1.37 4 520 4.1 1.38 5 530 4 1.39 6 540 3.9 1.4 7 550 3.8 1.42 8 560 3.3 1.5

Tabel 4.1.1 Panjang Gelombang optimum No Air Demin (ml) Antosianin (ml) %T Absorbansi Konsentrasi(mgr/L) 1 0 10 3.3 1.48 5.02 2 2 8 4.3 1.37 0.42 3 4 6 7.3 1.14 0.52 4 6 4 13.6 0.87 1.16 5 8 2 40.3 0.39 0.99 6 10 0 100 0 -

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

C-2 No Volume 1 Volume 2 pH=1 Volume 2 pH=4.5 dF pH1 dF pH 4.5 dF rata-rata 2 5 6.1 2.4 1.22 4.8 3.01 3 5 6.5 14.7 1.3 2.94 2.12 4 5 7.7 10.3 1.54 2.06 1.8 5 5 8 12.4 1.6 2.48 2.04 6 5 8.7 42 1.74 8.4 5.07

Tabel 4.1.3 Pengenceran volume sampel

%T 520nm A 520nm %T 700nm A 700nm pH=1 pH=4.5 pH=1 pH=4.5 pH=1 pH=4.5 pH=1 pH=4.5 45.5 78.2 0.34 0.11 62.2 86.8 0.21 0.06 21.8 44.1 0.66 0.36 38.3 61.7 0.41 0.20 14.1 24.2 0.85 0.62 29.2 42.6 0.53 0.37 11.2 17.3 0.95 0.76 24.6 34.5 0.60 0.46 9.1 49.6 1.04 0.30 21.3 67.7 0.67 0.17

Tabel 4.1.4 Konsentrasi antosianin

MENGETAHUI

PRAKTIKAN ASISTEN

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I C-1

REFFERENSI

Cahaya seperti halnya panas, mampu mendegradasi pigmen antosianin dan

membentuk kalkon yang tidak berwarna. Energi yang dikeluarkan oleh cahaya mampu memicu terjadinya reaksi fitokimia atau fotooksidasi yang dapat membuka cincin antosianin. Paparan yang lebih lama menyebabkan terjadinya degradasi lanjutan dan terbentuk senyawa turunan lain seperti 2,4,6-trihidroksibenzaldehid dan asam benzoat tersubstitusi.

Jenis pelarut antosianin secara nyata mempengaruhi warna yang diekspresikannya. Sifat antosianin yang hidrofilik menyebabkannya sering diekstrak dengan menggunakan pelarut alkohol atau air. Pelarut alkohol menghasilkan warna antosianin yang lebih biru dibandingkan dengan pelarut air.

Pengaruh gula terhadap stabilitas antosianin masih menjadi perdebatan. Bebrapa sumber menyebutkan bahwa gula dapat menginduksi peningkatan intensitaswarna antosianin, terutama pada kondisi asam. Namun sumber lain menyebutkan bahwa keberadaan asam askorbat, glukosa, dan fruktosa secara bersama-sama dapat mempercepat degradasi antosianin karena keempat senyawa tersebut dapat berkondensasi dengan antosianin menghasilkan phlobafen yang berwarna coklat. Keberadaan enzim seperti glukosidase dan polifenol oksidase (PPO) diketahui merupakan salah satu faktor pendukung degradasi antosianin. Enzim glukosidase secara langsung menyerang antosianin dengan cara menghidrolisis ikatan antara gugus aglikon dengan gugus glikon. Hal ini menyebabkan cincin aromatik antosianin terbuka menjadi senyawa kalkon yang tidak berwarna. Berbeda dengan enzim glukosidase, enzim PPO tidak secara langsung menyerang antosianin. Enzim ini mengoksidasi senyawa fenolik menjadi o-benzoquinon. Senyawa o-benzoquinon yang kemudian dapat mengalami kondensasi dengan antosianin. Sehingga antosianin terdegradasi menjadi senyawa tidak berwarna (kalkon).

http://seafast.ipb.ac.id/tpc-project/wp-content/uploads/2013/03/06-merah-ungu-antosianin.pdf

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I C-4

Pada buah atau sayuran, pigmen antosianin umumnya terletak pada sel-sel dekat

permukaan (Markakis, 1982). Ekstraksi pigmen antosianin dari bahan nabati umumnya menggunakan larutan pengekstrak HCl dalam etanol (Gao and Mazza, 1996). HCl dalam etanol akan mendenaturasi membran sel tanaman kemudian melarutkan pigmen antosianin keluar dari sel. Pigmen antosianin dapat larut dalam etanol karena sama-sama polar (Broillard, 1982).

Pada penelitian Saati (2002) untuk ekstraksi antosianin dari bunga pacar air, pelarut yang paling baik digunakan adalah etanol 95 %. Begitu juga dengan penelitian Wijaya (2001) tentang ekstraksi pigmen dari kulit buah rambutan. Hal ini disebabkan tingkat kepolaran antosianin hampir sama dengan etanol 95 % sehingga dapat larut dengan baik pada etanol 95 %. Selain pelarut, menurut Pifferi and Vaccari (1998), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil ekstraksi antosianin adalah waktu ekstraksi, pH dan temperatur ekstraksi.

Asam Sitrat

Asam sitrat adalah asam organik yang banyak ditemukan pada buah-buahan dan sayuran. Konsentrasi tertinggi terdapat pada buah lemon dan jeruk nipis yaitu sekitar 8 % dari berat kering buah. Keasaman asam sitrat disebabkan karena tiga gugus karboksil COOH yang dapat melepaskan proton ke dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion yang dihasilkan disebut ion sitrat (Wikipedia, 2004).

Pada suhu ruangan, asam sitrat berbentuk bubuk kristal putih. Asam sitrat bisa terdapat dalam bentuk “anhydrous” (bebas air) atau monohidrat yang mengandung satu molekul air tiap molekul asam sitrat. Asam sitrat aman digunakan dalam bahan pangan walaupun dalam jumlah besar. Ini didasarkan pada peraturan pangan nasional dan internasional. Asam sitrat bisa dimetabolisme dan dikeluarkan dari tubuh (Wikipedia, 2004).

Industri makanan dan minuman banyak menggunakan asam sitrat. Pemilihan jenis asam ini dikarenakan mampu memberikan penggabungan khas dari sifat-sifat yang

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I C-4

diinginkan dan dipasaran tersedia dalam jumlah besar. Asam sitrat merupakan bahan

tambahan pangan yang mempunyai fungsi bervariasi. Industri makanan dan minuman kebanyakan mengkonsumsinya untuk mempertegas flavor dan warna. Fungsi lainnya adalah mengontrol keasaman. Pengontrolan pH yang tepat akan mencegah pertumbuhan mikroorganisme dan bertindak sebagai pengawet serta membantu mencegah terjadinya reaksi pencoklatan (Hui, 1992).

Tabel 4 Sifat-Sifat Asam Sitrat.

Karakteristik Asam sitrat

Nama lain Rumus kimia Berat molekul Densitas Pka

Asam 2-hidroksi-1,2,3-propan trikarboksilat C6H8O7 192 1,665 x 103 kg/m3 8,2 x 10-4 Sumber : Wikipedia (2004) http://simonbwidjanarko.wordpress.com/2008/06/ekstrak_antosianin_2.doc

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I C-4

Tabel 3. Spektrum cahaya tampak

http://dykirana.blogspot.com/2012/08/spektrofotometer.html Panjang gelombang

(nm)

Warna Warna

Komplementer 400 – 435 Lembayung (violet) Kuning-hijau

435 – 480 Biru Kuning

480 – 490 Hijau-biru Jingga 490 – 500 Biru-hijau Merah 500 – 560 Hijau Ungu (purple) 560 – 580 Kuning-hijau Lembayung (violet)

580 – 595 Kuning Biru

595 – 610 Jingga Hijau-biru

610 – 750 Merah Biru-hijau

Warna Intervalλ Intervalν

Red 625 to 740 nm 480 to 405 THz Orange 590 to 625 nm 510 to 480 THz Yellow 565 to 590 nm 530 to 510 THz Green 520 to 565 nm 580 to 530 THz Cyan 500 to 520 nm 600 to 580 THz Blue 430 to 500 nm 700 to 600 THz Violet 380 to 430 nm 790 to 700 THz

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I C-5

LEMBAR ASISTENSI

DIPERIKSA KETERANGAN

TANDA TANGAN

Dalam dokumen Spektrofotometri Organik (Halaman 24-38)

Dokumen terkait