• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PENUTUP

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan observasi secara langsung maupun tidak langsung yang peneliti lakukan, ada beberapa saran yang ingin disampaikan kepada pengurus DKM Masjid Baiturrahman, antara lain:

1. Pembuatan akun sosial media DKM Masjid Baiturrahman guna menyebarkan informasi-informasi bernilai agama Islam kepada khalayak yang lebih luas lagi melalui dunia maya. Agar dakwah yang dilakukan DKM Masjid Baiturrahman lebih luas lagi, terlebih di zaman teknologi canggih sekarang ini, kebanyakan masyarakat telah menggunakan internet untuk mempelajari ilmu Alquran dan Assunnah.

2. Mengaktifkan fungsi mading di masjid, dimana mading ditempatkan di tempat yang strategis sehingga sering dilirik dan dilihat oleh para jamaah, sekiranya jamaah saat kajian berhalangan hadir, namun ketika bahasan tentang kajian ditempel di mading sebagai bahan bacaan, tentu akan menjadi solusi yang efektif.

3. Cakupan jamaah sebagai pertimbangan dalam melakukan beberapa kegiatan lebih diperluas lagi, karena Masjid Baiturrahman sudah banyak jamaah yang dari luar kompleks, maka dari itu tetap harus menjadikan jamaah luar kompleks merasakan andil juga.

110

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, H. U. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Alim, Muhammad. Pendidikan Agama Islam: Upaya Pembentukan Pemikiran dan Kepribadian Muslim. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011.

Al-Bayanuni, Muhamad Abu Al-Fath. Al-Madkhal ila Ilm al-Dakwah. Beirut: Muassasah al-Risalah, 1991.

Al-Qathani, Said Bin Ali Wahi. Dakwah Islam Dakwah Bijak. Jakarta: PT. Gema Insani Press, 1994.

Amin, Samsul Munir. Ilmu Dakwah. Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Ardial. Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. Jakarta:

Bumi Aksara, 2014.

Arifin, H. M. Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi. Jakarta: Bumi Aksara, 1994.

Aripuddin, Acep. Dakwah Damai: Pengantar Dakwah Antar Budaya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007.

Ayub, Moh. E. Manajemen Masjid. Jakarta: Gema Insani Press, 1997.

Aziz, Mohammad Ali. Ilmu Dakwah. Jakarta: Perpustakaan Nasional, 2004.

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana, 2010.

Castrawijaya, Cecep. Manajemen Masjid Antara Teori dan Praktek. Bogor: Titian-Nusa Press, 2010.

David, Fred R. Manajemen Strategi Konsep. Jakarta: Prenhalindo, 2002.

Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers, 2012.

Fadhullah, M. Husein. Metodologi Dakwah Islam dalam al-Quran. Jakarta: Lentera, 1997.

Ghazalba, Sidi. Majid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam. Jakarta: Pustaka Al Husna, 1989.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara, 2013.

Hasanuddin. Hukum Dakwah. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996. Hidayat, Syamsul. Materi Induk Peningkatan Kualitas Mubaligh.

Jakarta: MTDK PPM, 2009.

Junaedi, M. Paradigma Baru Filsapat Pendidikan Islam. Jakarta: KENCANA, 2017.

Kuntowijoyo. Menjadikan Dua Strategi Saling Komplemen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.

Muhiddin. Dakwah dalam Perspektif Al-Quran. Bandung: Pustaka Setia, 2002.

Mulkhan, Abdul Munir. Dakwah Islam Kontemporer: Tantangan dan Harapan.

Mulyana, Deddy. Metlit Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004.

Nurhadi, Z. F. Teori Komunikasi Kontemporer. Jakarta: KENCANA, 2017.

Qutb, Sayyid. Fi Zhilal al-Quran Juz 13. Beirut: Dar Ihya al-Turats al-Arabi, 1971.

Rauf, Abd. Dirasa fil Dakwah Al-Islamiyah. Kairo: Dar El-Tiba’ah Al Mahmadiyah, 1987.

Rukmana, Nana. Masjid dan Dakwah. Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2002.

Shaleh, Abd. Rosyad. Manajemen Dakwah Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1986.

Shihab, Qurais. Wawasan Alquran. Bandung: Mizan, 1998. Siagian, S.P. Manajemen Modern. Jakarta: Masagung, 1994. Sulthon, Muhamad. Desain Ilmu Dakwah. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar dan Walisongo Press, 2003.

Sulthon, Muhammad. Menjawab Tantangan Zaman Desain Ilmu Dakwah Kajian Ongologis, Epistemologis, dan Aksiologis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.

Syukir, Asmuni. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas, 1983.

Usman, Husain. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Yani, Ahmad. Menuju Masjid Ideal. Jakarta: LP2SI Haramain, 2001.

Yani, Ahmad. Panduan Memakmurkan Masjid: Kajian Praktis bagi Aktivis Masjid.

Yaniawati, R. I. Metodologi Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Campuran untuk Manajemen, Pembangunan, dan Pendidikan. Bandung: PT. Refika Aditama, 2014.

Jurnal:

Rohendi, Edi. & T. R. J. “Strategi Pengembangan Nilai-Nilai Agama dan Moral pada Anak Usia Dini (Studi Kasus pada Taman Kanak-Kanak di Jawa Barat)”. Bandung: E- Journal UPI EDU Vol. 5, No. 2 (2014).

Yusuf, Yunan. “Kontekstualisasi Dakwah Islam”. Ciputat: Jurnal Al-Khairat Vol. 1, No. 1 (2004): 1.

Bungo, Sakareeya. “Pendekatan Dakwah Kultural dalam Masyarakat Plural”. Thailand: E- Journal Dakwah Tabligh Vol. 15, No. 2 (2014): 209.

Internet:

http://repository.uinjkt.ac.id, diakses pada tanggal 4 Maret 2020, pukul 20.30 WIB.

http://repository.iainbengkulu.ac.id, diakses pada tanggal 4 Maret 2020, pukul 20.30 WIB.

http://eprints.ums.ac.id/278/1/Artikel-1.doc, diakses pada tanggal 5 April 2020, pukul 01.05 WIB.

Republika.com, diakses pada tanggal 12 April 2020, pukul 10.45 WIB.

http://dmi.or.id/gallery/profil-dmi/, diakses pada tanggal 29 September 2020, pukul 23.20 WIB.

https://kbbi.web.id/kultural, diakses pada tanggal 17 November 2020, pukul 11.40 WIB.

www.jalansirah.com diakses pada tanggal 20 November 2020, pukul 14.43 WIB.

115

HASIL WAWANCARA

Nama : Agung Priyambodo

Jabatan : Ketua DKM Masjid Baiturrahman Tempat Wawancara : Videocall WhatsApp

Tanggal : Selasa, 14 Juli 2020 Pukul : 19.50 - 20.25 WIB

T: Bagaimana sejarah berdirinya Masjid Baiturrahman yang berada di tengah-tengah Kompleks Pesona Kalisari?

J: Saya sih kurang tahu persis, karena saya penduduk baru di sini. Pas saya datang, masjid sudah berdiri. Jadi ceritanya yang saya tahu, dulu di sini adalah kompleks perumahan atau kavling, dan pada saat itu sudah ada beberapa penduduk. Kemudian developer mempunyai suatu kewajiban untuk membangun fasilitas sosial saat itu, makanya dari developer memberikan sebidang tanah, awalnya sih kecil. Akhirnya masyarakat dan lembaga swadaya membangun musholla, karena pada saat itu penduduk masih sedikit. Lalu jumlah penduduk makin bertambah, akhirnya diadakan proyek perluasan masjid oleh lembaga swadaya, dan Alhamdulillah makin meluas jadilah masjid. Terus, dirasa masih kurang menampung jamaah yang jumlahnya makin banyak, diadakan proyek lagi, jadi kalau ga salah sudah empat tahap proyek perluasan masjid ini. Artinya dalam hal ini, tanah-tanah di sekitar masjid sudah terbangun, makanya sudah sulit jika mau diperluas lagi. Pembelian tanah maupun selesai pembangunannya sekitar dua tahun yang lalu dan pada tahap keempat hanya perluasan lahan parkir saja. Untuk tahun sebelumnya, hanya renovasi kecil saja yaitu hanya penambahan atap. Jadi dua tahun

yang lalu pembelian tanahnya untuk jamaah ibu-ibu dan lahan parkir. Setahu saya, untuk dana proyek perluasan ataupun renovasi masjid, didapat dari lembaga swadaya namun ada juga yang dari luar, tapi setahu saya mayoritas dari swadaya. Dan pada tahap keempat ini, setahu saya 99% dananya dari swadaya masyarakat internal, yang mana swadaya itu dari warga yang patungan yang memang ingin melakukan proyek wakaf. Untuk tahun pertama kali masjid mengalami masa pembangunan, saya kurang tahu, soalnya saya tinggal di sini cuman menjalani proyek tahap keempat saja. Kalau tahap keempat saya ikutan, tapi kalau tahap satu sampai tahap ketiga, saya ga ikutan. Tapi kira-kira dari 15-an tahun yang lalu mungkin atau sekitar 2005 masjid ini berdiri. Pertama kalinya masjid ini dibangun pun karena memang ingin adanya tempat beribadah dan sekarang rutin ada pengajian mulai dari anak-anak, ibu-ibu, sampai bapak-bapak.

T: Apa alamat lengkap dari Masjid Baiturrahman?

J: Jalan Pesona Raya RT 04/RW 05, untuk nomor alamatnya saya mesti cek dulu, soalnya saya ga inget. Sebenernya ada alamat lengkapnya di papan nama masjid, tapi saya lupa. Letak Masjid Baiturrahman ini ada di tengah-tengah Kompleks Pesona Kalisari dan jamaahnya pun dari dalam kompleks maupun masyarakat sekitar juga.

T: Apa visi, misi, dan tujuan Masjid Baiturrahman?

J: Tidak ada visi dan misi, sampai sekarang pun emang belum ada, ya masih simpel. Kalau tujuan, untuk mengakomodasi tempat beribadah untuk masyarakat kompleks dan masyarakat sekitarnya. Tentu, sebagai tempat majlis ilmu juga. Sebagai tempat

berkumpulnya masyarakat, karena kan masyarakat sini sibuk bekerja, jarang ketemu. Makanya karena adanya masjid ini, menjadi sempat untuk bertemu.

T: Bagaimana struktur kepengurusan DKM Masjid Baiturrahman?

J: Tempelan stuktur kepengurusannya di masjid sih ga ada, tapi saya ada kok stukturnya, nanti dikirim. Kalau untuk tugasnya sih belum didokumentasikan, tapi nanti oke saya tuliskan.

T: Apa saja program kerja DKM Masjid Baiturrahman? J: Kalau yang rutin solat fardhu rawatib dan solat jumat, terus pengajian rutin Rabu, Ahad, dan Sabtu, dan kegiatan saat Ramadhan. Kita tahun ini tidak mengadakan tawarih karena mengikuti gubernur, MUI, dan DMI, kalau bilang jangan ya enggak. Kegiatan Ramadhan pun jadi off. Hari Rabu itu pengajian ibu-ibu, pagi dari jam 09.00-10.30 WIB, dan membahas fiqih muslimah. Hari Sabtu ba’da subuh itu tahsin bapak-bapak, terus hari Ahad ba’da subuh itu ganti-ganti, kalau Ahad pertama itu tematik, tematik itu gonta-ganti bisa macem-macem, kalau Ahad kedua bahas kitab akhlak, Ahad ketiga bahas kitab riyadussholihin, Ahad keempat bahas kitab shiroh, terus kalau ada Ahad kelima, bahas akhlak sama seperti di Ahad kedua. Terus Ahad ba’da magribnya, Ahad pertama, ketiga, dan kelima, bahasa Arab. Ahad kedua sama Ahad keempat bahas kitab asmaul husna. Pembicara dari luar namun bukan kerjasama sama lembaganya, tapi sama pribadi ustaznya masing-masing, ada yang dari husnayain dan markas quran.

T: Apa saja sarana dan prasarana yang ada di Masjid Baiturrahman?

J: AC ada 15, di lantai bawah ada sembilan, di atas ada enam. Kipas ada dan emang lebih banyak, karena memang dulunya pakai kipas, dan kalau AC mati baru pakai kipas. Dan AC hanya dihidupkan saat solat dan pengajian saja. Yang ada karpet, sajadah hanya sedikit, vacum cleaner dan cuci steam juga ada, satu unit ambulans, terus perlengkapan pengurusan jenazah, yang buat mandiin, infokus, toilet ada enam, yang di atas ada empat, yang di bawah ada dua. Jadi biasanya pas tarawih ibu-ibu solatnya di atas, yang laki-laki di bawah, tapi ya kalau pas jumatan baru atas dan bawah bisa dipakai bapak-bapak. Kalau untuk pengajian atau rapat di tempat solat itu. Ada juga ayunan anak-anak.

T: Apa profil dari Masjid Baiturrahman yang bisa diangkat? J: Sebenernya saya belum memikirkan visi, misi, tujuan, dan profil, jadi bingung jawabnya gimana. Tapi yang jelas masjid ini adalah sebagai tempat peribadahan.

HASIL WAWANCARA

Nama : Agung Priyambodo

Jabatan : Ketua DKM Masjid Baiturrahman Tempat Wawancara : Call WhatsApp

Tanggal : Kamis, 27 Agustus 2020 Pukul : 20.30 – 21.00 WIB

T: Menurut Bapak, apakah strategi itu penting? J: Ya kalau berbicara profesional, ya penting. T: Seberapa penting adanya strategi itu?

J: Ya penting banget. Karena kan harus untuk jangka panjang. T: Apa strategi yang dijalankan oleh DKM Masjid Baiturrahman?

J: Intinya sih kita mengadakan kegiatan yang bisa diterima oleh jamaah. Kemudian, topiknya juga yang kira-kira tak menimbulkan konflik. Kita juga cari pembahasan biar ga kemana-mana bahasnya, harus ada kitabnya agar fokus. Kan bisa rawan kalau ada perdebatan apalagi tentang politik. Ya bukan ga boleh berpolitik, tapi khawatir politik praktisnya bisa terpecah-belah, jadi harus berpolitik yang elegan.

T: Apa saja tantangan yang pernah Bapak alami dalam menjalankan strategi?

J: Pertama, ajak warga untuk selalu solat berjamaah di masjid. Jadi itu yang agak berat karena belum semua warga, ya mungkin karena kesibukan hingga pulangnya malam dan bahkan ada yang berangkat kerja sebelum subuh, jadi ya macem-macem lah. Lalu yang kedua, untuk mempersatukan warga terutama di masa-masa pilpres adalah masa-masa yang rawan, karena enggak semuanya

kan dukung satu orang. Jadi bisa terpecah belah hingga beberapa kubu, nah itu makanya harus lebih bijaksana. Terus mengajak warga untuk mengaji juga belum semua bisa, karena banyak juga sih jamaahnya. Tapi ya saya pengennya semua warga gitu loh, ya tapi ada aja yang enggak dan beralasan.

T: Bagaimana kultur/budaya yang ada di masyarakat ataupun di DKM Masjid Baiturrahman?

J: Pertama, masih saling nyapa dan saling menolong. Terus juga misalkan kalau ada kebutuhan masjid, warga saling berlomba-lomba dalam perluasan dan renovasi masjid karena membutuhkan dana yang besar, makanya dilelang aja ke warga siapa saja yang mau beramal jariyah dan akhirnya para warga berlomba-lomba, ya Alhamdulillah hanya dalam waktu dua minggu sudah tertutup semua dananya, pelelangan baru dibuka juga sudah cepat respon warga. Contohnya juga, yayasan dan pihak DKM Masjid ingin mengadakan ambulans, respon warga pun cepat membantu. Dalam hal menuntut ilmu agama pun tinggi dari warga Kompleks Pesona Kalisari, namun kalau diajak dalam hal mendasar, ya masih ada aja alasannya. Misalkan ada pengajaran bahasa Arab, nah pesertanya ga sebanyak dengan kajian yang lainnya.

T: Apa saja kebijakan yang telah diterapkan oleh DKM Masjid Baiturrahman?

J: Buat jamaah ya saling jaga kerukunan saja, dan untuk masa-masa pandemi kayak gini selalu mengingatkan untuk menjalan protokol-protokol, kayak selalu pakai masker, solatnya jaga jarak, kemudian sebelum berangkat ke masjid sudah berwudhu dulu di rumah, cuci tangan pakai sabun, terus bawa sajadah sendiri

karena karpet juga sudah digulung. Ya intinya protokol-protokol kesehatan yang telah diimbau oleh gubernur, MUI, dan Dewan Masjid Indonesia, serta sebagainya itu.

T: Menurut Bapak, apakah sudah efektif dan efisiensi dakwah yang telah dilakukan oleh DKM Masjid Baiturrahman? J: Sebenarnya dakwah itu kan masalah hati ya, ya itu mah urusannya kan sama Allah ya, jadi manusia ga tahu. Kita ga tahu sudah seberapa efektif dan efisiensi kah dakwah yang telah kita lakukan, karena semua karena kehendak Allah. Saya pun belum tentu bisa melakukan dakwah di masjid ini kalau bukan karena kehendak Allah, ga bisa. Yang penting saya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk usaha pencapaian dan hasilnya dari Allah.

T: Apa saja pengembangan nilai-nilai agama Islam yang telah dikembangkan oleh DKM Masjid Baiturrahman?

J: Semangat menuntut ilmu, semangat untuk solat jamaah, semangat untuk saling menolong, semangat untuk infaq. Kalau untuk soal tauhid dan iman jelas juga dong, di Masjid Baiturrahman sering ada ustaz yang isi kajian atau tausiyah dengan topik demikian.

T: Apa tujuan terbesar dari DKM Masjid Baiturrahman? J: Intinya ingin meningkatkan iman dan takwa para jamaah. T: Bagaimana pengkajian tujuan yang telah dilakukan DKM Masjid Baiturrahman?

J: Ya dengan kajian-kajian yang ada dan lewat grup whatsapp juga. Untuk grup whatsappnya ada dua, yaitu bersama para jamaah dan pengurus inti saja.

T: Bagaimana alur pembentukkan struktur organisasi DKM Masjid Baiturrahman?

J: Sebetulnya DKM ini kan di bawah yayasan, jadi yayasan yang memilih dalam pembentukkan strukturnya. Dan di yayasan, ada bagian dewan pembina, nah dewan pembina lah yang membentuk karena memiliki wewenang dan haknya.

HASIL WAWANCARA

Nama : Muhammad Ari Wibowo

Jabatan : Sekretaris DKM Masjid Baiturrahman Tempat Wawancara : Kediaman Pak Ari

Tanggal : Kamis, 13 Agustus 2020 Pukul : 19.30 – 22.00 WIB

T: Sejak kapan Bapak bergabung menjadi sekretaris DKM Masjid Baiturrahman?

J: Dua tahun yang lalu sepertinya, ada di SK. Tapi kalau jadi jamaah Masjid Baiturrahman mah sudah lima tahunan.

T: Apa tugas Bapak sebagai sekretaris DKM Masjid Baiturrahman?

J: Surat menyurat dan urusan kalau ada yang masuk Islam di Masjid Baiturrahman saya buatkan. Total sudah tiga muallaf. Dokumentasi-dokumentasi juga ada di WA semua dan undangan-undangan rapat juga sudah lewat WA. Untuk nomor surat dan kop surat Masjid Baiturrahman pun ada, saya juga membuat surat bantuan dari pemda DKI untuk marbot masjid agar dana tersalurkan untuk marbot, karena memang gubernur menyediakan dana untuk marbot, makanya dengan surat yang saya buat membuktikan bahwa marbot benar bekerja di Masjid Baiturrahman.

T: Apakah DKM Masjid Baiturrahman mempunyai sosial media?

J: Sosial media ada, tapi konten-kontennya belum aktif. Namun intinya ada web nya di Yayasan Pesona Baiturrahman, www.pesonabaiturrahman.or.id nama webnya, yang mengelola

juga yayasan karena yayasan yang punya dan ada struktur di yayasan juga. Dan DKM ini pun ada di bawah naungan yayasan. Kalau untuk sosial media seperti instagram dan facebook kami belum ada, facebook pernah ada sih, yang kelola yayasan, namun udah mati. Tugas saya sebagai sekretaris juga yang membuat pengumuman, yang kayak peraturan-peraturan di masa pandemi saya buat surat-suratnya dan saya yang umumkan, dan jadwal-jadwal saya juga yang buat.

T: Bagaimana terpilihnya Bapak menjadi sekretaris DKM Masjid Baiturrahman?

J: Melalui musyawarah dewan pembina yayasan untuk DKM. T: Apa saja yang Bapak rasakan saat menjadi sekretaris DKM Masjid Baiturrahman?

J: Saya kan jadi sekretaris RT dan DKM juga, ya yang saya rasakan seneng aja. Disamping kita berkegiatan di kantor dan berkeluarga di rumah, berkegiatan untuk masyarakat untuk memakmurkan masjid ya kita bantu dan jadi banyak interaksi ke luar dan ke masyarakat juga. Dan walaupun saya menjadi sekretaris, tapi banyak juga yang mau saling membantu walaupun bukan tugasnya.

T: Bagaimana kultur/budaya jamaah yang Bapak rasakan? J: Di sekitaran Masjid Baiturrahman ini terdiri dari banyaknya suku-suku di Indonesia, misalnya nih ada yang dari jawa, padang, sunda, batak, dan juga ada warga non Muslim juga, tapi Alhamdulillah kita di sini hidup rukun dan saling berdampingan. DKM Masjid Baiturrahman pun juga rutin mengadakan kajian,

karena memang kebutuhan manusia bahwa hati harus dicas dan selalu diingatkan bagaimanapun keimanannya.

T: Apa rencana ke depan DKM Masjid Baiturrahman? J: Rencana jangka pendeknya, semua kajian kita rekam dan siarkan langsung ke medsos lalu diupload dan dishare, jadi rencana kita mau buat sosmed dengan dibantu para pemuda-pemuda. Jangka panjangnya, sekolah TPA sore ini, mau didirikan sekolah dan organisasi sendiri yang lebih rapih, sehingga tempat pembelajarannya ada, karena saat ini TPA masih menggunakan masjid. Cita-cita dewan pembina dan kita semua ya itu, ingin mendirikan sekolah TPA. Karena di samping masjid masih ada tanah kosong, siapa tau bisa kepakai.

T: Apa saja pelaksanaan yang telah dilaksanakan oleh DKM Masjid Baiturrahman?

J: Di hari rabu, sabtu, dan minggu rutin kajian di masjid Baiturrahman, namun kajian Ahad ba’da maghrib ada yang dipindahkan ke Rabu malam karena ustaz yang isi kajian suka berhalangan hadir. Untuk anak-anak kita juga bekerjasama dengan TPA Markaz Quran dan muridnya sudah ratusan, ustaz dan ustazah yang mengajar ada 14 orang, disetiap hari Senin dan Jumat. Dan ba’da maghrib juga ada untuk remaja, anak SMP namun masih sedikit muridnya. Untuk muridnya pun sudah terbuka dari mana-mana, dengan pembelajaran tahsin dan tahfidz juga, dan di saat pandemi ini setoran hafalan murid-murid belum bisa tatap muka, akhirnya sistem videocall WA, ya Alhamdulillah lancar sih. Jadi respon jamaah terhadap kegiatan-kegiatan di Masjid Baiturrahman sangat tinggi dalam mengkaji ilmu agama,

dan jamaahnya tak hanya di dalam kompleks saja, namun dari luar kompleks juga banyak. Tahun kemarin, juga rutin setelah tarawih ada tadarus. Di grup WA juga sering share video-video pendek ceramah ustaz dan ustaznya pun hampir setiap hari juga sering share quote pendek setiap pagi, di grup juga ada ustaznya jadi kalau ada yang beda pendapat ustaz yang menengahi. Dan Alhamdulillah, masjid sekarang sudah buka dan kajian satu persatu sudah mulai berjalan rutin kembali mulai Juli sesuai protokol yang ada.

T: Bagaimana pengenalan sasaran dakwah oleh DKM Masjid Baiturrahman?

J: Dulu sempat kita mengadakan kajian mengundang ustaz yang rumahnya jauh, namun yang datang hanya enam sampai delapan orang saja. Tapi ustaznya bilang, berapapun jamaah yang hadir saya akan tetap menyampai materi, jangan sedih dengan hadirnya jamaah yang sedikit, namanya ustaz Adrian. Itu kajiannya Jumat malam, dan yang hadir selalu sedikit, karena dakwah itu yang penting yang berdakwah sudah berusaha namun hasilnya Allah yang menentukan. Masyarakat di sini pun sebagai besar aktif bekerja, makanya DKM selalu berusaha memberikan kajian-kajian ilmu agama karena sejatinya rohani itu harus selalu dicas supaya kita itu ingat terus sama Allah, bahkan kita juga diminta harus mengikuti contoh-contoh sikap Rasulullah. DKM pun hadir untuk memfasilitasi ilmu agama untuk selalu merutinkan kajian-kajian dan kita sampaikan ke grup-grup WA RT RW kalau kita mengadakan kajian, tapi rata-rata warga sini sudah masuk ke

grupnya juga. Pak Agung sebagai ketua DKM pun rajin untuk share-share jadwal kajian.

T: Apakah tujuan dari DKM Masjid Baiturrahman sudah

Dokumen terkait