• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PENUTUP

B. Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut, peneliti memberikan beberapa saran, yaitu:

1. Perlu adanya sosialisasi luas terhadap program tersebut.

Khususnya kepada masyarakat dhuafa yang berada di plosok nusantara, karena mungkin mereka kurang informarsi terkait program pemberdayaan tersebut agar seluruh masyarakat dhuafa di seluruh nusantara merasakan

60

dampak positif dari program Rumah Gemilang Indonesia LAZNAS Al Azhar.

2. Perlu adanya data santri yang sudah lulus dari Rumah Gemilang Indonesia, agar dapat mengetahui tingkat keberhasilan Rumah Gemilang Indonesia dalam melatih serta membina santri tersebut. Agar kita dapat mengetahui potensi yang dihasilkan dari RGI.

61

DAFTAR PUSTAKA

Abidah, Atik. Zakat Filantropi dalam Islam. Ponorogo: STAIN Ponorogo Press. 2011

Bariyah, Nurul, N. Oneng. Total Quality Management Zakat (Prinsip dan Praktik Pemberdayaan Ekonomi). Jakarta: Wahana Kardofa FAI UMJ. 2012

Didin, Hafidhudin. Zakat dalam Perekonomian Modern. Jakarta: Gema Insani Press. 2002

Hafidhuddin, Didin, dkk. The Power Of Zakat: Studi Perbandingan Pengelolaan Zakat Asia Tenggara. Malang: UIN-Malang Press.

2008

Hamilik, Oemar. Pembangunan Sumber Daa Manusia Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2005

Hidayati, Nurul. Metodologi Penelitian Dakwah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press. 2006

Isbandi. Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial, Jakarta: Fakultas Ekonomi UI. 2001

Kadarman, A.M dan Udaya, Jusuf. Pengantar Ilmu Manajemen: Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: PT Garamedia Pustaka Utama.

1994

Manullang, M. Dasar-dasar Manajemen, Jakarta: Galia Indonesia. 1996 Michael, Tadaro. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta:

Erlangga. 2004

62

Pamungkas, M.Ag, M. Imam, dan H. Maman Surahman, Lc, M.Ag. Fiqih 4 Madzhab (Imam Hanafi, Imam Hambali, Imam Maliki, Imam Syafi’I. Jakarta Timur: Al-Makmur. 2008

Poernomo, Sjechul Hadi. Formula Zakat Menuju Kesejahteraan Sosial. Surabaya: CV. Aulia Surabaya. 2005

Sari, Kartika, Elsi. Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf. Jakarta: PT.

Grasindo. 2007

Sukandarmidi. Metodologi Penelitian; petunjuk praktis untuk penelitian pemula. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 2012 Surahmad, Wiranto. Metdologi Penelitian. Bandung: Tarsito. 1987 Taruno, J.C Tukiman. Pengembangan Masyarakat dalam Konteks

Pendidikan Untuk Semua. Jakarta: Penerbit Kanisius. 2000 Jurnal:

Anggriansyah M. Desember 2019. “The Circel Of Heroes Integration Of Sustainable Social Ecosystem For Better Future”. Care. Divisi Fundkompart LAZ Al Azhar, Jakarta Selatan: hal. 9

Katalog Profil Rumah Gemilang Indonesia. Pemuda Bermasa Depan Munthe, Ashiong P. (2015). Pentingnya evaluasi program di institusi

pendidikan. Jurnal Scholaria, 5 (2), 3.

Nur, Musfira. (2016). Pengangguran terdidik di provinsi sulawesi selatan.

Jurnal Analisis, 5 (1), 29-33.

Profil Tim Laznas Al-Azhar. (2016). Makking Happines and Better Future. Jakarta.: LAZNAS Al-Azhar.

63

Rahmat, Hary. (2014). Profil Al-Azhar Peduli Ummat. Jakarta: Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al-Azhar.

Tulung, Jeane Marie. (2014). Evaluasi program pendidikan dan pelatihan kepemimpinan tingkat iv di balai diklat keagamaan manado.

Jurnal “Acta Diuma”, 3 (3), 6.

Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al Azhar. (2004). Proposal Pembetukan LAZ YPI AZHAR. Jakarta: YPI Al Azhar.

Skripsi:

Adiatma. (2017). Strategi Rumah Gemilang Indonesia Dalam Pemberdayaan Masyarakat Kaum Dhuafa Melalui Pelatihan Keterampilan. Jakarta: Skripsi S1, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negri Jakarta.

Murniati, Musholia. (2019). Program Pelatihan Tata Busana Bagi Usia Produktif Rumah Gemilang Indonesia (Rgi) Laznas Al-Azhar Depok. Jakarta: Skripsi S1, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta.

WebSite:

Admin. 2009. Rumah Gemilang Indonesia. Diambil dari:

http://rumahgemilang.com/profile-rumah-gemilang-indonesia/#page-content. (20 Januari 2020)

Admin. 2018. LAZ Al Azhar Borong 2 Penghargaan di BAZNAS Award 2018. Diambil dari: http://alazharpeduli.com/kisah/laz-al-azhar-borong-2-penghargaan-di-baznas-award-2018. (20 Januari 2020)

64

Kelena, Irwan (Rep). 2018. LAZ Al Azhar Terima Pengehargaan Dari

Bank Indonesia. Diambil dari:

https://www.republika.co.id/berita/dunia- islam/wakaf/18/06/07/p9y4om313-laz-al-azhar-terima-penghargaan-dari-bank-indonesia. (20 Januari 2020)

Lampiran 1

Transkip Wawancara 1 Pewawancara : Aby Lutfi Ibrahim

Narasumber : Rayan Asa Luminaries Waktu Pelaksanaan : Jum’at, 27 Maret 2020

Jabatan : Manager RGI

P : Assalamu’alaikum Wr. Wb.

N : Wa’laikumsalam Wr. Wb.

P : Perkenalkan pak, saya Aby Lutfi Ibrahim Mahasiswa UIN Jakarta. Saya bermaksud untuk mewawancarai bapak terkait skripsi saya yang berjudul

“Strategi Pendayagunaan Dana Zakat Bidang Pendidikan Rumah Gemilang Indonesia (LAZ Al Azhar)”. Untuk mempersingkat waktu saya mulai wawancaranya. Pertama, apa sih pak yang Rumah Gemilang Indonesia itu?

N : Rumah Gemilang Indonesia adalah salah satu pusat pelatihan dan Pendidikan non formal yang dimiliki oleh Lembaga Amil Zakat Nasional Al-Azhar, diperuntukan bagi kalangan dhuafa khusunya bagi mereka para remaja usia produktif yang memiliki kendala dalam hal biaya Pendidikan sehingga putus sekolah, para remaja tersebut memang kita didik, kita bina, kita ajarkan skil dengan harapan mereka setelah lulus dari RGI bisa berpenghasilan, bekerja, membantu perekonomian keluarga. Mereka dididik selama enam bulan yang didalamnya terdapat pembelajaran materi, workshop, magang dan kemudian wisuda.

P : Baik, pertanyaan kedua pak. Apa yang menjadi alasan RGI untuk membina melalui pendidikan kepada para pemuda Indonesia khususnya para yang dhuafa?

N: Alasan kami membuat program pemberdayaan salah satunya RGI ini adalah dengan tujuan sebagai upaya dalam mengentaskan kemiskinan dan pengangguran. Jadi pada dasarnya kita membuat RGI menjadi role model atau lembaga rujukan untuk pengentasan kemiskinan dengan melalui sistem pendidikan dengan meningkatkan skill serta keagamaan, dan mengambil platform pondok pesantren. Sehingga santri atau siswa yang kami bina memiliki skill serta keimanan yang kuat, dan menjadikan santri RGI lebih kreatif, mandiri, dan berani untuk berwirausaha.

P: Strategi apa yang digunakan RGI dalam pengentasan pengangguran pada pemuda produktif? Dilihat dari sisi manajemen RGI itu sendiri?

N: Dalam strategi untuk pengentasan pengangguran di RGI ini, jelas kita melakukan sosialisasi terlebih dahulu dari media online atau offline, lalu membuka sesi pendaftaran, setelah itu kita ada sesi seleksi untuk para siswa yang mendaftar, bagi yang lolos barulah mereka menjadi santri RGI.

Tahap selanjutnya adalah interview untuk dilihat minat dan bakat mereka agar bisa dimasukan ke jurusan bidang yang cocok untuk mereka. Setelah itu masuk ke fase diklat, nanti ada kegiatan belajar mengajar lalu dua hari terakhir ada juga job traning atau magang. Dalam diklat itu juga kelas pembentukan karakter seperti mengaji Al-Qur’an, ceramah Agama, dan masih banyak lagi yang mencakup pada spiritual dilakukan setiap hari sebelum memulai kegiatan pelatihan pengajaran. Karena lembaga zakat sendiri adalah lembaga dakwah, jadi ada nilai yang harus diberikan.

Kemudian setelah evaluasi, ketika mereka lulus maka dilanjutkan ketahap berikutnya dan mendapatkan sertifikat. Setelah lulus dan mendapatkan sertifikat, barulah mereka diberi kesempatan untuk magang selama satu bulan. Fase magang inilah yang akan jadi penentu mereka, apakah mereka bisa menerapkan hasil dari diklat atau tidak, dan fase terakhir adalah fase pendampingan lebih lanjut, apakah mereka memilih untuk berkarir dengan arahan kami atau mereka mencari sendiri.

P: Hasil apa yang bapak lihat dari peserta didik selama mereka di RGI ini?

N: Alhamdulillah, kami dari manager sampai para staf dan instruktur banyak sekali manfaatnya, baik itu dari kami dan khususnya bagi mereka yang telah menjadi alumni pelatihan RGI. Misalnya saja banyak alumni dari alumni mengenai keadaan atau manfaat yang mereka rasakan. Ada

beberapa yang berkunjung ke kami untuk silaturahim. Bahkan ada diantara mereka memiliki usaha sendiri yang cukup besar lalu mencari pegawai kesini atau ada yang bekerja di perusahaan-perusahaan tertentu bahkan ada yang dari tempat magang mereka. Memang tidak ada beberapa yang juga diantara mereka tidak berhasil, entah tidak lulus atau masih belum memiliki pekerjaan secara layak.

Jum’at, 27 Maret 2020

TRANSKIP WAWANCARA 2 Pewawancara : Aby Lutfi Ibrahim

Narasumber : Kak Rahmat Mulya Waktu Pelaksanaan : Senin, 10 Februari 2020 Jabatan : Instruktur RGI

P: Assalamu’alaikum Wr.Wb.

N: Wa’alaikumsalam Wr. Wb.

P: Sebelumnya perkenalkan nama saya Aby Lutfi Ibrahim mahasiswa UIN tingkat akhir sedang melakukan penelitan terkait skirpsi saya. Untuk mempersingkat waktu kita mulai saja wawancaranya. Pertanyaan pertama, boleh perkenalkan diri anda, dan sudah berapa lama mengajar di RGI?

N: Perkenalakan nama saya Rahmat Mulya, biasanya santri disini memanggil saya dengan sebutan babeh agar saya bisa lebih dekat dengan para santri.

Saya sendiri di RGI sudah mengabdikan diri kurang lebih sudah 10 tahun, dan saya juga adalah instruktur jurusan Fotografi dan Videografi.

P: Bagaimana sih sistem pengajaran dalam RGI kepada para santrinya?

N: Menurut saya sama saja seperti pelatihan atau pengajaran yang lain, peserta diminta mempelajari teori terlebih dahulu sesuai jurusannya masing masing dan mereka diberikan modal-modal dalam pembelajaran. Setelah itu barulah di peraktekan oleh mereka sendiri dengan diawasi oleh instrukturnya masing-masing.

P: Adakah hambatan selama kakak mengabdi menjadi instruktur?

N: Jelas ada yaa mas, kita mengajarkan mereka dari nol atau mungkin ada sedikit yang sudah tau. Karena disini mereka di awalnya belum tau cara menghidupkan computer sampai bisa menghidupkan serta menggunakannya, lalu dari yang belum pernah memegang kamera disini mereka jadi bisa menggunakannya. Belum lagi saat peserta berbeda daerah

tentu itu hambatan mungkin karena perbedaan Bahasa, dan kita para instruktur memang harus sabar dalam mengajarkan mereka semua.

P: Harapan kak Rahmat kepada santri apa kak?

N: Saya pribadi memiliki target sendiri kepada santri yang saya bombing.

Target stempel saya adalah menciptakan anak-anak yang dari tidak berpenghasilan menjadi berpenghasilan, itu yang pertama. Yang kedua, mereka tidak lagi merasa pesimis, dan mereka harus memegang stempel dari saya “bahwa saya optimis, saya bisa, saya bisa merubah segala sesuatu. Dari mulai diri saya, keluarga saya dan saya bisa merubah situasi mulai dari yang tidak baik menjadi yang lebih baik.”, itu target goals dari saya.

P: Pertanyaan terakhir kak, apa sih arti dari instruktur sendiri bagi kakak?

N: Arti dari instruktur bagi saya, saya tidak menganggap diri saya itu instruktur, saya tidak menganggap diri saya seorang guru. Melainkan saya disini adalah mencoba bagaimana sebagai mitra, bagaimana menjadi rekan, bagaimana menjadi motivator. Ini yang saya selelalu menekankan kepada diri saya adalah seperti itu. Agar hubungan saya tidak ada jarak.

Ketika siswa ini nyaman dengan kita, insyaaAllah dia yakin, InsyaaAllah dia akan lebih bisa menyerap apa yang kita sampaikan, ide-ide atau bahkan dia dengan sendirinya akan berkreasi menambahkan ide sendiri, seperti itu. Itulah arti dari instruktur itu sendiri. Simpulannya adalah instruktur buat saya adalah bukan guru tetapi adalah mitra, bagaimana merangkul mereka untuk bisa lebih dekat ke kita menggali lagi dengan kita. Sehingga pengalaman yang kita sampaikan kepada dapat tersampaikan kepada mereka, insyaaAllah.

Senin, 10 Februari 2020

Kak Rahmat Mulya Instruktur RGI

TRANSKIP WAWANCARA 3 Pewawancara : Aby Lutfi Ibrahim

Narasumber : Kak Khafifah

Waktu Pelaksanaan : Senin, 10 Februari 2020

Jabatan : Alumni RGI

P: Assalamu’alaikum Wr.Wb.

N: Wa’alaikumsalam Wr. Wb.

P: Perkenalkan saya Aby Lutfi Ibrahim mahasiswa UIN Jakarta, saya disini sedang melakukan penelitian terkait skripsi saya. Untuk mempersingkat waktu, kita langsung mulai saja. Pertanyaan pertama, perkenalkan diri anda, seta latar belakang diri anda hingga bisa di RGI?

N: Nama saya Khafifah Putri Indah Sari, biasanya teman-teman memanggil saya opi. Saya Angkatan 18, jurusan AP (Aplikasi Perkantoran). Saya bisa bekerja disini, mungkin karna salah satu siswa terbaik di RGI. Dan alhamdullilah saya bisa bekerja disini, mungkin karna saya juga mengajar disini dan siswa terbaik juga. Saya mengajar sudah 3 angkatan, mulai dari Angkatan 19 saya mulai mengajar, angkatan 20 saya tidak mengajar, Angkatan 21 sampai sekarang saya mengajar. Latar belakang saya bisa masuk ke RGI ini, awalnya pas saya lulus dari SMK waktu itu masih ada jeda waktu sekitar 6 bulan, dan saya masih bimbel sana-sini akhirnya ibu saya menyarankan untuk masuk RGI. Karena memang dulu pas SMK saya jurusan Administrasi Perkantoran, akhirnya saat di RGI ini saya ambil jurusan AP.

P: Terkait pendidikan dan metode yang diterapkan oleh RGI ini sendiri, dari sudut pandang kakak sendiri bagaimana?

N: Kita disinikan lebih ke praktek dibandingkan teori, sampai saya mengajarpun memang metodenya seperti itu, karena memang di RGI ini yang di ajarkan sesuai bidangnya masing-masing, jadi kita langsung mengajari anak-anaknya dan untuk teori kita seperti pengenalan terlebih dahulu.

P: Apakah RGI sendiri sudah mencapai dari tujuannya itu sendiri dalam mendirikan beberapa program tersebut?

N: Kalau dari saya lihat secara pribadi, bagi anak-anak khususnya dhuafa yang ingin kuliah tetapi tidak bisa kuliah tetapi ingin memantapkan skills mereka untuk memasuki dunia kerja. Karena percumakan masuk kerja tanpa memiliki skill yang dimiliki.

P: Menurut kakak pendidikan di RGI ini, dengan metode yang dijelaskan oleh kakak jelaskan itu memiliki prospek kedepan yang seperti apa bagi para santri?

N: Lulusan RGI lebih banyak yang kerja disbanding yang wirausaha atau mungkin kuliah. Mungkin kalua bisa di buatkan diagramnya 70% dari mereka kerja, 20% dari mereka kerja, dan 10% dari mereka ada yang kuliah atau kerja sambil kuliah. Di RGI ini kan kita ada magangnya, biasanya dari tempat magang itu yang mengambil anak-anak RGI yang pernah magang di tempat tersebut. Dan sudah sesuai dengan tujuan dari RGI itu sendiri.

Senin, 10 Februari 2020

Kak Khafifah Alumni RGI

TRANSKIP WAWANCARA 4 Pewawancara : Aby Lutfi Ibrahim

Narasumber : Agus Yanto

Waktu Pelaksanaan : Selasa, 10 Maret 2020

Jabatan : Santri RGI

P: Perkenalkan saya Aby Lutfi Ibrahim mahasiswa UIN Jakarta, saya disini sedang melakukan penelitian terkait skripsi saya. Untuk mempersingkat waktu, kita langsung mulai saja. Pertanyaan pertama, perkenalkan diri anda, seta latar belakang diri kakak bisa tahu RGI itu dari mana?

N: perkenalkan saya Agus Yanto, asal Kalimantan. Awal saya bisa di RGI ini, awalnya saya bekerja di Yayasan PLN, kemudian saya di hubungi untuk ikuti program sekolah di RGI ini. Saya di sini mengambil jurusann Otomotif, karena saya hobi juga didunia permotoran.

P: Kegiatan apa saja yang dilakukan selama menjadi santri RGI?

N: Khususwa yang laki-laki, selesai belajar dari pagi sampai sore, lalu kita santri siap siap lagi untuk sholat maghrib dan ngaji sampai jam 09.00 malam, dan di lakukan setiap hari.

P: Terkait pembelajaran di RGI sendiri itu bagaimana metodenya?

N: Pembelajaran disini jelas berbeda saat di sekolah dahulu. Ditambah juga disini kami hanya beberapa bulan saja, dan mengejar target serta mengambil inti-intinya saja. Seperti saya yang mengambil jurusan otomotif mengambil intinya seperti kelistrikan, mesin-mesin yang inti di motor seperti itu sih kak.

P: Bagaimana sarana dan prasarana di RGI disini? Apakah lengkap atau perlu ada yang ditambahkan?

N: Bagus dan cukup lengkap untuk sarana dan prasarananya.

Selasa, 10 Maret 2020

Agus Yanto Santri RGI

TRANSKIP WAWANCARA 5 Pewawancara : Aby Lutfi Ibrahim

Narasumber : Lisa Putriani

Waktu Pelaksanaan : Selasa, 10 Maret 2020

Jabatan : Santri RGI

P: Perkenalkan saya Aby Lutfi Ibrahim mahasiswa UIN Jakarta, saya disini sedang melakukan penelitian terkait skripsi saya. Untuk mempersingkat waktu, kita langsung mulai saja. Pertanyaan pertama, perkenalkan diri anda, seta latar belakang diri kakak bisa tahu RGI itu dari mana?

N: Nama saya Lisa Putriani, saya berasal dari Jakarta Selatan. Awal tau RGI ini, sebelumnya saya ikut pelatihan juga di Nurul Fikri jurusan Digital Marketing. Disitu saya juga di asrama selama 3 bulan. Setelah itu teman saya menawarkan untuk ikut pelatihan lagi di RGI, karena saat itu di Nurul Fikri sudah selesai masa pelatihannya juga. Karena disini tuh bagus sudah sampai Angkatan 22, dan sistem pendidikannya juga sudah jelas. Akhirnya saya ikut di RGI, jurusan fotografi dan videografi karena hobi juga.

P: Kegiatan apa saja yang dilakukan selama menjadi santri RGI?

N: Selesai belajar dari pagi sampai sore, lalu kita santri siap-siap lagi untuk sholat maghrib dan ngaji sampai jam 09.00 malam. Disini juga kami ada hafalan qur’an juz 30 juga, yang nanti setiap habis tahajud kita semua setoran dengan mentornya masing-masing begitu dan tidak jauh berbeda seperti pondok pesantren.

P: Terkait pembelajaran di RGI sendiri itu bagaimana metodenya?

N: Menurut aku, di RGI ini tuh sudah bagus. Karena disini kita bukan hanya diajarkan pembelajaran teori dan pengambangan skill, tetapi juga keagamaan, dan setiap pagi juga sebelum pembelajaran kami ada kegiatan keagamaan yang namanya SCC.

P: Bagaimana sarana dan prasarana di RGI disini? Apakah lengkap atau perlu ada yang ditambahkan?

N: Dari fasilitas sendiri sih, dikelas aku khususnya sudah disiapkan baik dari kamera sampai alat editingnya pun ada. Lalu instruktur kami juga berpengalaman semua, dan kami diajarkan bagaimana memegang kamera, mengedit video dan foto, diajarkan menggunakannya sampai kamu bisa.

Selasa, 10 Maret 2020

Lisa Putriani Santri RGI

Lampiran 2

Lampiran 3

Lampiran 4

Lampiran 6

Kegiatan Para Santri

Dokumen terkait