• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI BIDANG PENDIDIKAN RUMAH GEMILANG INDONESIA (LAZ AL AZHAR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI BIDANG PENDIDIKAN RUMAH GEMILANG INDONESIA (LAZ AL AZHAR)"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT MELALUI BIDANG PENDIDIKAN RUMAH GEMILANG

INDONESIA (LAZ AL AZHAR) Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh : Aby Lutfi Ibrahim NIM: 11160530000059

KONSENTRASI MANAJEMEN ZISWAF JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1441 H/2020 H

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Aby Lutfi Ibrahim, NIM: 11160530000059, “Strategi Pendayagunaan Dana Zakat Melalui Bidang Pendidikan Rumah Gemilang Indonesia (LAZ Al Azhar).” Di Bawah bimbingan Bapak Prof. Dr. Murodi, M.Ag.

Pada Tahun 2020.

Zakat merupakan rukun Islam yang ke tiga. Zakat ini memiliki dua perintah dari Allah SWT., kepada hamba-Nya. Zakat yang merupakan ibadah maaliyah ijtima’iyah, yang salah satunya melalui pendidikan yang dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah Ayat 60. Rumah Gemilang Indonesia (LAZ Al Azhar) muncul dalam pendayagunaan zakat melalui program pendidikan, dengan sistem pendidikan yang semi formal serta mengambil paltfrom pondok pesantren agar dalam memberdayakan tidak hanya melalui pendidikan saja akan tetapi meliputi rohani dan jiwa.

Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui strategi pendayagunaan apa yang digunakan oleh Rumah Gemilang Indonesia dan mengetahui hasil atau output dari Rumah Gemilang Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik analisis deskriptif. Ditambah dengan 2 rumusan masalah, yaitu (1) Untuk mengetahui strategi apa yang digunan oleh RGI dalam pengentasan kemiskinan. (2) Untuk mengetahui bagaimana strategi pendidikan RGI, sehingga para alumni dapat memberikan hasil kontribusinya selama diklat.

Pada penyusunan penelitian kali ini, peneliti menggunakan metode kualitatif dan hasil dari penelitian ini adalah untuk strategi dalam pendayagunaan dana zakat pada pendidikan dalam pengentasan kemiskinan dan pengangguran usia produktif. Para alumni sendiri pun merasakan dampak yang positif setelah dibina, mereka lebih mandiri, percaya diri dan mampu bersaing dengan pemuda lainnya dalam bekerja serta bekarya. Serta hasil dari lulusan dari RGI ini ada yang langsung mendapatkan pekerjaan, wirausaha, dan bekerja sama dengan RGI.

Kata Kunci: Strategi, Pendayagunaan, Dana, Zakat, Pendidikan, Rumah Gemilang Indonesia.

(6)

ii

KATA PENGANTAR مي ِح هرلا ِنَمْح هرلا ِ هاللَّ ِمْسِب Assalamu’alikum Wr. Wb

Alhamdulillahirabbil ‘Alamin, puji syukur kepada Allah SWT., karena atas izin dan kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Strategi Pendayagunaan Dana Zakat Bidang Pendidikan Rumah Gemilang Indonesiam (LAZ Al Azhar). Tidak lupa penulis sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW., yang telah membimbing umatnya kedalam ajaran yang benar, semoga kita mendapatkan syafa’at di hari akhir nanti. Aamiin.

Tak lupa penulis berterima kasih kepada orang tua yang telah mendukung dalam penyelesaian skripsi ini karena berkat do’a dan support mereka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu, dan kepada Bapak Herry Gunawan Wibiksana yang telah memberikan beasiswa selama kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga Orang Tua serta Bapak Heri diberikan kesehat, rezeki, dan lindungan Allah SWT., aamiin.

Selama penelitian, penulisan, dan penyelesaian skripsi ini penulis mendapatkan banyak bantuan serta support dari berbagai pihak. Maka penulis ingin menucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A.

2. Suparto, M.Ed., Ph.D Dekan Fakultas Ilmu Dakwa dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah, MSW Wakil Dekan I Fakultar Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Sihabudin Noor, MA Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, dan Drs. Cecep Castrawijaya, MA Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

(7)

iii

3. Drs. Sugiharto, MA Ketua Program Studi Manajemen Dakwah dan Amirudin, M.Si Sekretaris Program Studi Manajemen Dakwah.

4. Dr. H. Ahmadi Rojali Jawab, MA Dosen Penasihat Akademik yang telah membimbing dan mengarahkan penulis selama menjadi mahasiswa.

5. Prof. Dr. Murodi, M.Ag Dosen Pembimbing Skripsi yang telah bersedia membimbing penulis dalam penelitian skripsi dari awal hingga akhir penyelesaian.

6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Program Studi Manajemen Dakwah yang telah memberikan pengalaman serta pembelajaran teori yang sangat luar biasa.

7. Bapak Rayan selaku Manager Rumah Gemilang Indonesia dan mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian di RGI serta bersedia penulis wawancarai.

8. Pengurus beserta jajaran staff, santri, dan beserta alumni Rumah Gemilang Indonesia yang membantu saya dalam penyelesaian penelitian dan bersedia untuk penulis wawancarai.

9. Teman-teman Travel Addicted yang memberikan dukungan serta membantu dalam ide penulisan skripsi.

10. Larasati, M. Arkannul Ihsan, Rif’at Sauqi, Siti Nafsiah, Jihan Azzaki, Khilyatus Shobah, Irsyad Syafriyanto dan Ika Nufika selaku teman-teman seperjuangan dalam penyelesaian skripsi dan saling support satu sama lain dalam penulisan skripsi.

11. Teman-teman seperjuangan prodi Manajemen Dakwah angkatan 2016, khususnya MD B dan MD ZISWAF yang telah berjuang bersama-sama.

12. Teman-teman Laboratorium Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Manajemen Dakwah (LAZIS MD) angkatan 2019-2020.

(8)

iv

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, besar harapan kepada pembaca untuk dapat berupa kritikan dan saran yang membangun untuk kesempurnaan penelitian ini. Demikian penulis membuat penelitian ini, semoga dapat memberika manfaat. Terima Kasih.

Wasslamu’alaikum Wr. Wb Jakarta, Jum’at 29 Mei 2020

Aby Lutfi Ibrahim

(9)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR BAGAN ... ix

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 8

1. Pembatasan Masalah ... 8

2. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

1. Tujuan Penelitian ... 9

2. Manfaat Penelitian ... 9

D. Tinjauan Pustaka ... 10

E. Metodologi Penelitian ... 12

1. Sumber Data ... 12

2. Metode Pengumpulan Data ... 13

3. Pendekatan ... 13

4. Metode Analisa ... 13

5. Objek dan Subjek Penelitan... 14

6. Teknik Penulisan ... 14

F. Sistematika penulisan ... 14

BAB II LANDASAN TEORI ... 17

A. Strategi ... 17

(10)

vi

1. Pengertian Strategi ... 17

2. Manajemen Strategi ... 19

B. Pendayagunaan ... 20

1. Pengertian Pendayagunaan ... 20

2. Model Pendayagunaan ... 21

C. Dana ... 23

1. Pengertian Dana ... 23

2. Sumber-sumber Dana ... 23

D. Zakat ... 24

1. Pengertian Zakat ... 24

2. Hukum Zakat... 25

3. Tujuan Zakat ... 28

4. Hikmah Zakat ... 30

BAB III Gambaran Umum Rumah Gemilang Indonesia ... 32

A. Sejarah Rumah Gemilang Indonesia ... 32

B. Visi dan Misi ... 34

1. Visi... 34

2. Misi ... 34

C. Struktur Organisasi ... 34

D. Program-program RGI ... 35

1. Program Reguler ... 35

2. Program Non Reguler ... 37

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ... 39

A. Profil Rumah Gemilang Indonesia ... 39

B. Kriteria Penerima Manfaat Program ... 40

C. Prosedur Pendaftaran... 41

D. Pola Penerimaan RGI ... 41

(11)

vii

1. SCC (Spiritual Care Community) ... 41

2. Tes kejuruan ... 41

3. Tes Wawancara ... 42

E. Proses Pendidikan (Diklat) ... 42

1. Seleksi ... 42

2. Orientasi (Ta’aruf) ... 42

3. Bimbingan Mental dan Motivasi ... 42

4. Pelatihan ... 43

5. Factory Tour... 43

6. Workshop & Ujian ... 43

7. Magang ... 43

8. Wisuda ... 43

F. Kurikulum Standar Kompetensi Dasar RGI ... 44

G. Kegiatan Para Santri ... 46

H. Sarana dan Prasarana ... 47

I. Output Program ... 50

BAB V “STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BIDANG PENDIDIKAN RUMAH GEMILANG INDONESIA (LAZ AL AZHAR)” ... 54

A. Strategi Pendayagunaan Dana Zakat Bidang Pendidikan Rumah Gemilang Indonesia (LAZ AL AZHAR)... 54

B. Manajemen Strategi Rumah Gemilang Indonesia Untuk Memberikan Kontribusi Bagi Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Dan Lingkungan ……… 57

(12)

viii

BAB VI PENUTUP ... 59

A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 61 LAMPIRAN

DOKUMENTASI

(13)

ix

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Struktur Manajemen RGI……….. 34 Bagan 4.2 Proses Pelatihan RGI……… 43

(14)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Santri………... 45 Tabel 4.2 Peralatan Praktikum...……… 48 Tabel 4.3 Daftar Nama Santri Diklat RGI Sawangan Depok………. 50

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Zakat merupakan rukun Islam yang ke tiga. Zakat ini memiliki dua perintah dari Allah SWT., kepada hamba-Nya. Zakat yang merupakan ibadah maaliyah ijtima’iyah, yang memiliki posisi penting dalam sisi ajaran Islam maupun dari sisi pembangunan kesejahteraan ummat hingga ke perkembangan negara. Karena itu zakat memiliki dua dimensi sekaligus. Pertama, Zakat Maal (harta) adalah zakat penghasilan seperti hasil pertanian, hasil pertambangan, hasil laut, hasil perniagaan, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak. Masing- masing jenis penghasilan memiliki perhitungannya sendiri. Kedua, Zakat Fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan Umat Muslim menjelang Hari Raya Idul Fitri atau pada Bulan Ramadan.

Zakat sendiri memiliki arti bersih atau mensucikan, maksudnya adalah untuk membersihkan harta kita yang telah kita timbun atau kumpulkan, dimana dari setiap harta tersebut ada beberapa bagian yang harus dikeluarkan dan setiap bagian tersebut berbeda-beda takarannya. Allah SWT., juga berfirman dalam Al-Qur’an perintah berzakat dan siapa saja orang yang berhak untuk menerimanya, dalam QS. At-Taubah : 60, dikatakan:

يِف َو ْمُهُبوُلُق ِةَفَّلَؤُمْلا َو اَهْيَلَع َنيِلِماَعْلا َو ِنيِكاَسَمْلا َو ِءاَرَقُفْلِل ُتاَقَدَّصلا اَمَّنِإ يِم ِراَغْلا َو ِباَق ِ رلا ٌميِلَع ُ َّاللَّ َو ۗ ِ َّاللَّ َنِم ًةَضي ِرَف ۖ ِليِبَّسلا ِنْبا َو ِ َّاللَّ ِليِبَس يِف َو َن

ٌميِكَح

Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah,

(16)

2

dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah:

60)

Dalam perintah Al-Qur’an tersebut terdapat 8 golongan yang berhak menerima zakat, yaitu orang fakir, miskin, amil (pengurus zakat), mu’allaf, budak, orang yang berhutang, fisabilillah, dan musafir. Di Indonesia sendiri, dengan penduduk mayoritas Muslim, telah ditetapkan sebuah regulasi tentang perzakatan yang diambil dari dalil (nash) dan UU tentang zakat. Dalam UU No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, undang-undang tersebut mengatur segela peraturan tentang berzakat dari pengelolaan, penghimpunan, pendistribusian, dan pendayagunaan. Secara umum yang dimaksud dengan arah pendayagunaan zakat adalah segala sesuatu yang bertalian dengan usaha pemerintah dalam rangka memanfaatkan hasil pengumpulan zakat kepada sasaran dalam pengertian yang lebih luas sesuai dengan cita dan rasa syara’, secara tepat guna, efektif manfaatnya dengan sistem distribusi yang serba guna dan produktif, sesuai dengan pesan dan kesan syariat serta tujuan sosial ekonomis dari zakat.1 Dalam firman-Nya di jelaskan bahwa dana hasil pengumpulan zakat, infaq, wakaf, dan shadaqah adalah hak sepenuhnya milik mustahik, dalam QS. Adz Dzariat ayat 19:

ِف َو ِموُرْحَمْلا َو ِلِئاَّسلِ ل ٌّقَح ْمِهِلا َوْمَأ ي

Artinya: “Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.” (QS.

Adz-Dzariat: 19)

1 Sjechul Hadi Permono, Formula Zakat Menuju Kesejahteraan Sosial (Surabaya:

CV. Aulia Surabaya, 2005), hal. 274.

(17)

3

Setidaknya terdapat 6 hikmah zakat dalam kaitannya dengan solusi zakat dalam upaya pengentasan kemiskinan, menurut Hafidudin Didin antara lain:

1. “Prinsip pokok zakat pada dasarnya adalah perwujudan iman kepada Allah SWT, mensyukuri nikmat-Nya, menumbuhkan akhlak mulia dengan memiliki rasa kepedulian yang tinggi, menghilangkan sifat kikir dan rakus, menumbuhkan ketenangan hidup, sekaligus mengembangkan dan mensucikan harta yang dimiliki.

2. Zakat merupakan hak bagi mustahik, maka berfungsi untuk menolong, membantu dan membina mereka, terutama golongan fakir miskin, kearah kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan layak, dapat beribadah kepada Allah SWT, terhindar dari bahaya kekufuran, sekaligus menghilangkan sifat iri, dengki dan hasad yang mugkin timbul dari kalangan mereka ketika ketika melihat golongan kaya yang berkecukupan hidupnya.

3. Sebagai pilar amal bersama (jama’i) antara orang-orang kaya yang berkecukupan hidupnya dan para mujahid yang seluruh waktunya digunakan untuk berjihad di jalan Allah.

4. Sebagai salah satu sumber dana bagi pembagunan sarana maupun prasarana yang harus dimiliki umat Islam, seperti sarana ibadah, pendidikan, kesehatan, sosial maupun ekonomi sekaligus sarana pengembangan kualitas sumberdaya manusia mulim.

5. Untuk memasyarakatkan etika bisnis yang benar, sebab zakat itu bukanlah membersihkan harta yang kotor, akan tetapi mengeluarkan bagian dari hak orang lain dari harta kita yang kita usahakan dengan baik dan benar sesuai ketentuan Allah.

6. Dari sisi pembangunan kesejahteraan umat, zakat merupakan salah satu instrumen pemerataan pendapat.”2

Zakat sesungguhnya bukan sekedar memenuhi kebutuhan konsumtif yang sifatnya sesaat, akan tetapi memberikan kecukupan dan kesejahteraan pada mereka, dengan cara menghilangkan atau memperkecil penyebab kehidupam mereka menjadi miskin dan menderita.

2 Hafidhudin Didin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002). Hal. 10-15.

(18)

4

Pada QS. At-Taubah ayat 60 terdapat kata fisabilillah.

Fisabilillah ini dapat di artikan sebagai orang yang berperang di jalan Allah, perang yang dimaksud pada zaman saat ini (modern) adalah perang pikiran, teknologi, dan bahkan pendidikan. Maka dari itu lembaga-lembaga zakat berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas atau mutu SDM, khususnya kalangan masyarakat dhuafa yang masih dalam mengecam pendidikan. Dibutuhkan sebuah strategi pendidikan untuk mengatasi masalah tersebut, jangan sampai pendidikan hanya bisa dinikmati hanya segelintir orang dan menjadi barang yang langka.3 Dimana suatu lembaga zakat harus bisa memanajemen sumber daya manusianya memiliki peran strategis dalam pemberdayaan zakat khususnya.4

Pendayagunaan dan pemberdayaan merupakan hal yang paling penting dalam dunia perzakatan, karena zakat sendiri memiliki arti sebagai membersihkan harta. Hal ini menandakan bahwa pemerintah pun perlu didukung dan dibantu dengan program-program program pemberdayaan masyarakat lainnya, dengan pendayagunaan zakat tentunya. Dalam era modern ini zakat tidak lagi hanya sekedar menghimpun dan mendistribusikan akan tetapi berperan sebagai menghimpun, menyalurkan, dan memberdayakan mustahik agar terbebas dari zona kemiskinan. Penyaluran pemberdayaan zakat yang dikatakan berhasil seperti pada zaman Sahabat Rasulullah SAW., yaitu sabahat Umar bin Khatab. Beliau mendirikan lembaga Baitul Mal, suatu lembaga yang mengurusi harta yang dikumpulkan dari orang- orang mampu dan sebagian dari harta rampasan perang (ghanimah).

3Abad21pendidikan.blogspot.com/2015/09/strategi-pendidikan.html?m=1 (diakses pada 22 Desember 2019, pukul 21:22 WIB)

4 N. Oneng Nurul Bariyah, Total Quality Management Zakat Prinsip dan Praktik Pemberdayaan Ekonomi (Jakarta: Wahana Kardofa FAI-UMJ, 2012), hlm 33

(19)

5

Harta yang dikumpulkan saat itu adalah hasil pertanian, zakat mal, hewan ternak, dan lainnya. Artinya tanpa program pun, para mustahik sudah berhak mengambil dan zakat yang sudah menjadi haknya. Akan tetapi lembaga zakat khususnya para amil yang mengelola harus bisa bagaimana memikirkan agar dana yang diberikan kepada mustahik itu dapat bermanfaat serta produktif dan dapat mengubah mereka menjadi mustahik dengan tidak melupakan hak-hak dari mustahik tersebut.

Tidak kalah pentingnya dalam penelitian kali ini bidang pendidikan menjadi yang sangat penting teruntuk anak-anak Indonesia bagi para dhuafa.

Bidang pendidikan yang ada di LAZ Al Azhar program pemberdayaan adalah RGI (Rumah Gemilang Indonesia), dimana RGI ini melatar belakangi “Sebagai bagian dari program pemberdayaan Lembaga Amil Zakat Nasional Al Azhar, RGI mengadopsi model pesantren yang fokus pada penyelenggaraan pendidikan non formal dalam kemasan short course (kursus singkat). Perpaduan ini bertujuan agar para peserta pelatihan RGI tidak hanya menyerap pengetahuan dan keterampilan unggul yang menjadi pondasi masa depan mereka, tapi juga memiliki pengetahuan akidah islam yang baik.”5, hal tersebut seperti yang dikatakan oleh Manager RGI bahwa “dengan mengadopsi pendidikan pesantren yang memfokuskan pada pendidikan non- formal”.6 Untuk mengatasi hal tersebut pada akhirnya pemeritah dan masyarakat mendirikan sebuah lembaga untuk mengatasi hal tersebut yaitu BAZ, LAZ, ZIS, UPZ dan lain-lain.

5http://rumahgemilang.com/profile-rumah-gemilang-indonesia/#page-content (diakses pada 19 November, pukul 13.30 WIB)

6 Wawancara langsung dengan Manager RGI Pak Rayan, Pada 10 Maret 2020 di Rumah Gemilang Indonesia.

(20)

6

Dengan memiliki sebuah strategi untuk mengatasi hal tersebut para lembaga membuat sebuah program baik dari segi pendidikan formal, pendidikan non-formal, sampai pendidikan keterampilan, dengan meningkatkan mutu pendidikan. Pendidikan merupakan hal penting bagi manusia. Dikatakan penting karena pendidikan berkaitan dengan nilai diri manusia. Dengan pendidikan manusia akan mempunyai banyak keterampilan dan kepribadian. Keterampilan dan kepribadian merupakan sekian banyak dari proses yang dialami manusia untuk menjadi makhluk yang berkualitas baik fisik maupun mental. Pribadi berkualitas dan berakhlak mulia tidak datang dengan sendirinya, tetapi ada semacam latihan-latihan dan pembiasaan- pembiasaan. Pendidikan dalam keseharian menjadi penting dalam rangka membentuk manusia yang berbudi dan peradaban luhur.7 Dengan begitu pendidikan akan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat, dan bukan hanya segelintir masyarakat saja.

Salah satu kegiatan lembaga zakat untuk meningkatkan kualitas SDM di Indonesia adalah melalui pendayagunaan pendidikan untuk kalangan masyarakat mustahik dan masyarakat, siswa, santri yang putus sekolah seperti yang telah dijelaskan. Kenapa demikian?

Karena, melalui pendayagunaan pendidikan masyarakat khususnya para mustahik akan di berdayakan. Bertujuan untuk meningkatkan mutu (kualitas) pendidikan agar dapat menyamai mereka yang berpendidikan dari awal hingga bekerja atau wirausaha dengan adanya bantuan dari pendayagunaan dana zakat. Pendayagunaan dan pemberdayaan dari Lembaga Amil Zakat Nasional Al Azhar (LAZNAS Al Azhar), melalui program Rumah Gemilang Indonesia.

7 2 Arif Rahman Hakim, “Peran Zakat Dalam Pembangunan Pendidikan Di Kota Bogor (Studi Kasis Pendayagunaan Zakat Bidang Pendidikan DPU Daarul 5

(21)

7

Rumah Gemilang Indonesia merupakan sebuah unit program pemberdayaan dan pusat pelatihan (empowering and training center) di bawah direktorat Program Lembaga Amil Zakat Nasional Al Azhar.

Di era modern saat ini banyak lembaga-lembaga zakat yang mengedepankan progam pendidikan, diantaranya BAZNAS memiliki Program Indonesia Cerdas, Dompet Dhuafa Replubika memiliki Prgoram Smart Ekselensia Indonesia, DPU Darul Tauhid memiliki Program Pusat Pendidikan dan Pelatihan,8 dan LAZ Al Azhar memiliki Program Rumah Gemilang Indonesia.

Dalam buku karangan DR. N. Oneng Nurul Bariyah, M.Ag yang berjudul “Total Quality Management Zakat Prinsip dan Praktik Pemberdayaan Ekonomi”, yang salah satu pembahasannya mengenai pemberdayaan pendidikan beliau menulis “Pendidikan merupakan asset utama bagi pemberdayaan mustahik agar mereka dapat memberdayakan dirinya dengan ilmu pengetahuan yang telah mereka miliki.”9 Dari perkataan beliau pada dasarnya pendidikan merupakan asset yang sengat penting dari negara, karena negara bisa maju dan berkembang dengan adanya pendidikan yang merata untuk setiap anak khususnya masyarakat mustahik.

Untuk mencapai semua hal itu lembaga zakat khususnya dalam pendayagunaan harus memiliki strategi-strategi untuk pengentasan kemiskinan tersebut. Hal tersebut didasari dari manajemen strategi itu sendiri. Salah satu definisinya menyebutkan manajemen strategis sebagai satu set keputusan dan tidakan formulasi, dan implementasi

8 N. Oneng Nurul Bariyah, Total Quality Management Zakat Prinsip dan Praktik Pemberdayaan Ekonomi (Jakarta: Wahana Kardofa FAI-UMJ, 2012), hlm 81-109

9 N. Oneng Nurul Bariyah, Total Quality Management Zakat Prinsip dan Praktik Pemberdayaan Ekonomi (Jakarta: Wahana Kardofa FAI-UMJ, 2012), hlm. 83

(22)

8

yang dirancang untuk mencapai tujuan suatu perusahaan.10 Karena itu pendayagunaan di era modern sekarang sudah mengambil dari seluruh aspek ekonomi bahkan hingga pendidikan. Maka tidak heran pendayagunaan dibidang pendidikan sekarang menjadi aset yang sangat penting untuk mensejahterakan masyarakat miskin (dhuafa).

Bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berintelek, mandiri, dan berwawasan luas. Ditambah dengan ke tauhidan dan akhlak yang mulia.

Lembaga Amil Zakat Nasional Al Azhar (LAZNAS Al Azhar), dapat menjadi pusat pengentasan kemiskinan, dalam program pengentasan pengangguran dan pemberdayaan pemuda produktif dengan mengambil dari segi program pendidikan, yang dimana dari kurun waktu ke waktu jumlah pengangguran di Indonesia semakin berkurang di tiap tahunnya. Terutama pada siswa-siswa yang putus sekolah karena kekurangan biaya atau semacamnya. Itulah mengapa peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Strategi Pendayagunaan Dana Zakat Bidang Pendidikan Rumah Gemilang Indonesia (LAZ AL AZHAR)”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah a. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan ini tidak melebar, maka peneliti membatasi dengan memfokuskan kepada aspek Strategi Pendayagunaan Rumah Gemilang Indonesia, yang di jadikan pusat pemberdayaan pengentasan kemiskinan dan pengangguran melalui sistem pendidikan.

b. Rumusan Masalah

10 Edy Yunus, Manajemen Strategis, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2016), hlm. 3

(23)

9

1. Strategi apa yang digunakan Rumah Gemilang Indonesia sehingga para alumni terhentas dari pengangguran usia produktif melalui program pendayagunaan pendidikan?

2. Bagaimana strategi pendidikan Rumah Gemilang Indonesia, sehingga siswa yang diberdayakan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan keluarga dan lingkungan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui strategi pendayagunaan dana zakat bidang pendidikan Rumah Gemilang Indonesia. Yang dimana hampir sebagian besar alumni RGI dapat memberikan kontribusinya bagi peningkatan kesejahteraan keluarga dan lingkungan.

2. Untuk mengetahui alur strategi yang digunakan oleh Rumah Gemilang Indonesia, melalui program pendidikan.

3. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari santri/siswa yang dibina oleh RGI baik yang sudah lulus atau yang masih dalam tahap pendidikan.

b. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitain ini adalah dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan serta dapat mensosialisasikan teori selama perkuliahan. Peneliti juga dapat mengetahui tingkat keberhasilan santri/siswa yang mengikuti pendidikan di RGI ini, untuk memberikan hak mustahik untuk berpendidikan yang sama agar dapat merubah status perekonomian melalui sumber daya manusianya dan ilmu pengetahuan mereka saat lulus dari RGI.

(24)

10

Dimana dapat di jadikan manfaat bagi peneliti serta jurusan, agar dapat lebih memahami seberapa pentingnya pendayagunaan melalui pendidikan, dan dijadikan strategi bahwasanya pendidikan itu merupukan hal yang sangat penting bagi seluruh anak bangsa Indonesia. Bagi para mahasiswa yang masih dalam tahap pembelajaran khususnya mahasiswa Manajemen Dakwah Konsentrasi ZISWAF dan seluruh masyarakat yang bergerak pada kepedulian sosial ini agar dapat lebih memperhatikan hal tersebut.

Diharapkan dengan adanya penelitian ini bagi lembaga juga masyarakat sekitar, tingkat pengangguran dapat berkurang juga teratasi dengan cara meningkatkan kualitas SDM-nya melalui pendidikan dan pelatihan skill atau keterampilan, dan dapat merentaskan kemiskinan, dengan binaan santri/siswa yang mandiri, berintelektual, dan memiliki akhlak yang baik baik jiwa raganya serta memiliki keterampilan khusus yang setara dengan D3/sederajat.

D. Tinjauan Pustaka

Adapun penelitian terdahulu yang memiliki pembahasan serupa, dengan meneliti dari segi subjek atau objeknya agar penelitian yang penulis tidak sama dengan sebelumnya. Diantara penelitian tersebut adalah:

1. Karya milik Arif Budiman (11140530000059), judul skripsi

“Efektivitas Pengelolaan Dana Zakat Pada Program Pendidikan Rumah Gemilang Indonesia Lembaga Amil Zakat

(25)

11

Nasional Al Azhar”.11 Skripsi tersebut membahas tentang efektitas pengelolaan dana zakat, sedangkan dalam penulisan skripsi yang penulis teliti membahas strategi pendayagunaan dana zakatnya saja.

2. Karya miliki Nur Jamilah (11150530000075), judul skripsi

“Pendayagunaan Dana Zakat BAZNAS Dalam Bidang Pendidikan (Studi Kasus Pengelolaan SMP Cendikia BAZNAS Cirangkong Cemplang-Bogor)”.12 Skripsi tersebut membahas tentang bagaimana pendayagunaan terhadap SMP Cendikia BAZNAS dan kebutuhan apa saja yang terpenuhi oleh dana zakat terhadap program pendidikan, sedangkan dalam penulisan skripsi yang penulis teliti adalah melalui strategi pendidikan dana zakat dalam pendidikan.

3. Dalam jurnal Pendidikan Islam, Volume 14, Nomer 2 Juli- Desember 2015, dari Dr. Robbach Ma‟sum, Drs. MM. Dalam membahas “Penerapan Pengelolaan Zakat Melalui Pendidikan”.13 Jurnal ini membahas tentang yang memfokuskan mengembangkan model pendidikan vokasional pengelolaan zakat yang berorientasi pada pemberdayaan dan pendayagunaan zakat itu sendiri.

Persamaan penelitian terdahulu yang memiliki pembahasan yang serupa dengan penelitian saat ini dalam bidang pendidikan. Hal

11 Arief Budiman, “Efektivitas Pengelolaan Dana Zakat Pada Program Pendidikan Rumah Gemilang Indonesia Lembaga Amil Zakat Nasional Al Azhar”, (Skripsi jurusan Manajemen Dakwah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2018)

12 Nur Jamila, “Pendayagunaan Dana Zakat BAZNAS Dalam Bidang Pendidikan (Studi Kasus Pengelolaan SMP Cendikia BAZNAS Cirangkong Cemplang-Bogor)”, (Skripsi jurusan Manajemen Dakwah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2020)

13 Robbach Ma‟sum, “Penerapan Pengelolaan Zakat Melalui Pendidikan”, Pendidikan Islam, Volume 14, Nomer 2 Juli-Desember 2015

(26)

12

yang membedakan penelitian sebelumnya terletak pada tingkat keberhasilan dalam strategi pendayagunaan melalui pendidikan baik itu melalui subjek objeknya.

Subjeknya adalah Lembaga Amil Zakat Nasional Al Azhar Jl.

Raya Pengasinan, RT.001/RW.006, Pengasinan, Kec. Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat 16518, sedangkan objeknya adalah pengentasan kemiskinan pengangguran dan pendayagunaan usia produktif.

E. Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian dengan cara mendeskripsikan.14 Berikut adalah beberapa prosedur pendekatan kualitatif dalam penelitian ini, diantaranya:

1. Sumber Data

Yang dijadikan sumber data yaitu:

a. Data-data tertulis baik yang sudah dipublikasikan dalam bentuk buku, majalah, atau buletin tentang pendayagunaan dana zakat dari segi bidang pendidikan. Atau pun dari data yang tidak dipublikasikan seperti data dari RGI LAZ Al Azhar.

b. Data dari narasumber dengan mewawancarai sejumlah santri RGI yang diambil dengan secara acak, lulusan alumni RGI, dan Ketua Pimpinan RGI sendiri sebagai informasi.

14 Albi Anggito & Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif (Copy Right CV Jejak, 2018), hlm. 8

(27)

13 2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan yang dilakukan oleh peneliti melalui:

a. Dengan meneliti langsung tempat Rumah Gemilang Indonesia (RGI). Yang merupakan tempat pemberdayaan melalui pendidikan non-formal.

b. Peneliti melakukan beberapa wawancara langsung dengan 2 siswa RGI dan 1 alumni yang telah berhasil diberdayakan, dan Ketua RGI yang merupakan Kepala Sekolah.

c. Peneliti juga melakukan pengumpulan data dengan dokumen, Media Cetak Islam, dan media online yang dimiliki oleh RGI.

3. Pendekatan

Peneliti menggunakan pendekatan melalui kualitatif, kepada lembaga yang di teliti yaitu:

a. Peneliti akan langsung ke lokasi, dengan mengamati bagaimana RGI itu memberikan pendidikan kepada siswanya baik dari jiwa dan rohaninya. Serta mengamati sistem manajemen pengelolaan RGI sehingga menjadi lembaga zakat yang dijadikan percontohan pengentasan pengangguran oleh Bank Indonesia.

b. Peneliti melakukan wawancara dengan pengurus RGI, Kepala Divisi Program dan Pendayagunaan LAZ Al Azhar, siswa/santri RGI, dan alumni RGI.

c. Peneliti membaca beberapa sumber baik dari media cetak tertulis atau pun media online milik RGI LAZ Al Azhar.

4. Metode Analisa

(28)

14

Proses analisa yang di lakukan peneliti dengan melihat kembali hasil wawancara, dokumentasi baik dari foto, data-data, dan sumber yang digunakan untuk meneliti. Selanjutnya data yang diperoleh di klarifikasi kembali apakah data yang di ambil berhubungan dengan judul.

Langkah berikutnya setelah melakukan pengklarifikasi maka data tersebut dibandingkan dengan melihat pada pendekatan yang digunakan. Kerena peneliti menggunakan pendekatan kualitatif maka metode analisanya adalah metode kualitatif atau deskriptif dengan menggunakan beberapa teori.

5. Objek dan Subjek Penelitan a. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah Strategi Pendayagunaan Dana Zakat Bidang Pendidikan Rumah Gemilang Indonesia (LAZ Al Azhar).

b. Subjek Penelitain

Subjek yang di ambil melalui wawancara khususnya kepada Kepala Divisi Progam Pemberdayaan Bpk. Iwan Rahmat, Manager RGI Bpk.

Rayan, siswa/santri RGI, dan alumni RGI.

6. Teknik Penulisan

Yang mengacu pada teknik penulisan skripsi ini pada

“Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”, yang ditetapkan oleh Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 14 Juni 2017.

F. Sistematika Penulisan

Sebagai gambaran tentang penelitian ini, peneliti telah menyusun penulisan ini dalam enam bab. Setiap bab terdiri dari

(29)

15

beberapa sub bab, yang di awali dari Bab I Pendahuluan hingga Bab VI sebagai Penutup. Adapun sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang penelitian, guna memberikan gambaran secara umum untuk skirpsi. Di bab ini terdiri dari latar belakang, batasan masalah dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan tentang teori-teori yang di gunakan penelitian. Dalam bab ini terdiri dari teori pengertian strategi, pengertian pendayagunaan, manfaat dana zakat, dan teori fungsi pendidikan.

BAB III GAMBARAN UMUM RGI

Bab ini berisikan tentang gambaran umum Rumah Gemilang Indonesia (RGI), meliputi sejarah RGI, Visi dan Misi, karakter lembaga, tujuan lembaga, dan struktur organisasi lembaga.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang data selama penelitian pada Rumah Gemilang Indonesia.

(30)

16

BAB V “STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT

BIDANG PENDIDIKAN RUMAH GEMILANG INDONESIA (LAZ AL AZHAR)”

Bab ini berisikan tentang hasil penelitian yang di lakukan pada lembaga RGI tentang Strategi Pendayagunaan Dana Zakat Bidang Pendidiakan Rumah Gemilang Indonesia (LAZ Al Azhar), dalam strategi pendayagunaan melalui pendidikan.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisikan akhir dari penelitian dari seluruh rangkaian pembahasan dalam penelitian. Dan juga berisikan kesimpulan dan saran untuk pengembangan lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

(31)

17 BAB II

LANDASAN TEORI A. Strategi

1. Pengertian Strategi

Pengertian strategi adalah pendekatan secara keseluruhan dengan pelaksana kegiatan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah kegitan atau aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Secara etimologi, kata strategi berasal dari Bahasa Yunani yaitu strategos yang diambil dari kata strator yang berarti militer dan juga berarti memimpin.15 Artinya strategi sendiri dulunya merupakan siasat perang, ilmu siasat perang, dan sebuah rencana untuk mencapai sebuah sasaran atau goal.

Pengertian ini menjelaskan bahwa strategi itu sudah melekat suatu perencanaan yang cermat dari segala kegiatan yang akan dilaksanakan agar dapat mencapai sasaran sesuai yang diharapkan.16 Pengertian strategi dibagi menjadi dua, yaitu strategi secara umum dan strategi secara khusus:17

1. Pengertian umum, strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.

15 Setiawan Hari Purnomo, Zulkiflimansyah, Manajemen Strategi: Sebuah Konsep Pengantar, (Jakarta: LPEEE UI, 1999), hal. 8

16 Iban Sofyan, Manajemen Strategi Teknik Penyusunan serta Penerapannya untuk Pemerintah dan Usaha, (Yogyakarta: GRAHA ILMU, 2015), hal. 3

17 https://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/konsep-strategi-definisi- perumusan.html diakses pada tanggal 1 Maret 2020, pukul 12:44 WIB

(32)

18

2. Pengertian khusus strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi.

Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies).

Dalam Bahasa Yunani, strategi memiliki 2 suku kata yaitu stratus (militer) dan ag (memimpin) dari kata dasar strategeia, yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi jendral. Menurut beberapa ahli, strategi memiliki makna masing-masing seperti yang dikatakan oleh para ahli:

a. Stephani K. Marrus, yang dikutip oleh Sukristono dalam buku Husein Umar, strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat tercapai.18

b. Menurut Johnson dan Scholes strategi adalah arah dan ruang lingkup sebuah organisasi dalam jangka panjang yang mencapai keuntungan bagi organisasi melalui konfigurasi sumber daya dalam lingkungan yang

18 Husein Umar, Strategi Manajemen in Action, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka utama, 2001), hal.31

(33)

19

menantang, untuk memenuhi kebutuhan pasar dan memenuhi harapan pemangku kepentingan.19

c. Menurut Porter yang menyatakan bahwa strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing.20

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan suatu yang sangat penting dalam menyusun suatu perencaan dalam mengatasi masalah, yang diakhiri dengan sasaran yang dicapai, dan memperhitungkan kegagalan serta keberhasilan yang diperoleh. Khususnya dalam lembaga zakat, sesuai dengan maksud dari penelitian ini untuk mengetahui keberhasilan serta strategi yang digunakan dalam lembaga zakat khususnya di bidang pendayagunaan.

2. Manajemen Strategi

Manajemen strategi adalah merupakan suatu proses pengambilan keputusan untuk memanfaatkan sumberdaya perusahaan secara efektif dan efisien dalam kondisi lingkungan perusahaan yang selalu berubah-ubah.21 Dengan adanya manajemen ini struktur, pengorganisasian, pengendalian, dan tujuan dapat diatur dengan kebijakan yang sudah dibuat sesuai dengan kesepakatan yang dibuat. Ada dua teori dalam manajemen strategi yang peneliti ambil dalam penulisan, yaitu:

19 https://www.pelajaran.co.id/2017/02/pengertian-strategi-menurut-pendapat-para- ahli-terlengkap.html (Minggu, 26 Januari 2020, 17.33 WIB)

20 Husein Umar, Desain Penelitian Manajemen Strategik, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hal. 16

21 Sofyan, Manajemen Strategi Teknik Penyusunan serta Penerapannya untuk Pemerintah dan Usaha, (Yogyakarta: GRAHA ILMU, 2015), hal. 4

(34)

20

1. “Menurut Fred R David manajemen strategi adalah seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mempu mencapai objektifnya.22

2. “Menurut Aime Heene dan Sebastian (2010:9-10), manajemen strategi adalah kesatuan proses manajemen pada suatu organisasi yang berulang-ulang dalam menciptakan nilai serta kemampuan untuk menghantar dan memperluas distribusinya kepada pemangku kepentingan ataupun pihak lain yang berkepentingan.

Ada 5 tuga dalam manajemen strategi:

 Mengembangkan visi dan misi

 Menetapkan tujuan dan sasaran

 Menciptakan suatu strategi mencapai sasaran

 Mengimplementasikan dan melaksanakan strategi

 Mengevaluasi strategi dan pengarahan”

Dalam manajemen strategi yang dimaksud peneliti adalah untuk mengatur dan mengelola sumber daya manusia.

Dengan demikian lembaga zakat akan dapat mengatasi kemiskinan yang ada di Indonesia. Ada beberapa alasan penting mengapa perlu adanya manajemen strategi, khususnya pada lembaga zakat, seperti:

1. Prestasi yang dapat ditingkatkan

2. Penggunaan informasi akan semakin kokoh 3. Peranan dalam lembaga akan semakin jelas

4. Korelasi aktivitas fungsi manajemen mudah dicerna B. Pendayagunaan

1. Pengertian Pendayagunaan

22 Fred R David, Manajemen Strategi, Ed ke-10, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), hal. 6.

(35)

21

Pendayagunaan mempunyai kata dasar daya dan guna kemudian diberi awalan “pen” dan akhiran “an”, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa kata daya berarti kemampuan melakukan sesuatu dan kata guna yang berarti manfaat sehingga kata pendayagunaan berarti pengusahaan agar mampu mendatangkan hasil dan manfaat, bisa pula bermakna peningkatan kegunaan atau memaksimalkan kegunaan.23

Itulah mengapa pentingnya lembaga zakat perlu adanya pendayagunaan. Karena baik atau tidaknya lembaga zakat itu terlihat dari kreativitas dari suatu pendayagunaan tersebut dalam pengentasan kemiskinan. Dengan demikian, pemberdayaan adalah upaya memperkuat posisi sosial dan ekonomi dengan tujuan mencapai penguatan kemampuan umat melalui usaha dana bantuan yang pada umumnya berupa bantuan dana zakat untuk berusaha porduktif, sehingga mustahik sanggup meningkatkan pendapatannya dan membayar kewajiban zakatnya dari hasil usaha atas dana zakat produktif yang diberikan.24

2. Model Pendayagunaan

Pendayagunaan berasal dari kata “guna” yang berarti

“mafaat". Bariadi berpendapat bahwa pendayagunaan dibagi menjadi dua model:25

23 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, Edisi III, cet. II, 2002), hal. 242

24 Tika Widiastuti, Model Pendayagunaan Zakat Produktif Oleh Lembaga Zakat Dalam Meningkatkan Pendapatan Mustahiq, JEBIS Vol. 1, No. 1, Januari-Juni 2015, hal 93

25 Tika Widiastuti, Model Pendayagunaan Zakat Produktif Oleh Lembaga Zakat Dalam Meningkatkan Pendapatan Mustahiq, JEBIS Vol. 1, No. 1, Januari-Juni 2015, hal. 93- 94

(36)

22

a. “Bentuk sesaat, dalam hal ini bahwa dana zakat produktif hanya diberikan kepada seseorang sesaat atau sesekali saja.

Dimana dalam penyalurannya tidak disertai target untuk memandirikan ekonomi mustahik. Hal ini disebabkan mustahik yang bersangkutan tidak memungkinkan untuk mandiri lagi karena factor usia atau cacat fisik.

b. Bentuk pemberadayaan, merupakan penyaluran dana zakat produktif yang disertai target merubah keadaan mustahik dari penerimaan (mustahik) menjadi pemberi (muzzaki).

Hal ini tentu saja tidak dapat dicapai dengan mudah dan dalam waktu singkat. Untuk itu, dalam penyaluran zakat produktif harus disertai dengan pemahaman yang utuh terhadap permasalahan yang ada pada penerima atau mustahiq.”

Pentingnya pendayagunaan sendiri adalah harus mengetahui permasalahan apa sajakah yang terjadi dalam kalangan mustahik. Jika, permasalahan tersebut adalah ekonomi, maka pendayagunaan zakat produktif harus bisa mengatasi peramasahan tersebut dengan program-program yang terdapat dalam sebuah lembaga zakat dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan ekonomi menjadi muzaki.

Dijelaskan juga dalam UU No.23 Tahun 2011, tentang pendayagunaan dijelaskan sebagai berikut:26

a. Zakat dapat didayagunakan untuk usaha produktif dalam rangka penanganan fakir miskin dan peningkatan kualitas umat.

b. Pendayaagunaan zakat untuk usaha produktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila kebutuhan dasar mustahik telah terpenuhi.

26 http://pid.baznas.go.id/wp-content/peraturan/001 Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat FC pdf, diakses pada 3 Februari 2020, pukul 16:15 WIB.

(37)

23 C. Dana

1. Pengertian Dana

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dana dapat diartikan sebagai Pemberian, Hadiah, dan Derma.27 Dana juga bisa disebut sebagai kas atau uang tunai yang dimiliki oleh perusahaan, lembaga, atau bank. Dimana dana itu berfungsi sebagai untuk pendanaan atau iuran masyarakat yang menaruh uang atau harta meraka kepada lembaga keuangan. Arif Budiman berpendapat bahwa “Dana atau kas adalah merupakan bentuk aktivitas yang paling likuid yang bisa digunakan segera untuk memenuhi kewajiban keuangan dalam suatu organisasi.”.28

Pengertian dana juga merupakan sebuah istilah keuangan yang umum di dalam perusahaan yang merupakan area fungsi bisnis yang bertanggung jawab untuk mendapatkan dana, mengelolanya dan menentukan alternatif penggunaan terbaik.29

2. Sumber-sumber Dana

Dalam sebuah organisasi, perusahaan, mau pun lembaga, dana sangatlah penting untuk kehidupannya. Tanpa adanya dana, pastilah sebuah organisasi akan tidak berjalan sesuai rencana yang diharapkan bahkan bisa mematikan organisasi tersebut. Untuk itu maka diperlukannya sumber dana untuk suatu organisasi. Secara umum sumber dana dalam

27 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal.314

28Arif Budiman, Skripsi: “Efektifitas Pengelolaan Dana Zakat Pada Program Pendidikan Rumah Gemilang Indonesia Lembaga Amil Zakat Al Azhar”, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018), hal. 28

29 Padji Anoraga, Manajemen Bisnis, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), hal. 244

(38)

24

sebuah organisasi dapat diklarifikasikan berasal dari dua sumber: yaitu:30

a. Sumber dana dari dalam

Sumber dana dari dalam merupakan sumber yang berasal dari operasi perusahaan, ini berarti dana dari kekuatan sendiri.

b. Sumber dana dari luar

Kebutuhan dana yang diambil dari sumber-sumber di luar pesuahaan, dapat digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan. Sumber dana dari pemilik atau calon pemilik yang akan membentuk modal sendiri. Bentuk sumber dana ini sering disebut sebagai pembelajaran diri.

Adapun maksud dari sumber dana dari penelitian ini, bukan untuk satu lembaga, organisasi, atau perusahaan sendiri.

Melainkan untuk mengetahui sumber dana yang diperoleh lembaga zakat itu sendiri untuk kepentingan dari sebuah pendayagunaan zakat dalam program pendidikan.

D. Zakat

1. Pengertian Zakat

Zakat berasal dari kata “zaka”, yang memiliki arti bersih suci, tumbuh, berkah, dan berkembang. Secara istilah adalah harta yang wajib dikeluarkan kepada orang-orang yang berhak menerimanya (asnaf) setelah memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan.31 Artinya zakat diperuntukan untuk

30 Edilus, Pengantar Ekonomi Perusahaan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), hal. 250- 251

31 M. Imam Pamungkas, H. Maman Surahman, Fiqih 4 Madzhab (Imam Hanafi, Imam Hambali, Imam Maliki, Imam Syafi’I, (Jakarta Timur: Al-Makmur, 2015), hal. 165

(39)

25

orang-orang yang mampu (muzaki) dan memenuhi standar pendapatan minimal yang telah ditentukan, dengan tujuan untuk membersihkan harta meraka. Dalam Al-Qur’an Allah SWT., berfirman:

َزُت َو ْمُهُرِ هَطُت ًةَقَدَص ْمِهِلا َوْمَأ ْنِم ْذُخ

ۖ ْمِهْيَلَع ِ لَصَو اَهِب ْمِهيِ ك

َع ٌعيِمَس ُ َّاللَّ َو ۗ ْمُهَل ٌنَكَس َكَت َلََص َّنِإ ٌميِل

Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan

zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”. (QS. At-Taubah [9]:103)

Zakat sendiri tidak dikenakan pada semua orang dan harta secara sembarangan. Hanya harta-harta yang talah memenuhi syarat minimal perhitungan zakat yang wajib di bayarkan.32 Dari zakat tersebut maka besar yang harus di keluarkan dari zakat harta benda, perhiasan dan lain-lain adalah sebesar 2,5%. Sedangkan pengeluaran zakat dari hasil bumi, ternak, pertanian dan lain-lain memiliki perhitungannya masing-masing.

Dalam madzhab Syafi’i yang dijadikan rujukan dalam kaidah fiqh oleh masyarakat Indonesia. Menurut Ulama’

Syafi’iyyah mendefinisikan zakat dengan “nama bagi sesuatu yang dikeluarkan dan harta atau badan atas jalan tertentu.”33 2. Hukum Zakat

32 M. Imam Pamungkas, H. Maman Surahman, Fiqih 4 Madzhab (Imam Hanafi, Imam Hambali, Imam Maliki, Imam Syafi’I, (Jakarta Timur: Al-Makmur, 2015), hal. 166

33 Gus Arifin, Zakat Infaq Sedekah, (Jakarta: Quanta, 2011), hal. 5

(40)

26 a. Al-Qur’an

Sebagai salah satu rukun Islam, dalam Al-Qur’an perintah untuk berzakat bagi umat muslim cukup banyak yaitu sekitar 82 kali dalam penyebutan perintah berzakat.

Ini menunjukan bahwa perintah zakat sangatlah kuat,34 adapun beberapa ayat tentang dasar hokum zakat, yaitu:

1) QS. Al-Baqarah [2]: 43

ْرا َو َةاَكَّزلا اوُتآ َو َة َلََّصلا اوُميِقَأ َو َنيِعِكا َّرلا َعَم اوُعَك

Artinya: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'.” (QS. Al- Baqarah [2]: 43).

2) QS. Al-An’am [6]: 141

َو ٍتاَشوُرْعَم ٍتاَّنَج َأَشْنَأ يِذَّلا َوُه َو ۞ ٍتاَشوُرْعَم َرْيَغ

َّزلا َو ُهُلُكُأ اًفِلَتْخُم َع ْرَّزلا َو َلْخَّنلا َو َنوُتْي

ًهِباَشَتُم َناَّمُّرلا َو ا

اَذِإ ِه ِرَمَث ْنِم اوُلُك ۚ ٍهِباَشَتُم َرْيَغ َو َم ْوَي ُهَّقَح اوُتآ َو َرَمْث َأ

ُّب ِحُي َلَ ُهَّنِإ ۚ اوُف ِرْسُت َلَ َو ۖ ِهِداَصَح َنيِف ِرْسُمْلا

Artinya: “Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin);

dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”

(QS. Al-An’am [6]: 141).

3) QS. Al-Baqarah [2]: 83

َنوُدُبْعَت َلَ َليِئا َرْسِإ يِنَب َقاَثي ِم اَنْذ َخَأ ْذِإ َو َّلَِإ

ٰىَب ْرُقْلا يِذ َو اًناَس ْحِإ ِنْيَدِلا َوْلاِب َو َ َّاللَّ

34 Lili Bariadi, Muhamad Zen, Muhammad Hurdi. Zakat dan Wirausaha. Hal. 7.

(41)

27

اًنْسُح ِساَّنلِل اوُلوُق َو ِني ِكاَسَمْلا َو ٰىَماَتَيْلا َو َّلَِإ ْمُتْيَّل َوَت َّمُث َةاَك َّزلا اوُتآ َو َة َلََّصلا اوُميِقَأ َو نوُض ِرْعُم ْمُتْنَأ َو ْمُكْن ِم ًلَيِلَق

َ

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang- orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.” (QS. Al-Baqarah [2]: 83)

b. Al-Hadits

Perintah serta aturan zakat tidak hanya sebatas di atur dalam Al-Qur’an, melainkan dalam hadits-hadits Rasulullah SAW., juga menjelaskan tentang zakat.

Diantara hadits-hadits tersebut adalah:

1) HR. Abu Daud35

Yang artinya: “Zakat Fitri merupakan pembersih bagi yang berpuasa dari hal-hal yang tidak bermanfaat dan kata-kata keji (yang dikerjakan waktu puasa), dan bantuan makanan untuk para fakir miskin”. (HR. Abu Daud)

35 Abdullah Istiqomah, “Syarat-syarat, Hadist dan Dalil Tentang Zakat”, http://fimadani.com/dalil-tentang-zakat/2017/02/07 (diakses pada 03 Februari 2020, pukul 01:59 WIB)

(42)

28

2) HR. Bukhari dan Muslim

Yang artinya: “Barang siapa yang membayar zakat fitrah sebelum shalat ied, maka termasuk zakat fitrah yang diterima, dan barang siapa yang membayarnya sesudah shalat ied maka termasuk sedekah biasa (bukan lagi dianggap zakat fitrah)“. (HR. Bukhari dan Muslim)

c. Undang-Undang Pemerintah

Di Indonesia sendiri, pemerintah juga membuat serta menetapkan regulasi tentang zakat itu sendiri dengan berdasarkan nash-nya (dalil-dalil). Dasar hukum zakat terdapat dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, pada BAB I Pasal 1 Ayat 2:

“Zakat adalah harta yang wajib di keluarkan oleh seorang Muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam”.36 Berdasarkan UU tersebut maka dasar hukum zakat di Indonesia adalah wajib.

3. Tujuan Zakat

Zakat bukan hanya sekedar menghimpun dana harta lalu membagikan kepada para mustahik. Tujuan zakat sendiri melebihi dari itu semua salah satunya adalah mensucikan harta, dalam Allah SWT., berfirman:

36 http://pid.baznas.go.id/wp-content/peraturan/001 Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat FC pdf, diakses pada 3 Februari 2020, pukul 16:07 WIB.

(43)

29

ِ ه طُ ت ً ة ق د ص ْ مِهِ لا وْ م أ ْ نِ م ْ ذُخ ْ مُ هُ ر

ْ مِهْي ل ع ِ ل ص و ا هِ ب ْ مِهيِ ك زُ ت و

َّ نِإ

ِ م س َُّ للَّا و ۗ ْ مُ ه ل ٌ ن ك س ك ت لَ ص ٌعي

ٌ ميِ ل ع

Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan doakanlah mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allâh Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (QS. At-Taubah [9]: 103)

Yusuf Qardawi telah menyebutkan dua macam tujuan penting dari ajaran zakat, yaitu tujuan zakat untuk kehidupan indovidu dan tujuan zakat untuk kehidupan sosial.37

“Dijelaskan pula oleh Muhammad Daud Ali yang di kutip oleh Lili Bariadi menegaskan bahwa tujuan zakat yaitu sebagai berikut:38

a. Mengankat derajat fakir miskin dan membantu keluar dari kesulitan hidup.

b. Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para gharimin, ibnu sabil, dan mustahik yang lain.

c. Membina tali persaudaraan seksama umat Islam, dan umat manusia.

d. Menghilangkan sifat kikir dan rakus pemilik harta.

e. Membersihkan sifat iri dan dengki (kecemburuan sosial) dihati orang miskin.

f. Menjebatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin.

g. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial, terutama pada mereka yang mempunyai harta.

h. Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan menyerahkan hak orang lain yang ada padanya.

37 Sudirman, Zakat Dalam Pusaran Arus Modernitas, (Malang: UIN-Malang Press, 2007), hal. 52

38 Lili Bariadi, Muhamad Zen, dan Muhammad Hudri, Zakat dan Wirausaha, Hal.

18-19

(44)

30

i. Sebagai pilar kebersamaan antara orang kaya dan oerang membutuhkan, zakat merupakan jaminan sosial yang diisyaratkan oleh ajaran Islam.

j. Sebagai salah satu instrument pengentasan kemiskinan.

k. Sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana maupun prasana umat Islam.

l. Untuk memasyarakatkan etika bisnis, zakat bukan hanya membersihkan harta tetapi mengeluarkan sebagian hak orang lain dari harta yang diusahakan dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan Allah SWT.

m. Sebagai instrument pemerataan dan keadilan sosial, yakni membagi secara adil dan merata kekayaan Allah yang dititipkan pada orang-orang yang dikehendakinya.

n. Pendorong peningkatan produktivitas dan pemberdayaan ekonomi umat.”

4. Hikmah Zakat

Hikmah zakat dapat dipaparkan secara terperinci menurut Sudirman M.A. sebagai berikut:39

1. “Zakat dapat memelihara harta orang-orang kaya dari perbuatan orang-orang jahat yang diakibatkan oleh kesenjangan sosial.

2. Zakat dapat membantu para fakir-miskin dan orang- orang yang membutuhkan sehingga kecemburuan sosial dapat dihilangkan serta akan terwujud ketentraman dan kedamaian dalam masyarakat.

3. Zakat dapat membersihkan diri dari sifat kikir dan tamak, zakat akan menyadarkan orang-orang kaya bahwa di dalam kekayaan ada hak orang lian yang harus dikeluarkan.

4. Zakat dapat membersihkan harta yang diperoleh, bisa saja saat mendapatkannya terjadi kekhilafan dan kekeliruan yang tidak sengaja.

5. Zakat bisa menjadi salah satu sarana untuk menunjukkan rasa syukur atas nikmat Allah SWT.”

39 Sudirman, Zakat Dalam Pusaran Arus Modernitas, (Malang: UIN-Malang Press, 2007), hal. 53-54

(45)

31

Hikmah di atas dapat kita simpulkan bahwasanya Allah melalui Rasul-Nya selalu memberikan pelajaran yang berharga dengan maksud dan tujuan ibadah yang jelas, seperti zakat, sholat, haji, dan ibadah lainnya.

(46)

32 BAB III

Gambaran Umum Rumah Gemilang Indonesia A. Sejarah Rumah Gemilang Indonesia

Berawal dari sebuah YPI Al Azhar, pembangunan masjid dimulai 19 November 1993, masjid dibangun diatas areal tanah seluas 43.775 m2 dengan luas bangunan 7.656,2 m2. Masjid dirancang selain untuk tempat shalat juga sebagai pusat pendidikan, dakwah, sosial, dan pusat Kebudayan Islam. pada tanggal 7 April 1952 terbentuk Yayasan Pesantren Islam dengan Akta Notaris Raden Kadiman No. 25, dan tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari lahirnya Yayasan 14 pendiri tersebut menjadi pengurus periode pertama yang berlaku sampai 31 Desember 1953, dengan pelindungannya Bapak Syamsurijal Walikota Jakarta Raya. Maksud dan tujuan yayasan yang sesuai dengan akta kelahiran adalah untuk mendidik pemuda- pemuda Indonesia untuk menjadi kader pembangunan akhlak guna menjadi mubaligh Islam di belakang hari.40

Al-Azhar Peduli Umat adalah lembaga Amil Zakat yang dibentuk oleh Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar untuk mengelola dana zakat, infak, sedekah, dan dana sosial lain yang dibentuk oleh syariat agama dan sumber daya yang ada di masyarakat dan bukan berorientasi pada profit bagi pengurus organisasi. Lembaga ini resmi dibentuk oleh Badan Pengurus Yayasan Pesentren Islam Al- Azhar pada tanggal 1 Desember 2004 melalui SK Nomor 079/XII/KEP/BPYPIA/1425.2004 yang di tanda tangani oleh Ketua Badan Pengurus YPI Al-Azhar H. Rusydi Hamka dan sektaris H.

Nasrul Hamzah. Seiring berjalannya waktu Al-Azhar mendapat

40 Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al Azhar, Proposal Pembetukan LAZ YPI AZHAR, (Jakarta: YPI Al Azhar, (Jakarta: YPI Al Azhar, 2004), h. 3.

(47)

33

pengukuhan sebagai Lembaga Zakat Skala Nasional oleh Kementrian Agama Republika Indonesia melalui SK Mentri Agama RI Nomor 240 tahun 2016 tanggal 23 Mei 2016.41 Seiring perjalannya waktu berlalu LAZ Al Azhar semakin dikenal dan memiliki jejaring yang luas di seluruh Indonesia, dengan berbagai macam program pemberdayaan.

Salah satunya program pendidikan Rumah Gemilang Indonesia.

Rumah Gemilang Indonesia (RGI), berdiri di lahan wakaf seorang donatur seluas 1.600 meter persegi di Kampung Kebon Kopi, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok. RGI, sebuah unit program pemberdayaan dan pusat pelatihan (empowering and training center) di bawah direktorat Program Al-Azhar Peduli Ummat. Secara resmi, RGI mulai beroperasi sejak 1 Juni 2009 dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat di wilayah Kec. Sawangan Kota Depok.42 Sebagai bagian dari program pemberdayaan Al-Azhar Peduli Ummat, RGI mengadopsi platform pesantren, tapi fokus pada penyelenggaraan pendidikan non formal dalam kemasan short course (kursus singkat). Perpaduan ini bertujuan agar para peserta pelatihan RGI tidak hanya menyerap pengetahuan dan keterampilan unggul yang menjadi pondasi masa depan mereka, tapi juga memiliki pengetahuan dan dasar akidah iman yang baik.

Bukan perkara mudah mewujudkan gambar rencana menjadi bangunan fungsional. Estimasi biaya pembangunan mencapai angka Rp 3 miliar. Belum termasuk biaya untuk fasilitas dan operasional.

Al-Azhar Peduli Ummat pun mengundang donatur yang peduli terhadap pendidikan bagi yatim dan dhuafa untuk berpartisipasi dalam

41 http://alazharpeduli.com/profil Profil Laznas Al-Azhar (Diakses pada 6 Mei 2020, pukul 00:25 WIB)

42 Harry Rahmat, Profil Al-Azhar Peduli Umat, (Jakarta: Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al-Azhar, 2014), hal. 36

(48)

34

pembangunan RGI. Caranya, delapan ruang kelas di lantai dua dan empat kelas di lantai satu, dilelang dalam akad wakaf tunai masing- masing harga Rp 100 juta. Selain mendapatkan sertifikat, pemenang lelang berhak memberikan nama ruang, sesuai yang dikehendaki. Hall dan perpustakaan di lantai 1, juga dilelang dengan nilai masing-masing Rp 200 juta.43

B. Visi dan Misi44 a. Visi

Menjadi pusat pendidikan dan pelatihan keterampilan serta pengembangan masyarakat yang mampu menciptakan generasi kreatif, produktif, mandiri dan berakhlaq mulia.

b. Misi

1. Menjadikan RGI pusat pengetahuan dan keterampilan bagi generasi produktif

2. Membentuk sumber daya insani yang kreatif, produktif, mandiri dan berakhlaq mulia

3. Melahirkan para enterpreuneur yang mandiri dan menjadi agent of change masyarakat

4. Menjadikan RGI business centre bagi produk asli masyarakat C. Struktur Organisasi

Adapun susunan struktur organisasi Rumah Gemilang Indonesia, dilihat dalam bagan dibawah ini:

43 http://rumahgemilang.com/profil/sejarah-singkat/#respond (diakses pada tanggal 12 Februari 2020, pukul 14.05 WIB)

44 http://rumahgemilang.com/profil/visi-dan-misi/#comment-468 (Diakses pada 22 Februari 2020, Pukul 10:09 WIB)

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

mengembangkan usahanya di kampung halaman; Kelima, untuk menyekolahkan anak-anak di kampung halamannya.. Berdasarkan dari hasil survai dan pengamatan langsung di lapangan

Perhatikan dilingkungan sekitar anda, apakah disekitar tempat tinggal anda banyak berserakan sampah atau limbah ? jika ada, sebutkan sampah atau limbah apa saja

Beberapa temuan awal diantaranya di perusahaan Australia yang go global sejak awal, Rennie (1993) menciptakan istilah born global (BG) dengan konsep perusahaa yang baru

Dari total pengamatan dapat dilihat bahwa hasil panen tertinggi diperoleh oleh perlakuan penggunaan rain shelter bentuk melengkung yang dipasang pada musim penghujan (D) + Atecu

− Pengadaan barang investasi, mulai dari lelang, pengumuman pemenang, daftar rekanan sampai dengan berita acara serah terima barang. 2 Pengadaan barang melalui

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka industri kreatif BO Production dinilai sangat menarik untuk diteliti, sehingga peneliti tertarik untuk menuangkan

Faktor risiko kejadian DBD yang digali adalah karakteristik responden, lingkungan dalam dan luar rumah, mobilitas responden, riwayat kontak dengan penderita dan

Kata Kunci: Hasil Belajar, dan Model Pembelajaran Problem Based Learning ( PBL ). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model Problem Based Learning dapat