• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

5.2 Saran

Memiliki isi berupa tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhasap bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun secara praktis. Saran praktis biasanya lebih operasional sedangkan pada aspek teoritis lebih mengarah pada pengembangan konsep atau teori.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar referensi yang digunakan dalam penyusunan skripsi. Lampiran

BAB II

DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1.Deskripsi Teori

Semua penelitian bersifat ilmiah. Oleh karena itu semua peneliti harus berbekal teori. Siti Rahayu Haditono (1999) dalam sugiyono (2009: 41), menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti penting, bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan dan meramalkan gejala yang ada. Oleh sebab itu, pada bab ini meneliti akan memamaparkan teori yang akan di pakai dalam penyelesaian masalah yang ada.

Dalam penelitan Strategi Pengelolaan Sampah di Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) di Kabupaten Tangerang ini, kajian yang relevan untuk digunakan adalah pendekatan mengenai manajemen strategis. Dimana dalam mengelola sampah yang ada di Kabupaten Tangerang sangat dibutuhkan strategi yang baik yang mampu di Implementasikan oleh pihak yang bertanggungjawab untuk mengemban tugas-tugas tersebut dalam hal ini yaitu Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman (DKPP) Kabupaten Tangerang di Bidang Kebersihan Kabupaten Tangerang.

2.1.1 Konsep Organisai dan Manajemen Publik

Perkataan organisasi berasal dari istilah Yunani organon dan istilah Latin organum yang berarti alat, bagian, anggota atau badan. Dalam literatur

dewasa ini, arti organisasi beraneka ragam, tergantung dari sudut mana ahli yang bersangkutan melihatnya.

Mooney dalam Manullang (2005:59) mengatakan, organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mrncapai suatu tujuan bersama. Sedang Chester I. Barnard memberi pengertian bahwa organisai sebagai suatu sistem dari aktivitas kerja sama yang dilakukan dua orang atau lebih.

Organisai yang terbesar dimana pun sudah barang tentu organisasi publik yang mewadahi seluruh lapisan masyarakat dengan ruang lingkup negara. Oleh karena itu, organisasi publik mempunyai kewenangan yang absah (terligitimasi) di bidang politik, administrasi, pemerintahan dan hukum secara terlembaga sehingga mempunyai kewajiban melindungi warganya serta melayani kebutuhan. Sebaliknya, berhak pula memungut pajak untuk pendanaan dan menjatuhkan sebagai sanksi penegakan peraturan.

Seiring berjalannya waktu, organisasi mengalami perubahan paradigma. Perubahan paradigma dalam organisasi ini dapat dilihat dari kacamata yang lain, yaitu yang diwarnai oleh paradigma organisasi dan oleh post birokrasi. Jadi, organisasi publik sering kita lihat pada bentuk organisasi instansi pemerintah yang juga dikenal sebagai birokrasi pemerintah. Istilah birokrasi ini di berikan kepada instansi pemerintah karena pada awalnya tipe organisasi yang ideal (yang disebut birokrasi dan orang-orang yang disebut birokrat ini) merupakan bentuk yang sebagian besar diterima dan diterapkan oleh instansi pemerintah.

Dari pembahasan diatas mengenai konsep organisasi dan manajemen publik peneliti dapat menyimpulkan bahwa organisasi merupakan suatu wadah atau tempat untuk saling bekerja secara team untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun manajemen publik merupakan organisasi pemerintah yang mengatur sumber daya yang ada agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tidak didasarkan pada profit, dalam hal ini pemerintah sebagai penyedia kebutuhan publik.

2.1.2 Pengertian Manajemen

Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi, manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Karena manajemen diartikan mengatur maka timbul beberapa pertanyaan bagi kita.

1. Apa yang diatur?

Yang diatur adalah semua unsur-unsur manajemen yang terdiri dari men, money, methods, materials, machines, and markets, disingkat dengan 6M dan semua aktivitas yang ditimbulkan dalam proses manajemen itu. 2. Kenapa harus diatur?

Agar 6M berdaya guna, berhasil guna, terintegrasi, dan terkoordinasi dalam mencapai tujuan yang optimal.

3. Siapa yang mengatur

Yang mengatur adalah pemimpin dengan wewenang kepemimpinannya melalui intruksi atau persuasi, sehingga 6M dan semua proses manajemen tertuju serta terarah kepada tujuan yang diinginkannya. 4. Bagaimana mengaturnya

Mengaturnya yaitu melaui proses dari urutan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan penegendalian = planning, organizing, directing, and controlling).

5. Dimana harus diatur

Dalam suatu organisasi atau perusahaan, karena organisasi merupakan

“alat” dan ”wadah” (tempata) untuk mengatur 6M dan semua aktivitas proses manajemen dalam mencapai tujuannya. (Sumber: Hasibuan, 2009;1).

Perlu dihayati bahwa manajemen dan organisasi bukan tujuan, tetapi hanya alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan, karena tujuan yang diinginkan dicapai itu adalah pelayanan dan atau laba (profit).Walaupun

manajemen dan organisasi hanya merupakan “alat dan wadah” saja, tetapi

harus diatur dengan sebaik-baiknya. Karena jika manajemen dan organisasi ini baik maka tujuan optimal dapat diwujudkan, pemborosan terhindar, dan semua potensi yang dimiliki akan lebih bermanfaat.

Menurut Hasibuan (2009:2) mendefinisikan manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. G.R. Terry berpendapat :

“Management is a distnct procces of planning, organizing, actuating

objectives by the use of human being and others resources”

(manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber–sumber lainnya). (Hasibuan: 2009: 3)

Istilah manajemen diartikan oleh secara oleh para ahli, tergantung latar belakang pendidikan, pengalaman , atau persfektif yang dianut. Manajemen merupaka bagian yang sangat penting dalam sistem Administrasi Publik. Manajemen merupakan penggerak administrasi publil dan hendaklah diartikan sebagai integrasi dai perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan/evaluasi. Manajemen adalah suatu sistem, kurang berperan dengan baik, akan terjadi keliru kelola.

2.1.3 Asas-Asas Manjemen

Asas (prinsip) merupakan suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum yang dijadikan pedoman pemikiran dan tindakan. Asas-asas muncul dari hasil penelitian dan pengalaman. Asas ini sifatnya permanen, umum dan setiap ilmu pengetahuan memiliki asas yang mencerminkan

“intisari” kebenaran-kebenaran dasar ilmu bidang tersebut.Asas adalah dasar tetapi bukanlah sesuatu yang absolut atau mutlak. Artinya, penerapan asas harus mempertimbangkan keadaan-keadaan khusus dan keadaan yang berubah-ubah.

Asas bukanlah hukum atau dogma, tetapi hanya sebagai hipotesa yang harus diterapkan secara fleksibel, praktis, relevan, dan konsisten. Dengan

menggunakan asas-asas manajemen, seorang manajer dapat mengurangi atau menghindari kesalahan-kesalahan dasar dalam menjalankan pekerjaannya, dan kepercayaan pada diri sendiri pun akan semakin besar. Manajer secara berasalan dapat meramalkan hasil-hasil usaha kegiatan-kegiatannya.

Menurut Henry Fayol dan Hasibuan (2009: 9) asas-asas umum manajemen adalah sebagai berikut:

1. Division of work (asas pembagian kerja)

Asas ini sangat penting karena adanya limit faktor, artinya adanya keterbatasan-keterbatasan manusia dalam mengerjakan semua pekerjaan, yaitu:

a. Keterbatasan waktu. b. Keterbatasan pengetahuan c. Keterbatasan kemampuan d. Keterbatasan perhatian

Keterbatasan-keterbatasan ini mengharuskan diadakannya pembagian pekerjaan. Tujuannya untuk memperoleh efisiensi organisasi dan pembagian kerja yang berdasarkan spesialisasi sangat diperlukan, baik pada bidang teknis maupun pada bidang kepemimpinan. Asas pembagian kerja ini mutlak harus diadakan pada setiap oirganisasi karena tanpa pembagian kerja berarti tidak ada organisasi dan kerjasama antara anggotanya. Dengan pembagian kerja maka daya guna dan hasil guna organisasi dapat ditingkatkan demi tercapainya tujuan.

2. Authority and Responsibility

Menurut asas ini perlu adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab antara atasan dan bawahan: wewenang harus seimbang dengan tanggung jawab. Misalnya wewenang sebesar X maka tanggungjawab pun sebesar X. Wewenang (Authority) menimbulkan “hak”, serta tanggungjawab

menimbulkan “kewajiban”. Hak dan kewajiban adanya interaksi dan komunikasi antara atasan dan bawahan.

3. Disciplane

Menurut asas ini, hendaknya semua perjanjian,peraturan yang telah di tetepkan, dan perintah atasan harus dihormati, dipatuhi serta dilaksanakan sepenuhnya.

4. Unity of command

Menurut asas ini, hendaknya setiap bawahan hanya menerima perintah dari seorang atasan dan bertanggung jawab kepada atasan pula. Tetapi seorang atasan dapat memberi perintah kepada beberapa orang bawahan. Asas kesatuan perintah ini perlu, karena jika seseorang bawahan di perintah oleh beberapa orang atasan maka ia akan bingung.

5. Unity of direction

Setiap orang (sekelompok) bawahan hanya mempunyai satu rencana, satu tujuan,satu perintah dan satu atasan, supaya terwujud kesatuan arah, kesatuan gerak dan kesatuan tindakan menuju sasaran yang sama. Unity of

command berhubungan dengan karyawan, sedangkan unity direction

6. Subordination of individual Interst into general Interst

Setiap orang dalam organisasi harus mengutamakan kepentingan bersama (organisasi), di atas kepentingan pribadi. Misal nya pekerjaan kantor sehari-hari harus diutamakan daripada pekrjaan sendiri.

7. Remuneration of Personnel

Menurut asas ini, hendaknya gaji dan jaminan-jaminan sosial harus adil,wajar dan seimbang dengan kebutuhan, sehingga memberikan kepuasan yang maksimal bagi karyawan maupun majikan.

8. Centralization

Setiap organisasi harus memiliki pusat wewenang, artinya wewenang itu dipusatkan atau di bagi-bagi tanpa mengabaikan situasi-situasi khas, yang akan memberikan hasil keseluruhan yang memuaskan, Centralization ini sifatnya dalam arti relative, bukan absolute (mutlak).

9. Scalar of Chain (Hierarchy)

Saluran perintah atau wewenang yang mengalir dari atas ke bawah harus merupakan mata rantai vertical yang jelas, tidak terputus dan dengan jarak terpendek. Maksud nya perintah harus berjenjang dari jabatan tertinggi ke jabatan terendah dengan cara yang berurutan.

10. Order

Asas ini dibagi atas material order dan social order, artinya keteraturan dan ketertiban barang-barang atau alat-alat organisasi perusahaan harus di tempatkan pada tempat yang sebenarnya,jangan di simpan di rumah.

Social order artinya penempatan karyawan harus sesuai dengan keahlian atau bidang spesialisnya.

11. Equity

Pemimpin harus berlaku adil terhadap semua karyawan dalam memberikan gaji dan jaminan sosial, pekerjaan dan hukuman. Perlakuan yang adil akan mendorong bawahan mematuhi perintah-perintah atasan dan gairah kerja. Jika tidak adil bawahan akan malas dan cenderung menyepelekan tugas-tugas dan perintah-perintah atasan.

12. Initiative

Menurut asas ini, seorang pemimpin harus memberi dorongan kesempatan kepada bawahannya untuk berinisiatif, dengan memberikan kebebasan agar bawahan secara aktif memikirkan dan menyelesaikan sendiri tugas-tugasnya.

13. Esprit of Crops (Asas kesatuan)

Menurut asas ini, kesatuan kelompok harus di kembangkan terwujudnya kekompakan kerja (team work) dan timbul keinginan untuk mencapai hasil yang baik. Pemimpin perusahaan harus membina bawahannya sedemikian rupa, supaya karyawan merasa memiliki perusahaan itu.

14. Stability of Turn-over Personnel (Kestabilan Jabatan Perusahaan).

Menurut asas ini, pemimpin perusahaan harus berusaha mutasi dan keluar masuknya karyawan tidak terlalu sering, karena akan mengakibatkan ketidakstabilan organisasi, biaya-biaya makin besar, dan perusahaan tidak mendapat karyawan yang berpengalaman. Pemimpin perusahaan harus

berusaha agar setiap karyawan beteh bekerja sampai pensiunnya. Jika karyawan sering berhenti perlu manager menyelidiki penyebabnya. Apakah gaji terlalu kecil, perlakuan yang kurang baik dan sebagainya?

Para perintis manajemen lainnya adalah: Alexei Stakhanov (1935) dari rusia, Robert Owen (1771-1858) dari skotlandia yang di juluki sebagai Bapak manajemen personalia, Charles babbage (1792-1871) dari inggris dan lain-lain.

Sejak time motion study dari F.W.Taylor dan teori-teori yang di kemukakan oleh Hanry Fayol maka secara resmi manajemen di akui sebagai suatu ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, yang dapat di sejajarkan dengan ilmu-ilmu pengetahuan lainnya dan di kelompokkan kedalam ilmu pengetahuan sosial. Hal ini disebabkan karena manajemen telah memenuhi syarat-syarat ilmu pengetahuan (science).

Kesimpulannya bahwa asas (Prinsip) adalah kebenaran umum yang memberikan dasar pemikiran,dan pedoman pemecahan, problem, pelaksanaannya fleksibel serta disesuaikan dengan situasi, kebutuhan, dan keadaan-keadaan khusus. Jadi tidak semua asas data tersebut berlaku.

2.1.4. Tujuan Manajemen

Pada dasarnya setiap aktivitas atau kegiatan selalu mempunyai tujuan yang ingin dicapai.Tujuan individu adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya berupa materi dan non materi dari hasil kerjanya.

Tujuan organisasi adalah mendapatkan laba (business organization) atau pelayanan/pengabdian (pubic organization) melalui proses manajemen itu.

Apakah pengertian tujuan (objectives) sama dengan sasaran (gools) pengertian antara tujuan (objectives) dengan sasaran (goals) mempunyai perbedaan yang gradual saja. Tujuan makna nya hasil yang umum (generalis), sedangkan sasaran berarti hasil khusus (spesialis). Tujuan adalah suatu hasil (generalis) yang ingin dicapai melalui satu proses manajemen (penulis). Tujuan adalah hasil yang diinginkan yang melukiskan skop yang jelas, serta memnerikan arah kepada usaha-usaha seorang manajer (G.R. Terry dalam Hasibuan 2009:17), jadi mencakup empat pokok, yaitu : 1.Pokok, 2.Skop, 3.Kepastian, 4.Arah.

Sasaran (goals) adalah sesuatu hasil (khusus) yang ingin dicapai melalui proses manajemen. Misalnya, pertandingan bola kaki, jika hanya ingin menang (sasaran = goals) ini akan dapat di capai seperti main kasar, tidak sportif, dan menghalalkan segala cara. Tetapi jika tujuan (objectives) menang yang ingin di capai, kenangan ini di peroleh dengan bermain sportif dan cantik sehingga memuaskan para penonton. Jadi tujuan tercapai, dan para penonton (konsumen) merasa puas.

Tujuan yang ingin di capai selalu di tetapkan dalam satu rencana (plan), karena itu hendaknya tujuan ditetapkan realistis, dan cukup

menantang” untuk di perjuangkan berdasarkan pada potensi yang di miliki.

Jika tujuan jelas, realistis, dancukup menantang maka usaha-usaha untuk mencapainya cukup besar. Sebaliknya, jika ditetapkan terlalu mudah atau

terlalu muluk maka motivasi untuk mencapainya rendah. Jadi,semangat kerja karyawan akan termotivasi, kalau tujuan ditetapkan jelas, realistis, dan cukup menantang untuk dicapainya.

Dalam menetapkan tujuan ini harus didasarkan pada analisis “data, informasi, dan potensi” yang di miliki serta memilihnya dari alternatif -alternatif yang ada. Tujuan organisasi dapat di ketahui dalam anggaran dasar (AD) dan anggaran rumah tangga (ART) nya. Menurut Hasibuan (2009:17) tujuan-tujuan ini dapat kita kaji dari beberapa sudut dan di bedakan sebagai berikut :

1. Menurut tipe-tipenya, tujuan dibagi atas :

a. Profit objectives, bertujuan utuk mendapatkan laba kepada pemilik nya. b. Service objectives, bertujuan untuk memberikan pelayanan yang baik

bagi konsumen dengan mempertinggi nilai barang dan jasa yang di tawarkan pada konsumen.

c. Social objectives, bertujuan meningkatkan nilai guna yang diciptakan. d. Personal objectives, bertujuan agar para karyawan secara individual

economic, sosial psychological mendapatkan kepuasan-kepuasan di bidang pekerjaannya dalam perusahaan.

2. Menurut Prioritas nya, tujuan di bagi atas : a. Tujuan primer

b. Tujuan sekunder c. Tujuan individual d. Tujuan social

3. Menurut jangka waktu, tujuan di bagi atas : a. Tujuan jangka panjang

b. Tujuan jangka menengah dan c. Tujuan jangka pendek

4. Menurut sifatnya, tujuan di bagi atas

a. Management objectives, tujuan dari segi efektif yang harus ditimbulkan oleh manager.

b. Managerial objectives, tujuan yang harus dicapai daya upaya atau krestivitas-kreativitas yang bersifat manajerial.

c. Administrative objectives, tujuan-tujuan yang pencapaiannya

memerlukan administrasi.

d. Economic objectives, tujuan-tujuan yang bermaksud memenuhi

kebutuhan-kebutuhan dan memerlukan efesiensi untuk pencapaian. e. Social objectives, tujuan suatu tanggung jawab, terutama tanggung

jawab moral.

f. Technical objectives, tujuan beberapa details teknis, detail kerja, dan detail karya.

g. Work objectives, yaitu tujuan-tujuan yang merupakan kondisi kerampungan suatu pekerjaan.

5. Menurut tingkatnya, tujuan di bagi atas :

a. Overall enterprise objectives, adalah tujuan semesta (generalis) yang harus di capai oleh badan usaha keseluruhan.

c. Departemental objectives, adalah tujua-tujuan yang harus di capai oleh setiap masing-masing bagian.

d. Sectional objectives, adalah tujuan-tujuan yang harus di capai oleh setiap seksi.

e. Group objectives, adalah tujuan-tujuan yang harus di capai oleh setiap kelompok urusan.

6. Menurut bidangnya, tujuan di bagi atas :

a. Top level objectives, adalah tujuan-tujuan umum, menyeluruh, dan menyangkut berbagai bidang sekaligus.

b. Finance objectives, adalah tujuan-tujuan tentang modal. c. Production objectives, adalah tujuan-tujuan tentang produksi

d. Marketing objectives, adalah tujuan-tujuan mengenai bidang pemasaran barang dan jasa-jasa.

e. Office objectives, adalah tujuan-tujuan mengenai bidang ketatausahaan dan administrasinya.

7. Menurut motifnya, tujuan di bagi atas :

a. Public objectives, adalah tujuan-tujuan yang harus dicapai berdasarkan ketentuan-ketentuan undang-undang Negara.

b. Organizational objectives, adalah tujuan-tujuan yang harus dicapai berdasarkan ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan status organisasi yang bersifat zakelijk dan impersonal (tidak boleh berdasarkan pertimbangan perasaan atau selera pribadi) dalam upaya pencapaiannya.

c. Personal objectives, adalah tujuan pribadi/individual (walaupun mungkin berhubungan dengan organisasi) yang dalam usaha pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh selera ataupun pandangan pribadi. (Sumber: Hasibuan, 2009:17).

Kesimpulan bahwa tujuan merupakan hal terjadinya proses manajemen dan aktivitas kerja, tujuan beraneka ragam macam, tetapi harus ditetapkan secara jelas, realistis, dan cukup menentang berdasarkan analisis data, informasi, dan pemilihan dari alternatif-alternatif yang ada. Kecakapan manajer dalam menetapkan tujuan dan kemampuannya memanfaatkan peluang, mencerminkan tingkat hasil yang dapat dicapainya.

2.1.5 Pengertian Strategi

Strategi tidak saja digunakan di dalam manajemen perusahaan hal ini adalah manajemen swasta. Definisi strategi lainnya secara umum diungkapkan oleh Mangkuprawira (2004: 14), ia mengemukan strategi di definisikan sebagai cara mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu.

Hal ini mengindikasikan adanya penggunaan strategi di dalam sebuah organisasi, tidak saja organisasi swasta yang dalam penggunaan strateginya untuk dapat memperoleh profit. Definisi Mangkuprawira memberikan gambaran kepada kita, bahwa strategi merupakan upaya mengerjakan sesuatu oleh organisasi dalam rangka mencapai tujuannya.

Penggunaan strategi di dalam organisasi publik pun sangat dibutuhkan, tetapi di dalam organisasi publik strategi dilakukan dalam upaya pencapaian

tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.Artinya dalam perkembangan saat ini, strategi tidak saja diadopsi oleh organisasi swasta saja tetapi dalam organisasi publik pun strategi tetap digunakan.

Menurut Marus dalam Umar (2001: 31) menyatakan bahwa srategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.

Pengertian tokoh di atas tersebut memberikan penjelasan strategi merupakan sebuah rencana permanen untuk sebuah kegiatan di dalamnya termasuk formulasi tujuan dan kumpulan rencana kegiatan. Definisi strategi menurut Hamel dan Prahalad dalam Umar (2001: 31) memberikan pengertian:

“strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa deoan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa

yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi.”

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa strstegi merupakan perencanaan manajemen yang di dalamnya merupakan serangkaian cara-cara yang dapat dipilih untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan organisasi. Strategi tidak saja menunjukan cara tetapi strategi pun dapat memberikan tehnik operasionalnya.

2.1.6 Pengertian Manajemen Strategi

Hunger dan Wheelen (2003: 4) menyatakan bahwa manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai serangkaian keputusan da tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Manajemen strategis meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi (perencanaan strategis atau perencanaan jangka panjang), implementasi strategi, dan evaluasi serta pengendalian. Manajemen strategis menekankan pada pengamatan dan evaluasi peluang dan ancaman lingkungan dengan melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan. Selain itu definisi manajemen strategi yang sama pun diungkapkan menurut Dees dan Miller dalam Saladin (2003: 4), yaitu:

“Strategi management is a process that combines tree major

interelated activities :strategic analisis, strategiy formulation and strategi implentation (Manajemen strategi adalah suatu proses kombinasi antara tiga aktivitas, yaitu analisis strategi, perumusan

strategi dan implementasi strategi)”

Menurut Bryson dalam Tangkilisan (2005: 254), lingkungan institusi atau organisasi publik pada dekade terakhir ini dihadapkan pada berbagai perubahan, gejolak dan kemajuan yang sering kali sulit diprediksi, baik karena pergolakan maupun ketidakpastian yang dialami. Kondisi ini membutuhkan antisipasi dini, yang sebelumnya belum pernah terjadi, sehingga institusi atau organisaisi publik harus melakukan tiga hal sebagai berikut:

1. Institusi atau organisasi publik harus berpikir strategis, yang tidak pernah dilakukan sebelumnya.

2. Institusi atau organisasi harus menerjemahkan inputnya untuk strategi yang efektif guna menanggulangi lingkungannya yang telah berubah.

3. Institusi atau organisasi harus mengembangkan alasan yang diperlukan untuk meletakkan landasan bagi pemakaian dan pelaksanaan strateginya.

Dari beberapa paparan mengenai definisi manajemen strategi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen strategi merupakan suatu proses tindakan yang dilakukan oleh manajerial dalam merumusakan strategi, mengimplementasikan strategi dan melakukan evaluasi strategi dengan memperhatikan faktor lungkungan baik internal maupun eksternal dalam jangka panjang.

2.1.7 Model Manajemen Strategi

Menurut Hunger dan Wheelen dalam bukunya Manajemen Strategis (2003: 9-18). Proses manajemen strategis meliputi empat elemen dasar: (1) pengamatan lingkungan, (2) perumusan strategi, (3) implementasi strategi, dan (4) evaluasi dan pengendalian. Adapun keempat elemen dasar tersebut digambarkan pada gambar berikut:

Gambar 2.1

Elemen-elemen Dasar dari Proses Manajemen Strategis Sumber: Hunger dan Wheelen, 2003

Pengamatan ligkungan Perumusan strategi Evaluasi & Pengendali an Implementasi strategi

1. Pengamatan Lingkungan a. Analisis Eksternal

Lingkungan eksternal terdiri dari variabel-variabel (kesempatan dan ancaman) yang berada di luar organisasi dan tidak secara khusus ada dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Lingkungan eksternal memiliki dua bagian yaitu lingkungan kerja badan lingkungan sosial.

Lingkungan kerja terdiri dari elemen-elemen atau kelompok yang secara langsung berpengaruh atau dipengaruhi oleh operasi-operasi utama organisasi. Beberapa elemen tersebut

Dokumen terkait