• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGELOLAAN SAMPAH OLEH DINAS KEBERSIHAN PERTAMANAN DAN PEMAKAMAN (DKPP) DI KABUPATEN TANGERANG - FISIP Untirta Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STRATEGI PENGELOLAAN SAMPAH OLEH DINAS KEBERSIHAN PERTAMANAN DAN PEMAKAMAN (DKPP) DI KABUPATEN TANGERANG - FISIP Untirta Repository"

Copied!
297
0
0

Teks penuh

(1)

DI KABUPATEN TANGERANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh Syaiful Bahri

6661092945

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

(2)
(3)
(4)

Dosen Pembimbing II: Juliannes Cadith, S.Sos.,M.Si.

Kata Kunci: Strategi, Pengelolaan Sampah di Kabupaten Tangerang

(5)

Juliannes Cadith, S. Sos., M.Si.

Keywords: Strategy, Waste Management in Tangerang district

(6)

i

Rahmat , Karunia dan Hidayah-Nya yang senantiasa tercurah, maka Penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “ Strategi Pengelolaan Sampah Oleh Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) di Kabupaten Tangerang ” yang merupakan syarat akhir untuk

memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial pada fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan spesialisasi Ilmu Administrasi Negara pada Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, terutama pembimbing skripsi yang memberikan pengarahan serta kerendahan hati kiranya dalam menyelesaikan skripsi ini tidak akan terwujud. Untuk itu perkenankan dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat., M.Pd, Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S,sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

(7)

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dan juga merupakan dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam proses pembuatan skripsi

7. Ibu Ipah Ema Jumiati, S.IP., M.Si., Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

8. Bapak Oman Supriadi, Drs. M.Si., Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini

9. Bapak Juliannes Cadith, S.Sos., M.Si., Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini

10. Bapak Abdul Hamid, M.Si., Dosen Pembimbing Akademik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

11. Ibu Titi Stiawati S.Sos., M.Si., Dosen Penguji yang telah banyak memberikan masukan bagi peneliti untuk perbaikan penelitian

(8)

iii

15. Drs. Sudarman. Sebagai Bidang Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah

16. Humphrey R. Lewakabessy, SE sebagai Seksi Sarana dan Prasarana Kebersihan

17. H. Agus Dwi Widodo, S.Kom, MM sebagai Bagian Perencanaan 18. Supiyani,Spd sebagai Kepala UPT TPA Jatiwaringin

19. Endang Setiawan,SP sebagai Kasubag TU UPT TPA Jatiwaringin 20. Kedua orang tuaku, Bapak dan Ibu yang selalu memberikan dorongan

dan bantuan serta motivasi yang tinggi baik moril maupun materil dan nasehat yang sangat bermanfaat atas dukungan kalian semuanya

21. Eka Tiara Wirahayu Pertiwi dan Lucky Akbar yang sudah memberikan dukungan dan semangat serta bantuan dalam mencari data

22. Teman-teman seperjuangan dalam menyelesaikan skripsi dan teman Asep Hidayat, Iwan Hermawan, Ibnu Saputra, Septian E.P, Indri Sutopo, Karyadi, Randi Apriandi Hasan, Ricky N.R.S, Syandi Negara, teman yang tidak bisa di sebutkan satu persatu terima kasih

23. Teman-teman para Komunitas Pendaki Gunung yang tidak bisa di sebutkan satu persatu, teman-teman para Akademisi Bundo

(9)

dikarenakan saran dan kritik dari para pembaca yang bersifat membangun demi usaha perbaikan skripsi ini dan nantinya akan penulis terima dengan hati yang tulus demi pengembangan penulisan dan karya ilmiah selanjutnya. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi almamater beserta para pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Amin…

Serang, Mei 2015

(10)

v

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR……… i

DAFTAR ISI……… v

DAFTAR TABEL………. ix

DAFTAR GAMBAR……… x

DAFTAR LAMPIRAN……… xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………. 1

1.2 Identifikasi Masalah………. 13

1.3 Batasan Masalah dan Rumusan Masalah……….. 13

1.4 Tujuan Penelitian…...……….… 13

1.5 Manfaat Penelitian……,,,…...………... 14

1.6 Sistematik Penulisan………...…… 15

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN 2.1 Deskripsi Teori……… .20

2.1.1 Konsep Organisasi dan Manajemen……….. 20

(11)

2.1.6 Pengertian Manajemen Strategi………...……. 36

2.1.7 Model Manajemen Strategi…………...………….……… 37

2.1.8 Analisis SWOT………...……….. 41

2.1.9 Pengertian Sampah Pada………... 43

2.1.10 Pengolahan Sampah…………...……… 43

2.1.11 Jenis-Jenis Sampah...……….. 57

2.2 Penelitian Terdahulu……….. 47

2.3 Kerangka Berfikir……….. 49

2.4 Asumsi Dasar Penelitian……… 52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian.……… 53

3.2 Fokus Penelitian...……….…….... 54

3.3 Lokasi Penelitian……….. 54

3.4 Variabel Penelitian……….. 55

3.5 Instrumen Penelitian………... 57

3.6 Informan Penelitian... 61

3.7 Teknik analisis data... 64

(12)

vii

4.1.1 Deskripsi Wilayah Kabupaten Tangerang... 72

4.1.2 Gambaran Umum DKPP Kabupaten Tangerang... 73

4.1.3 Gambaran Umum TPA Jatiwaringin... 86

4.2 Informan Penelitian... 88

4.3 Deskripsi Analisis Data... 90

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian... 92

4.5 Hasil Penelitian………... 133

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan... 135

5.2 Saran... 136

DAFTAR PUSTAKA

(13)

Tabel 1.2 Sarana dan Prasaran Tahun 2013...9

Tabel 1.3 Grand Design Kabupaten Tangerang Tahun 2014...10

Tabel 3.1 Definisi Oprasional Penelitian……….56

Tabel 3.2 Data Informan...62

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara………....63 Tabel 3.4 Jadwal Kegiatan Penelitian...71

Tabel 4.1 Susunan Kepegawaian DKPP Kabupaten Tangerang...80

Tabel 4.2 data kendaraan bidang kebersihan...96

Tabel 4.3 Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2014...122

Tabel 4.4 Indek Pembangunan Manusia Tahun 2208-2012...131

(14)

ix

Gambar 2.2 Matriks SWOT ... 42

Gambar 2.7 Alur Kerangka Berfikir ... 51

Gambar 3.2 Analisis Data menurut Miles dan Huberman... ... 64

Gambar 4.1 Struktur Organisasi DKPP Kabupaen Tangerang... ... 79

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Kantor UPT TPA Jatiwaringin...87

Gambar 4.3 Hasil Sanitary Lanfill...97

Gambar 4.4 Sitem Open Dumping...97

Gambar 4.5 Proses Pemilihan Sampah...100

Gambar 4.6 Proses Penggilingan Sampah...101

Gambar 4.7 Proses Fermentasi...101

Gambar 4.8 Tempat Pembuangan Sementara...111

Gambar 4.9 Pengecekan Kendaraan Yang Masuk ke TPA...114

(15)

2. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Pengolahan Sampah dan Lumpur Tinja

3. Dokumentasi foto kondisi TPA

4. Dokumentasi foto Wawancara

5. Member chek

6. Catatan Bimbingan Skripsi.

7. Surat Penelitian Kesbangpol.

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemajuan tekonologi yang sangat pesat menyebabkan kemajuan di segala bidang, dan sekaligus menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Dampak kemajuan kemajuan teknologi yang sangat menonjol ini menjadi dampak global, sehingga dewasa ini menjadi perhatian semua negara di dunia. Dampak lingkungan hidup yang sudah mengglobal ini tidak semata-mata akibat kemajuan teknologi yang pesat, tetapi akibat ulah manusianya. Di Indonesia sampah merupakan benda yang dipandang sebelah mata oleh masyarakat, seiring bertambahnya penduduk yang berurbanisasi dari tahun ke tahun, sehingga kebutuhan barang rumah tangga semakin besar, dan menimbulkan dampak buruk seperti sampah. Sampah seolah-olah tidak memiliki manfaat apapun dan dianggap sebagai sumber bencana alam seperti banjir, wabah dan lain sebagainya.

(17)

pandang kita terhadap dunia (worid view). Pendapat R.D.Laing, seperti yang dikutip oleh Frijof Cafra dalam The Web and Life (London, 1996), menyatakan bahwa. “kita telah menghancurkan dunia ini secara teori sebelum kita menghancurkannya dalam praktek”. Oleh sebab itu, diperlukan perubahan cara

pandang, sikap dan perilaku semua manusia terhadap lingkungan, bumi kita, dan alam.

Dengan mengenal dan memahami benar lingkungan hidup serta memahami pula etika lingkungan yang tidak superior terhadap alam dan tidak bersifat antropocentrik, maka diharapkan kita akan mampu mengelola kehidupan kita dalam lingkungan hidup yang rumit seperti sekarang ini. Bila hal ini terwujud akan tercipta keharmonisan atau keserasian hubungan dengan Tuhan Yang Maha Pencipta, dengan makhluk hidup/sesama manusia, dengan lingkungan hidup yang makin indah, menyenangkan, aman dan nyaman.

(18)

manusia dan lingkungan itu merupakan dua unsur pokok yang saling menentukan, dalam arti manusia hidup dari lingkungan dan jika rusak maka manusia yang celaka.

(19)

Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Kebijakan Pemerintah Mengatasi Permasalahan Penduduk Tentang Pengelolaan Sampah, sudah menjadi tanggung jawab pemerintah termasuk masalah pembiayaanya. Sedangkan manusia hidup di dunia menentukan lingkungannya atau ditentukan oleh lingkungannya. Alam secara fisik dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia dalam mengupayakan kehidupan yang lebih baik dan sehat menjadi tidak baik dan tidak sehat dan dapat pula sebaliknya, apabila pemanfaatannya tidak sesuai dengan kemampuan situasinya.

Langkah-langkah mengatasi masalah yang dihadapi oleh pemerintah, dan masyarakat dalam menangani sampah terkait penanganan sampah serta pelaksanaan yang belum maksimal terhadap regulasi-regulasi mengenai penanganan sampah. Dalam hal ini perlu adanya sebuah komitmen yang kuat dan terobosan yang bersifat kreatif-inovatif dari semua pihak untuk mengoptimalkan perangkat regulasi mengenai penanganan dan pembangunan sampah yang berwawasan lingkungan serta merubah paradigma yang sudah tidak mempunyai relevansi dalam konteks membangun kesadaran pemerintah terkait, dan masyarakat dalam menghadapi problematika sampah di negeri ini.

(20)

dilapangan pada observasi awal terkait Stategi Pengolahan Sampah Dinas Kebersihan, Pertamanan Dan Pemakaman Kabupaten Tangerang diantanya adalah:

Pertama, Adapun kondisi umum Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

Jatiwaringin Kabupaten Tangerang dengan Luas lahan Tempat pembuangan Akhir (TPA) Jatiwaringin sebesar 12 Ha, jarak centroid sampah ke TPA 18 Km, dengan jumlah timbulan sampah semakin tinggi serta terbatasnya lahan Tempat Pembuangan Sampah (TPA) dengan metode yang digunakan open dumping, yaitu, pembuangan sampah dilakukan begitu saja di lahan terbuka

tanpa upaya dilakukan pemadatan atau penutupan dengan tanah, jadi sampah hanya dibiarkan begitu saja menunggu secara otomatis dengan sendirinya, tanpa adanya penanganan lebih lanjut.

Dengan semakin meningkatnya sampah yang dihasilkan perharinya mencapai 4.258 m³/hari dengan Luas 12 Ha, maka kondisi TPA (Tempat Pembuangan Akhir) terlihat seperti bukit-bukit yang menghasilkan bau yang sangat busuk. Teknik pengelolahannya pun hanya menggunakan teknik open

dumping. Hal ini dapat menyebabkan warga dengan tegas warga yang

(21)

Siteplan Tempat Pembuangan Akhir Jatiwaringin Kabupaten Tangerang, kondisi penimbunan sampah yang semakin menumpuk, hal ini disebabkan adanya indikasi pengelolaan sampah yang hanya diangkut kelokasi saja, kemudian hanya ditumpuk saja (open dumping), tanpa ada pengelolaan yang baik dan benar dengan pengelolaan lebih ramah lingkungan. Akibatnya, bau busuk sampah yang menyengat dan juga kerumunan lalat, sudah masuk kerumah warga yang ada di sekitar lingkungan TPA tersebut, hal ini sangat berpengaruh bagi kesehatan warga disekitarnya. Yang lebih berbahaya, rembesan air sampah (Lindi) yang mencemari bagian dalam tanah sehingga mencemari sumur warga yang digunakan menjadi konsumsi warga sekitar. Adapun pengomposan untuk pengelolaan sampah hanya terdapat di 5 daerah terdapat dan 5 mesin bantuan dari Pemerintah Kabupaten Tangerang yang sudah berjalan yaitu terdiri dari daerah Balaraja, Cisoka, Puri Anggrek, Perumahan Panca Wiratama Sakti (PWS), dan Panongan. Pencemaran lingkungan baik pencemaran Udara, pencemaran Air, juga pencemaran Tanah yang timbul akan sangat merugikan bagi kehidupan warga untuk sekarang dan masa yang akan datang.

(22)

Alur penanganan sampah yang diharapkan pemerintah Kabupaten Tangerang dalam mengimplentasikan pengelolaannya sampah dari rumah tangga diangkut oleh motor gerobak sampah ke Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) dan diolah kembali di Tempat Pengelolaan Sampah terpadu (TPST) sisa sampah yang tidak bisa diolah di tempat Pengelolaan Sampah Tepadu (TPST) bisa diolah di TPST diangkut Truk sampah ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) setelah itu sisa sampah dari TPST diolah kembali di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Alur penanganan sampah yang diharapkanpun belum berjalan secara efektif.

Tabel 1.1

Perhitungan Asumsi Volume Sampah Tahun 2014

(23)

14 Balaraja 111.288 1,5 167

15 Jayanti 63.333 1,5 95

16 Sukamulya 59.421 1,5 89

17 Kresek 60.509 1,5 91

18 Gunung Kaler 48.036 1,5 72

19 Kronjo 55.030 1,5 83

20 Mekar Baru 35.012 1,5 53

21 Mauk 77.306 1,5 116

22 Kemiri 40.384 1,5 61

23 Sukadiri 53.548 1,5 80

23 Rajeg 133.696 1,5 201

25 Sepatan 92.446 1,5 139

26 Sepatan Timur 82.451 1,5 124

27 Pakuhaji 103.321 1,5 155

27 Teluknaga 138.467 1,5 208

29 Kosambi 131.747 1,5 198

Total Keseluruhan 2.838.620 4.258

(Sumber : DKPP Kabupaten Tangerang)

Kedua, Permasalahan Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman

(24)

kondisinya kurang memadai dan kendaraan pendukungnya dalam mengangkut sampah, adapun jumlah kendaraaan pengangkutan sampah sampai dengan tahun 2013 adalah 141 unit (Tahun pembuatan mulai Tahun 2001-2013), dengan rincian sebagai berikut:

Tabel I.2

Sarana dan Prasaran Tahun 2014

No Sarana dan Prasarana Bidang

(Sumber : DKPP kabupaten Tangerang)

(25)

TPA jatiwaringin. Karena bau busuk sampah dan kerumunan lalat yang masuk kerumah dan menemani makanan siang warga desa tesebut.

Kabupaten Tangerang mempunyai program unggulan dalam pengelolaan sampah yaitu program unggulan Gemah Ripah dengan programnya yaitu, Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan adapun kegiatannya adalah penyediaan sarana dan prasarana pengolaan persampahan, indikatornya jumlah sampah yang ditangani sebelum penambahan armada mencapai volume sampah 4.258m³/hari dengan lokus 6 kecamatan yaitu Curug, Cikupa, Balaraja, Kelapa Dua, Kosambi, Mauk. Penambahan armada (Truck,Armroll masing-masing 6 unit) terdapat perubahan yang signifikan dalam mempengaruhi jumlah volume sampah yaitu menjadi 4.630m³/hari di kecamatan tersebut. Dengan jumlah anggaran Rp. 5.000.000.000,00. Dengan target kinerja tahun 2014. Hal ini dapat di lihat pada tabel 1.3 sebagai berikut:

Tabel 1.3

Grand Design Kabupaten Tangerang Tahun 2014

PROGRAM UNGGULAN : Gemah Ripah

PROGRAM : Pengembangan kinerja pengelolaan sampah

KEGIATAN : Penyediaan Prasarana dan Sarana

PengelolaanPersampahan

(26)
(27)

Permasalahan sampah yang difokuskan pada masalah pengelolaan sampah oleh DKKP Kabupaten Tangerang. Pada pasal 3 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan bahwa pengelolaan sampah diselenggarakan berdasarkan asas tanggung jawab, asas berkelanjutan, asas, manfaat, asas keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan, asas keamanan, dan hak asasi nilai ekonomi.

Dalam Undang-undang tersebut sudah jelas memberi tugas dan wewenang kepada pemerintah dan pemerintah daerah agar menjamin terselenggaranya pelaksanaan pengeloaan sampah yang baik dan berwawasan lingkungan. Oleh karena itu seharusnya pihak DKKP selaku dinas yang bertanggung jawab, dalam mengimplementasikan pengelolaan sampah dinas yang terkait dapat melakukan aturan secara sistematis dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Tangerang.

(28)

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Pengoperasian Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten masih terkendala masalah lahan. Sehingga tahap revitalisasi TPA belum sepenuhnya rampung.

2. Sarana dan prasarana yang dimiliki Dinas kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman (DKPP) Kabupaten Tangerang masih kurang mendukung untuk pengoperasian pelaksanaan pengelolaan sampah. 3. Tidak adanya pengembangan pengelolaan sampah untuk

memanfaatkan sampah dalam upaya mengurangi beban TPA Jatiwaringin.

1.3. Batasan dan Rumusan Masalah

(29)

1.4.Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini mempunyai tujuan yang ingin dicapai yaitu :

1. Untuk mengetahui strategi pengelolaan sampah di TPA Kabupaten Tangerang.

2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh Dinas kebersihan Pertamanan dan Pemakaman dibidang kebersihan dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Tangerang.

1.5.Manfaat penelitian

1.5.1.Secara Teoritis

1. Menambah informasi tentang bagaimana upaya pihak Pemda Tangerang dalam strategi pengelolaan pengelolaan sampah agar tidak menimbulkan masalah kepada warganya.

2. Sebagai bahan pembelajaran bagi peneliti untuk melakukan penelitian-penelitian lebih dalam lagi mengenai penanggulangan masalah sampah menuju Kabupaten Tangerang yang cerdas dan bersih.

1.5.2.Secara Praktis

(30)

perda pelanggaran membuang sampah disembarang tempat menuju Kabupaten Tangerang yang cerdas dan bersih.

2. Bagi masyarakat, diharapkan nantinya dapat membuka ruang kesadaran mereka tentang pola hidup sehat, dengan membuang sampah pada tempatnya demi menjaga keindahan, kebersihan dan kenyamanan warga yang bermukim di daerah Kabupaten

Tangerang.

1.6.Sistematika penulisan

BAB I PENDAHULUAN

I.I. Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah menggambarkan ruang ligkup dan kedudukan permasalah yang akan di teliti dalam bentuk uraiian secara deduktif, dari ruang lingkup yang paling umum hingga menukik ke masalah yang lebih spesifik, yang relevan dengan judul skripsi.

1.2Identifikasi Masalah dan Pembatasan Maslah

1.2.1 Identifikasi Masalah

(31)

1.2.2 Batasan Masalah

Batasan masalah akan lebih mempersempit masalah yang akan diteliti, sehingga objek penelitian, subjek penelitian, lokus penelitian, hingga periode penelitian secara jelas termuat.

1.3Perumusan Masalah

Bagian ini peneiti mengidentifikasi masalah secara implisit secara tepat atas aspek yang akan diteliti seperti terdapat dalam latar belakang masalah dan pembatasan masalah.

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian akan mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan dilaksanakannya penelitian terhadap permasalahan yang sudah dirumuskan sebelumnya.

1.5Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian akan menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari diadakannya penelitian ini.

1.6Sistematika Penulisan

(32)

BAB II DESKRIPSI TEORI

2.1Deskripsi Teori

Deskripsi teori memuat kajian terhadap sejumlah teori yang relevan dengan permasalahan dan variabel penelitian sehingga akan memperoleh konsep penelitian yang jelas.

2.2Peneliti Terdahulu

Peneliti terdahulu adalah kajian penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah, baik Skripsi, Tesis, Disertasi atau Jurnal penelitian. Jumlah jurnal yang digunakan minimal 2 jurnal.

2.3 Kerangka Berpikir

Sub bab ini menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai kelanjutan dari deskripsi teori.

2.4 Asumsi Dasar penelitian

Asumsi Dasar Penelitian menjelaskan tentang pemikiran awal peneliti terhadap sesuatu masalah atau kajian yang diteliti. Biasanya untuk memperjelas maksud peneliti. Peneliti menggunakan persentase dalam asumsi dasar. Dirumuskan berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

(33)

3.2. Instrumen Penelitian

Sub bab instrumen penelitian menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat pengumpul data yang digunakan.

3.3. Informan penelitian

Dalam sub bab ini menjelaskan informan penelitian yang mana akan memberikan berbagai macam informan yang dibutuhkan.

3.4. Teknik dan Pengelolaan dan Analisis Data

Menjelaskan teknik analisa beserta rasionalitas yang sesuai dengan sifat data yang diteliti.

3.5. Tempat dan Waktu

Menjelaskan tentang tempat dan waktu penelitian dilaksanakan.

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1.Deskripsi Obyek Penelitian

Penjelasan mengenai objek penelitian yang meliputi alokasi penelitian secara jelas, struktur organisasi dari populasi atau sampel (dalam penelitian ini menggunakan istilah informan) yang telah ditentukan serta hal lain yang berhubungan dengan obyek penelitian.

4.2.Dekripsi Data

(34)

4.3.Deskripsi Data

Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan mengunakan teknis analisis data kualitatif.

4.4.Pembahasan

Merupakan pembahasan lebih lanjut dan lebih rinci terhadap hasil penelitian.

BAB V PENUTUP

5.1.Kesimpulan

Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara jelas, singkat dan juga mudah dipahami. Kesimpulan juga harus sejalan dengan permasalahan serta asumsi dasar penelitian.

5.2.Saran

Memiliki isi berupa tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhasap bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun secara praktis. Saran praktis biasanya lebih operasional sedangkan pada aspek teoritis lebih mengarah pada pengembangan konsep atau teori.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar referensi yang digunakan dalam penyusunan skripsi. Lampiran

(35)

BAB II

DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1.Deskripsi Teori

Semua penelitian bersifat ilmiah. Oleh karena itu semua peneliti harus berbekal teori. Siti Rahayu Haditono (1999) dalam sugiyono (2009: 41), menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti penting, bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan dan meramalkan gejala yang ada. Oleh sebab itu, pada bab ini meneliti akan memamaparkan teori yang akan di pakai dalam penyelesaian masalah yang ada.

Dalam penelitan Strategi Pengelolaan Sampah di Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) di Kabupaten Tangerang ini, kajian yang relevan untuk digunakan adalah pendekatan mengenai manajemen strategis. Dimana dalam mengelola sampah yang ada di Kabupaten Tangerang sangat dibutuhkan strategi yang baik yang mampu di Implementasikan oleh pihak yang bertanggungjawab untuk mengemban tugas-tugas tersebut dalam hal ini yaitu Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman (DKPP) Kabupaten Tangerang di Bidang Kebersihan Kabupaten Tangerang.

2.1.1 Konsep Organisai dan Manajemen Publik

(36)

dewasa ini, arti organisasi beraneka ragam, tergantung dari sudut mana ahli yang bersangkutan melihatnya.

Mooney dalam Manullang (2005:59) mengatakan, organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mrncapai suatu tujuan bersama. Sedang Chester I. Barnard memberi pengertian bahwa organisai sebagai suatu sistem dari aktivitas kerja sama yang dilakukan dua orang atau lebih.

Organisai yang terbesar dimana pun sudah barang tentu organisasi publik yang mewadahi seluruh lapisan masyarakat dengan ruang lingkup negara. Oleh karena itu, organisasi publik mempunyai kewenangan yang absah (terligitimasi) di bidang politik, administrasi, pemerintahan dan hukum secara terlembaga sehingga mempunyai kewajiban melindungi warganya serta melayani kebutuhan. Sebaliknya, berhak pula memungut pajak untuk pendanaan dan menjatuhkan sebagai sanksi penegakan peraturan.

(37)

Dari pembahasan diatas mengenai konsep organisasi dan manajemen publik peneliti dapat menyimpulkan bahwa organisasi merupakan suatu wadah atau tempat untuk saling bekerja secara team untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun manajemen publik merupakan organisasi pemerintah yang mengatur sumber daya yang ada agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tidak didasarkan pada profit, dalam hal ini pemerintah sebagai penyedia kebutuhan publik.

2.1.2 Pengertian Manajemen

Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi, manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Karena manajemen diartikan mengatur maka timbul beberapa pertanyaan bagi kita.

1. Apa yang diatur?

Yang diatur adalah semua unsur-unsur manajemen yang terdiri dari men, money, methods, materials, machines, and markets, disingkat dengan

6M dan semua aktivitas yang ditimbulkan dalam proses manajemen itu. 2. Kenapa harus diatur?

(38)

3. Siapa yang mengatur

Yang mengatur adalah pemimpin dengan wewenang kepemimpinannya melalui intruksi atau persuasi, sehingga 6M dan semua proses manajemen tertuju serta terarah kepada tujuan yang diinginkannya. 4. Bagaimana mengaturnya

Mengaturnya yaitu melaui proses dari urutan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan penegendalian = planning, organizing, directing, and controlling).

5. Dimana harus diatur

Dalam suatu organisasi atau perusahaan, karena organisasi merupakan “alat” dan ”wadah” (tempata) untuk mengatur 6M dan semua aktivitas proses manajemen dalam mencapai tujuannya. (Sumber: Hasibuan, 2009;1).

Perlu dihayati bahwa manajemen dan organisasi bukan tujuan, tetapi hanya alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan, karena tujuan yang diinginkan dicapai itu adalah pelayanan dan atau laba (profit).Walaupun manajemen dan organisasi hanya merupakan “alat dan wadah” saja, tetapi

harus diatur dengan sebaik-baiknya. Karena jika manajemen dan organisasi ini baik maka tujuan optimal dapat diwujudkan, pemborosan terhindar, dan semua potensi yang dimiliki akan lebih bermanfaat.

Menurut Hasibuan (2009:2) mendefinisikan manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. G.R. Terry berpendapat :

(39)

objectives by the use of human being and others resources”

(manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber–sumber lainnya). (Hasibuan: 2009: 3)

Istilah manajemen diartikan oleh secara oleh para ahli, tergantung latar belakang pendidikan, pengalaman , atau persfektif yang dianut. Manajemen merupaka bagian yang sangat penting dalam sistem Administrasi Publik. Manajemen merupakan penggerak administrasi publil dan hendaklah diartikan sebagai integrasi dai perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan/evaluasi. Manajemen adalah suatu sistem, kurang berperan dengan baik, akan terjadi keliru kelola.

2.1.3 Asas-Asas Manjemen

Asas (prinsip) merupakan suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum yang dijadikan pedoman pemikiran dan tindakan. Asas-asas muncul dari hasil penelitian dan pengalaman. Asas ini sifatnya permanen, umum dan setiap ilmu pengetahuan memiliki asas yang mencerminkan “intisari” kebenaran-kebenaran dasar ilmu bidang tersebut.Asas adalah dasar tetapi bukanlah sesuatu yang absolut atau mutlak. Artinya, penerapan asas harus mempertimbangkan keadaan-keadaan khusus dan keadaan yang berubah-ubah.

(40)

menggunakan asas-asas manajemen, seorang manajer dapat mengurangi atau menghindari kesalahan-kesalahan dasar dalam menjalankan pekerjaannya, dan kepercayaan pada diri sendiri pun akan semakin besar. Manajer secara berasalan dapat meramalkan hasil-hasil usaha kegiatan-kegiatannya.

Menurut Henry Fayol dan Hasibuan (2009: 9) asas-asas umum manajemen adalah sebagai berikut:

1. Division of work (asas pembagian kerja)

Asas ini sangat penting karena adanya limit faktor, artinya adanya keterbatasan-keterbatasan manusia dalam mengerjakan semua pekerjaan, yaitu:

a. Keterbatasan waktu. b. Keterbatasan pengetahuan c. Keterbatasan kemampuan d. Keterbatasan perhatian

(41)

2. Authority and Responsibility

Menurut asas ini perlu adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab antara atasan dan bawahan: wewenang harus seimbang dengan tanggung jawab. Misalnya wewenang sebesar X maka tanggungjawab pun sebesar X. Wewenang (Authority) menimbulkan “hak”, serta tanggungjawab menimbulkan “kewajiban”. Hak dan kewajiban adanya interaksi dan komunikasi antara atasan dan bawahan.

3. Disciplane

Menurut asas ini, hendaknya semua perjanjian,peraturan yang telah di tetepkan, dan perintah atasan harus dihormati, dipatuhi serta dilaksanakan sepenuhnya.

4. Unity of command

Menurut asas ini, hendaknya setiap bawahan hanya menerima perintah dari seorang atasan dan bertanggung jawab kepada atasan pula. Tetapi seorang atasan dapat memberi perintah kepada beberapa orang bawahan. Asas kesatuan perintah ini perlu, karena jika seseorang bawahan di perintah oleh beberapa orang atasan maka ia akan bingung.

5. Unity of direction

Setiap orang (sekelompok) bawahan hanya mempunyai satu rencana, satu tujuan,satu perintah dan satu atasan, supaya terwujud kesatuan arah, kesatuan gerak dan kesatuan tindakan menuju sasaran yang sama. Unity of

command berhubungan dengan karyawan, sedangkan unity direction

(42)

6. Subordination of individual Interst into general Interst

Setiap orang dalam organisasi harus mengutamakan kepentingan bersama (organisasi), di atas kepentingan pribadi. Misal nya pekerjaan kantor sehari-hari harus diutamakan daripada pekrjaan sendiri.

7. Remuneration of Personnel

Menurut asas ini, hendaknya gaji dan jaminan-jaminan sosial harus adil,wajar dan seimbang dengan kebutuhan, sehingga memberikan kepuasan yang maksimal bagi karyawan maupun majikan.

8. Centralization

Setiap organisasi harus memiliki pusat wewenang, artinya wewenang itu dipusatkan atau di bagi-bagi tanpa mengabaikan situasi-situasi khas, yang akan memberikan hasil keseluruhan yang memuaskan, Centralization ini sifatnya dalam arti relative, bukan absolute (mutlak).

9. Scalar of Chain (Hierarchy)

Saluran perintah atau wewenang yang mengalir dari atas ke bawah harus merupakan mata rantai vertical yang jelas, tidak terputus dan dengan jarak terpendek. Maksud nya perintah harus berjenjang dari jabatan tertinggi ke jabatan terendah dengan cara yang berurutan.

10. Order

(43)

Social order artinya penempatan karyawan harus sesuai dengan keahlian atau

bidang spesialisnya. 11. Equity

Pemimpin harus berlaku adil terhadap semua karyawan dalam memberikan gaji dan jaminan sosial, pekerjaan dan hukuman. Perlakuan yang adil akan mendorong bawahan mematuhi perintah-perintah atasan dan gairah kerja. Jika tidak adil bawahan akan malas dan cenderung menyepelekan tugas-tugas dan perintah-perintah atasan.

12. Initiative

Menurut asas ini, seorang pemimpin harus memberi dorongan kesempatan kepada bawahannya untuk berinisiatif, dengan memberikan kebebasan agar bawahan secara aktif memikirkan dan menyelesaikan sendiri tugas-tugasnya.

13. Esprit of Crops (Asas kesatuan)

Menurut asas ini, kesatuan kelompok harus di kembangkan terwujudnya kekompakan kerja (team work) dan timbul keinginan untuk mencapai hasil yang baik. Pemimpin perusahaan harus membina bawahannya sedemikian rupa, supaya karyawan merasa memiliki perusahaan itu.

14. Stability of Turn-over Personnel (Kestabilan Jabatan Perusahaan).

(44)

berusaha agar setiap karyawan beteh bekerja sampai pensiunnya. Jika karyawan sering berhenti perlu manager menyelidiki penyebabnya. Apakah gaji terlalu kecil, perlakuan yang kurang baik dan sebagainya?

Para perintis manajemen lainnya adalah: Alexei Stakhanov (1935) dari rusia, Robert Owen (1771-1858) dari skotlandia yang di juluki sebagai Bapak manajemen personalia, Charles babbage (1792-1871) dari inggris dan lain-lain.

Sejak time motion study dari F.W.Taylor dan teori-teori yang di kemukakan oleh Hanry Fayol maka secara resmi manajemen di akui sebagai suatu ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, yang dapat di sejajarkan dengan ilmu-ilmu pengetahuan lainnya dan di kelompokkan kedalam ilmu pengetahuan sosial. Hal ini disebabkan karena manajemen telah memenuhi syarat-syarat ilmu pengetahuan (science).

Kesimpulannya bahwa asas (Prinsip) adalah kebenaran umum yang memberikan dasar pemikiran,dan pedoman pemecahan, problem, pelaksanaannya fleksibel serta disesuaikan dengan situasi, kebutuhan, dan keadaan-keadaan khusus. Jadi tidak semua asas data tersebut berlaku.

2.1.4. Tujuan Manajemen

(45)

Tujuan organisasi adalah mendapatkan laba (business organization) atau pelayanan/pengabdian (pubic organization) melalui proses manajemen itu.

Apakah pengertian tujuan (objectives) sama dengan sasaran (gools) pengertian antara tujuan (objectives) dengan sasaran (goals) mempunyai perbedaan yang gradual saja. Tujuan makna nya hasil yang umum (generalis), sedangkan sasaran berarti hasil khusus (spesialis). Tujuan adalah suatu hasil (generalis) yang ingin dicapai melalui satu proses manajemen (penulis). Tujuan adalah hasil yang diinginkan yang melukiskan skop yang jelas, serta memnerikan arah kepada usaha-usaha seorang manajer (G.R. Terry dalam Hasibuan 2009:17), jadi mencakup empat pokok, yaitu : 1.Pokok, 2.Skop, 3.Kepastian, 4.Arah.

Sasaran (goals) adalah sesuatu hasil (khusus) yang ingin dicapai melalui proses manajemen. Misalnya, pertandingan bola kaki, jika hanya ingin menang (sasaran = goals) ini akan dapat di capai seperti main kasar, tidak sportif, dan menghalalkan segala cara. Tetapi jika tujuan (objectives) menang yang ingin di capai, kenangan ini di peroleh dengan bermain sportif dan cantik sehingga memuaskan para penonton. Jadi tujuan tercapai, dan para penonton (konsumen) merasa puas.

Tujuan yang ingin di capai selalu di tetapkan dalam satu rencana (plan), karena itu hendaknya tujuan ditetapkan realistis, dan cukup menantang” untuk di perjuangkan berdasarkan pada potensi yang di miliki.

(46)

terlalu muluk maka motivasi untuk mencapainya rendah. Jadi,semangat kerja karyawan akan termotivasi, kalau tujuan ditetapkan jelas, realistis, dan cukup menantang untuk dicapainya.

Dalam menetapkan tujuan ini harus didasarkan pada analisis “data, informasi, dan potensi” yang di miliki serta memilihnya dari alternatif -alternatif yang ada. Tujuan organisasi dapat di ketahui dalam anggaran dasar (AD) dan anggaran rumah tangga (ART) nya. Menurut Hasibuan (2009:17) tujuan-tujuan ini dapat kita kaji dari beberapa sudut dan di bedakan sebagai berikut :

1. Menurut tipe-tipenya, tujuan dibagi atas :

a. Profit objectives, bertujuan utuk mendapatkan laba kepada pemilik nya. b. Service objectives, bertujuan untuk memberikan pelayanan yang baik

bagi konsumen dengan mempertinggi nilai barang dan jasa yang di tawarkan pada konsumen.

c. Social objectives, bertujuan meningkatkan nilai guna yang diciptakan. d. Personal objectives, bertujuan agar para karyawan secara individual

economic, sosial psychological mendapatkan kepuasan-kepuasan di

bidang pekerjaannya dalam perusahaan. 2. Menurut Prioritas nya, tujuan di bagi atas :

(47)

3. Menurut jangka waktu, tujuan di bagi atas : a. Tujuan jangka panjang

b. Tujuan jangka menengah dan c. Tujuan jangka pendek

4. Menurut sifatnya, tujuan di bagi atas

a. Management objectives, tujuan dari segi efektif yang harus ditimbulkan oleh manager.

b. Managerial objectives, tujuan yang harus dicapai daya upaya atau krestivitas-kreativitas yang bersifat manajerial.

c. Administrative objectives, tujuan-tujuan yang pencapaiannya

memerlukan administrasi.

d. Economic objectives, tujuan-tujuan yang bermaksud memenuhi

kebutuhan-kebutuhan dan memerlukan efesiensi untuk pencapaian. e. Social objectives, tujuan suatu tanggung jawab, terutama tanggung

jawab moral.

f. Technical objectives, tujuan beberapa details teknis, detail kerja, dan detail karya.

g. Work objectives, yaitu tujuan-tujuan yang merupakan kondisi kerampungan suatu pekerjaan.

5. Menurut tingkatnya, tujuan di bagi atas :

a. Overall enterprise objectives, adalah tujuan semesta (generalis) yang harus di capai oleh badan usaha keseluruhan.

(48)

c. Departemental objectives, adalah tujua-tujuan yang harus di capai oleh setiap masing-masing bagian.

d. Sectional objectives, adalah tujuan-tujuan yang harus di capai oleh setiap seksi.

e. Group objectives, adalah tujuan-tujuan yang harus di capai oleh setiap kelompok urusan.

6. Menurut bidangnya, tujuan di bagi atas :

a. Top level objectives, adalah tujuan-tujuan umum, menyeluruh, dan menyangkut berbagai bidang sekaligus.

b. Finance objectives, adalah tujuan-tujuan tentang modal. c. Production objectives, adalah tujuan-tujuan tentang produksi

d. Marketing objectives, adalah tujuan-tujuan mengenai bidang pemasaran barang dan jasa-jasa.

e. Office objectives, adalah tujuan-tujuan mengenai bidang ketatausahaan dan administrasinya.

7. Menurut motifnya, tujuan di bagi atas :

a. Public objectives, adalah tujuan-tujuan yang harus dicapai berdasarkan ketentuan-ketentuan undang-undang Negara.

(49)

c. Personal objectives, adalah tujuan pribadi/individual (walaupun mungkin berhubungan dengan organisasi) yang dalam usaha pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh selera ataupun pandangan pribadi. (Sumber: Hasibuan, 2009:17).

Kesimpulan bahwa tujuan merupakan hal terjadinya proses manajemen dan aktivitas kerja, tujuan beraneka ragam macam, tetapi harus ditetapkan secara jelas, realistis, dan cukup menentang berdasarkan analisis data, informasi, dan pemilihan dari alternatif-alternatif yang ada. Kecakapan manajer dalam menetapkan tujuan dan kemampuannya memanfaatkan peluang, mencerminkan tingkat hasil yang dapat dicapainya.

2.1.5 Pengertian Strategi

Strategi tidak saja digunakan di dalam manajemen perusahaan hal ini adalah manajemen swasta. Definisi strategi lainnya secara umum diungkapkan oleh Mangkuprawira (2004: 14), ia mengemukan strategi di definisikan sebagai cara mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu.

Hal ini mengindikasikan adanya penggunaan strategi di dalam sebuah organisasi, tidak saja organisasi swasta yang dalam penggunaan strateginya untuk dapat memperoleh profit. Definisi Mangkuprawira memberikan gambaran kepada kita, bahwa strategi merupakan upaya mengerjakan sesuatu oleh organisasi dalam rangka mencapai tujuannya.

(50)

tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.Artinya dalam perkembangan saat ini, strategi tidak saja diadopsi oleh organisasi swasta saja tetapi dalam organisasi publik pun strategi tetap digunakan.

Menurut Marus dalam Umar (2001: 31) menyatakan bahwa srategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.

Pengertian tokoh di atas tersebut memberikan penjelasan strategi merupakan sebuah rencana permanen untuk sebuah kegiatan di dalamnya termasuk formulasi tujuan dan kumpulan rencana kegiatan. Definisi strategi menurut Hamel dan Prahalad dalam Umar (2001: 31) memberikan pengertian:

“strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa deoan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi.”

(51)

2.1.6 Pengertian Manajemen Strategi

Hunger dan Wheelen (2003: 4) menyatakan bahwa manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai serangkaian keputusan da tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Manajemen strategis meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi (perencanaan strategis atau perencanaan jangka panjang), implementasi strategi, dan evaluasi serta pengendalian. Manajemen strategis menekankan pada pengamatan dan evaluasi peluang dan ancaman lingkungan dengan melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan. Selain itu definisi manajemen strategi yang sama pun diungkapkan menurut Dees dan Miller dalam Saladin (2003: 4), yaitu:

“Strategi management is a process that combines tree major interelated activities :strategic analisis, strategiy formulation and strategi implentation (Manajemen strategi adalah suatu proses kombinasi antara tiga aktivitas, yaitu analisis strategi, perumusan strategi dan implementasi strategi)”

Menurut Bryson dalam Tangkilisan (2005: 254), lingkungan institusi atau organisasi publik pada dekade terakhir ini dihadapkan pada berbagai perubahan, gejolak dan kemajuan yang sering kali sulit diprediksi, baik karena pergolakan maupun ketidakpastian yang dialami. Kondisi ini membutuhkan antisipasi dini, yang sebelumnya belum pernah terjadi, sehingga institusi atau organisaisi publik harus melakukan tiga hal sebagai berikut:

1. Institusi atau organisasi publik harus berpikir strategis, yang tidak pernah dilakukan sebelumnya.

(52)

3. Institusi atau organisasi harus mengembangkan alasan yang diperlukan untuk meletakkan landasan bagi pemakaian dan pelaksanaan strateginya.

Dari beberapa paparan mengenai definisi manajemen strategi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen strategi merupakan suatu proses tindakan yang dilakukan oleh manajerial dalam merumusakan strategi, mengimplementasikan strategi dan melakukan evaluasi strategi dengan memperhatikan faktor lungkungan baik internal maupun eksternal dalam jangka panjang.

2.1.7 Model Manajemen Strategi

Menurut Hunger dan Wheelen dalam bukunya Manajemen Strategis (2003: 9-18). Proses manajemen strategis meliputi empat elemen dasar: (1) pengamatan lingkungan, (2) perumusan strategi, (3) implementasi strategi, dan (4) evaluasi dan pengendalian. Adapun keempat elemen dasar tersebut digambarkan pada gambar berikut:

Gambar 2.1

Elemen-elemen Dasar dari Proses Manajemen Strategis Sumber: Hunger dan Wheelen, 2003

Pengamatan ligkungan

Perumusan strategi

Evaluasi & Pengendali

an Implementasi

(53)

1. Pengamatan Lingkungan a. Analisis Eksternal

Lingkungan eksternal terdiri dari variabel-variabel (kesempatan dan ancaman) yang berada di luar organisasi dan tidak secara khusus ada dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Lingkungan eksternal memiliki dua bagian yaitu lingkungan kerja badan lingkungan sosial.

Lingkungan kerja terdiri dari elemen-elemen atau kelompok yang secara langsung berpengaruh atau dipengaruhi oleh operasi-operasi utama organisasi. Beberapa elemen tersebut antara lain adalah pemegang saham, pemerintah, pemasok, komunikasi sosial terdiri dari kekuatan umum. Kekuatan itu tidak berhubungan langsung dengan aktivitas-aktivitas jangka pendek organisasi tetapi dapat dan sering mempengaruhi keputusan-keputusan ekonomi, sosiokultural, teknologi dan politik-hukum dalam hubungannya dengan lingkungan perusahaan secara keseluruhan.

b. Analisis internal

(54)

suasana dimana pekerjaan dilakukan. Variabel-variabel itu meliputi struktur, budaya dan sumber daya organisasi.

Struktur adalah cara bagaimana perusahaan diorganisasikan yang berkenaan dengan komunikasi, wewenang dan arus kerja. Struktur sering disebut rantai perintah dan digambarkan secara grafis dengan menggunakan badan organisasi.Budaya adalah pola keyakinan, pengharapan dan nilai-nilai yang dibagikan oleh anggota organisasi. Sumber daya adalah aset yang merupakan bahan baku bagi produksi barang dan jasa organisasi. Aset ini meliputi keahlian orang, kemampuan dan bakat manajerial.

2. Perumusan Strategi

Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari kesiapan dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan perusahaan.Perumusan strategi meliputi menetukan misi perusahaan dan penetapan kebijakan.

(55)

b. Tujuan adalah hasil akhir aktivitas perencanaan.

Tujuan merumuskan apa yang akan diselesaikan dan kapan akan diselesaikan dan sebaiknya diukur jika memungkinkan. Pencapaian tujuan perusahaan merupakan hasil dari penyelesaian misi.

c. Strategi perusahaan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi akan memaksimalkan keunggulan kompetitif dan meminimalkan keterbatasan bersaing.

d. Kebijakan menyediakan pedoman luas untuk pengambilan keputusan organisasi secara keseluruhan. Kebijakan juga merupakan pedoman luas yang menghubungkan perumusan strategi dan implementasi. Kebijakan perusahaan merupakan pedoman luas untuk divisi guna mengikuti strategi perusahaan. Kebijakan-kebijakan tersebut diinterprestasi dan diimplementasi melalui strategi dan tujuan divisi masing-masing.

3. Implementasi merupakan realisasi untuk mewujudkan strategi melalui program, anggaran dan prosedur.

(56)

melakukan tindakan perbaikan dan memecahkan masalah. Walaupun evaluasi dan pengendalian merupakan elemen akhir yang utama dari manajemen strategis, elemen itu juga dapat menunjukan secara tepat kelemahan-kelemahan dalam implementasi strategi sebelumnya dan muntuk mendorong proses keseluruhan untuk dimulai kembali.

2.1.8 Analisis SWOT

Teknik Analisis SWOT merupakan salah satu instrumen analisis yang ampuh apabila digunakan dengan tepat. Telah diketahui pula secara luas bahwa SWOT merupakan akronim untuk kata-kata Strengths (Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan), Threats (Tantangan), dan Oportunities (Peluang) sebagai faktor external yang merupakan faktor-faktor lingkungan yang dihadapi oleh organisasi atau perusahaan satuan bisnis yang bersangkutan. Analisis SWOT dapat merupakan instrumen yang ampuh dalam melakukan analisis stratejik, kemampuan tersebut terdapat pada kemampuan para penentu strategi perusahan, organisasi maupun perusahaan untuk memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan pemanfaatan peluang sehingga sekaligus berperan sebagai alat untuk minimalisasi kelemahan yang terdapat dalam tubuh organisasi dan menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi.

Strengths atau kekuatan merupakan faktor-faktor kekuatan yang

(57)

lebih kuat dari para pesaing dalam memuaskan kebutuhan pasar. Weaknesses atau kelemahan merupakan kelemahan yang terdapat dalam tubuh suatu organisasi, seperti keterbatasan dalam hal sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan. Threats atau tantangan merupakan faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan. Sedangkan Opportanities atau peluang merupakan berbagai situasi lingkungan yang menguntungkan bagi suatu satuan bisnis. Berikut tabel matriks SWOT.

Tabel 2.2 Matriks SWOT

FAKTOR INTERNAL

FAKTOR EKSTERNAL

STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W) 1.

STRATEGI SO STRATEGI WO

1.

THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT

(58)

2.1.9 Pengertian Sampah Padat

Menurut American Public Health Association, sampah (waste) diartikan sebagai sesuatu yang tidak digunakan, tidak terpakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.

Ada beberapa batasan-batasan lain, tetapi pada umumnya mengandung prinsip-prinsip yang sama, yaitu:

1. Adanya sesuatu benda atau zat padat atau bahan.

2. Adanya hubungan langsung/tak langsung dengan aktivitas manusia. 3. Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi, tidak disenangi dan

dibuang.

4. Dibuang dalam arti pembuangannya dengan cara-cara yang tak diterima oleh umum (perlu pengelolaan yang baik).

2.1.10 Penggolongan Sampah Menurut Sumbernya

Menurut Dr. H. Arif Sumantri dalam bukun Kesehatan Lingkungan (2010: 63-64) sampah yang ada di permukaan bumi ini dapat berasal dari beberapa sumber berikut.

1. Pemukiman penduduk.

(59)

atau sampah basah (garbage), sampah kering (rubbish), abu atau sisa tumbuhan.

2. Tempat umum dan tempat perdagangan.

Tempat umum adalah tempat yang memungkinkan banyak orang berkumpul dan melakukan kegiatan, termasuk juga tempat perdagangan.Jenis sampah yang dihasilkan dari tempat semacam itu dapat berupa sisa makanan (garbage), sampah kering, abu, sisa-sisa bahan bangunan, sampah khusus, dan terkadang sampah berbahaya.

3. Sarana layanan masyarakat milik pemerintah.

Sarana layanan masyarakat yang dimaksud di sini, antara lain, tempat hiburan dan umum, jalan umum, tempat parkir, tempat layanan kesehatan (misal, rumah sakit dan puskesmas), kompleks militer, gedung pertemuan, pantai tempat berlibur, dan sarana pemerintah yang lain. Tempat ini biasanya menghasilkan sampah kering.

4. Industri berat dan ringan.

(60)

5. Pertanian.

Sampah dari tanaman atau binatang. Lokasi pertanian seperti kebun, ladang, ataupun sawah menghasilkan sampah berupa bahan-bahan makanan yang telah membusuk, sampah pertaniaan, pupuk, maupun bahan pembasmi serangga tanaman.

2.1.11 Jenis Sampah Padat

Sampah padat dapat dibagi menjadi beberapa kategori, seperti berikut: a) Berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalamnya.

1. Organik, misal; sisa makanan, daun, sayur, dan buah. 2. Anorganik, misal; logam, pecah belah, abu, dan lain-lain. b) Berdasarkan dapat atau tidaknya dibakar.

1. Mudah terbakar, misal; kertas plastik, daun kering, kayu. 2. Tidak mudah terbakar, misal; kaleng, besi, gelas, dan lain-lain. c) Berdasarkan dapat atau tidaknya membusuk.

1. Mudah membusuk, misal; sisa makanan, potongan daging, dan sebagainya.

2. Sulit membusuk, misal; plastic, karet, kaleng, dan sebagainya. d) Berdasarkan ciri atau karekteristik sampah.

1. Garbage, terdiri atas zat-zat yang mudah membusuk dan dapat

(61)

2. Rubbish, terbagi menjadi dua:

a. Rubbish mudah terbakar terdiri dari atas zat-zat organic, misal, kertas, kayu, karet, daun kering, dan sebagainya.

b. Rubbish tidak mudah terbakar terdiri atas zat-zat anorganik, misal, kaca, kaleng, dan sebagainya.

5. Ashes, semua sisa pembakaran dari industry.

6. Street sweeping¸sampah dari jalan atau trotoar akibat aktivitas mesin atau manusia.

7. Dead animal¸ bangkai binatang besar (anjing, kucing, dan

sebagainya.

8. House hold refuse, atau sampah campuran )misal, garbage, ashes, rubbish) yang berasal dari perumahan.

9. Abandoned vehicle, berasal dari bangkai kendaraan.

10. Demolision waste, berasal dari hasil sisa-sisa pembangunan gedung. 11. Contructions waste, berasal dari pertanian, perkebunan, dan industry. 12. Santage solid, terdiri atas benda-benda solid atau kasar yang biasanya berupa zat organik, pada pintu masuk pusat pengolahan limbah cair.

(62)

2.2 Penelitian Terdahulu

Pertama, Ihwan Nudin dengan NIM 106033201177 Bagian Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013”.Dengan Judul “Kebijakan Pemerintah Kabupaten Tangerang Tentang Pengelolaan Sampah di

TPA Jatiwaringin Tangerang. Menggunakan Teori Kebijakan Publik

(63)

Persamaan dari skripsi terdahulu yaitu mengkaji tentang pengolahan sampah di TPA Jatiwaringin dan sama menggunakan metode kualitatif, adapun perbedaannya penelitian terdahulu menggunakan Teori Kebijakan Publik sedangkan pada skripsi Saya menggunakan Teori Matrik SWOT. Dengan sumber penelitian terdahulu didapat dari Repository UIN.

Kedua, Sendi Indrianty dengan Nim 6661072834 Bagian Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten 2012”.Dengan judul “Kinerja Pengelolaan Sampah Domestik di Kecamatan Jombang Kota Cilegon”. Teori efektivitas Pollit and Bouckert, dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Dengan hasil penelitian kinerja pengelolaan sampah domestik di Kecamatan Jombang belum berjalan dengan baik karena hanya mencapai nilai 51 % dari nilai tertinggi 70 %. Karena masih banyak sampah yang berceceran, menumpuk tidak pada tempatnya, itu terjadi selain pegawai yang kurang terampil, jumlah dan jarak tempat pembuangan sampah yang disediakan minim. Kurang tegasnya sanksi hukum.

(64)

2.3 Kerangka Berpikir

Kerangka berfikir merupakan alur berfikir peneliti.Dala pelaksanaanya, strategi pengelolaan sampah yang di lakukan oleh Dinas Kebersihan Pertamanan dan pemakaman di Kabupaten Tangerang. Untuk itu di dalam penelitian ini peneliti mencoba mendiskripsikan melalui teknik analisi SWOT yang terdiri dari:

1. Strengths (Kekuatan)

2. Weaknes (Kelemahan)

3. Opurtunities (Peluang) 4. Threats (Tantangan)

(65)

Masalah lingkungan ini juga terjadi di kabupaten Tangerang yang merupakan bagian dari propinsi Banten Daerah Tingkat II yang kini berusia 71 tahun.Seiring berjalannya waktu, Kabupaten Tangerang pun mengalami pertambahan jumlah penduduk akibat adanya urbanisasi. Semakin tingginya arus urbanisasi yang terjadi mengakibatkan pula bertambahnya berbagai aktifitas/kepentingan masyarakat kabupaten Tangerang. Hal ini menyebabkan semakin tingginya volume sampah yang harus dikelola setiap hari.Adapun Pengelolaan sampah di Kabupaten Tangerang tersebut telah ditangani oleh Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kabupaten Tangerang.

(66)

Gambar 2.3 Alur Kerangka Berfikir

Strategi Pengelolaan Sampah Oleh Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman 2. Sarana dan prasarana yang

(67)

2.4 Asumsi Dasar penelitian

Dari hasil observasi yang telah peneliti lakukan terhadap objek penelitian ini, maka peneliti membuat suatu kerangka pemikiran sebagaimana yang telah dipaparkan diatas dengan menggunakan Teori Analisis SWOT dengan lebih mengukur adakah Strengths (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang) serta Treats (tantangan) hal ini berasumsi menjadi

(68)

53 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Metedologi Penelitian

Dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data guna mencapai tujuan yang diharapkan perlu adanya suatu metode penelitian yang sesuai dan tepat.Metodologi penelitian merupakan suatu usaha pembuktian terhadap suatu objek penelitian untuk memperoleh kebenaran dari permasalahan dengan menggunakan pendekatan ilmiah untuk menghasilkan hasil yang objektif dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Adapun metode penelitian yang digunakan oleh peneliti mengenai Analisis Strategi Pengelolaan Sampah oleh Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman di Kabupaten Tangerang adalah metode penelitian deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif.Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui keadaan atau status tertentu dan berusaha menggambarkan fenomena sosial tertentu.

(69)

organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.

Menurut Sugiyono (2009: 3) penelitian kualitatif ini sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). Metode penelitian kualitatif ini adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna.Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif tidak menekannkan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna.

3.2. Fokus Penelitian

Agar penelitian lebih terstruktur dan sistematis, maka ruang lingkup penelitian difokuskan Pada Strategi Pengelolaan Sampah Oleh Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) Di Kabupaten Tangerang.

3.3. Lokasi Penelitian

(70)

industri dan memiliki wilayah yang cukup luas, maka dari itu peneliti meneliti tentang Strategi Pengelolaan Sampah oleh Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) di Kabupaten Tangerang agar mengetahui bagaimana strategi dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Tangerang.

3.4. Variabel Penelitian

3.4.1. Definisi Konsep

Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian yang berkaitan dengan Strategi Pengelolaan Sampah oleh Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) tentang bagaimana strategi pengelolaan sampah di Kabupaten Tangerang. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Analisis SWOT David Hunger, yang terdiri dari:

1. Strengths (Kekuatan)

2. Weaknes (Kelemahan)

3. Opurtunities (Peluang) 4. Threats (Tantangan)

(71)

3.4.2. Definisi Operasional

Pada penelitian Strategi Pengelolaan Sampah oleh Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) di Kabupaten Tangerang, teori yang digunakan adalah teori Analisis SWOT, berikut rincian dari dimensi dan indikator yang digunakan pada Tabel 3.1 di bawah ini:

Tabel 3.1

Definisi Operasional Penelitian

Dimensi Indikator Pertanyaan

(72)

Opurtunities

(73)

kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, dan pada hasilnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya. Pengertian instrumen atau alat penelitian di sini tepat karena ia menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian. Namun, instrumen penelitian di sini dimaksudkan sebagai alat pengumpul data seperti tes pada penelitian kuantitatif.

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian kualitatif adalah data primer dan data sekunder. Menurut Lofland dan Loflang dalam Moleong (2006: 157) sumber data utama atau primer dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan atau data sekunder seperti dokumen, gambar dan lain-lain, sedangkan alat bantu tambahan yang dapat digunakan dalam hal pengumpulan data peneliti menggunakan alat perekam/handphone, panduan wawancara, buku catatan dan kamera digital.

Adapun dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah dengan memakai beberapa macam teknik yaitu: melakukan observasi, wawancara dan studi dokementasi.

1. Observasi

(74)

melihat sendiri pemahaman yang tidak (lacit understanding), bagaimana teori digunakan langsung (theory in-use), dan sudut pandang responden yang mungkin tidak tercungkil lewat wawancara atau survai.

Kaitannya dengan penelitian ini, penelitian melakukan observasi non partisipan ke Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman di Kabupaten Tangerang untuk mendapatkan data lanngsung dari Dinas terkait juga melakukan observasi dibeberapa titik TPST dan jalan-jalan di wilyah Kabupaten Tangerang untuk mengetahui kondisi nyata tentang tumpukan sampah yang ada disana dan melakukan pengamatan ke TPA Jatiwaringin bagaimana pihak Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman di Kabupaten Tangerang berupaya mengelola sampah-sampah tersebut.

2. Wawancara

Berbeda dengan survai yang lebih meminta waktu dan kesungguhan dari subjek, wawancara meminta waktu dan kesungguhan dari sang peneliti. Wawancara digunakan untuk mengumpulkan informasi yang tidak mungkin diperoleh dari observasi. Alwasilah (2006: 154) menjelaskan bahwa melalui wawancara peneliti bisa mendapatkan informasi yang mendalam

(in-dept information) karena peneliti dapat menjelaskan atau

(75)

responden cenderung menjawab apabila diberi pertanyaan, juga responden dapat menceritakan sesuatu yang terjadi di masa silam dan masa mendatang.

Dalam penelitian kualitatif, wawancara dilakukan secara mendalam.Untuk penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan melakukan wawancara terstruktur dan tidak menutup kemungkinan juga untuk menggunakan wawancara tidak terstruktur guna memperkaya data yang dibutuhkan peneliti.Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan menggunakan instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatuve jawabannya pun telah peneliti siapkan sebelumnya.Sedangkan wawancara tidak berstruktur adalah wawancara yang dilakukan secara bebas dimana peneliti tidak mengunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

3. Studi Dokumentasi

(76)

editoria, catatan medis, pamplet propaganda, publikasi pemerintah, foto dan sebagainya.

3.6. Informan Penelitian

Penelitian mengenai Analisis Strategi Pengeloaan Sampah oleh Dinas Kebersihan Pertamanan dan pemakaman di Kabupaten Tangerang ini, penetuan informanya menggunakan teknik puposive sampling (sampel bertujuan).Menurut Patton dalam Denzin (2009: 290), menjelaskan bahwa alasan logis di balik teknik sampel bertujuan dalam penelitian kualitatif merupakan prasyarat bahwa sampel yang dipilih sebaiknya memiliki informasi rich information (informasi yang kaya).

(77)

Dalam penelitian Analisis Strategi Pengelolaan Sampah oleh Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman di Kabupaten Tangerang ini peneliti mencari dan mengumpulkna informasi yang dibutuhkan melalui informan yang telah ditentukan, namun peneliti tidak menutup kemungkinan jika nantinya dalam proses pengerjaan hasil penelitian dalam penelitian ini, peneliti menemukan/mendapatkan informan lain yang mampu memberikan informasi sesuai dengan apa yang dibutuhkan peneliti. Adapun tabel instrumennya sebagai berikut:

Tabel 3.2 Data Informan

No Informan Kode Informan Keterangan

1 Kepala Bidang Kebersihan I1.1 Key Informan

1 Kepala UPT TPA Jatiwaringin I1.2 Key Informan 2 Kepegawaian Pengumpulan dan

Pengangkutan Sampah

I1.3 Key Informan

3 Kepegawaian Bidang Kebersihan I1.4 Key Informan 4 Kepegawaian Sarana dan Prasarana I1.5 Key Informan 5 Tokoh Masyarakat/Masyarakat

I2-I6

Secondary

Informan

(78)

Adapun pedoman wawancara dalam menyelesaikan penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara

No Indikator Pertanyaan Kode

Informan

1 Stengths

(Kekuatan)

1. Bagaimana cara melaksanakan strategi pengelolaan sampah?

I1.2, I1.4, I1.5,

I2, I3

2. Kekuatan-kekuatan apa sajakah yang ada di Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman dalam bidang

kebersihan untuk pengelolaan sampah?

I1.1,I1.2, I1.4,

I1.5, I2, I3

3 Bagaimana proses evaluasi strategi dalam meminimalisir sampah yang ada di TPA Jatiwaringin?

I1.2, I1.4, I1.5,

I2, I3

2 Weakness

(Kelemhan)

1. Bagaimana Sarana dan Prasarana dalam pengelolaan sampah?

I1.2, I1.3, I1.4,

I1.5, I2, I3

2. Kelemahan apakah yang menjadi kendala dalam pengelolaan sampah?

I1.1, I1.2, I1.3,

I.1.4, I1.5, I2,

I3 3. Adakah evaluasi dalam mengatasi

kelemahan yang menjadi kendala

1. Bagaimana mengelola sampah menjadi nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar Tempat Pembuangan Akhir

(TPA)Jatiwaringin?

I1.1, I1.2, I1.3,

I1.4, I1.5, I2,

I3 2. Adakah proses 3R disetiap TPST

(Tempat Pembuangan Sampah Terpadu)?

I1.3, I2, I5

3. Adakah pengaruh Tempat

Pembuangan Akhit (TPA) dan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu

Terhadap PAD?

I1.1, I1.3, I1.4

4. Bagaimana proses sosialisasi Dinas Kebersihan Pertamanan dan

Pertamanan dalam mengelola sampah menjadi nilai jual untuk mencukupi

Gambar

Tabel 1.1 Perhitungan Asumsi Volume Sampah Tahun 2014
Tabel I.2 Sarana dan Prasaran Tahun 2014
Tabel 1.3 Grand Design Kabupaten Tangerang Tahun 2014
Gambar 2.1 Elemen-elemen Dasar dari Proses Manajemen Strategis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil tanggapan masyarakat terhadap kinerja petugas operasional sampah dalam pembuangan sampah atau pengambilan sampah oleh petugas dinas kebersihan dan pertamanan

Sesuai dengan metode penelitian dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian pengelolaan Taman Dharma Wanita oleh Dinas Kebersihan dan pertamanan

Hasil penelitian dari penelitian didapatkan data Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda tidak melakukan strategi megngenal khalayak sebelum sosialisasi yang

Manajemen Sampah oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta dalam menanggulangi banjir adalah baik dapat dilihat dari fungsi-fungsi Manajemen yang dilaksanakan

Melalui Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro selaku pihak yang bertanggung jawab atas manajemen strategi pengelolaan sampah untuk melakukan penambahan TPA

adalah 326,570 kg, jumlah sampah perbulan adalah 10,123,670 sedangkan jumlah sampah pertahun adalah 121,484,040 kg, jumlah sampah inilah yang masuk ke TPA yang

Berdasarkan Hasil dari penelitian dan pembahasan maka menghasilkan kesimpulan 1). Peran Dinas Kebersihan dan Pertamanan dalam melaksanakan kebersihan, pengumpulan sampah

Dalam bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa yang menjadi fokus penelitian ini adalah Mengetahui seberapa besar efektivitas Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda