BAB 5. PENUTUP
5.2. Saran
1. Untuk mendapatkan hasil hitungan kematian larva yang tepat, sebaiknya perhitungannya kematian larva dilakukan oleh 2 orang atau lebih.
2. Dilakukan penelitian dengan membandingkan ekstrak metanol buah Phaleria
macrocarpa (Scheff) Boerl dengan obat anti-kanker sebagai kontrol
positifnya.
3. Dilakukan penelitian dengan pengukuran susut pengeringan, kadar air, kadar abu serta penggunaan trypan blue dalam memastikan kematian larva.
40
DAFTAR PUSTAKA
1. Lisdawati V, Wiryowidagdo S dan Kardono LB. Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) dari berbagai fraksi ekstrak daging buah dan kulit biji makota dewa
(Phaleri macrocarpa). Bul.Penelitian Kesehatan Vol. 34 No. 3; 2006: 111-118.
2. Lisdawati V. Kajian terhadap prospek pengembangan bahan bioaktif buah mahkota dewa (P. macrocarpa) sebagai kandidat New Chemical Entity untuk pengobatan kanker (Sitostatika). Bul.Penelitian Kesehatan Vol. 37 No. 1; 2009: 23-32.
3. Pisutthanan S, et al. Brine Shrimp lethality activity of thai medicinal plant in the Family Maliaceae. Naresuan University Journal Vol.12 No.2; 2004: 13-18.
4. Meyer BN, et al. Brine shrimp: a convenient general bioassay for active plant constituent. Planta Medica; 1982.
5. Menkes RI. Farmakope Herbal Indonesia Edisi Pertama. Jakarta: Menkes; 2009.
6. Sukandar EY. Tren dan paradigma dunia farmasi. Industri-klinik-teknologi kesehatan. Bandung : Institut Teknologi Bandung; 2004.
7. Menkes RI. Pedoman Fitofarmaka. Jakarta: Menkes; 1992.
8. Yuningsih R. Pengobatan tradisional di unit pelayanan kesehatan. Info singkat kesejahteraan sosial Vol. IV No. 05/I/P3DI/Maret/2012; 2012: 9-12.
9. Widowati L. Kajian hasil penelitian mahkota dewa. Jurnal bahan alam Indonesia Vol. 4 No. 1; 2005: 223-227.
10. Hendra R, et al. Antioxidant, Anti-inflammatory and cytotoxicity of Phaleria
macrocarpa (Boerl.) Scheff fruit. BMC complementary & alternative medicine,
Vol. 11, No.110; 2011.
11. Meiyanti, et al. Efek hipoglikemik daging buah mahkota dewa (Phaleria
macrocarpa (Scheff.) Boerl.) terhadap kadar gula darah pada manusa sehat
setelah pembebanan glukosa. Universa medicina Vol. 25 No. 3; 2006: 114-120.
12. Rohyami Y. Penentuan Kandungan flavonoid dari ekstrak metanol daging buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl). [Skripsi]. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia; 2008
13. Dewanti T, Wulan SN dan Nur Indira. Aktivitas antioksidan dan antibakteri produk kering, instan dan effervescent dari buah mahkota dewa (Phaleria
macrocarpa (Scheff.) Boerl). Malang: Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 6 No. 1
Universitas Brawijaya; 2005: 29-36.
14. Anonim. Parameter standar umum ekstrak tumbuhan obat. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Direkorat Pengawasan Obat Tradisional; 2000: 3-6 dan 9-12.
15. Agoes, Goeswin. Teknologi bahan alam. Bandung: Penerbit ITB Press; 2007: 11-14 dan 21-23.
16. Tiwari P, et al. Phytochemical screening and extraction: A review. Internationale Pharmaceutica Sciencia (IPS) Vol. 1. Jan-March 2011.
17. Amelia P. Isolasi, elusidasi struktur dan aktivitas antioksidan senyawa kimia dari daun Garcinia benthami Pierre. [Tesis]. Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia; 2011.
18. Priyanto. Toksikologi: mekanisme, terapi antidotum, dan penilaian resiko. Lembaga Studi dan Konsultasi Farmakologi Indonesia (LESKONFI); 2009.
19. Harmita dan Radji M. Buku ajar analisis hayati Edisi 3. Jakarta : EGC; 2008.
20. Landis, Wayne G. Introduction to environmental toxicology molecular substuctures to ecological landscape. Fourth edition. USA: CRC Press; 2011: 52.
21. McLauughlin JL dan Rogers LL. The use of biological assays to evaluate botanicals. USA: Drug Information Journal Vol. 32; 1998: 512-524.
22. Widianti A dan Suhardjono. Uji toksisitas akut ekstrak etanol buah cabai rawit
(Capsicum frutescens) terhadap larva Artemia salina Leach dengan metode Brine
shrimp lethality test (BST). Semarang : Universitas Diponegoro; 2010
23. Asem A, Pouyani NR dan Escalente PD LR. The genus Artemia Leach, 1819 (Crustaceae: Branchiopoda). True and false taxonomical descriptions. Iran : Lat. Am. J Aquat Res Vol. 38; 2010: 501-506.
24. Ramdhini, RN. Uji toksisitas terhadap Artemia salina Leach dan toksisitas akut komponen bioaktif Pandanu conoideus var. Conoideus Lam sebagai kandidat antikanker. [Skripsi]. Surakarta: Universitas Sebelas Maret; 2010.
25. Panjaitan, RB. Uji toksisitas akut ekstrak kulit batang pulasari (Alyxiae cortex) dengan metode brine shrimp lethality test (BST). [Skripsi]. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma; 2011.
26. Panggabean, MG. Teknik penetasan dan pemanenan Artemia salina Leach. Jakarta: Pusat Penelitian Ekologi Laut, Lembaga Oseanologi Nasional-LIPI. Oseana Vol IX No. 2; 1984: 57-65
27. Gajardo, Gonzola M dan Beardmore, John A. The brine shrimp Artemia : adapted to critical life conditions. Chile: Frotiers in Physiology; 2012.
28. Utomo, DP. Analisis matematis dan ekonomis penggunaan metanol dan etanol
pada kompor “HD”. Malang: Jurnal teknik industri, Vol 11 No 1; Februari 2011:
29. Anonim. Methanol. Europe: International Programme on Chemical Safety (IPCS)
and European Commission; 2012.
http://www.inchem.org/documents/icsc/icsc/eics0057.htm (Diunduh September 2014)
30. Amalia FR, et al. Pengaruh Glutathione terhadap kualitas semen kambing Boer
Post Thawing dalam pengencer yang mengandung Dimetylsulfoxie (DMSO).
Malang: Universitas Brawijaya; 2012.
31. Rita WS, Suirta IW, Sabikin A. Isolasi & Identifikasi Senyawa Yang Berpotensi Sebagai Antitumor Pada Daging Buah Pare (Momordica charantia L.). Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran. Jurnal Kimia Vol.2; 2008.
32. Nguyen HH, Widodo S. Momordica L. In: Medicinal and Poisinous Plant Research of South-East Asia 12. De Padua L. S. N. Bunyapraphatsana and R.H. M. J. Lemmens (eds.). Pudoc Scientific Publisher. Wageningen, the Netherland; 1999: 353-359.
33. Rolliana, ER. Uji toksisitas akut ekstrak etanol Daun Kamboja (Plumeria alba L) terhadap larva Artemia salina Leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BST). [Skripsi]. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro; 2010.
34. Perry SW, et al. In Situ Trypan blue staining of monolayer cell cultures for permanent fixation and mounting. New York: University of Rochester Medical Center. BioTechniques Vol. 22 No.2; 1997.
35. Ogata S, et al. Apoptosis induced by the flavonoid from lemon fruit (citrus limon BURM. F.) and its metabolites in HL-60 cells. Japan: Biosci Biotechnol Vol 64 No 5; 2000: 1075-1078. PMID 10879486. Available from: http://www.ncbi.nlm
36. Vizcaino F, et al. The flavonoid quercetininduced apotosis and inhibits JNK activation in intimal vascular smooth muscle cells. London: Biochemical and Biophysical Research communications Vol 346 No 3; 4 Agustus 2006: 919-925. Available from: http://www.sciencedirect.com.
37. Ren W, et al. Tartary Buckwheat Flavonoid Activates caspase 3 And Induces Hl-60 Cell apoptosis. China: Clin Pharmacol Vol 23 No 8; 2001: 427-432. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11838316.
38. Demeule M et al. Grean tea catechin as novel antitumor and antiangiogenic compounds. Canada: Curr. Med. Chem-Anti-Cancer Agent Vol 2 No 4; 2002: 441-463. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12678730.
45 LAMPIRAN
Lampiran 1 Alur penelitian
Gambar 6.1 Alur penelitian 1 gram telur Artemia salina Leach
Penetasan telur Artemia salina Leach
Pengambilan larva secara random
Sumur A: 10 larva + 1 ml ekstrak 1000 ppm + 1 ml air laut Sumur B : 10 larva + 1 ml ekstrak 500 ppm + 1 ml air laut Sumur C : 10 larva + 1 ml ekstrak 250 ppm + 1 ml air laut Sumur D : 10 larva + 1 ml ekstrak 100 ppm + 1 ml air laut Sumur E : 10 larva + 1 ml ekstrak 50 ppm + 1 ml air laut Sumur F : 10 larva + 1 ml ekstrak 25 ppm + 1 ml air laut Sumur G : 10 larva + 1 ml ekstrak 10 ppm + 1 ml air laut
Sumur 22 – 24 : 10 larva + 2 ml air laut Volume akhir masing-masing sumur adalah 2 ml
Dilakukan replikasi 3 kali pada tiap konsentrasi
Setelah 24 jam pemberian ekstrak, dilakukan penghitungan jumlah larva yang mati
Menghitung persentase kematian larva pada tiap konsentrasi
Menentukan LC50 dengan metode probit Larva Artemia salina berumur 48 jam
Larva Artemia salina Leach dengan jenis dan cara penyediaan yang sama dan telah bersifat homogen
Lampiran 2 Metode probit
Tabel 6.1 Tabel probit
Konsentrasi Log Konsentrasi (X) % Kematian Probit (Y) X 2 Y2 XY ∑
Baik konsentrasi maupun persentase kematian dimasukkan ke dalam tabel probit seperti di atas. Lalu melakukan log dari setiap konsentrasi dan mencari nilai probit dari setiap persentase kematian dengan menggunakan tabel probit.
Setelah mengisi semua bagian tabel, maka dilakukan penghitungan dengan menggunakan persamaan garis lurus : y = mX + b.
Dimana Y merupakan angka probit dan X adalah nilai log konsentrasi serta antilog X adalah nilai LC50.
Nilai slope (m) dihitung dengan rumus : m = ∑ (X) ∑ (Y) –n ∑(XY)
(∑ (X))2
- n ∑ (X2
)
Nilai Intersep (b) dihitung dengan rumus : b = ∑ (X) ∑ (XY) - ∑ (X2) ∑ (Y)
(∑ (X))2
- n ∑ (X2
Lampiran 3 Surat Keterangan Determinasi Tanaman
Lampiran 4 Keterangan Bahan Penelitian Telur Artemia
Lampiran 5 Gambar Bahan dan Alat Penelitian
Gambar 6.4 Penghalusan simplisia Gambar 6.5 Destilasi pelarut metanol
Gambar 6.6 Proses pemasukan simplisia Gambar 6.7 Botol Maserasi ke botol maserasi
Gambar 6.8 Proses evaporasi dengan Gambar 6.9 Ekstrak kental buah
Lanjutan...
Gambar 6.10 Neraca analitik Gambar 6.11 Proses Penyaringan
Gambar 6.12 Larutan Induk 20.000 ppm Gambar 6.13 Larutan ekstrak berbagai Konsentrasi uji
Lampiran 6 Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Metanol Buah Mahkota Dewa
Konsentrasi = ekstrak metanol buah mahkota dewa Volume aquade (mL)
20.000 ppm = x = 2.000.000 µg = 2000 mg 100
Untuk mendapatkan ekstrak dengan konsentrasi 1000 ppm, 250 ppm, 100 ppm dan 50 ppm dan 25 ppm maka dilakukan pengenceran dengan menggunakan rumus V1 M1 = V2 M2.
a) Konsentrasi ekstrak 1000 ppm V1 M1 = V2 M2
20000 µg/mL x V1 = 1000 µg/mL x 10 mL V1 = 10.000 µg = 0,5 mL
20.000 µg/mL
Maka kita mengambil 0,5 mL larutan ekstrak 20.000 ppm
b) Konsentrasi ekstrak 250 ppm V1 M1 = V2 M2
1000 µg/mL x V1 = 250 µg/mL x 4 mL V1 = 1000 µg = 1 mL
1000 µg/mL
Maka kita mengambil 1 mL larutan ekstrak 1.000 ppm
c) Konsentrasi ekstrak 100 ppm V1 M1 = V2 M2
1000 µg/mL x V1 = 100 µg/mL x 4 mL V1 = 400 µg = 0,4 mL 1000 µg/mL
d) Konsentrasi ekstrak 50 ppm V1 M1 = V2 M2
1000 µg/mL x V1 = 50 µg/mL x 4 mL V1 = 200 µg = 0,2 mL 1000 µg/mL
Maka kita mengambil 0,2 mL larutan ekstrak 1.000 ppm
e) Konsentrasi ekstrak 25 ppm V1 M1 = V2 M2
1000 µg/mL x V1 = 25 µg/mL x 4 mL V1 = 100 µg = 0,1 mL 1000 µg/mL
Lampiran 7 Perhitungan Penggunaan DMSO
Pembuatan larutan DMSO induk 20.000 ppm :
2 ml DMSO = 0,02 100 ml aquades
Sehingga persen DMSO yang digunakan untuk larutan induk 20.000 ppm yaitu 0,02 x 100 % = 2 %, kadar DMSO dilakukan pengenceran sesuai dengan pembuatan konentrasi ekstrak.
a) Pembuatan pengenceran dengan konsentrasi 1.000 ppm. V1 M1 = V2 M2
0,5 x 2 % = 10 x M2
M2 = 1 = 0,1 % 10
Sehingga persentase DMSO ang terdapat pada larutan 1.000 ppm adalah 0,1 %.
b) Pembuatan pengenceran dengan konsentrasi 250 ppm. V1 M1 = V2 M2
1 x 0,1 % = 4 x M2
M2 = 0,1 = 0,025 % 4
Sehingga persentase DMSO ang terdapat pada larutan 250 ppm adalah 0,025 %. c) Pembuatan pengenceran dengan konsentrasi 100 ppm.
V1 M1 = V2 M2 0,4 x 0,1 % = 4 x M2
M2 = 0,04 = 0,01 % 4
d) Pembuatan pengenceran dengan konsentrasi 50 ppm. V1 M1 = V2 M2
0,2 x 0,1 % = 4 x M2 M2 = 0,02 = 0,005 % 4
Sehingga persentase DMSO ang terdapat pada larutan 50 ppm adalah 0,005 %.
e) Pembuatan pengenceran dengan konsentrasi 25 ppm. V1 M1 = V2 M2
0,1 x 0,1 % = 4 x M2
M2 = 0,01 = 0,0025 % 4
Sehingga persentase DMSO ang terdapat pada larutan 25 ppm adalah 0,0025 %.
Lampiran 8 Tabel 6.2 Transformasi Persen-Probit
Lampiran 9 Identifikasi Larva Artemia salina Leach
Lampiran 10 Keterangan Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Ayu Reskianingsih
Tempat, tanggal lahir : Malili, 21 Desember 1993
Alamat : Jl. Dr. Sam Ratulangi
Perumahan BTN Wija Virgo Kel. Puncak Indah, Kec.
Malili, Kab. Luwu Timur, Prov. Sulawesi Selatan.
No. HP : 081242030607
Email : ayhu_ayra@rocketmail.com
Riwayat Pendidikan :
1. SDN No. 221 Malili (2000-2005)
2. SMP Neg. 1 Malili (2005-2008)
3. SMA Neg. 1 Malili (2008-2011)