• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dari simpulan di atas, diketahui bahwa sumberdaya manusia Gapoktan Juhut Mandiri perlu ditingkatkan kompetensinya melalui pelatihan. Namun demikian, selain upaya pelatihan pelaksanaan program pembangunan di KDT

Cinyurup Banten disarankan mengoptimalkan kekuatan kelembagaan lokal yang telah terbukti memberikan pengaruh positif.

Alimin. 2004. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pelatihan Petani Sayur- Sayuran (Kasus di Kecamatan Sukanegara Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat). [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional [Bappenas]. 2000. Budidaya Ternak Domba (Bovidae). Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Perdesaan. Jakarta: Bappenas.

Bernardin J. 2003. Human Resource Management: An Experimental Approach. Third Edition. Boston: Mc-Graw Hill.

Bank Indonesia Serang [BI Serang]. 2011. Kajian Ekonomi Regional Banten. Laporan Triwulan IV 2010. Banten.

Cascio WG. 1992. Managing Human Resource: Productivity, Quality of Work Life, Profits. Management Series.Third Edition. Singapore: Mc-Graw Hill International Edition.

Dahiya S dan Jha A. 2011. Training Needs Assessment: A Critical Study.

International Journal of Information Technology and Knowledge Management. January-June 2011, Volume 4, No.1, pp.263-267.

Dessler G. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jilid 1 dan 2. Klaten: PT. Intan Sejati.

Erasmus B, Schenk H, Swanepoel B, Van Dyk W. 2000. South African Human Resource Management Theory and Practice. 2ndEdition. Cape Town: Juta. Hariono S. 2010. Manajemen Sumberdaya Manusia Lanjutan. Edisi Revisi Januari

2010.Ebook.http://www.freewebs.com/cadcamsolution/msdm-lanjlanjutan - semua -bab-revisi-januari-2010.doc.[22 Oktober 2011].

Kardiyanto E, Mewa A. 2011. Kampung Ternak Domba Juhut Banten. Koran Sinar Tani.Edisi 6-12 April 2011. No.3400. XLI.

Kementerian Pertanian [Kemtan]. 2011. Peraturan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian No.168/Per/SM.170/J/11/11 tanggal 18 November 2011. Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok Tani. Jakarta: Kementerian Pertanian.

Kementerian Riset dan Teknologi [Kemristek]. 2011. Diseminasi Teknologi (Speklok) di Kabupaten Pandeglang.(www.ristek.go.id/index.php/module/ News+News/id/9905/print).[28 Nopember 2011].

Leigh D, Watkin R, Platt WA, Kaufman R. 2000. Alternative Models of Needs Assessment: Selecting the Right One fo Your Organization. Human Resource Development Quarterly. Volume 11, No.1, pp.87-93.

Mangkunegara AP. 2005. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung: Refika Aditama.

________________.2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mathis RL, Jackson JH. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.

McCann AT, Tashima J. 1990. Training Needs Assesment Tool: Trainer Guide. Organization Design and Development, Inc.

Management for Development Foundation [MDF]. 2005. Training Needs Assessment. http://www.toolkitsportdevelopment.org/html/resources/B3/ B3375796- DDDF - 42AE - AF44 - 519B2D7A94DD / 12%20Training%20 Needs % 20Assessment.pdf [27 Maret 2012].

Miller JA, Diana MO. 2002.Training Needs Assessment.http://www.ispi.org/pdf/ suggestedReading/Miller_Osinski.pdf.[27 Maret 2012].

Mullins LJ. 2005. Management and Organizational Behavior. New York: Prentice Hall Edinburg Gate Harlow.

Munandar AS. 2008. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta:Universitas Indonesia

Nurcahyati E. 2009. Gerakan Pengembangan Agribisnis Terpadu. Tabloid Menara Banten. Edisi 6. Tahun Pertama.Hal.14-16.

Papu J. 2002. Analisis Kebutuhan Pelatihan Kategori Organisasi Industri. http://www.e-psikologi.com/epsi/industri_detail.asp?id=129. [15 Desember 2011].

Pranadji T, Endang LH. 2004. Transformasi Sosial Budaya dan Pembangunan Pertanian. Analisis Kebijakan Pertanian. Volume 2 No.1. Maret 2004. Hal.77-92.

Puspita T. 2004. Analisis Kebutuhan Pelatihan Berbasis Kompetensi Pada Bank BNI Divisi Syariah [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Robbins S, M Coulter. 2007. Manajemen. Edisi Kedelapan. Jakarta: Penerbit PT.Indeks.

Sajogyo. 2002. Pertanian dan Kemiskinan. Majalah Ekonomi Rakyat, artikel Th.1 No.1, Maret 2002. Makalah disampaikan pada Pertemuan II Seminar Pendalaman Ekonomi Rakyat, YAE-Bina Swadaya, Financial Club, Jakarta 5 Februari 2002.http://www.ekonomirakyat.org. [27 Maret 2012].

Schuler RS, Huber VL. 1993.Personel and Human Resource Management. Third Edition. USA: West Publishing Company.

Simanjuntak PJ. 2005.Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta: FE UI.

Simatupang P. 2004. Pengertian Usaha dan Sistem Agribisnis dan Implikasinya Terhadap Kajian Teknologi dan Usaha Pertanian. Makalah disampaikan dalam Pelatihan Analisa Finansial dan Ekonomi, 29 November s/d 9 Desember 2004 di Bogor. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian.

Sudaryanto T, Pantjar S, Ketut K. 2005. Konsep Sistem Usaha Pertanian serta Peran BPTP dalam Pengkajian Teknologi Spesifik Lokasi. Analisis Kebijakan Pertanian. Volume 3 No.3 Desember 2005. Hal.349-366.

Sudirman. 2006. Model Pelatihan Keterampilan Usaha Terpadu Bagi Petani Sebagai Upaya Alih Komoditas. [disertasi]. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Suradisasra K, Dwi P. 2011. Pemberdayaan Posisi dan Peran Tokoh Tradisional dalam Upaya Pengembangan Ternak di Provinsi Banten.Wartazoa. Volume 21 No.2 Tahun 2011. Hal.51-59

Syahyuti. 2011. Gampang-Gampang Susah Mengorganisasikan Petani: Kajian Teori dan Praktik Sosiologi Lembaga dan Organisasi.Bogor: IPB Press. _______. 2010. Lembaga dan Organisasi Petani dalam Pengaruh Negara dan

Pasar.Forum Penelitian Agro Ekonomi.Volume 28 No.1 Juli 2010. Hal.35- 53.

________.2007. Kebijakan Pengembangan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sebagai Kelembagaan Ekonomi Di Perdesaan. Analisis Kebijakan Pertanian.Volume 5 No.1. Maret 2007.Hal.15-35.

Taslaangreini D. 2004. Analisis Kebutuhan Pelatihan Pada Divisi Perkreditan PT. Bank Riau [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Wulandari R. 2005. Penilaian Kebutuhan Pelatihan : Tantangan dan Solusi.Jurnal

ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN GABUNGAN KELOMPOK TANI DI KAMPUNG DOMBA CINYURUP BANTEN

Justifikasi Tujuan Sasaran Masukan Keluaran Akibat Manfaat Dampak

Kondisi kehidupan petani di Kampung Cinyurup Banten yang bermata pencaharian usahatani sayuran dan mencari kayu bakar yang merambah ke lahan hutan lindung berdampak pada penggundulan hutan. Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Banten dengan dukungan keterpaduan lintas institusi dan lintas elemen dalam himpunan kelompok kerja (pokja), melakukan upaya program

problem solving dalam konsep pembangunan pemberdayaan masyarakat melalui penguatan organisasi petani (gapoktan) berupa usahatani terintegrasi antara sayuran dan ternak domba. Pengalihan usaha ini setidaknya mencakup 3 tujuan, yaitu : 1) melakukan program

buffer zoneakibat pengundulan hutan, 2) meningkatkan pendapatan petani, dan 3) memanfaatkan SDA yang belum digunakan tepat guna.

Merujuk kepada Miller et al., (2002) pemanfaatan training needs assessment

antara lain membantu analisis program

solving problem dalam hal ini program

buffer zonedan kesiapan kompetensi SDM petani atas pengalihan usaha dari bertani sayuran dan mencari kayu bakar menjadi usaha sayuran dan ternak domba. Analisis ini berguna untuk mengetahui existing condition petani melalui pendekatan kompetensi SDM.

1.Menganalisisgapkom petensi SDM gapok- tan dalam program Kampung Domba Terpadu dilihat dari Kemampuan Kerja Pribadi dan Kemam- puan Kerja Jabatan 2.Menganalisis kebutu-

han pelatihan yang diperlukan untuk mengurangigapkom- petensi SDM gapok- tan dalam suatu sistem agribisnis program Kampung Domba Terpadu 3.Menganalisis hubung an keeratan faktor karateristik petani dengan kebutuhan pelatihan 4.Menganalisis faktor penyebab terjadinya gapkompetensi SDM gapoktan Pengurus gapok- tan dan anggota

1. Standarisasi kinerja pengurus gapoktan dan anggota 2. Kompetensi aktual pengurus gapoktan dan anggota 3.SDM, terdiri dari: a.Peneliti 3 org b.Penyuluh 1 org c.Enumerator 5 org d.Petani 64 org 4.Biaya Rp 27.000.000

1.Gap kompetensi SDM pengurus gapoktan dan anggota

2.Jenis kebutuhan pelatihan yang diper- lukan berupa karateristik kurikulum (materi) pelatihan

3.Karateristik petani yang membutuhkan pelatihan

4.Faktor penyebabgapkompetensi

1. Peningkatan keterampilan manajemen gapoktan dan kemampuan teknis petani dalam usaha ternak domba 2. Kemandirian usahatani

Peningkatan skala usahatani yang ber- orientasi pada nilai ekonomi

Pendapatan peta- ni meningkat

Lampiran 4. Hasil Analisis Regresi Berganda

1. IDENTITAS PETANI DENGAN KEBUTUHAN PELATIHAN

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -,956 ,300 -3,189 ,003 Jenis Kelamin ,071 ,080 ,591 ,896 ,377 Umur ,135 ,080 ,754 1,694 ,100 Pendidikan ,111 ,078 ,953 1,411 ,168

Lama Bergabung di Gapoktan -,213 ,081 -1,460 -2,644 ,013 a. Dependent Variable: Kebutuhan Pelatihan

2. FAKTOR PRIBADI DENGAN KEBUTUHAN PELATIHAN

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -,992 ,335 -2,964 ,006 Jumlah Tanggungan ,065 ,051 ,346 1,278 ,211 Lama Pengalaman ,029 ,033 ,231 ,881 ,385 Frekuensi Ikut Pelatihan ,081 ,044 ,327 1,824 ,078 a. Dependent Variable: Kebutuhan Pelatihan

3. FAKTOR USAHATANI DENGAN KEBUTUHAN PELATIHAN

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -,664 ,388 -1,713 ,098

Pelihara Domba >= 3 ekor -,139 ,142 -1,277 -,983 ,334 Kepemilikan Modal Sendiri ,042 ,113 ,207 ,370 ,714 Biaya Pemeliharaan < 500rb -,107 ,050 -,838 -2,139 ,041 Keuntungan <= 1jt ,044 ,142 ,412 ,308 ,760 Lama Pelihara <= 2 tahun ,198 ,149 1,893 1,327 ,195 Sumber Pembiayaan Sendiri ,081 ,089 ,481 ,910 ,371 Tenaga Kerja Yang Membantu X <=

2org -,003 ,073 -,018 -,036 ,971

4. FAKTOR EKSTERNAL DENGAN KEBUTUHAN PELATIHAN Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -,439 ,574 -,766 ,450

Aktif dalam Pertemuan Poktan ,350 ,139 2,597 2,521 ,017 Aktif dalam Pertemuan

Gapoktan -,214 ,149 -1,488 -1,438 ,161

Motivasi karena Butuh

Informasi -,041 ,083 -,203 -,488 ,629

Tidak Mengerti Materi -,022 ,063 -,088 -,348 ,730 a. Dependent Variable: Kebutuhan Pelatihan

5. AKTIVITAS GAPOKTAN DENGAN KEBUTUHAN PELATIHAN

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) ,092 ,596 ,154 ,878

Tidak Terkendala dengan Peraturan ,112 ,087 ,945 1,289 ,208 Merasakan Manfaat -,242 ,130 -2,231 -1,866 ,072

Kerukunan Baik ,215 ,109 1,242 1,974 ,058

Pelayanan Cukup ,094 ,085 ,602 1,097 ,282

Keperdulian Baik ,014 ,097 ,066 ,148 ,883

Jumlah Anggota Dirasakan Banyak ,078 ,070 ,356 1,121 ,271 a. Dependent Variable: Kebutuhan Pelatihan

6. FAKTOR DOMINAN DENGAN KEBUTUHAN PELATIHAN

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -,392 ,326 -1,202 ,238 Lama Gabung -,109 ,074 -,749 -1,487 ,147 Biaya Yang Dikeluarkan ,032 ,050 ,247 ,634 ,531 Frekuensi Keaktifan ,179 ,061 1,330 2,942 ,006 a. Dependent Variable: Kebutuhan Pelatihan

Lampiran 5. Daftar Istilah Singkatan

1. FGD : Focus Group Discussion. Adalah suatu metode riset berupa proses pengumpulan informasi mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok.

2. KDT : Kampung Domba Terpadu. Adalah satu kampung domba yang berintegrasi tanaman sayuran, tanaman pangan, dan talas beneng. Berlokasi di Kampung Cinyurup, Keluruhan Juhut, Kecamatan Tanjung Karang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.

2. KKJ : Kemampuan Kerja Jabatan. Adalah suatu ukuran standarisasi kompetensi pada posisi jabatan tertentu

3. KKP : Kemampuan Kerja Pribadi. Adalah suatu ukuran standarisasi kompetensi aktual seorang pegawai.

4. LRI : Laju Reproduksi Induk. Adalah gambaran kemampuan induk merawat anaknya sampai usia sapih.

5. Pokja : Kelompok Kerja. Adalah kelompok kerjasama pada elemen lintas institusi yang melibatkan 14 Satuan Perangkat Kerja Daerah dalam menangani Program Kampung Domba Terpadu. 5. TNA-T : Training Needs Assessment Tool. Adalah salah satu model

needs assessment yang fokus pada pendekatan analisis

individu. Dalam analisis ini faktor utama yang diungkap adalah

gap antara Kemampuan Kerja Pribadi dengan Kemampuan Kerja Jabatan.

KUESIONER PENELITIAN TESIS

ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN

GABUNGAN KELOMPOK TANI

DI KAMPUNG DOMBA TERPADU (KDT) CINYURUP

BANTEN

IDENTITAS RESPONDEN

Nama

: ………

Jenis Kelamin

: L / P *)

Umur

: ………

Pendidikan Akhir

: ………

Nama Kelompok Tani

: ………

Nama Gapoktan

: JUHUT MANDIRI

Status Keanggotaan

: Ketua Gapoktan/Ketua Kelompok Tani/

Anggota *)

Lama Bergabung

: ……… Tahun

*) Coret yang tidak perlu

PROGRAM STUDI ILMU MANAJEMEN

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

I. PETANI

A. FAKTOR PRIBADI

1. Berapa orang jumlah tanggungan keluarga Bapak/Ibu ?

a. 1-2 orang

b. 3-5 orang

c. ≥ 5 orang

2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu berusaha ternak domba ?

a. ≤ 2 tahun

b. 3-5 tahun

c. ≥ 5 tahun

3. Sudah berapa kali Bapak/Ibu ikut pelatihan ternak domba ?

a. ≤ 2 kali

b. 3-5 kali

c. ≥ 5 kali

B. FAKTOR USAHA TANI

1. Ada berapa banyak domba yang Bapak/Ibu pelihara ?

a. 1-2 ekor

b. 3-5 ekor

c. ≥ 5 ekor

2. Siapa pemilik domba yang Bapak/Ibu pelihara ?

a. Pinjaman

b. Milik Sendiri

c. Pinjaman dan Milik Sendiri

3. Berapa biaya yang Bapak/Ibu keluarkan untuk pelihara ternak domba sampai

ternak terjual ?

a. < Rp 500.000

b. Rp 500.000 - Rp.1 juta

c. > Rp 1 juta

4. Berapa keuntungan yang Bapak/Ibu peroleh dari hasil ternak terjual ?

a. < Rp 470.000

b. Rp 470.000 - Rp.1 juta

c. > Rp 1 juta

5. Berapa lama Bapak/Ibu pelihara ternak dari mulai diperoleh sampai dijual ?

a. < 1 tahun

b. 1 – 2 tahun

c. 3-5 tahun

6. Darimana sumber pembiayaannya ?

a. Pinjam

b. Biaya Sendiri

c. Pinjam dan Biaya Sendiri

7. Berapa orang yang ikut membantu dalam usaha ternak domba Bapak/Ibu ?

a. 1-2 orang

b. 3-5 orang

c. ≥ 5 orang

C. FAKTOR EKSTERNAL

1. Berapa kali dalam sebulan kelompok tani Bapak/Ibu membuat pertemuan ?

a. ≤ 2 kali

b. 3-5 kali

c. ≥ 5 kali

2. Berapa kali dalam sebulan terakhir Bapak/Ibu ikut pertemuan ?

3. Apa yang mendorong Bapak/Ibu ikut pertemuan ?

a. Kewajiban

b. Butuh Informasi

c. Ikut-ikutan

4. Apa yang membosankan bagi Bapak/Ibu pada pertemuan tersebut ?

a.Tidak mengerti materinya

b. Cara penyampaiannya

c. Kedua-duanya

5. Masalah apa yang sering dihadapi Bapak/Ibu dalam usaha ternak domba ?

Jawaban : ….……….

……….

……….

6. Kalau menemui kesulitan dalam ternak domba, biasanya Bapak/Ibu menemui

siapa ? ………...

No.

Pihak tempat bertanya

Berapa kali dalam

sebulan

1.

2.

3.

4.

7. Kepada siapa Bapak/Ibu sering bertanya?

Jawaban : ………...

II. GAPOKTAN

1. Seringkah Bapak/Ibu mengalami kesulitan dengan peraturan yang diberlakukan

di Gapoktan?

a.Jarang

b. Kadang-kadang

c. Sering

2. Apakah Bapak/Ibu merasakan manfaat dari Gapoktan ?

a.Ya

b. Tidak

c. Kadang-kadang

3. Bagaimana kerukunan anggota dan pegurus Gapoktan yang Bapak/Ibu

rasakan?

a.Baik

b. Cukup

c. Kurang

4. Bagaimana pelayanan pengurus Gapoktan menurut Bapak/Ibu ?

a.Baik

b. Cukup

c. Kurang

5. Bagaimana menurut Bapak/Ibu, keperdulian anggota dan pengurus terhadap

Gapoktan ?

a.Baik

b. Cukup

c. Kurang

6. Menurut Bapak/Ibu, jumlah anggota dalam Gapoktan sekarang ini?

KUESIONER KEMAMPUAN KERJA JABATAN (KKJ)

UNTUK DI ISI OLEH : KETUA KELOMPOK TANI DAN KETUA GAPOKTAN

Petunjuk Menjawab Pertanyaan

Mohon berikan tanda (X) pada salah satu kotak sesuai pendapat Bapak/Ibu.

Sebagai petunjuk pengisian dalam 9 kotak adalah sebagai berikut :

Pengisian nilai untuk memberikan gambaran kondisi ideal yang seharusnya.

Urutan angka dari 1 s/d 9, pilihan angka

semakin besar berarti semakin

mendekati kondisi ideal yang seharusnya.

NO PERTANYAAN NILAI/BOBOT KKJ

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1.

Kemampuan Perencanaan

1. Membantu persiapan kegiatan pelatihan 2. Membantu persiapan kegiatan pertemuan

3. Menyiapkan peralatan untuk persiapan pertemuan 4. Saling membantu dalam acara persiapan pertemuan 5. Membuat usulan kegiatan tertulis

6. Membuat perhitungan keputusan usaha

2.

Kemampuan Organisasi

1. Aktif mengikuti pertemuan gapoktan 2. Aktif dalam kelompok belajar

3. Memahami peraturan yang ada

4. Menjalankan peran sesuai tugasnya

3.

Kemampuan Pelaksanaan 1. Hadir dalam acara pelatihan 2. Hadir sesuai jadual yang di buat 3. Aktif dalam kegiatan

4. Melaksanakan aturan yang ada

5. Menggunakan peralatan yang dianjurkan 6. Menggunakan saprodi ternak yang dianjurkan

NO PERTANYAAN NILAI/BOBOT KKJ 1 2 3 4 5 6 7 8 9

4.

Kemampuan Pengendalian

1. Mempelajari pengalaman yang telah lewat

2. Membuat catatan usahanya

5.

Kemampuan Mengembangkan Kepemimpinan Kelompok 1. Membantu teman yang dalam kesulitan

2. Menjalankan kewajiban

3. Bekerjasama usaha dengan anggota kelompok lain 4. Bekerjasama usaha dengan teman di luar

6. Sarana/Peralatan

1. Mengetahui peralatan pembersih kandang ternak

7.

Penyiapan Bibit dan Bakalan

1. Mengetahui cara memilih bibit dan memelihara bakalan yang baik

8.

Pemeliharaan

1. Membersihkan kandang secara rutin

2. Mampu memberikan obat pada ternak yang sakit 3. Mampu merawat ternak secara rutin

4. Membuat pakan sesuai kondisi ternak (indung,anak,dwsa) 5. Mampu membersihan kotoran ternak secara rutin

6. Mengetahui jenis penyakit ternak

7. Mengetahui waktu perkawinan ternak yang tepat 8. Mengetahui tindakan persiapan kelahiran ternak

9.

Panen dan Pascapanen

1. Mengetahui tujuan memelihara ternak

2. Mengetahui kapan waktu jual ternak yang menguntungkan 3. Mengetahui bobot hidup ternak layak jual

KUESIONER KEMAMPUAN KERJA PRIBADI (KKP)

UNTUK DI ISI OLEH : ANGGOTA KELOMPOK TANI DAN GAPOKTAN

Petunjuk Menjawab Pertanyaan

Mohon berikan tanda (X) pada salah satu kotak sesuai pendapat Bapak/Ibu.

Sebagai petunjuk pengisian dalam 9 kotak adalah sebagai berikut :

Pengisian nilai untuk memberikan gambaran kondisi yang Bapak/Ibu alami

sekarang ini.

Urutan angka dari 1 s/d 9, pilihan angka

semakin besar berarti semakin

mendekati kondisi yang Bapak/Ibu alami.

NO PERTANYAAN NILAI/BOBOT KKP

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1.

Kemampuan Perencanaan

1. Berupaya membantu persiapan kegiatan pelatihan 2. Berupaya membantu persiapan kegiatan pertemuan 3. Berupaya menyiapkan peralatan utk persiapan pertemuan 4. Berupaya membantu dalam acara persiapan pertemuan 5. Berupaya membuat usulan kegiatan tertulis

6. Berupaya membuat perhitungan keputusan usaha

2.

Kemampuan Organisasi

1. Berupaya aktif mengikuti pertemuan gapoktan 2. Berupaya aktif dalam kelompok belajar 3. Berupaya memahami peraturan yang ada 4. Berupaya menjalankan peran sesuai tugasnya

3.

Kemampuan Pelaksanaan

1. Berupaya hadir dalam acara pelatihan 2. Berupaya hadir sesuai jadual yang di buat 3. Berupaya aktif dalam kegiatan

4. Berupaya melaksanakan aturan yang ada

5. Berupaya menggunakan peralatan yang dianjurkan 6. Berupaya menggunakan saprodi ternak yg dianjurkan

NO PERTANYAAN NILAI/BOBOT KKP 1 2 3 4 5 6 7 8 9

4.

Kemampuan Pengendalian

1. Berupaya mempelajari pengalaman yang telah lewat

2. Berupaya membuat catatan usahanya

5.

Kemampuan Kepemimpinan

1. Berupaya membantu teman yang dalam kesulitan 2. Berupaya menjalankan kewajiban

3. Berupaya bekerjasama usaha dgn anggota kelompok lain 4. Berupaya bekerjasama usaha dgn teman di luar

6. Sarana/Peralatan

1. Berupaya mengetahui peralatan pembersih kndang ternak

7.

Penyiapan Bibit

1. Berupaya mengetahui cara memilih bibit dan memelihara bakalan yang baik

8.

Pemeliharaan

1. Berupaya membersihkan kandang secara rutin 2. Berupaya memberikan obat pada ternak yang sakit 3. Berupaya merawat ternak secara rutin

4. Berupaya mbuat pakan sesuai kndisi ternak (indung,anak) 5. Berupaya membersihan kotoran ternak secara rutin 6. Berupaya mengetahui jenis penyakit ternak

7. Berupaya mengetahui waktu perkawinan ternak yg tepat 8. Berupaya mengetahui tindakan persiapan kelahiran ternak

9

Panen dan Pascapanen

1. Berupaya mengetahui tujuan memelihara ternak 2. Berupaya mengetahui kapan waktu jual ternak yang

menguntungkan

3. Berupaya mengetahui bobot hiduo ternak layak jual 4. Berupaya mengetahui pemanfaatan feses (kotoran) ternak

DI KAMPUNG DOMBA TERPADU CINYURUP BANTEN

ABSTRACT

DIDU WAHYUDI. Training Needs Analysis Farmers Group Combined in Integrated Village Sheep Cinyurup Banten. Under direction of M.SYAMSUL MA’ARIF and ANGGRAINI SUKMAWATI.

Habits of the people who cultivate crops in forest areas by opening new land, contribute to the deforestation of protected forests. Integrated Village Sheep (IVS) is one of the strategies to implement community empowerment through strengthening farmer organizations with an integrated agribusiness pattern between lamb and vegetable business. Farmers do not have the actual competence adequately for their optimal roles. Training needed to reduce the performance gap indicated at this time. The aims of this study were to analyze training needs of the farmer group combined in integrated village sheep Cinyurup Banten. The study population is farmers who are members of the Joint breeders Farmers Juhut Mandiri Cinyurup Banten. Training Needs Analysis was done by individuals’ analysis approach through gap analyzed between the Position Work Ability (PtWA) and Personal Work Ability (PnWA). The data collected by questionnaire, focus group discussion (FGD), and direct interview. The data then was analyzed by using method of Training Needs Assessment Tools (TNA-T). The results showed that the training needs in the field of management (organization),

correlated very significantly with factors of gender (ρ = 0.002), frequency of group meetings (ρ = 0.004), understanding purpose of the meeting (ρ = 0.003), and benefits achieved from the group meetings (ρ = 0.003). In the technical area

(the ability of farmers), training needs correlated very significantly with lack of

understanding of the material presented in the meeting of the group (ρ = 0.019).

Based o FGD, development of productivity of rancher was supported by KDT institution, i.e.: leadership, asset self collectiveness, local roles, and integrity organization.

Kampung Domba Terpadu Cinyurup Banten. Dibimbing oleh M. SYAMSUL MA’ARIF dan ANGGRAINI SUKMAWATI.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi kehidupan petani sayuran yang kegiatan usahataninya merambah ke lahan hutan lindung Kampung Cinyurup, Kelurahan Juhut, Kecamatan Karang Tanjung, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten yang selain tingkat pendidikannya masih rendah, juga tidak memiliki mata pencaharian tetap (mencari kayu bakar). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kebutuhan pelatihan petani peternak dalam mengadopsi program

solving problem yang dikemudian dikenal dengan nama program Kampung Domba Terpadu. Program ini dibentuk sebagai Buffer Zone(kawasan penyangga) yang dapat menyediakan ketersediaan rumput lapangan danleguminosasepanjang tahun dengan kualitas yang baik. Pola pikir yang dikembangkan adalah melakukan pemberdayaan masyarakat melalui penguatan organisasi petani (gapoktan) dengan pola usaha agribisnis terpadu antara usahaternak domba dan sayuran.

Metode untuk menentukan kebutuhan pelatihan gapoktan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis individu dengan metodeTraining Needs Assessment Tools (TNA-T) yaitu menganalisis gap Kemampuan Kerja Jabatan (KKJ) dengan Kemampuan Kerja Pribadi (KKP). Jika gap KKJ dengan KKP disebabkan oleh rendahnya pengetahuan, ketrampilan dan sikap, maka solusinya adalah dengan pelatihan. Akan tetapi jika bukan gap bukan disebabkan oleh faktor tersebut, maka solusinya bukan pelatihan tetapi dengan solusi lain sesuai dengan faktor- faktor penyebabnya. Selisih antara KKJ dan KKP merupakan kekurangan kemampuan yang perlu dilatih. Penetapan kebutuhan pelatihan ditentukan berdasarkan lokasi titik potong antara nilai KKJ dan KKP dengan menggunakan Diagram Peringkat Kebutuhan Pelatihan. Kemudian untuk memahaminya diinterpretasikan melalui suatu matrik interpretasi. Sehingga refleksi mengenai kondisi pekerjaan dan kompensi diketahui. Hubungan faktor karateristik petani peternak yang dominan (ρ < 0,05) terhadap kebutuhan pelatihan dianalisis dengan menggunakan crosstab analysis. Hal ini dimaksudkan untuk menganalisis sejauhmana bentuk kecenderungan hubungan antara karateristik petani peternak dengan kebutuhan pelatihan.

Hasil analisis menunjukkan bahwa kebutuhan pelatihan di bidang manajemen (organisasi), mempunyai kecenderungan hubungan sangat nyata dengan faktor-faktor: jenis kelamin (ρ = 0,002), frekuensi pertemuan kelompok (ρ = 0,004), memahami tujuan pertemuan (ρ = 0,003), dan merasakan manfaat dari pertemuan kelompok (ρ = 0,003). Di bidang teknis (kemampuan petani), kebutuhan pelatihan mempunyai kecenderungan hubungan sangat nyata dengan faktor ketidakpahaman terhadap materi yang disampaikan dalam pertemuan kelompok (ρ = 0,019). Berdasarkan FGD, pengembangan produktivitas petani peternak didukung pula oleh kelembagaan KDT, antara lain : kepemimpinan, swadaya permodalan, aturan main lokalita, dan kerjasama lintas organisasi.

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan eksistensi suatu organisasi ditentukan oleh bagaimana organisasi tersebut dapat memenuhi keinginan pelanggan. Leigh et al. (2000) menyatakan bahwa analisis kebutuhan pelatihan atau penilaian kebutuhan kebutuhan pelatihan merupakan langkah strategis dalam pengelolaan organisasi dalam bentuk intervensi pengembangan sumberdaya manusia melalui proses mengidentifikasi gap antara kinerja yang diperlukan dan kinerja saat ini. Dahiya dan Jha (2011) menyampaikan tujuan dari penilaian kebutuhan pelatihan adalah untuk memprioritaskan penyelesaian masalah kinerja dengan mengetahui gambaran berupa kondisi riil yang terjadi, seberapa pentingnya, bagaimana penjelasannya, bagaimana didefinisikan, bagaimana usulan perbaikan, dan apa yang menjadi prioritas. Analisis kebutuhan pelatihan sangat penting dilakukan karena menyediakan informasi mengenai tingkat keterampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge) sumberdaya manusia organisasi. Dengan informasi ini, manajemen dapat mengetahui gap antara kebutuhan organisasi dan kapabilitas karyawan. Pelatihan yang diselenggarakan dapat difokuskan untuk mengisi gap

tersebut.

Pencapaian tujuan tersebut dilakukan melalui kegiatan mengidentifikasi

Dokumen terkait