• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. USULAN PROGRAM KATEKESE UMAT MODEL SHARED

B. SARAN

Mahasiswi yang ada di Asrama Kabupaten Landak Kalimantan Barat adalah kaum muda yang diutus oleh pemerinntah daerah untuk studi di Yogyakarta dan para mahasiswi ini juga merupakan kaum muda tulang punggung harapan Gereja ke depan. Oleh karena itu jelaslah mereka memiliki tanggung jawab besar terhadap pemerintah daerah serta memiliki tugas perutusan untuk meneruskan perutusan Yesus Kristus sebagai kaum muda Katolik yang beriman. Para mahasiswi ini perlu dibina dan dipersiapkan sejak dini sesuai dengan perkembangan jaman, sehingga iman, kepribadian dan pengetahuan terus menerus diperkembangkan dan akhirnya siap menjadi seorang pendidik dan warga Gereja yang bermutu dan berkualitas.

Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti mengungkapkan beberapa saran bagi para mahasiswi yang ada di Asrama Kabupaten Landak Kalimantan Barat yang ada di Yogyakarata agar semakin menyadari pentingnya pemahaman tentang aborsi melalui media audio visual demi perkembangan hidup mereka sebagai seorang pendidik yang diharapkan mampu menjadi teladan bagi lingkungan tempat tinggal mereka. Beberapa saran yang dapat diberikan peneliti bagi para mahasiswi yang ada di Asrama Kabupaten Landak kalimantan Barat yang ada di Yogyakarta di antaranya:

1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang aborsi dengan lebih banyak belajar dan semakin sadar akan bahaya-bahaya yang terjadi akibat tindakan aborsi

2. Selalu waspada dalam pergaulan dengan lawan jenis yang berakibat fatal sehingga akhirnya mengakibatkan tindakan aborsi

3. Menumbuhkan rasa kecintaan dan penghormatan yang tinggi terhadap hidup manusia, apa pun adanya hidup.

4. Terus menerus mengembangkan diri dengan banyak terlibat dalam kegiatan hidup mengGereja sehingga terhindar dari hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri.

5. Memiliki pengetahuan tentang tradisi dan ajaran resmi Gereja Katolik yang berhubungan dengan hukuman bagi pelaku tindakan aborsi.

6. Selalu berupaya mengembangkan iman akan Yesus

7. Berusaha untuk menahan diri dari tawaran-tawaran duniawi yang dapat merusak perkembangan diri.

8. Memiliki rasa tanggung jawab yang besar akan hidup manusia 9. Jadilah teladan bagi orang-orang di sekitarmu.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat peneliti sampaikan di dalam skripsi ini. Kiranya kesimpulan dan saran yang peneliti ungkapkan ini semakin mampu menyadarkan para mahasiswi Asrama Kabupaten Landak Kalimantan Barat yang ada di Yogyakarta dalam meningkatkan pemahaman tentang aborsi demi perkembangan diri dan iman sebagai kaum muda dan calon pendidik yang bertanggung jawab dan memiliki rasa cinta terhadap kehidupan ini.

91 Pradnyawidya.

Aldolf, Heuken. (1997). Ensiklopedi Indonesia. Jakarta

Akhmad, Sudrajat. http:// akhmadsudrajat, Wordpress com. Accssed on januari 12, 2009.

Anonim. (1987). Kode Etik Kedokteran Indonesia. Jakarta: Direktoral Jenderal Pelayanan Depkes RI.

Badudu, Js dan Sutan Mohammad Zain. (1996). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Bergant, Dianne & Karris, Robert. (Ed). (2002). Tafsir Kitab Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius.

Bertens, K. (2002). Aborsi sebagai Masalah Etik. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana. Brown, (1973). http:// www.ekofeum. Or.id. accssed on Februari 4, 2009.

Coeytaux dkk. (1997). Kesehatan Wanita Sebuah Perspektif Global. Yogyakarta: Gadjah Mada

Depkes. Kartono, Mohammad. (1992). Teknologi Kedokteran dan Tantangannya Terhadap Biotika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

(1995). Survei Kesehatan Rumah Tangga. Jakarta: Departemen Kesehatan.

Dokumen Konsili Vatikan II. (1993). (Terjemahan R. Hardiwiryana, SJ). Jakarata: Dokumen dan penerangan KWI.

Ebrahim, Abdul Fald Mohsin. (1997). Aborsi, Kontrasepsi dan Mengatasi Kemandulan. Bandung: Mizan IKAPI.

Ekotama, Suryono Dkk. (2001). Abortus Provocatuas. Yogyakata: Universitas Atma jaya.

Emiyanti, Sri dkk. (1997). Aborsi: Sikap dan Tindakan Paramedis. Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gadjah Mada dan Ford Foundation.

Eniarti, Djohan Dkk. (1994). Sikap Tenaga Kesehatan pada Aborsi di Indonesia. Jakarta: Prisma, Vol XXIII, LP3ES.

Go Piet O. Carm. (2005). Aborsi. Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI.

Gregory C. Higgins. (2006). Dilema Moral Zaman ini. Yogyakarta: Kanisius & Anggota IKAPI Foundation and Pusat Penelitian Kependudukan UGM.

Gunawan, N. (2000). Simposium Masalah Aborsi di Indonesia. Jakarta: Population Council.

Hawari, Dadang. (2006). Aborsi. Jakarta: Balai Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia..

Hofman, Ruedi. (1999). Dasar-dasar Apresiasi Program Televisi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana.

Huber, Th. SJ. (Ed). (1981). Katekese Umat. Yogyakarta: Kanisius.

Iswarahadi.Y.I. (2003). Beriman dengan Bermedia. Yogyakarta: Kanisius.

____________. (2002). Pendidikan Iman di Zaman Audio Visual. Seri puskat 334. Yogyakarta.

____________. (2008). Tantangan dari Zaman Televisi: pewartaan Iman dengan cerita dan gambar. Diktat mata kuliah Pendidikan Agama Katolik Audio Visual

untuk mahasiswa semester VII, Fakultas Ilmu Pendidikan Agama, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Kusmaryanto, CB. (2004). Kontroversi Aborsi. Jakarta: PT Grasindo. ______________ . (2005). Tolak Aborsi. Yogyakarta: Kanisius.

Komisi Kateketik KWI. (1997). Pedoman untuk katekis: dokumen mengenai Arah Panggilan, Pembinaan dan Promosi Katekis di Wilayau-wilayah yang Bereada di bawah Wewenang CEP. Yogyakarta: Kanisius.

Lalu, Yosef. (2007). Katekese Umat. Yogyakarta: Kanisius.

Mohammad, Kartono. (1992). Teknologi Kedokteran dan Tantangannya Terhadap Biotika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Nelson, James. (1973). Human Medicine. Augsburg: Publishing House.

Paulus VI. (1990). Evangelii Nuntiandi. (J. Hardiwikarta, Alih bahasa). Jakarta: Dopken KWI. (dokumen asli diterbitkan 1975).

Pedoman penulisan skripsi. (2006). Yogyakarta: Program Studi Ilmu. Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, FKIP USD.

Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia II. (1981). Rumusan katekese umat yang dihasilkan PKKI II. Dalam Th. Huber (Ed). Katekese Umat: Hasil pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia II. (hh. 15-23). Yogyakarta: Kanisius.

Pusat pengembangan dan pembinaan bahasa: Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1991.

Sadik, N. (1997). The State of World PopulatioUNFPA, and Management of Unsafe Abortion, New York: Family Care International.

Sastrawinata, S., T. Agoestina, S., dan P. Siagian. (1976). Menstrual Regulation as a Contraceptive Back-up Service in Hasan Sadikin Hospital.

Setyakarjana, SJ. (1997). Arah Katekese di Indonesia. Yogyakarata: Pusat Kateketik. Shanon, Thomas, A. (1995). Pengantar Bioetika. Terjemahan Bertens, K. Jakarta:

Gramedia.

Siauwarjaya, Afra. (1987). Membangun Gereja Indonesia II: katekese umat dalam Pembangunan Gereja indonesia. Yogyakarta: Kanisius.

Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sumarno Ds., M. (2006). Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama Katolik Paroki. Diktat Mata Kuliah Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama Katolik Paroki untuk Mahasiswa semester V, Fakultas Ilmu Pendidikan Agama, Universitas sanata Dharma Yogyakarta.

Sumapraja, Sudraji dkk. (1979). Pengguguran Kandungan Berdasarkan Pertimbangan Kesehatan. Dalam Ostetrik dan Ginekologi Indonesia.

(1) A. IDENTITAS

1. Pelaksana: Shanty

2. Tema: Mampukah aku bertanggung jawab?

3. Tujuan: Bersama-sama pendamping, peserta diajak menyadari pentingnya memperhatikan pergaulan sebagai kaum muda Katolik yang mampu menghargai hidup, sehingga

semakin mampu

bertanggungjawab dalam setiap keputusannya. 4. Peserta: Mahasiswi Kabupaten Landak yang ada di Asrama

5. Tempat: Asrama kabupaten Landak Kalimantan Barat Condong Catur Yogyakarta

6. Hari/Tgl: Senin/9 Februari 2008 7. Waktu : 19.00 – selesai

8. Model : Shared Christian Praxis 9. Metode: - Sharing kelompok

- Diskusi kelompok - Refleksi pribadi - Informasi - Tanya jawab 10.Sarana: - Teks lagu

- Kaset VCD tentang godaan kaum muda - Teks pertanyaan pendalaman

- Teks atau Kitab Suci Perjanjian Lama 11. Sumber bahan :

- Kitab Keluaran 21:22-25

- Kitab Suci Katolik, Arnoldus Ende. Hal. 134.

- DR. CB. Kusmaryanto, SCJ. Tolak Aborsi. Yogyakarta: Kanisius, Hal.17

- Dianne Bergant, CSA dan Robert J. Karris, OFM. Tafsir Alkitab perjanjian lama, Yogyakarta: Kanisius. Hal. 105.

B. PEMIKIRAN DASAR

Zaman yang serba instant saat ini, atau sering dikenal dengan budaya instant banyak orang, terutama kalangan mahasiswa/i ingin semua menjadi cepat bebas hambatan dan tanpa kendala. Para mahasiswa/i kurang menyadari etika dalam pergaulan, sehingga tidak jarang kita lihat di layar televisi, Koran, majalah, internet dll. Kasus-kasus aborsi atau bayi yang sudah lahir kemudian dibuang begitu saja. Bahkan ada klinik-klinik tertentu atau klinik ilegal yang melayani praktek aborsi. Kenyataan ini sangat memprihatinkan, dimana nilai hidup manusia sudah kurang dihargai dan diperhatikan lagi sedangkan di beberapa tempat juga ditemukan praktek aborsi oleh dukun beranak dengan biaya yang relative rendah sedangkan keselamatan ibu tidak diperhatikan atau kurang mendapat jaminan.

(2)

maut, maka pastilah ia didenda sebanyak yang dikenakan oleh suami perempuan itu kepadanya, dan ia harus membayarnya menurut putusan hakim. Tetapi jika perempuan itu mendapat kecelakaan yang membawa maut, maka engkau harus memberikan nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki, lecur ganti lecur, luka ganti luka, bengkak ganti bengkak”. Memang teks ini tidak berbicara tentang aborsi tetapi mengenai kepemilikan yang memberikan tuntunan bagaimana harus bertindak dalam kasus kerusakan yang terjadi secara tidak sengaja dan menyebabkan aborsi. Jika wanita itu mati atau menjadi cacat seumur hidup, maka harus diterapkan hukum pada umumnya: mata ganti mata, nyawa ganti nyawa, dsb. Akan tetapi jika hanya janin yang hilang (mati), maka pelakunya hanya didenda dengan uang sebagai pengganti bakal anak yang hilang. Semua telah ditentukan oleh Allah apa yang dilakukan dengan tidak disengaja dianggap disebabkan oleh Allah. Pada ayat 25 berbunyi bengkak ganti bengkak ini merupakan hukum pembalasan dan mempunyai ciri kemasyarakatan dan bukan ciri pribadi atau perorangan. Dengan hukuman yang setimpal, hukum ini mau mengekang pembalasan yang melampaui batas.

Lewat pertemuan ini kita diharapkan untuk semakin mampu bersikap dalam pergaulan sehari-hari, dan sebagai orang muda kita juga diharapkan dapat bertanggungjawab dengan apa yang sudah kita perbuat. Dalam situasi apa pun tindakan aborsi bukanlah jalan terbaik untuk menyelesaikan suatu masalah, karena tindakan aborsi itu merupakan tindakan pembunuhan jadi erat kaitannya dengan sang pencipta hidup sendiri. Sebagai anak-anak yang telah ditebus oleh Allah kita sangat diharapakan mampu menjadi orang yang bertanggungjawab atas segala perbuatan kita. Apapun keadaan hidup itu, berusahalah untuk bisa menerimanya, karena itu merupakan anugerah yang luar biasa dari sang pencipta.

C. PENGEMBANGAN LANGKAH-LANGKAH 1. Pembukaan

a. Pengantar

”Teman-teman yang terkasih di dalam Yesus Kristus, kita berkumpul di sisni karena berkat kasih Kristus yang senantiasa menyertai kita semua. Pada kesempatan ini saya mengajak teman-teman kaum muda untuk kembali melihat perjalanan hidup kita terutama dalam relasi kita dengan orang lain, dalam perbuatan kita sehari-hari dan dalam pergaulan kita dengan orang lain, kita mau melihat bahwa Allah sumber kehidupan yang senantiasa memberikan kehidupan kepada kita yang terkadang tidak kita sadari, pada pertemuan ini saya akan mengajak teman-teman untuk melihat sejauh mana kita sebagai orang muda mampu menghargai hidup dan memelihara kehidupan itu”.

b. Lagu pembuka “persembahan hidup” (teks terlampir) c.Doa pembukaan.

“Allah Bapa maha cinta, hari ini kami mengucap syukur kepada-Mu karena kami boleh kau kumpulkan untuk mengikuti pertemuan dalam upaya untuk selalu mampu mencintai hidup ini, kami sebagai orang muda kadang kala dihadapakan

(3)

berasal dari Engkau. Demi Tuhan kami Yesus Kristus, yang bersatu dengan Engkau dan roh kudus kini dan sepanjang segala masa”. Amin.

2. Langkah I : Mengungkap Pengalaman Hidup peserta a. Intisari Film “Godaan Kaum Muda”

Film tadi menceritakan kehidupan orang-orang muda yang serba gaul dan mengikuti trend zaman, mereka ke mall untuk membeli pakaian-pakaian yang bagus, yang gaul dan yang mahal, mereka ke clubing untuk mencari hiburan dan bersenang-senang. Akhirnya mereka juga menjadi pengkonsumsi drugs obat-obat terlarang. Dari mengkonsumsi obat-obatan sampai pergaulan bebas atau seks bebas pun mereka lakukan. Apa yang terjadi?? Maka terjadilah hamil di luar nikah tidak diketahui siapa ayahnya yang jelas, situasi yang demikian memicu untuk melakukan pengguguran atau aborsi provocatus. Orang muda yang kurang memiliki pertimbangan dengan mudah membuat suatu keputusan, tanpa mempertimbangkan akibat-akibatnya.

Gambaran berikutnya, saat melakukan aborsi ada suara seorang anak yang sangat menyedihkan, dia menangis karena hidupnya terancam dan harus dibunuh (aborsi), tanpa ia ketahui apa salahnya, ibunya tidak menyadari lagi apa yang dirasakan oleh si bayi malang itu. Teriakan bayi malang itu tentunya tidak didengar lagi dan ia pun tidak dapat melakukan perlawanan apa-apa demi menyelamatkan dirinya sendiri.

Setelah melakukan aborsi, si ibu terlihat sangat sedih dan menyesali kesalahannya, karena anak yang ia gugurkan seolah-olah terus datang dan menghantui hidupnya, si ibu merasa sangat bersalah dengan apa yang dilakukannya, tapi apa boleh buat semua sudah terjadi. Si ibu mengalami depresi dan trauma yang sangat mendalam, setiap detik hidupnya selalu dibayang-bayangin oleh kehairan si jabang bayi.

b. Menonton VCD “Godaan kaum muda”

c. Pengungkapan pengalaman: peserta diajak untuk mendalami film tersebut dengan tuntunan beberapa pertanyaan

1. Apa yang dimaksud dengan aborsi dan apa saja yang anda ketahui tentang aborsi

2. Sebagai kaum muda apakah anda setuju dengan tindakan aborsi?mengapa? 3. Seandainya anda berada dalam dua pilihan yang sangat sulit, yakni antara

memilih untuk melakukan aborsi dan tidak, apa yang akan anda lakukan? jelaskan jawaban anda?

3. Langkah II : Mendalami pengalaman hidup peserta

a. Peserta diajak untuk merefleksikan sharing pengalaman atau film yang baru disaksikan dengan bantuan beberapa pertanyaan

(4)

3. Kapan janin mulai hidup? Berikan penjelasan anda?

b. Dari jawaban yang telah diungkapkan peserta, pendamping memberikan arahan berikut

Sebagi orang muda yang memiliki etika dan moral dalam kehidupan, kita harus mampu membawa diri dalam pergaulan agar tidak terjerumus pada hal-hal yang dapat merugikan hidup dan diri kita sendiri, kita harus mampu memilih dan memilah mana yang perlu kita lakukan dan mana hal-hal yang tidak perlu kita lakukan atau kita hindari. Kita juga sudah diberi akal pikiran untuk menentukan hal-hal terbaik dalam hidup kita, sebagai orang yang memiliki rasa tanggungjawab dan sebagai manusia biasa yang jauh dari sempurna sepantasnyalah kita berusaha untuk menempatkan diri dalam berbagai situasi. Bila akhirnya kita dihadapkan pada masalah seperti dalam film tadi sudah sepantasnya kita mempertanggungjawabkan semua itu. Itulah pilihan terbaik dan keputusan terbaik bagi hidup kita.

4. Langkah III. Menggali pengalaman iman Kristiani

a. Salah seorang peserta diminta bantuannya untuk membacakan perikop langsung dari kitab suci, Keluaran 21:22-25

b. Peserta diberi waktu sebentar untuk hening sejenak sambil secara pribadi merenungkan dan menanggapi pembacaan kitab suci dengan bantuan beberapa pertanyan berikut.

1) Ayat-ayat manakah yang menunjukan hukum bila kita melakukan pembunuhan? Mengapa?

1) Apa konsekuensi melakukan tindakan aborsi menurut Gereja Katolik? 2) Apa yang diajarkan Gereja tentang aborsi?

3) Siapa saja orang yang terkena hukuman bila melakukan aborsi? mengapa! 4) Apa yang perlu dilakukan bila orang yang terkena hukuman bisa kembali

ke Gereja Katolik?

peraturan tentang kerusakan harta milik. Orang Israel tidak pernah menetapkan hukuman mati untuk kejahatan yang menyangkut harta milik. Contoh yang diperhatikan di sini bermaksud menyampaikan prinsip umum, bahwa orang yang barangnya dirusak akan mendapat ganti, ganti rugi itu biasanya berupa denda yang lebih besar dari pada nilai barang yang dirusak. Ayat 23-25 mengatur bagaimana mengadakan pembalasan. Peraturan ini bertujuan untuk membatasi balas dendam yang tidak berkesudahan, caranya dengan menekankan kompensasi yang seimbang, namun pada kenyataannya para budak tidak dapat menikmati hal ini, karena mereka hanya akan dibebaskan jika menderita luka. Perikop ini memang bertentangan dengan hukum cinta kasih yang dibawakan oleh Yesus dan bisa dikatakan bertentangan dengan hukum yang dibawakan oleh Yesus. Namun perikop ini mau menggingatkan kita untuk mampu menjadi orang yang tidak

(5)

5. Langkah IV : Menerapkan iman Kristiani dalam situasi peserta konkrit a. Pengantar

Dalam pembicaraan-pembicaraan tadi kita telah menemukan sikap-sikap mana yang dibuat Bangsa Israel saat itu. Sebagai orang muda Katolik yang percaya pada Yesus kita sering kali dihadapkan pada pilihan. Bila kita kurang bisa memilih dan memilah mana yang bisa kita lakukan, maka sering kali kita jatuh dan salah pilih. Yesus yang datang dengan membawa hukum cinta kasih dan persaudaraan berbeda sekali dengan apa yang kita dengar dari keluaran 21:22-25, jika kita melihat perikop ini kita akan menemukan sikap-sikap balas dendam dan bukan persaudaraan, tentu sebagai orang muda Katolik kita tidak akan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan iman kita. Kita diharapakan untuk mampu mempertanggungjawabkan apa yang telah menjadi keputusan kita.

b. Sebagai bahan Refleksi agar kita dapat semakin menghayati dan menyandarkan diri pada Allah satu-satu-Nya pedoman bagi langkah hidup kita dalam menapaki panggilan sebagai orang muda dalam dunia dan budaya instant saat ini, dengan mencoba merenungkan pertanyaan-pertanyaan berikut.

1). Apakah arti ajaran Gereja ini bagi hidupku?

2). Sikap-sikap manakah yang harus ku perjuangkan agar semakin mampu menjadi seseorang yang mampu menghargai hidup orang lain?

3). Apakah teman-teman semakin disadarkan, ditegur atau diteguhkan sebagai kaum muda yang mampu mencintai kehidupan?

Saat hening, secara pribadi akan pesan bacaan dengan situasi konkret teman-teman sebagai kaum muda dengan panduan tiga pertanyaan diatas. Kemudian diberi kesempatan untuk mengungkapkan hasil renungan pribadinya itu. c. Rangkuman penerapan pada situasi peserta

Dari keluaran tadi kita mendengar, bagaimana orang-orang pada saat itu melakukan hukum balas dendam, dan dari tradisi ini kita juga dapat melihat bagaimana orang yang sedang mengandung harus dilindungi, bila ada orang yang berkelahi dan tertuumbuk pada perempuan yang sedang mengandung tersebut akan dikenakan denda sesuai dengan pelanggarannya. Dana apa bila perempuan yang sedang mengandung tersebut sampai meninggal maka akan dikenakan nyawa ganti nyawa. Dari bacaan ini kita belajar bagaimana pada jaman dulupun orang sangat menghargai kehidupan walaupun masih berupa janin yang masih dalam rahim. Sebagai orang muda yang dikasihi Tuhan, kita juga diajak untuk mampu menghargai hidup apa pun bentuknya, kita tidak bisa menghilangkan nyawa orang lain begitu saja, dan apa pun alasannya membunuh merupakan perbuatan yang dilarang, dan itu pun termasuk dalam salah satu dari sepuluh perintah Allah yaitu perintah kelima. Sebagai orang muda yang penuh semangat, kita diharapakan mampu memelihara hidup, menghargai, dan mengindahkannya.

(6)

film tentang godaan kaum muda tadi, kemudian kita menggali pengalaman kita sebagai kaum muda. Pergaulan kaum muda yang serba mengiurkan dan menarik hati tidak membawa kebahagiaan, malahan mambawa malapetaka, penderitaan dan penyesalan, kita melihat dalam film tadi bagaimana indahnya dunia anak muda yang membuat beberapa dari anak muda tadi lupa diri, sehingga mereka harus mengalami yang namanya ketagihan obat-obat terlarang yang akhirnya membawa masalah baru lagi, yaitu hamil dan tidak diketahui siapa ayahnya. Dalam situasi seperti ini anak muda tadi tidak hanya bisa mengambil jalan pintas yaitu melakukan aborsi. Ternyata aborsi tidak menyelesaikan masalah dan bahkan orang yang melakukan aborsi tadi merasa dikejar-kejar rasa bersalah, trauma, menyesal, akibat-akibat inilah yang jelas kita lihat dalam film tadi. Dalam hidup ini marilah kita untuk lebih baik lagi kendati sebagai manusia biasa kita tidak luput dari kesalahan namun kita terus bangun, belajar dan berusaha ntuk menjadi lebih baik lagi. Marilah sekarang kita memikirkan niat dan tindakan apa yang dapat kita perbuat agar sebagai kaum muda kita semakin mampu menghargai hidup dan hal ini sungguh dapat kita wujudkan dalam hidup sehari-hari kita.

b. Memikirkan niat-niat kita yang baru (pribadi atau kelompok atau bersama) untuk lebih meningkatkan pelayanan kita, khususnya dalam tugas kita sebagai kaum muda kristiani. Berikut ini adalah pertanyaan penuntun untuk membantu peserta membuat niat-niat

1) Niat apa yang kita lakukan untuk semakin menjadi kaum muda kristiani yang bertanggungjawab?

2) Hal-hal apa saja yang perlu kita perhatikan untuk mewujudkan niat-niat tersebut?

Selanjutnya peserta diberi kesempatan dalam suasana hening, memikirkan sendiri tentang niat-niat pribadi/bersama yang akan dilakukan. Sambil merumuskan niat tersebut, kemudian niat tersebut didiskusikan bersama agar mereka semakin memperbaharui sikap-sikap mereka sebagai kaum muda kristiani.

7. Penutup

a. Setelah selesai merumuskan niat pribadi dan bersama, kemudian semua bisa menyanyikan bersama lagu “ yang ditentukan bersama dalam pertemuan“ b. Kesempatan hening sejenak untuk merenungkan isi lagi tersebut.

c. Kesempatan doa umat spontan yang didahului oleh pendamping dengan menghubungkan dengan situasi kaum muda saat ini maupun bagi semua kaum muda kristiani, setelah itu doa umat di susul spontan oleh para peserta yang lain. Akhir doa umat ditutup dengan doa penutup.

d. Doa penutup

“Allah Bapa kami di surga, syukur kami ucapkan atas penyertaan-Mu dan pertemuan ini, melalui roh kudus-Mu dengan bimbingan-Mu kami semua semakin merasakan betapa pentingnya membangun sikap tanggungjawab sebagai kaum muda yang Engkau cintai, kuatkan kami senantiasa agar kaum muda kristiani saling mengingatkan dan selalu mengutamakan sikap persaudaraan. Semua ini

(7) (teks terlampir)

(8) 1. Pelaksana: Shanty

2. Tema: Cintailah hidup

3.Tujuan: Bersama-sama pendamping, peserta diajak untuk semakin menghargai dan mencintai kehiduapan, dan mengetahui awal kehidupan manusia, sehingga hak hidup setiap orang semakin dijunjung tinggi dan

Dokumen terkait