BAB VI PENUTUP
C. Saran
Berdasarkan hasil penemuan dan penelitian yang dilakukan oleh penulis, penulis ingin memberikan saran sebagai berikut:
1. Dalam membuat film, tidak semestinya untuk memberikan nilai stereotip kepada suatu kelompok karena itu merupakan citra kelompok tersebut yang akan tertanam dipikiran penonton, walaupun sebenarnya banyak pesan moral yang ingin disampaikan.
2. Kepada seluruh pembaca agar dapat mempelajari setiap hal positif yang ada pada setiap susunan tulisan ini dan mampu menggali informasi lebih dalam lagi mengenai makna jihad, dan mampu memberikan kontribusi serta dorongan bagi pembaca.
166
DAFTAR PUSTAKA
Kitab Suci
Kementrian Agama RI. 2013. Al-Qur’an dan Terjemahnya.
Jakarta: PT. Tehazed.
Buku
Al-Banna, Gammal. 2006. Jihad Cet I. Jakarta: Mata Air Publishing, 2006
Bungin, Burhan. 2010. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial lainnya.
Jakarta: Kencana.
Chagara, Hafid. 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Chirzin, Muhammad . 2001. Jihad Menurut Sayid Qutub Dalam Tafsir Zhilal. Laweyan, Era Intermedia.
Effendy, Heru. 2014. Mari Membuat Film. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia).
Eriyanto. 2001. Analisis Wacana Pengantar analisis teks media.
Yogyakarta: LKIS.
Esposito , John L. 2003. Unholy War: Terror in The Name of Islam, terj. Syafruddin Hasani. Yogyakarta: Ikon Teralitera.
Ginanjar Agustian , Ary. 2001. ESQ Emotional Spiritual Quotient.
Jakarta: Arga.
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta:
Bumi Aksara.
Hadhiri, Choiruddin. 1993. Kalisifikasi Kandungan Al-Quran Jilid II. Jakarta: Gema Insani Press.
Ibnu Anas, Imam Malik. 1999. Al-Muwatta. Jakarta: Raja Fragindo Persada.
Khadduri, Majid. 2002. War & Peace: In The Law of Islam, terj.
Kuswanto. Yogyakarta:Tarawang Press.
Kristanto, J.B. 2007. Katalog Film Indonesia. Jakarta: Penerbit Nalar.
Kriyantono, Rachmat. 2008. Teknis Praktis Riset Komunikasi.
Jakarta: Kencana.
Mubaraq , Zulfi. 2011. Tafsir Jihad: Menyingkap Tabir Fenomena Terorisme Global. Malang: UIN-MALIKI-Press.
Muchlis , M. Hanafi. 2012. et. al., Jihad; Makna dan Implementasinya [Tafsir Tematik].Jakarta : Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an.
Muhammad, Tengku Habsi ash-Shidiegh. 2003. Ihya Ulumuddin, terj. Semarang: Pustaka Riski.
Mulyana, Dedi. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
T Remaja Rosdakarya.
Nasrullah, Rulli. 2020. Metode Penelitian Jurnalisme Pendekatan Kualitatif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Poerwandi, E. Kristie. 2005. Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku manusia. Depok: LPSP3 UI.
Prastika, Himawan. 2008. Memahami Film. Yogyakarta:
Homerian Pustaka.
Qutb, Sayyid. 2003. Tafsir Fi Zilal al-Qur‟an Jilid 8. Jakarta:
Gema Insani Press.
Rohmanu, Abid. 2015. Jihad dan Benturan Peradaban: Identitas Poskolonial Khaled Medhat Abou El fadl. Yogyakarta:
Q.media.
Saleh, Hasan. 2004. Kajian Fiqih dan Fiqih Kontemporer. Jakarta:
IT Raja Persada.
Shihab , M. Quraish. 2002 . Tafsir al- Misbah, Vol. 1 Cet. Jakarta:
Lentera.
Shihab , M. Quraish Shihab. 2002. Tafsir al- Misbah: Pesan dan kesan keserasian Al-Quran, Vol. 2 Cet. I: Jakarta:
Lentera Hati.
Shihab, M. Quraish. 2007. Tafsir al- Misbah, Vol. 9 Cet. Jakarta:
Lentera Hati.
Shihab , M.Quraish. 1998. Wawasan Al-Qur’an, Tafsir Maudhu’
atas Pelbagai Persoalan Umat. Bandung: Mizan Sobur, A. 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Reamaja
Rosdakarya.
Suharsimi, Arikunto. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Sumarno, Marselli. 1996. Dasar-Dasar Apresiasi Film. Jakarta:
PT. Grasindo.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Van Dijk, Teun A. 1994. Discourse and Cognition in Society.
Cambrige: Polity Press.
Yasir, Ali. 2005. Jihad Masa Kini. Jakarta: Darul Kutubil Islamiyah.
Jurnal
Aziz, Thoriqul & A. Zainal Abidin. 2017. Tafsir Moderat Konsep Jihad dalam Perspektif M. Quraish Shihab , ( Jurnal Kontemplasi, IAIN Tuluangagung, Jawa Timur), Vol 05, No. 2, (Diunduh dari laman https:// e-journal. Iain-tulungagung.ac.id/index.php/kon/article/download) Fatmawati. 2012. Da’i Muda Pilihan (DMP) ANTV dalam
Perspektif Dakwah, ( Jurnal Ilmu Dakwah : Academic Journal for Homiletic Studies, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta), Vol. 6, No. 1.
Fatmawati. 2009. Paradigma Baru Mengemas Dakwah Melalui Media Televisi Di Era Globalisasi, ( Jurnal Dakwah dan Komunikasi, STAIN Purwokerto, Purwokerto ), Vol.3 No.2.
Fatmawati, Kalsum Minangsih, Siti Mahmudah Noorhayati. 2018.
Jihad Penista Agama Jihad NKRI Analisa Teori Hegemoni Antonio Gramsci terhadap Fenomena Dakwah Radikal di Media Online, (Jurnal Ilmiah Islam Futura, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta), Vol 17, No. 2.
Irawan, Deni. 2014. Kontroversi Makna dan Konsep Jihad Dalam al-Qur‟an Tentang Menciptakan Perdamaian. (Jurnal Religi, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta). Vol X, No. 1. (Diunduh dari laman https://
e-journal. Uin-suka.ac.id/ushuludin/ Religi: Jurnal Studi Agama-agama)
Miftah, M. 2013. Fungsi dan Peran Media Pembelajaran Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan. Vol. 1. No. 2 (diunduh dari laman https://jurnalkwangsan.kemdikbud.go.id/index.php/) Toni, Ahmad & Rafki Fachrizal. 2017. Studi Semiotika Pierce
Pada Fil Dokumenter ‘The Look of Silence:
Senyap’.Jurnal Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Budi Luhur. Vol. 11. No. 2.
Oktavianus, Handi. 2015. Penerimaan Penonton Terhadap Praktek Eksorsis Di Dalam Film Conjuring. (Jurnal E-Komunikasi, Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Kristen Petra, Surabaya). Vol 3. No. 2.
Website
https://hafiziazmi.com/jihad-fisabilillah/Pengertian Jihad Fisabilillah dan Bentuk Bentuk Jihad. Diakses pada 01/02/2020 pukul 10.57 WIB
https://www.Fimela.com/entertainment/read/2328724/5-fakta-menarik-dibalik-pembuatan-film-3 (diakses pada 20 Juli 2021 Pukul 13.01 WIB)
https://news.detik.com/berita/memaknai-jihad-zaman-now . Diakses 13/02/2020 Pukul 12.17 WIB
https://openulis.com/Pengertian/Jihad/Dalam/Islam/Yang/Benar/
Menurut/alQuran/dan/HaditsDiakses 01/02/2020 Pukul 12.17 WIB
https:// voi.id/bernas/18232/i-3-alif-lam-mim-i-film-bergizi . Diakses 01/02/2021 Pukul 16.02 WIB
https://twitter.com//@3Themovie/. Diakses pada 01/02/2021 Pukul 16.02 WIB
https://media.movieassets.com/static/images/items/people/profile s/500/100/piet-pagau. Diakses 01/02/2021 Pukul 16.02 WIB
https:// id.wikipedia.org/wiki/Piet_Pagau . Diakses 01/02/2021 Pukul 16.02 WIB
https://www.dailysia.com/wp-content/uploads/2020/01/Prisia-Nasution_mid.jpg.Diakses 01/02/2021 Pukul 13.08 WIB
https:// id.wikipedia.org/wiki/Prisia_Nasution. Diakses 01/02/2021 Pukul 12.17 WIB
https://www.kompasiana.com/mahesojenar12/561aa83f357b6137
0d8b4569/review-film-alim-lam-mim-3-dakwah-anggy-umbara-melalui-film-alif-lam-mim (Diakses pada 20 Juli 2021 Pukul 13.01WIB)
https://hot.detik.com/spotlight/d-3031189/film-3-alif-lam-mim-andai-andai-indonesia-jadi-negara-liberal (Diakses pada 20 Juli 2021 Pukul 13.01 WIB)
https://i1.wp.com/image.tmdb.org/t/p/w300/tNGAiEmY3EWy2V LJOxmwhBlrCq.jpg. Diakses 18/02/2021 Pukul 12.17 WIB
https:// id.wikipedia.org/wiki/Agus_Kuncoro. Diakses 01/02/2021 Pukul 12.17 WIB
https:// id.wikipedia.org/wiki/Abimana_Aryasatya. Diakses 01/02/2021 Pukul 12.17 WIB
https://www.tribunnews.com/seleb/2015/08/3-sahabat-satu-pesantren. Diakses 02/20/2021 Pukul 13.05 WIB
https://www.hdkinoteatr.com/uploads/people/2020-06/kp5ee1009da6f3d.jpg.Diakses 01/02/2021 Pukul 12.17 WIB
https:// id.wikipedia.org/wiki/Anggy_Umbara. Diakses 02/02/2021 Pukul 13.05 WIB
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/8/86/Cornelios unny.jpg.Diakses 01/02/2021 Pukul 12.17 WIB https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/8/86/Cornelios
unny.jpg.Diakses 01/02/2021 Pukul 12.17 WIB
https://sanadmedia.com/post/pandangan/syekh/yusri (Diakses pada 30 September 2021 Pukul 13.01 WIB)
https://1.bp.blogspot.com/gurSr9G1wJg/X75atLf9lQI/AAAAAA AABbk/8AOul0qTO7QoIgw. Diakses 01/02/2020 Pukul 12.17 WIB
https://independent.academia.edu/DickyDwiajiHimawan. Diakses 01/02/2020 Pukul 12.17 WIB
https://pictb.sindonews.net/dyn/620/pena/news/2020/05/27/158/4 7266/anggy-umbara. Diakses 01/02/2020 Pukul 12.17 WIB
https://hadeethenc.com/id/browse/hadith/3045 (Diakses pada 01/02/2020 pukul 10.57 WIB)
Skripsi
Ahmad Zarkasi.2017. Islamophobia dalam Film 3: Alif, Lam, Mim. Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam. Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta.
Fitri Maulida Rachmawati. 2018. Analisis Wacana Tentang Diskriminasi Gender dalam Film “Wadjda”.Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Meifans Abdillah Saputra. 2020. Analisis Wacana Reformasi dalam Film “Dibalik 98”. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Wiwi Alawiyah. 2016. Makna Pesan Propaganda Komunikasi Politik Tentang Islam dalam Film 3 (Alif, Lam, Mim).
Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi.
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
175
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Data Wawancara Skripsi
“Wacana Makna Jihad dalam Film 3: Alif Lam Mim Karya Anggy Umbara”
1. Narasumber : Drs. KH. Nur Hasyim Ilyas, M.Pd.I 2. Jabatan : Pengurus Lembaga Dakwah PBNU dan
Pengasuh Pondok Pesantren El-Huda Tambun, Bekasi 3. Waktu Wawancara: 22 Agustus 2021, Pukul 06.00 WIB 4. Keterangan : Melalui Google Meet
Q: Menurut Kyai bentuk jihad pada zaman saat ini itu seperti apa? Apakah selalu identik dengan perang atau bagaimana menurut Pak Kyai?
A: Menurut saya,banyak orang yang salah dalam memahami jihad.
Apalagi mohon maaf di kampus-kampus dalam kalangan intelektual yang pemahaman agama nya kurang. Saya bilang pemahaman agama nya kurang itu mereka tidak mengerti atau mengetahui agama secara detail. Agama itu secara detail nya itu hanya di lembaga pesantren lah orang itu bisa memahami Islam secara kaffah. Maka ketika orang-orang non-pesantren memahami Islam, itu kemungkinan salah nya itu sangat besar sekali. Saya ulangi sekali lagi. Memahami Islam secara kaffah itu tempat nya dipesantren. Yang diajari fa’ala-yaf’ulu-fa’lan,
ja’a-jaydun dan seterusnya. Tanpa mengetahui itu, mustahil tidak mengetahui arti Islam yang sebenarnya. Maka menurut saya, jihad tidak ada korelasinya dengan qital.
Jihad dalam artian perang itu qital. Di indonesia qital itu sudah tidak ada. Peperangan sudah tidak ada. Artinya jihad secara qital itu perang sudah definisi yang keliru. Kalau dulu jaman penjajah Belanda, Inggris boleh diterjemahkan qital.
Karena ada orang diluar negara kita yang akan menjajah kita, menguasai kita. Makanya di dalam NU resolusi jihad itu menggelorakan melawan sekutu di Surabaya yang dikomandoi yang di fatwa kan oleh KH. Hasyim Asy’ari. Oleh sebab itu, jihad makna nya yang sangat relevan adalah jihad melawan kebodohan. Seperti neng Neyla kuliah, itu nama nya jihad. Jihad itu kan bersungguh-sungguh dalam menekuni suatu masalah, maka orang yang disebut mustahid seperti Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafii, Imam Hambali orang-orang yang sungguh untuk menggali hukum bagi Al-Quran, hadis. Sekarang menurut saya jihad yang paling relevan untuk hari ini, masa ini adalah jihad melawan kebodohan. Saya Alhamdulillah ya bisa keliling-keliling Indonesia. ya Allah masyarakat kita ini yang kuliah seperti neng Neyla itu bisa dihitung. Rata-rata sudah SMU ada kadang-kadang kelas 3 SMP sudah kawin itu rata.
Makanya menurut saya jihad yang paling utama adalah melawan kebodohan. Makanya kalau kita sudah ngerti tujuan kita hilangkan bahasa arab nya izalatul jahli menghilangkan kebodohan. Masyarakatnya kalau udah bagus, nah insyaAllah
negara ini akan tertata dengan sendirinya karena SDM nya sudah bagus.
Kedua, jihad kita saat ini adalah jihad melawan kemiskinan, gausah jauh-jauh keluar Jakarta, gausah jauh-jauh keluar jawa lihat aja disekitar kita. Orang miskin itu rata.
Karena apa karena didasari awalnya memang SDM nya lemah.
Ia gada kemampuan. Coba lihat di pabrik-pabrik, perusahan-perusahaan itu yang punya pemilik-pemiliknya, owner-owner nya itu kan orang luar negeri. Ada Korea, Jepang, Cina. Tetapi orang kita jadi apa? Mohon maaf jongos. Miris kita kalau melihat, Cuma itulah yang terjadi saat ini, karena itulah SDM kita lemah, daya tawar kita lemah sekali. Kita hanya sering menyalahkan orang lain. yang anti Cina lah yang anti Jepang lah, anti luar negeri lah itu hanya ego pribadi, ego sesaat. Ketika nanti SDM nya sudah bagus, maka nanti secara natural secara pelan-pelan ekonomi juga bagus. Ketika ekonomi juga bagus, maka manusia nya juga semakin bagus. Kira-kira itu menurut saya, jihad untuk saat ini. Indonesia bukan negara perang. Kita menggelorakan jihad kita bukan qital, tapi jihad melawan kemiskinan, jihad melawan kebodohan. Nah itu yang harus kita kerjakan bersama-sama dari segala unsur lapisan masyarakat.
Q: Saya membahas jiihad ini dalam sebuah film, film ini menggambarkan representasi negatif agama Islam, namun ada sisi-sisi dimana dialog dari para tokoh sebenarnya juga mengandung makna jihad. ada dialog yang mengatakan bahwa salah satu tokoh dalam film tersebut mengatakan
ingin menumpas kejahatan serta membela bangsa dan negara. membela bangsa dan negara juga termasuk dalam berjihad?
A: Iya, kejahatan itu tidak harus di luar negeri kita katakan jahat, termasuk di dalam negeri kita modus-modus kejahatan, kejahatan itu jangan kamu artikan hanya pencurian yah, kejahatan itu bisa kejahatan moral, bisa kejahatan politik, bisa kejahatan ekonomi. Ini bisa di lawan kalau orang itu sudah punya SDM, sumber daya manusia nya sudah bagus.
Bagaimana melawan kejahatan wong dia sendiri jahat.
Bagaimana melawan kejahatan? Ya kejahatan itu bahasa arab nya itu munkar ya, sesuatu yang tidak cocok dengan jalannya Allah, ya harus kita ubah. Ya tapi inget ngerubahnya tidak boleh menghalalkan segala cara jadi amal ma’ruf bil ma’ruf. Nahi munkar bil ma’ruf. Perintah kebaikan harus dengan baik caranya. Mencegah kejahatan, caranya dengan bill ma’ruf.
gaboleh kasar, gaboleh jahat. Jadi kejahatan dicegah dengan kebaikan, kebaikan diperintahkan juga dengan kebaikan. Ini tentunya mahasiswa harus paham ini, jangan sampai mahasiswa tidak paham.
Q: Membela bangsa dan negara juga termasuk jihad ya Pak Kyai?
A: Sangat. Bahasa KH. Hasyim Asy’ari khubbul waton minal iman. Kata-kata itu dimiliki ulama-ulama Indonesia. sedangkan ulama-ulama di luar tidak punya itu, mangkanya hancur. Jadi mengapa di Indonesia aman, karena Indonesia menyandingkan
nasionalisme dengan religius. Jadi nasionalisme dengan religius jangan dipisah-pisah. Cinta tanah air bagian dari iman, itu yang membuat KH. Hasyim Asy’ari yang dipopulerkan oleh dewa rasulullah. Sampai sekarang Indonesia aman karena tadi membela tanah air. Karena membela tanah air tidak tawar menawar, makanya kita harus dalam membela juga jangan ngawur, harus ada prosedur nya. Ya ikutin hukumnya perundang-undangannya. Jangan yang sudah ada kita ikuti.
Jangan ngerubah pecinta negara didasarkan dengan nafsu.
Mencintai bela bangsa dan negara juga merupakan jihad fii sabilillah.
Q: Ingin menjunjung tinggi kebenaran, ketika ada yang menghina namun ia tunjukan dengan menahan amarah apakah itu termasuk dengan jihad?
A: Ya harus diluruskan versi siapa. Ini mungkin akan berbeda pandangan, tapi versi agama, mengikuti Allah dan Rasulnya.
Jadi kebenaran yang dasar nya itu agama. Allah nyuruh A kita A itu kebenaran. Allah melarang B kita tidak mengerjakan B itu kebenaran. Saya definisikan kebenaran adalah sesuatu yang mengikuti jalan Tuhan. Siapapun baik perorangan, individu, ataupun golongan ataupun pemerintah. Jadi ketika kebenaran ada hubungan dengan Allah itu kebenaran. Tapi kalau disitu tidak ada korelasi nya dengan agama, apalagi dengan budaya, tentu harus diluruskan. Siapapun berhak mendakwahkan kebenaran untuk diikuti oleh orang lain. artinya kalau memang kebenaran betul-betul keluar dari hati yang bersih dalam bahasa agama keikhlasan di jalan Allah tentunya itu hal yang baik dan
bisa juga ditafsiri dengan jihad untuk mengorbankan, menfatwakan, mempopulerkan kebenaran-kebenaran yang barangkali selama ini kebenaran belum kelihatan. Itu masih jihad untuk mengemukakan yang benar supaya orang lain bisa mengikuti.
Q: Kemudian dalam hal melawan nafsu dalam hal amarah, bagaimana ia menghadapi dengan sabar, taat dan ikhlas, itu juga termasuk dengan jihad?
A: Ketika agama kita dihinakan secara personal kita harus marah yah. Allah dihina, Nabi Muhammad dihina. Itu secara manusiawi kita harus marah. Marahnya ini harus disesuaikan dengan undang-undang yang ada. Tidak bisa ada pendeta melecehkan kita kita samperin rumah nya kita bakar, ini tidak boleh. Ada jalur-jalur hukum yang bisa menyelesaikan hukum, kan ada undang-undang penghinaan terhadap agama. Artinya ketika ada orang menghina agama kita, cara menyelesaikan nya melalui undang-undang. Hukum yang berjalan. Bukan hukum jalanan, kalau hukum jalanan berjalan buyar, bubar. Mangkanya ketika ada orang yang menghina, memfitnah agama kita. Kita marah. Nabi dihina marah, Allah dihina marah, harga diri umat Islam dihina marah. Tetapi cara menumpahkan kemarahan bukan dengan cara yang anarkis. Tentu itu keluar dengan aturan Islam. Kira-kira begitu.
Q:Keinginan mati khusnul khotimah apakah juga dikategorikan kedalam jihad?
A: Ada pemahaman yang salah yang memaknai jihad itu harus perang, harus bunuh diri. Bagaimana mungkin, kita mati bunuh diri itu hukumnya jihad. Itu bukan syahid tapi sangit. Apalagi itu membunuh orang tidak berdosa yang selama ini kita lihat ada Bali, ada dimana-mana itu bikin bom orang tidak bersalah tidak punya dosa, nyakitin orang-rang non Islam. Itu kita bisa jadi musuhnya Allah, musuhnya Rasulullah di akhirat.
“Barangsiapa menyakiti kafir zimmi yang sudah dilindungi sudah damai dengan kita maka aku musuhnya dihari kiamat.” Lah ini menyakiti saja tidak boleh kok membunuh dibolehkan. Karena ada pemahaman yang keliru yang ditangkep oleh saudara-saudara kita ini mulai bom yang dari dulu sampai sekarang masih pingin ngebom, maka oleh densus ditangkep-tangkepin karena pemahaman yang minim. Jadi jihadis-jihadis itu banyak yang salah. Jihad-jihad ituloh banyak yang salah.
Akhirnya apa, mereka menghalalkan segala cara seakan-akan kalau orang agama nya tidak Islam harus kita bunuh. Ini semua salah, zaman nabi sudah ada Yahudi sudah ada Nasrani tapi damai di Madinah. Apa tidak pernah baca saudara-saudara kita itu. Mangkanya kembali lagi itu SDM kita lemah, nyari panduan agama bukan ditempat yang semestinya tapi lewat jalanan.
Jangan sampai nyawa yang Allah berikan pada kita ini kita sia-siakan hal-hal yang semestinya tidak benar tapi kita benarkan melalui ajaran-ajaran yang sesat. Itu bukan jihad tapi
itu mati sangit. Jika dalam konteks yang positif bagi orang-orang yang beriman ingin mati khusnul khotimah maka ada doa yang kamu juga jangan lupa itu. Yaallah biha yaallah biha yaallah bihusnil khotimah. Di dalam ajaran agama semua orang menginginkan khusnul khotimah. Tapi kita tidak tahu, ada satu orang yang sering lupa, banyak orang minta khusnul khotimah tapi tidak pernah minta khusnul bidayah. Jadi khusnul bidayah itu awal yang baik. Ketika khusnul bidayah terusannya nanti akan khusnul khotimah. Ini rata-rata kan enggak. Hidup yang dimulai dengan tidak benar suka macem-macem itu nanti khusnul khotimah nya sulit.
Karena harus dipopulerkan kebenaran ini yaitu khusnul bidayah itu harus dimulai dengan kebaikan mulai yang kecil.
Menikah lah ya, niatnya nikah, rukun suami istrinya, bagaimana membimbing anak nya masukin pesantren cinta agama. Ini nama nya khusnul bidayah. Ketika sudah khusnul bidayah maka akan melahirkan khusnul khotimah. Khusnul khotimah itu adalah kita kembali kepada Allah, ridho kepada Allah itu “Yaa ayyutuhannfasu mutmainnah irji’i illa robbiki rodiatam mardiah, fadhuli ibadih, wadhuli jannatih”. Ini yang saya ngaji saya kasih ente ini yah. Jadi ketika orang Islam itu mau meninggal maka ada suara malaikat seperti itu. Jadi ketika di dunia itu tidak pernah berpesta dengan maksiat, itu hanya ada kebenaran, kebaikan itu maka dipanggil irji’i illa robbiki kembalilah wahai mafsu mutmainnah illa robbiki kembali kepada Allah. Kita mau pulang itu seneng. Ga ada satu pun yang
ada di otak kita. Bagiamana anak kita, bagaimana istri kita, bagaimana jabatan, bagaimana gaji kita. Tidak ada.
Rodiatam mardiah pahala yang Allah berikan kepada nya ridho ya Allah aku sudah senang mardiah itu dan diridhoi, ridho Allah terhadap pemberian Allah dan Allah ridho kepada kita ini namanya. Bagaimana caranya khusnul khotimah maka ada lanjutannya, fadhuli fi ibadih, ini yang jarang orang paham.
Fadhuli dan masuklah kamu jiwa-jiwa yang tenang tadi dengan hamba-hamba ku, Asholihi orang-orang sholeh, orang-orang alim. Wadhuli jannati dan masuklah kalian ke surga ku dengan mereka ji’i hikmah yang sejati. Disamping kalimat kita mengucapkan La ilaaha illallahu muhammadurrosululloh tetapi jiwa kita itu udah tenang, dunia ini nyebelin, yang nyenengin akhirat. Itu semuanya khusnul khotimah, mudah-mudahan kita khusnul khotimah.
Q: Islam tidak mengajarkan untuk menjadi pemberontak, bagaimana jihad yang ditunjukkan sebenarnya selalu mengajarkan untuk menjaga perdamaian apakah itu juga termasuk dalam bentuk jihad?
A: Menjaga perdamaian juga termasuk dengan jihad. Itu adalah ajaran Islam. Seandainya ada orang berantem Islam mengajarkan supaya di akurkan, bukan dikompori. Jadi perdamaian adalah salah satu dari ajaran Islam, maka ajaran Islam dimanapun yang dipahami oleh para ulama-ulama kita adalah mendamaikan ketika ada yang berselisih didamaikan.
Baik berselisih secara perorangan, kelompok, sebab nya
macam-macam. Bisa agama apalagi Indonesia adalah negara yang multi RAS, Multi agama, multi bahasa, multi budaya. Jika
macam-macam. Bisa agama apalagi Indonesia adalah negara yang multi RAS, Multi agama, multi bahasa, multi budaya. Jika