• Tidak ada hasil yang ditemukan

46

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan metode pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berupa kalimat-kalimat yang memiliki arti mendalam yang berasal dari informan dan perilaku yang diamati. Data hasil penelitian ini berupa fakta-fakta yang ditemukan pada saat dilapangan oleh peneliti (sugiyono, 2016). Metode ini dilakukan untuk meneliti suatu objek, suatu kondisi yang bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis terhadap masalah yang diuji (Sugiyono, 2018).

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian. Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Rantang.

Waktu penelitian. Waktu penelitian dilaksanakan mulai dari Tahun 2019 sampai dengan selesai.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang yang memberikan informasi baik tentang dirinya ataupun orang lain atau suatu kejadian atau suatu hal kepada peneliti atau pewawancara mendalam yang berkaitan dengan topik penelitian (Afrizal, 2014).

Maka dalam penelitian ini informan penelitian berjumlah 5 orang yaitu:

1. Kepala Puskesmas Rantang.

2. Koordinator Program Indonesia dengan Pendekatan Keluarga Puskesmas Rantang.

3. Anggota tim pendataan keluarga sehat Puskesmas Rantang.

4. Koordinator progra Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga Dinas Kota Medan.

5. Masyarakat yang ada disekitar wilayah kerja Puskesmas Rantang.

Definisi Konsep

1. Sumber Daya Manusia (SDM) adalah petugas atau tenaga kesehatan yang ikut serta berperan dalam terlaksananya kegiatan PIS-PK di Puskesmas Rantang.

2. Sarana dan prasarana adalah alat perlengkapan yang digunakan sebagai penunjang utama dalam kegiatan program indonesia sehat dengan pendekatan keluarga.

3. Biaya adalah dana yang tersedia untuk pencapaian pelaksanaan progam Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga di puskesmas rantang.

4. Kunjungan rumah adalah proses pendataan yang dilakukan oleh petugas PIS-PK terhadap keluarga diwilayah kerja puskesmas .

5. Mencatat dan mengumpulkan data adalah petugas yang melaksanakan PIS-PK melakukan pencatatan setiap kegiatan yang dilakukan baik didalam maupun diluar gedung puskesmas.

6. Melaporkan data dan mengolah data adalah seluruh pihak yang terkait pelaksanaan PIS-PK melaporkan hasil pendataan keluarga kepada penanggung jawab kemudian seluruh pihak yang berkaitan mengolah data keluarga untuk menghitung IKS masing-masing keluarga dan cakupan tiap indikatornya.

7. Menginput data merupakan kegiatan memindahkan data kedalam aplikasi keluarga sehat.

8. Kelengkapan data adalah data yang diperoleh mulai dari pencatatan sampai penginputan data keluarga ke aplikasi keluarga sehat sesuai dengan pedoman PIS-PK yang mencukupi cakupan pencapaiannya.

9. Meningkatnya status kesehatan keluarga diwilayah kerja puskesmas merupakan penghitungan indeks keluarga sehat (IKS) dari setiap keluarga yang dikunjungi oleh petugas puskesmas sedangkan keadaan masing-masing indikator mencerminkan kondisi PHBS dari keluarga yang dikunjugi.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam sebuah penelitian, sebab tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data yang akurat, sehingga tanpa mengetahui teknik pengumpulan data peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode wawancara, observasi, buku-buku yang berhubungan dengan program indonesia sehat dengan pendekatan keluarga, serta laporan terpadu puskesmas (Sugiyono, 2016)

Instrumen penelitian. Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri, oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus di validasi seberapa jauh peneliti siap untuk melakukan penelitian yang selanjutnya akan terjun secara langsung ke lapangan.

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah pedoman wawancara dan alat bantu perekam suara (voice recorder) untuk wawancara mendalam (Sugiyono, 2016).

Tringulasi. Tringulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber yaitu menguji kredibilitas data dengan membandingkan informasi yang diperoleh atau didapat dari bebrapa informan untuk melakukan cross check terhadap kondisi yang sebenarnya, dan memilih informan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan pertanyaan yang diajukan oleh peneliti ( Sugiyono ,2016).

Metode Analisis Data

Penggunaan metode analisis data yang benar dan tepat akan menentukan kevalidan hasil penelitian. Melalui analisis data inilah, data-data yang sudah terkumpul akan disajikan,diverifikasi, dan disimpulkan sesuai dengan kepentingan peneliti. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan , dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit dan memilih mana yang penting dan membuat keseimpulaan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2013).

50

Geografis Puskesmas Rantang. Puskesmas Rantang terletak di Jalan Rantang No. 37 Lingkungan II Kelurahan Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah. Luas bangunan Puskesmas Rantang adalah 120,24 m2 (7,20 m x 16,7 m) dan luas tanah 9,90 x 33,50 (331,65 m2) kondisi bangunan baik. Batas-batas wilayah kerja Puskesmas Rantang yaitu :

1. Sebelah Barat : Kelurahan Sei Kambing B 2. Sebelah Utara : Kelurahan Medan Barat 3. Sebelah Timur : Kelurahan Sei Putih Timur II 4. Sebelah Selatan : Kelurahan Babura

Puskesmas Rantang mengayomi dua kelurahan, yaitu Kelurahan Sei Putih Tengah (SPTG) dan Sei Putih Timur II (SPT II). Jumlah penduduk tahun 2017 berdasarkan profil kesehatan Puskesmas Rantang adalah 18.523 jiwa dengan 4.815 KK. Untuk kelurahan SPTG adalah 10.078 jiwa dan 2.062 KK dan SPT II 8.445 jiwa dan 2.195 KK dan kepadatan penduduk 220 jiwa/ Ha.

Demografi Puskesmas Rantang. Berdasarkan profil Puskesmas Rantang Tahun 2019 jumlah penduduk berdasarkan dua kelurahan diwilayah kerja Puskesmas Rantang Kecamatan Medan Petisah Sei Putih Tengah dengan jumlah penduduk sebanyak 11.365 jiwa dan Sei Putih Timur II dengan jumlah penduduk ssebanyak 13.063 jiwa denga total jumlah 24.428 jiwa dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1

Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Rantang

Kelurahan Jumlah penduduk %

Sei Putih Tengah 11.365 100

Sei Putih Timur II 13.063 100

Jumlah 24.428 100

Sumber Daya Manusia Puskesmas Rantang

Salah satu faktor yang yang sangat berpengaruh dalam penyelenggaran pelayanan kesehatan adalah tenaga kesehatan. Pelayanan kesehatan yang berkualitas harus didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas disamping ketersedian sumber daya yang lain. Hal yang harus diperhatikan dalam pengadaan sumber daya manusia adalah jenis, jumlah, distribusi tenaga kesehatandan rasionya terhadap jumlah penduduk puskesmas. Puskesmas Rantang dipimpin oleh seorang dokter umum dan memiliki tenaga kesehatan medis, paramedis, dan staff administrasi.

Tabel 2

Distribusi Tenaga Ahli Wilayah Kerja Puskesmas Rantang Tahun 2019

Jenis Pendidikan Jumlah

Analisis kesehatan 1 orang

Sarjana ekonomi 1 orang

SPK 2 orang

Total 33 orang

Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini berjumlah 8 orang informan yaitu, penanggung jawab program indonesia sehat dinas kota medan, kepala puskesmas Rantang, 2 orang petugas pelaksana keluarga sehat 2 keluarga yang sudah dikunjungi keluarga sehat dan 2 keluarga yang belum dikunjungi. Karakteristik imforman dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3

Karakteristik Informan

Informan Jenis Kelamin Umur (tahun) Pendidikan Dr. Sherelvia Faradillah Perempuan 41 tahun S1 kedokteran Dr. Fauziah Perempuan 41 tahun S1 kedokteran Dr. Dewi Fitriani NST Perempuan 41 tahun S1 kedokteran Elvi Valentina Hutagulung Perempuan 40 tahun S1 keperawatan

Edi Edward Laki-laki 58 tahun SD

Widia Kartika Lubis perempuan 30 tahun S.kom

Santi Saputri perempuan 25 tahun SMK

Sumiati Perempuam 60 tahun SD

Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

Program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga dilaksanakan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan pedoman umum program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga, pelaksana program ini adalah Puskesmas.

Puskesmas yang dimaksudkan dalam pendekatan keluarga adalah seluruh petugas Puskesmas, bukan hanya tugas pekerjaan dari para Pembina Keluarga. Masalah kesehatan yang dijumpai di masyarakat atau keluarga, akan memerlukan bantuan teknis profesional guna memecahkan dan menangani permasalahan yang ditemukan dilapangan.

Capaian PIS-PK. Capaian implementasi PIS-PK Puskesmas Rantang terhitung pada Januari 2019 di Dinas Kesehatan Kota Medan adalah sebanyak 279 KK yang telah dilakukan pendataan secara manual ( kunjungan rumah).

Sedangkan data yang telah diinput ke aplikasi keluarga sehat sebesar 104 KK.

Capaian PIS-PK terhitung pada Juni 2019 di Puskesmas Rantang sebanyak 830 KK yang telah dilakukan pendataan secara manual (kunjungan rumah).

Namun belum keseluruhan data diinput ke aplikasi keluarga sehat.

Kebijakan PIS-PK. Menurut hasil wawancara informan dengan koordinator PIS-PK di Dinas Kesehatan Kota Medan, sudah dilakukannya sosialisasi tentang Permenkes Nomoro 39 tahun 2016 tentang pedoman penyelenggara PIS-PK kepada seluruh Puskesmas (internal) dan lintas sektor yang terkait (eksternal). Dan juga telah dilakukan sosialisasi Permenkes no 44 tahun 2016 tentang pedoman manajemen Puskesmas kepada seluruh Puskesmas di Kota Medan. Dan sebagai pendukung, dikeluarkan surat keputusan Wali Kota Medan No 440/1009.K/X/2017 tentang penetapan lokasi khusus dan tim pendataan keluarga sehat Kota Medan.

Menurut hasil wawancara informan dengan koordinator PIS-PK di Puskesmas Rantang, sosialisasi telah dilakukan ke semua tenaga kesehatan di Puskesmas (internal) oleh Kepala Puskesmas (Kapus), dan juga kepada lintas sektor yang terkait (eksternal) seperti ke kantor tingkat kecamatan dan juga kelurahan. Di dukung dengan penetepan Surat Keputusan (SK) yang dikeluarkan oleh kepala Puskesmas terkait dengan pelaksanaan PIS-PK. Dapat dilihat pada hasil wawancara sebagai berikut ini:

“Untuk sosialisasi kami sudah ada melakukan itu tahun-tahun sebelumnya sudah kami adakan sosialisasi dibantu oleh kader-kader dan lainnya yang ada diwilayah kerja puskesmas ini untuk tahun ini belom ada kami adakan kembali menyangkut keadaan kita saat ini kan lagi susah-susahnya karena corona ini tapi kunjungan kami lakukan seperti biasanya juga”. (Informan 2)

Pernyataan Informan penanggung jawab PIS PK di Puskesmas Rantang adalah sebagai berikut:

“sosialisasi sudah pasti ya kami adakan, tapi untuk tahun 2020 ini kami belom sosialisasi kembali kan lagi corona ya mana bisa kami berkumpul rame-rame juga . jadi untuk tahun ini kami hanya melakukan kunjungan saja”. (Informan 3)

Pernyataan Informan 4 oleh petugas lapangan atau surveyor adalah sebagai berikut:

“sudah diadakan sosialisasi tahun kemarin kok, kalau untuk tahun ini belum ada kami melakukan kembali sosialisasinya”.

(Infroman 4)

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari Kepala Puskesmas, penanggung jawab PIS PK di Puskesmas, petugas lapangan tentang sosialisasi PIS PK bahwa petugas sudah melakukan sosialisasi mengenai PIS PK ini dari tahun-tahun yang lalu diwilayah kerja puskesmas. Sosialisasi sangat penting dilakukan untuk mendukung terlaksananya pendataan PIS PK ini agar tercapainya target yang telah ditentukan.

Kebijakan PIS-PK dilaksanakan secara bertahap. Pada Tahun 2017, sebaran Puskesmas lokus PIS-PK diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) Nomor HK.01.07/Menkes/85/2017 dan sebaran Puskesmas lokus PIS-PK di Tahun 2018 diatur dalam Kemenkes Nomor HK.0107/Menkes/

42/2018. Kebijakan PIS-PK akan dilaksanakan oleh seluruh Puskesmas di Indonesia sebesar 9.993 Puskesmas dengan target 65.588.400 KK.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan, Puskesmas Rantang merupakan Lokus PIS-PK pada tahun 2018, namun hal ini tidak sesuai dengan Keputusan Wali Kota Medan Nomor 440/1009.K/X/2017 tentang penetapan lokasi khusus dan tim pendataan keluarga sehat Kota Medan. Menurut Keputusan Wali Kota, Puskesmas Rantang tidak menjadi Puskesmas lokus di tahun 2018, melainkan melaksanakan kebijakan PIS-PK pada tahun 2019.

Pelaksanaan PIS-PK juga harus melalui tahap sosialisasi. Proses sosialisasi dilakukan secara bertahap dimulai dari tingkat Kabupaten/Kota sampai kepada tingkat Kecamatan dan Kelurahan. Sosialisasi ini juga dilakukan secara internal pada sektor kesehatan dan eksternal pada lintas sektor seperti pemerintah setempat. Diharapkan dengan adanya sosialisasi ini, akan tercipta dan terbinanya kerjasama lintas sektor yang baik untuk melaksanakan kebijakan PIS-PK. Selain itu proses ini juga menekankan bahwa kebijakan PIS-PK bukan hanya tugas dari sektor kesehatan, melainkan tugas dari semua sektor. Dan proses akhir sosialisasi ini adalah dengan adanya kerja sama yang didukung dengan adanya surat keputusan terhadap pelaksanaan kebijakan PIS-PK yang mencakup seluruh sektor di Kabupaten/ Kota dan juga di Kecamatan.

Dinas Kesehatan kota Medan telah melaksanakan sosialisasi secara internal maupun eksternal. Hal ini dapat dilihat dengan terlaksananya kebijakan PIS-PK di seluruh Puskesmas di wilayah kerjanya dan terdapat Keputusan Wali Kota Medan Nomor 440/1009.K/X/2017 tentang penetapan lokasi khusus dan tim pendataan keluarga sehat kota Medan. Dan pelaksanaan PIS-PK di kota Medan, telah sesuai dengan Keputusan Wali Kota Medan.

Puskesmas Rantang juga telah melaksanakan sosialisasi secara internal dan eksternal. Walaupun dalam hal sosialisasi eksternal terdapat kendala yang dihadapi. Pada tingkat Kecamatan, dalam kurun waktu 2 tahun belakangan , sudah terjadi pertukaran Camat, sehingga Puskesmas Rantang harus melakukan sosialisasi ulang di tingkat Kecamatan. Menurut hasil pengamatan peneliti, dilakukan sosialisasi kembali di tingkat kelurahan bersamaan dengan kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) PIS-PK pada tangaal 19 Juni 2019 di Kantor Kelurahan Sei Putih Tengah. Sosialisasi ini kembali dilakukan mengingat banyaknya lintas sektor yang belum memahami kebijakan PIS-PK ini dengan baik. Hal ini menjadi salah satu faktor rendahnya implementasi PIS-PK di wilayah kerja Puskesmas Rantang.

Hasil dari kegiatan monev dan sosialisasi kembali ini berbentuk kerja sama antara Puskesmas dengan pemerintah tingkat Kelurahan. Dan akan dibentuknya Surat Keputusan (SK) dalam pelaksanaan PIS-PK yang melibatkan seluruh sektor. Dengan melibatkan seluruh sektor seperti ibu-ibu PKK dan kader posyandu, diharapkan akan mempermudah proses pendataan kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Rantang.

Dan menurut hasil triangulasi informan penelitian Rahmi Wardani dalam implementasi kebijakan PIS-PK di Wilayah kerja Puskesmas Rantang, dari 98 informan yang berkunjung ke Puskesmas Rantang, sebanyak 17 orang (17,34%) yang telah mendapatkan sosialisasi kebijakan PIS-PK, sedangkan yang tidak pernah diberikan sosialisasi kebijakan PIS-PK sebanyak 81 orang (82,65%).

Hal ini sejalan dengan penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (2017) yang menyatakan bahwa sosialisasi eksternal sangat dibutuhkan

untuk mendapatkan dukungan dari camat, kepala desa, dan jajaranya. Hal tersebut dilakukan untuk keperluan listing rumah tangga yang ada di suatu desa/RW/RT/

dusun secara riil untuk perencaaan pengorganisasian lapangan dan diperlukan dalam membantu sosialisasi kepada masyarakat terkait pendataan keluarga oleh petugas sehinggga diharapkan tidak ada lagi penolakan warga terhadap kehadiran petugas. Perencanaan waktu ditentukan oleh Puskesmas dan berkoordinasi dengan kelurahan. Namun, dalam pelaksanaanya tidak disampaikan waktu pelaksanaan kegiatan pendataan, sehingga anggota keluarga tidak dapat ditemui saat pendataan keluarga. Berdasarkan hal tersebut sosialisasi langsung kepada masyarakat dan menentukan waktu yang tepat untuk bertemu masyarakat perlu dilakukan.

Hasil wawancara dengan informan tentang SK PIS-PK di Puskesmas Rantang sebagai berikut :

“SK sudah ada, ini ada filenya sama saya”.

Hasil wawancara tersebut sehubungan dengan hasil pernyataan dari kepala puskesmas Rantang :

“Kalau untuk SK sudah ada , kami sudah buat SK untuk program PIS-PK ini, tinggal ya pelaksaannya saja”.

Menurut hasil wawancara informan dengan koordinator PIS-PK di Dinas kota Medan, telah adanya roadmap berupa pelaporan pada Dinkes terkait pelaksanaan PIS-PK dari tiap-tiap Puskesmas di Kota Medan. Selain itu, pihak Dinkes juga telah memberikan strategi atau langkah-langkah yang harus dilakukan oleh pihak Puskesmas dalam melaksanakan kunjungan rumah ke wilayah kerjanya, Namun secara teknis pelaksanaan, Dinkes menyerahkan seutuhnya kepada Puskesmas masing-masing. Dan Dinkes juga selalu menekankan kepada

seluruh Puskesmas di Kota Medan bahwa pada tahun 2019 sudah harus total coverage.

Menurut hasil wawancara informan dengan koordinator di Puskesmas Rantang, sudah adanya roadmap dalam pelaksanaan PIS-PK. Kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas Rantang proses sosialisasi, baik itu internal maupun eksternal sekalipun serta Puskesmas Rantang sedang melakukan pendataan dan kegiatan program – program PIS PK lainnya dan dapat dilihat dalam wawancara sebagai berikut:

Hasil wawancara dengan informan tentang Roadmap Pelaksanaan PIS-PK adalah sebagai berikut:

“Ada, tapi tetap belum semua Puskesmas total coverage. Masih sedikit karena jumlah penduduk Medan yang tinggi. Mungkin sekitar 19 Puskesmas yang sudah selesai. Kami dari Dinas selalu menekan Puskesmas untuk pendataan, tapi masalahnya di lapangan apalagi kalau kebanyakan penduduk cina mereka tidak mau buka pintu. Selain itu kami dari Dinas juga sebagai pemantauan monitoring dan evaluasi juga uda kasih tau gimana strateginya untuk melaksanakan PIS-PK ini, tapikan kalau untuk masalah tekniskan kembali lagi sama Puskesmas masing-masing”.

(Informan 1)

“roadmapnya kami sudah ada, kalau strategi itu paling cuma sebatas sosialisasi sama orang kelurahan, kepling-kepling, ibu-ibu kader agar mereka faham apa itu PIS-PK, dan mereka mau mendampingi kami untuk melakukan pendataan keluarga ke masyarakat. Dan untuk kunjungan itu kami lakukan siapa yang mau turun langsung turun mau dia 4 orang atau 2 orang karena kan kalo ditunggu semua nya langsung turun susah jadi kami buat sistemnya yang kosong langsung melakukan pendataan kunjungan rumah ke masyarakat ditemani kader- kader posyandu”

Menurut hasil wawancara informan dengan koordinator PIS-PK di Dinas kota Medan, telah adanya roadmap berupa pelaporan pada Dinkes terkait pelaksanaan PIS-PK dari tiap-tiap Puskesmas di Kota Medan. Selain itu, pihak

Dinkes juga telah memberikan strategi atau langkah-langkah yang harus dilakukan oleh pihak Puskesmas dalam melaksanakan kunjungan rumah ke wilayah kerjanya, Namun secara teknis pelaksanaan, Dinkes menyerahkan seutuhnya kepada Puskesmas masing-masing. Dan Dinkes juga selalu menekankan kepada seluruh Puskesmas di Kota Medan bahwa pada tahun 2019 sudah harus total coverage.

Menurut hasil wawancara informan dengan koordinator di Puskesmas Rantang, sudah adanya roadmap dalam pelaksanaan PIS-PK. Kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas Rantang hanya sekedar proses sosialisasi, baik itu internal maupun eksternal sekalipun. Roadmap juga menjadi hal yang penting dalam pelaksanaan kebijakan PIS-PK. Maka perlu adanya roadmap untuk melaksanakan Program PIS-PK di tingkat Kabupaten/Kota ataupun Puskesmas.

Sesuai dengan buku pedoman monev, indikator di tingkat Kabupaten /Kota yaitu tersedianya roadmap pemenuhan untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan (sarana-prasarana, alat kesehatan, dan SPM) di tingkat Kabupaten /Kota. Dinas Kesehatan menyatakan bahwa telah adanya roadmap dalam pemenuhan untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan.

Komitmen politis. Terlaksananya program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga di puskesmas memerlukan pemahaman dan komitmen yang kuat dari seluruh tenaga kesehatan dipuskesmas. Selain itu, diperlukan dukungan yang kuat dari para pengambil keputusan dan kerjasama dari berbagai sektor, baik kerjasama internal puskesmas antar program maupun kerjasama eksternal lintas sektor.

“Untuk kerjasama itu kita ada kerjasama dengan Institusi Pendidikan”. (Informan 1)

Berdasarkan pernyataan informan diatas bahwa tingkat Kota Medan ada kerjasama dengan Institusi lainnya.

“Untuk kerjasama kami memang bekerjasama dengan lintas sektor.

Kami melibatkan Dinas Kesehatan Kota Medan, Camat, Lurah, Tokoh Masyarakat,Kepling dan juga kader-kader disetiap lingkungan posyandu” (Informan 2)

Berdasarkan kutipan informan diatas, dapat diketahui bahwa dalam pelaksanaan progam Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga di Puskesmas Rantang melibatkan dan bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat agar mendapatkan izin untuk melaksanakan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga.

Selain itu, komitmen politis penanggung jawab progam Indonesia Sehat Dinas Kesehatan Kota Medan dan petugas Program Indonesia Sehat Puskesmas Rantang menunjukkan dengan adanya pemantauan, komunikasi antar petugas, dan rasa tanggung jawab terhadap pelaksanaan program.

Berikut hasil wawancara mendalam tentang komitmen penanggung jawab program indonesia sehat Dinas Kesehatan Kota Medan dan Kepala Puskesmas Rantang :

“Harus diselesaikan target sampai seluruh penduduk Kota Medan dapat di jangkau dan dapat memahami tentang program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga ini” (Informan 1)

“Sejauh ini kita akan pacu terus pendataannya dibanding dengan yang ketinggalan yang lalu lalu sudah ada peningkatan , program ini harus segera selesai sesuai dengan target yang ditentukan”.

(Informan 2)

Kutipan diatas juga di dukung dengan pernyataan dari penanggung jawab program indonesia sehat yang menyatakan :

“Untuk berkomitmen ya sebenarnya harus, apalagi saya sebagai penanggung jawab nya di Puskesmas Rantang ini, lelah sebenarnya apalagi kami jadi double job. Ya kami harus melakukan pendataan agar program ini cepat tuntas dan terlaksana sesuai target”. (Informan 3)

Kutipan diatas juga didukung dari petugas pelaksanaan program dilapangan atau surveyor

“Kalo untuk komitmen program indonesia sehat dengan pendekatan keluarga ini ya harus apalagi tugas kami di Puskesmas juga sudah menumpuk. Apalagi saya juga bendahara dipuskesmas. Kami menyempatkan waktu pulang dari Puskesmas melakukan pendataan ke rumah-rumah warga kadang pun tak sesuai yang diharapkan tapi kami tetap lakukan kadang sampai sore kali baru selesai”. (Informan 4)

Berdasarkan kutipan informan diatas, dapat diketahui bahwa penanggung jawab Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga Dinas Kota Medan, Kepala Puskesmas Rantang, penanggung jawab PIS PK Puskesmas Rantang, dan petugas PIS PK atau Surveyor sudah memiliki komitmen dalam melaksanakan PIS PK terlihat dari kesiapan penanggung jawab program dan kepala Puskesmas untuk selalu memantau perkembangan program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga, menanyakan kendala yang dihadapi petugas saat turun lapangan, dan memotivasi sesama petugas dalam melaksanakan program tersebut.

Selain itu, komitmen petugas keluarga sehat ditunjukan dari bersedianya petugas

Selain itu, komitmen petugas keluarga sehat ditunjukan dari bersedianya petugas

Dokumen terkait