• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Lokasi Praktek Kerja Lapang

4.1.7 Sarana dan Prasarana Pembenihan .1 Sarana Pembenihan

Sarana pembenihan merupakan fasilitas yang dapat secara langsung menunjang proses produksi yang meliputi antara lain bak pemeliharaan induk, bak penetasan telur dan bak pemeliharaan larva, bak kultur pakan alami, bak karantina dan pengobatan ikan, reservoir dan bak filter air, bak pengumpul telur, bak penampungan air, sistem aerasi.

a. Bak Pemeliharaan Induk

Bak pemeliharaan induk kerapu sekaligus digunakan sebagai bak pemijahan induk (Gambar 3), berjumlah 4 buah berbentuk bulat yang terbuat dari beton. Bak pemeliharaan berdiameter 10 m dengan kedalaman 3 m dan kapasitas bak 300 m3. Dasar bak miring ke arah outlet yang berada di bagian

tengah sekitar 5 % untuk mempermudah penyurutan air, pembuangan kotoran dan sisa pakan. Adapun keuntungan dari bak berbentuk bulat yaitu tidak adanya sudut mati sehingga distribusi oksigen lebih merata serta aman bagi induk untuk berenang dan terkesan luas.

Bak pemeliharaan induk dilengkapi dengan saluran air masuk (inlet) yang terbuat dari pipa PVC berdiameter 4 inchi serta dua saluran pengeluaran (outlet) berdiameter 8 inchi. Outlet tersebut berada di bagian bawah dan atas,

outlet bagian bawah berfungsi untuk pengeluaran sisa pakan dan feses serta

pembuangan air sedangkan outlet bagian atas berfungsi untuk pengeluaran (penyaluran) telur dari bak ke wadah pengumpul telur (egg collector). Bak induk juga dilengkapi 4 titik aerasi untuk suplai oksigen.

Bak pemeliharaan dihubungkan dengan bak penampungan telur yang berisi egg collector, menggunakan pipa PVC 4 inchi dan dilengkapi juga dengan pipa aerasi berdiameter ¾ inchi. Sumber air yang digunakan untuk pemeliharaan berasal dari laut yang dialirkan dengan menggunakan pipa 4 inchi. Selain itu juga bak induk dilengkapi dengan jaring yang memiliki diameter mata jarring 10 x 10 cm. jaring dipasang di bagian atas bak yang berfungsi sebagai penutup agar ikan tidak meloncat pada saat bak diisi air penuh.

Bak pemijahan induk di Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Situbondo berbentuk bulat dan terbuat dari beton. Bak ini berdiameter 10 m dan kedalaman 3 m dengan kapasitas 250 m3 serta memiliki kemiringan 5 – 10 % ke arah saluran pembuangan (outlet) di tengah – tengah bak.

b. Bak Penetasan Telur dan Pemeliharaan Larva

Bak penetasan telur berfungsi juga sebagai bak pemeliharaan larva dan benih. Bak pemeliharaan larva berjumlah 24 buah yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu 12 buah di Pembenihan Barat, 6 buah di Pembenihan Tengah dan 6 buah di Pembenihan Timur masing – masing berukuran 5 x 2 x 1,25 m3. Kapasitas bak pemeliharaan larva sebanyak 12,5 m3 dengan pengisian air optimal 10 m3. Menurut Akbar dan Sudaryanto (2001), permukaan bak harus dibuat sehalus mungkin dan sudut mati harus dihilangkan untuk menghindari adanya penumpukan kotoran pada sudut bak. Adanya sudut mati dapat menyebabkan penumpukan kotoran di satu tempat juga menyebabkan sirkulasi air tidak sempurna.

Bak pemeliharaan larva berada di dalam ruangan (indoor), memiliki dasar miring kearah outlet sekitar 5 % untuk mempermudah proses pemanenan dan pembersihan bak. Bak pemeliharaan dilengkapi dengan pipa saluran inlet berdiameter 2 inchi dan pipa saluran outlet 4 inchi. Pada bak pemeliharaan terdapat16 titik aerasi yang dihubungkan dari pipa aerasi ¾ inchi.

Gambar 4. Bak Penetasan Telur dan Pemeliharaan Larva

c. Bak Kultur Pakan Alami

Terdapat dua jenis pakan alami yang dibudidayakan di Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Situbondo yaitu Chlorella dan Rotifera. Pakan alami untuk pemeliharaan larva berasal dari kultur massal yang berada di luar ruangan (outdoor) (Gambar 5).

Bak untuk kultur Chlorella berjumlah 20 buah yang terbagi menjadi menjadi 12 unit di Pembenihan Barat dan 8 unit di Pembenihan Timur, bak kultur Chlorella berukuran 5 x 2 x 1,25 m3 dengan kapasitas 12,5 m3 tanpa sudut mati dan kemiringan dasar bak 5 % kearah outlet. Bak kultur dilengkapi dengan pipa saluran inlet 2 inchi dan pipa saluran outlet 4 inchi. Selain itu juga bak dilengkapi dengan 3 titik aerasi yang disalurkan dengan menggunakan pipa ¾ inchi.

Bak kultur Rotifera berjumlah 8 buah dengan ukuran 5 x 2 x 1,25 m3 dan kapasitas 12,5 m3. Kultur Rotifera terbagi 4 unit di Pembenihan Barat dan 4 unit di Pembenihan Timur. Bak kultur Rotifera dilengkapi dengan pipa saluran inlet 2 inchi, pipa saluran outlet 4 inchi dan pipa saluran Chlorella ¾ inchi. Bagian

dasar bak kultur memiliki kemiringan 5 % kearah outlet dan dilengkapi juga dengan 3 titik aerasi yang disalurkan dengan pipa ¾ inchi.

Gambar 5. Bak Kultur Pakan Alami

Selain bak semen, untuk kultur pakan alami juga menggunakan bak yang menggunakan bak yang terbuat dari fiber. Bak fiber berbentuk melingkar dan berbentuk persegi digunakan untuk kultur pakan alami dan pemeliharaan benih ikan. Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Situbondo memiliki bak – bak fiber dengan ukuran 0,5 ton dan 2 ton.

d. Bak Karantina dan Pengobatan Ikan

Bak karantina dan pengobatan ikan berjumlah 8 buah dengan ukuran masing – masing 5 x 2 x 1,25 m3 dan kapasitas 12,5 m3 (Gambar 6). Bak karantina ini bersifat semi outdoor karena berada di luar ruangan namun bagian atas tertutup atap. Bak ini dilengkapi dengan pipa aerasi ¾ inchi, pipa inlet 2 inchi, pipa outlet 4 inchi dan pipa saluran air tawar ¾ inchi. Bak karantina juga dilengkapi dengan pompa berkapasitas 7,5 PK.

Gambar 6. Bak Karantina dan Pengobatan Ikan

e. Reservoir dan Bak Filter Air

Reservoir air tawar memiliki kapasitas 8 m3 untuk mensuplai dan menampung air tawar pada kegiatan pembenihan. Air tawar dalam reservoir diperoleh dari sumur bor pada kedalaman 80 m.

Reservoir air laut berjumlah 3 unit namun yang aktif hanya 2 unit dengan kapasitas masing – masing sebanyak 80 – 100 m3. Air laut dipompa dan dialirkan dengan menggunakan pipa sepanjang 200 – 300 m dari garis pantai, agar bebas dari pencemaran dan antisipasi terhadap pasang surut air laut. Air laut dapat langsung digunakan untuk pemeliharaan induk, namun untuk pemeliharaan benih dan pakan alami air laut perlu diendapkan dan difilter terlebih dahulu.

Sedangkan untuk pendistribusian air laut ke bak pembenihan dan bak kultur pakan alami terlebih dahulu masuk ke bak penampungan (tandon) dengan disaring menggunakan filter fisik atau sand filter berukuran 2 x 1 x 0,5 m3. Saringan fisik untuk filter air tersusun dari bawah ke atas berupa batu kali, kerikil, bungkusan arang, ijuk, waring 500 µm dan pasir laut.

f. Bak Pengumpul Telur

Bak pengumpul telur berbentuk segitiga sama sisi dengan kedalaman 1 m. Bak tersebut terletak di dekat bak pemeliharaan induk yang dihubungkan dengan menggunakan pipa PVC 4 inchi sebagai saluran outlet air permukaan (atas) dan saluran pemasukan telur ke bak penampungan telur yang dilengkapi dengan egg collector. Egg collector yang digunakan berukuran 1,35 x 0,5 x 1,3 m3 terbuat dari waring dengan ukuran mata waring 300 µm.

g. Bak Penampungan Air

Bak penampungan air dibuat kokoh berbentuk persegi empat terbuat dari beton yang diharapkan dapat menahan tekanan air yyang cukup besar. Bak penampungan air Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Situbondo ada unit diantaranya satu unit ada di pembenihan barat dan satu lainnya di pembenihan timur. Bak penampungan air juga dilengkapi dengan bak filter. Pada pembenihan barat ada 2 bak filter. Susunan bahan pembuatan filter yang terdapat di dalam bak filter meliputi pasir, ijuk, arang dan batu. Sedangkan bak tandon memiliki ukuran 4 x 4 x 1,25 m3.

h. Sistem Aerasi

Sistem aerasi digerakkan oleh 3 blower (Gambar 7), yaitu 1 buah blower berkekuatan 5 PK dan 2 buah berkekuatan masing – masing 7,5 PK. Sistem aerasi tersebut dialirkan dengan menggunakan pipa PVC ¾ inchi ke dalam bak – bak pemeliharaan benih, bak karantina ikan, bak pakan alami dan bak pemeliharaan induk. Aerasi selain untuk suplai oksigen, juga berfungsi untuk

mencegah pengendapan fitoplankton dan membantu proses pelepasan gas beracun (H2S dan NH3). Pendistribusian aerasi dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Pendistribusian Sistem Aerasi di Balai Budidaya Air Payau Situbondo No. Sumber

Aerasi

Spesifikasi Distribusi

1. Blower Vortex Daya 7,5 PK Bak penggelondongan kerapu dan bak induk di pembenihan timur

2. Rood Blower Daya 5 PK Bak karantina ikan, pembenihan timur, sebagian pembenihan tengah dan kultur pakan alami timur

3. Blower Vortex Daya 7,5 PK Pembenihan barat, kultur pakan alami barat dan sebagian pembenihan tengah

Gambar 7. Blower Vortex

4.1.7.2 Prasarana Pembenihan

Prasarana pembenihan merupakan fasilitas yang secara tidak langsung dapat menunjang produksi. Prasarana pembenihan diantaranya adalah tenaga listrik, bangunan dan alat transportasi.

a. Tenaga Listrik

Tenaga listrik yang digunakan Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Situbondo berasal dari PLN cabang Situbondo dengan kekuatan 197 KVA. Sebagai cadangan bila aliran listrik dari PLN terputus, Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Situbondo memiliki generator set (genset) sebanyak 2 buah berkekuatan 210 KVA. Listrik digunakan sebagai sumber tenaga untuk menjalankan peralatan pembenihan, seperti blower dan pompa.

b. Bangunan

Sarana dan prasarana yang mendukung keberadaan Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Situbondo di divisi ikan antara lain laboratorium pakan alami, laboratorium nutrisi, laboratorium penyakit dan kualitas air, rumah pompa, rumah genset, rumah dinas karyawan, mushola, kantor, asrama, perpustakaan, ruang auditorium dan jalan raya. Bangunan yang terdapat di Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Situbondo dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Bangunan di Balai Budidaya Air Payau Situbondo

Bangunan Uraian Jumlah

a. Kantor - Kantor Utama (Kepala Balai) - Kantor Tata Usaha

1 Unit 1 Unit b. Laboratorium - Nutrisi dan Teknologi Pakan

- Hama dan Penyakit - Lingkungan - Pakan Alami - Bioteknologi 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit c. Gudang - Pakan Buatan dan Pupuk (2 x 2 m)

- Pakan Alami (Freezer) (3 x 2 m)

1 Unit 1 Unit

d. Rumah Karyawan - Rumah Karyawan

- Rumah Kepala Balai / Tamu

14 Unit 1 Unit e. Rumah Genset - Genset dan Panel Listrik (5 x 2 m) 1 Unit f. Lainnya - Perpustakaan

- Aula - Asrama

- Tandon Air Tawar - Guest house 1 Unit 1 Unit 7 Unit 1 Unit 1 Unit c. Alat Transportasi

Alat transportasi di Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Situbondo berupa 5 unit mobil untuk keperluan kantor dan 1 unit mobil pick – up untuk keperluan pengangkutan benih, pakan ikan serta pembelian alat – alat perlengkapan. Kondisi jalan menuju Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Situbondo sangat bagus dan strategis, sehingga mendukung kelancaran transportasi dan pendistribusian hasil produk. Alat angkut (transportasi) yang ada di Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Situbondo terdiri dari pick- up, L-300, Suzuki Future, Isuzu Panther, Kijang Innova, bus dan mobil kesehatan.

4.1.8 Sumber Air

Dokumen terkait