• Tidak ada hasil yang ditemukan

SARANA KESEHATAN

Dalam dokumen Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2015 (Halaman 96-102)

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

A. SARANA KESEHATAN

1. Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS)

Puskesmas berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya. Puskesmas memiliki fungsi sebagai : 1) pusat

pembangunan berwawasan kesehatan, 2) pusat pemberdayaan masyarakat, 3) pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer dan 4) pusat pelayanan kesehatan perorangan primer. Keadaan sarana kesehatan di Kota Makassar dalam jumlah dan distribusi Puskesmas dan Puskesmas Pembantu sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dasar telah lebih merata. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Makassar telah melampaui konsep wilayah puskesmas dimana 1 puskesmas melayani 30.000 penduduk. Dengan demikian rasio puskesmas terhadap 100.000 penduduk adalah 3, Ini berarti bahwa setiap 100.000 penduduk rata-rata dilayani oleh 3 puskesmas.

Rasio puskesmas pembantu terhadap puskesmas adalah 1 : 1 yang berarti setiap Puskesmas mempunyai 1 puskesmas pembantu. Hal ini sejalan dengan misi Pemerintah Kota Makassar untuk memberikan pelayanan kesehatan yang merata dan terjangkau bagi seluruh masyarakatnya. Sampai dengan Tahun 2015, jumlah Puskesmas di Kota Makassar sebanyak 46 unit, dengan rincian Puskesmas perawatan sejumlah 11 unit dan Puskesmas non perawatan 35 unit, 15 Puskesmas diantaranya sudah bersertifikat ISO 9001-2008. Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat , Puskesmas dibantu satu atau beberapa Puskesmas pembantu. Jumlah puskesmas pembantu sampai dengan akhir tahun 2015 sebanyak 38 unit.

Untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang merata kepada masyarakat, Pemerintah Kota Makassar telah memprioritaskan peningkatan jangkauan dan kualitas pelayanan pada masyarakat dan menyediakan ruang yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan daerah khususnya pembangunan di bidang kesehatan. Selain itu, dalam upaya optimalisasi peningkatan mutu dan kinerja pelayanan kesehatan sesuai Permenkes nomor 75 tahun 2014 tentang Akreditasi Puskesmas maka sejak tahun 2015 telah dilakukan pembinaan dan pelatihan untuk persiapan 14 Puskesmas dan

12 Puskesmas untuk tahun 2016 sebagai Puskesmas Akreditas dari 46 Puskesmas yang ada dan hal ini akan dilakukan secara bertahap.

Tabel berikut memperlihatkan jumlah sarana kesehatan di Kota Makassar tahun 2015

Tabel V. 1

Keadaan Sarana Kesehatan Kota Makassar Tahun 2015

JENIS SARANA KESEHATAN JUMLAH

Puskesmas 46

Puskesmas Pembantu 38

Puskesmas Keliling (Mobil Home Care/Dottoro’)

48

Rumah Sakit Umum 22

Rumah Sakit Khusus 3

Rumah Sakit Bersalin/RSIA 23

Bidan Praktek 45

Balai Pengobatan / Klinik 142

Apotek 599

Toko Obat 57

Sumber : Bidang Bina PSDK Dinkes Kota Makassar

2. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat

Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan masyarakat, berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang ada termasuk yang terdapat di masyarakat. Melalui pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan diharapkan masyarakat mampu mengatasi sendiri masalah kesehatan mereka secara mandiri. UKBM merupakan wujud nyata peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan yang diharapkan dapat berkembang kearah yang ideal yaitu : bentuk yang lestari dan mandiri, ditopang oleh kemampuan pengorganisasian serta pendanaan oleh masyarakat. UKBM

diantaranya adalah Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), Polindes (Pondok Bersalin Desa), Desa Siaga.

UKBM yang ada di kelurahan menjadi ciri khas bahwa kelurahan tersebut telah menjadi Kelurahan Siaga Aktif. Dinyatakan demikian karena penduduk di kelurahan tersebut dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar dan mengembangkan UKBM serta melaksanakan surveilans berbasis masyarakat. Berkaitan dengan Indikator Pencapaian Kelurahan Siaga Aktif dapat dijelaskan bahwa pengembangan Kelurahan Siaga Aktif merupakan salah satu urusan wajib yang harus diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. Pemerintah Kabupaten/Kota harus berperan aktif dalam proses pemberdayaan masyarakat kelurahan di wilayahnya, agar target cakupan Kelurahan Siaga Aktif dapat dicapai.

Untuk mencapai Indonesia Sehat dimana penduduknya hidup dalam lingkungan yang sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat, serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan, maka seluruh kelurahan perlu diwujudkan menjadi Kelurahan Sehat. Untuk menjadi Kelurahan Sehat maka seluruh kelurahan dikembangkan menjadi kelurahan siaga. Kegiatan yang dilaksanakan terkait pencapaian indikator kelurahan siaga yaitu Pembinaan Model Operasional Desa Siaga (MODS) yang dilaksanakan di seluruh kelurahan atau sebanyak 143 kelurahan karena seluruh kelurahan sudah terbentuk forum kelurahan siaga.

a. Posyandu

Posyandu merupakan jenis UKM yang paling memasyarakat. Sebagai indikator peran aktif masyarakat melalui pengembangan UKBM digunakan persentase desa yang memiliki Posyandu. Posyandu adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat, yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh untuk dan bersama masyarakat. Keberadaan posyandu sangat diperlukan dalam mendekatkan upaya promotif dan preventif kepada masyarakat,

utamanya terkait dengan upaya peningkatan status gizi masyarakat serta upaya kesehatan ibu dan anak.

Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Disamping itu juga berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat, misalnya Bina Keluarga Balita (BKB), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Ekonomi Keluarga, Koperasi, Keagamaan, Penyuluhan pengendalian penyakit-penyakit menular, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Kelompok Peduli Anti Narkoba, Kesehatan Lingkungan, Pertanian dan lain-lainnya. Dalam memantau perkembangannya, Posyandu dikelompokkan ke dalam 4 strata Posyandu yaitu Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri. Berdasarkan data yang dilaporkan oleh Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Makassar, jumlah Posyandu yang ada di Kota Makassar pada tahun 2015 sebanyak 994 posyandu dengan rincian sebagai berikut :

- Pratama : 0 posyandu

- Madya : 0 posyandu

- Purnama : 416 posyandu

- Mandiri : 578 posyandu

Adapun jumlah posyandu Purnama dan Mandiri di Kota Makassar Tahun 2015 mencapai 994 Posyandu (100%) atau masuk dalam Posyandu Aktif. Adanya peningkatan dari segi kuantitas dan kualitas tidak terlepas dari adanya program Revitalisasi Posyandu bagi Organisasi Tim Pokjanal Posyandu, sarana dan prasarana Posyandu dan Peningkatan kualitas kader Posyandu.

Gambar V. 1

Posyandu Menurut Strata Di Kota Makassar Tahun 2015

Sumber : Bidang Bina Kesmas Dinkes Kota Makassar 1.b. Rumah Tangga ber-PHBS

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku untuk hidup sehat. Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing dan masyarakat dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

Dalam PHBS terdapat 5 tatanan yang masing-masing memiliki indikator tatanan. Kelima tatanan PHBS terdiri dari Tatanan Rumah Tangga, Tatanan Sekolah, Tatanan Tempat Kerja, Tatanan Sarana Kesehatan dan Tatanan Tempat-Tempat Umum. Salah satu tatanan dalam PHBS yaitu Rumah Tangga dimana tidak hanya sebatas 10 indikator PHBS di Rumah Tangga yaitu antara lain perilaku keluarga sadar gizi seperti makan beraneka ragam makanan, minum tablet tambah darah, mengkonsumsi garam beryodium, member bayi dan balita kapsul vitamin A, perilaku menyehatkan lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan lingkungan, perilaku kebersihan perorangan seperti mandi dengan air bersih dan menggunakan sabun, menyikat gigi, menggunting kuku dan perilaku lainnya yang mendukung kesehatan.

Dari hasil pemantauan 10 indikator PHBS Rumah Tangga di 46 puskesmas diketahui bahwa pada tahun 2015, dari sejumlah 250.937 rumah tangga yang dipantau terdapat sebanyak 160.916 (64,13 %) rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat menurun

dibandingkan tahun 2014 yaitu dari sejumlah 246.213 rumah tangga dipantau terdapat 167.728 rumah tangga ber-PHBS (68,12 %).

Dalam dokumen Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2015 (Halaman 96-102)

Dokumen terkait