• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

2.6.3. Sarana olahraga

Tabel 2.6.3. Sarana Olahraga

No Sarana Olahraga Jumlah Persentase

1 Lapangan bulu tangkis 4 buah 57,16%

Lapangan voley ball 1 buah 14,28%

Lapangan bola basket 1 buah 14,28%

Stadion 1 buah 14,28%

Jumlah 7 buah 100%

Sumber data: Kantor Wali Nagari Kamang Mudiak, Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam (data diolah kembali oleh penulis).

Berdasarkan Tabel 2.6.3. diatas, dapat dilihat bahwa kegiatan olahraga masyarakat Kanagarian Kamang Mudiak sangat baik. Terbukti dengan tersediannya banyak olahraga yang cukup memadai dan tersebar merata disetiap Nagari. Di Kanagarian ini terdapat 4 buah lapangan bulu tangkis, 1 buah lapangan bola volli, 1 buah lapangan bola basket dan 1 buah stadion. Sarana olahraga ini kebanyakan terdapat di Jorong Durian dan Jorong Aia Tabik. Sarana olahraga ini tersedia cukup memadai karena masyarakatnya sering melaksanakan pertandingan olahraga dengan warga masyarakat dari Nagari lain.

2.7. Sistem kekerabatan

Masyarakat Minangkabau mempunyai ciri khas diantara suku bangsa lain yaitu sistem kekerabatan menurut garis keturunan ibu yaitu sistem matrilineal. Adapun ciri-ciri khas tentang ke-matrilinealan antara lain: sistem perkawinannya bersifat eksogami suku atau kawin dengan orang diluar suku, tempat tinggal bersifat

matrilokal yaitu suami tinggal di tempat kerabat istrinya setelah nikah dan sistem kekerabatan menurut garis ibu serta kekuasaan ada di tangan mamak.

Pada masyarakat Kanagarian Kamang Mudiak ciri-ciri khas tersebut sampai sekarang masih dipakai terutama ciri-ciri 1 dan ciri-ciri 3. Ciri-ciri kedua walaupun telah ada yang menempati rumah baru (neolokal) setelah perkawinan, tetapi umumnya masih tinggal di tanah atau areal kerabat istrinya. Sedangkan ciri-ciri ke empat yaitu kekuasaan ada ditangan mamak, sekarang telah mengalami pergeseran, dimana seorang mamak pada masyarakat Kanagarian Kamang Mudiak tidak lagi berkuasa penuh terhadap kemenakannya maupun saudara-saudara perempuanya. Hal ini bukan berarti bahwa peranan mamak tidak ada sama sekali, untuk urusan yang berkaitan dengan upacara (ceremonial) seperti kematian, pesta pernikahan dan sebagainya, peranan mamak besar sekali.

Hal-hal yang bersifat pribadi menyangkut kehidupan rumah tangga kemenakan atau saudara perempuannya seperti pemilihan jodoh. Peranan mamak hampir tidak ada. Hal ini disebabkan karena pertama, mulai beralihnya sistem kekerabatan masyarakat Kanagarian Kamang Mudiak dari pola lama seperti halnya masyarakat Minangkabau tradisional yakni keluarga luas (ekstended family), yang memberikan peluang berkuasanya seorang mamak terutama mamak kepala waris terhadap saudara perempuannya kepada sistem kekerabatan yang bersifat keluarga batih (nuclear family). Kedua, hal tersebut mengakibatkan kecenderungan laki-laki masyarakat Kanagarian ini, lebih banyak memperlihatkan kepentingan keluarga batihnya. Sedangkan kepentingan kemenakan atau anak dari saudara perempuannya sudah menjadi tanggung jawab suami perempunnya (urang sumando).

BAB III

BURU BABI DI KANAGARIAN KAMANG MUDIAK

3.1. Gambaran Umum Berburu Babi di Kanagarian Kamang Mudiak

Sesuai dengan kondisi di Kanagarian Kamang Mudiak yang sebahagian besar 60 % merupakan hutan 19 % terdiri dari semak belukar dan potensinya untuk mendukung sebagai tempat hidup dan berkembang biak babi hutan dan satwa liar lainnya. Hal ini sangat menguntungkan untuk kegiatan berburu babi secara tradisional yang dilaksanakan oleh masyarakat Kanagarian Kamang Mudiak. Serta oleh Persatuan Olah Raga Buru Babi Indonesia (PORBBI) yang datang dari Kotamadya Padang. Adapun jadwal berburu babi tersebut disepakati secara bersama-sama oleh peserta yang telah diputuskan melalui musyawarah. Pada umumnya aktivitas berburu babi di Kanagarian Kamang Mudiak ini dilakukan pada hari-hari libur seperti hari minggu, tapi ada juga yang melakukannya pada hari rabu dan hari-hari lainnya.

3.2. Beberapa Jenis Buru Babi

Seperti telah diuraikan pada tulisan sebelumnya bentuk permainan berburu babi dapat dikategorikan kedalam bentuk permainan yang bersifat rekreatif. Pada umumnya kegiatan berburu babi itu diadakan pada hari libur seperti hari minggu tetapi ada juga yang diadakan pada hari lain, setiap hari rabu, sabtu dan sebagainya.

Di Kanagarian Kamang Mudiak berburu babi banyak pula macamnya yaitu berburu besar-besaran, berburu biasa dan berburu rabu.

3.2.1. Berburu Besar-besaran (Baburu Alek)

Berburu besar-besaran Kanagarian Kamang Mudiak diadakan minimal tiga kali dalam setahun. Biasanya berburu besar-besaran ini diadakan berkaitan dengan hari-hari penting bagi masyarakat seperti menyambut 17 Agustus, menyambut perang Kamang, dan hari- hari bersejarah. Buru babi jenis ini, disamping diikuti oleh warga Kamang Mudiak sendiri juga diundang Persatuan Buru Babi yang ada di Sumatera Barat, Riau dan Jambi. Undangan disampaikan kepada ketua-ketua buru masing- masing Nagari, kemudian disebarkan kepada seluruh anggota-anggota yang ada pada masing-masing Nagari.

Pada pelaksanaan bentuk perburuan “Baburu Alek” dimana pada bentuk perburuan ini terdapat sidang-sidang adat untuk mencari mufakat dalam rangka meminjam “suntiang ninik mamak” sebagai lambang dari kebanggaan ninik mamak di Minangkabau terhadap permainan berburu babi. Seusai sidang adat ini maka aktivitas dilanjutkan dengan acara utama yaitu perburuan yang diikuti kelompok “Janang” dan kelompok “alek”. Kelompok Janang adalah kelompok pelaksana kegiatan berburu babi yang terdiri dari muncak-muncak buru dan kapalo mudo dari daerah asal pelaksanaan kegiatan berburu, sementara kelompok “Alek” adalah orang- orang yang datang bertandang untuk ikut serta dalam kegiatan berburu babi didaerah yang mengadakan perburuan. Orang-orang ini adalah para pecandu permainan buru babi yang datang dari daerah lain baik yang berasal dari kota maupun desa-desa tetangga.

Buru besar-besaran ini pelaksanaannya khusus pada hari minggu. Nagari yang menjadi tuan rumah harus menyediakan fasilitas bagi tamu-tamu yang datang seperti tempat istirahat dan tempat parkir.

Pada pelaksanaan buru babi besar-besaran ini peserta akan datang dengan perlengkapan perburuan yang baik dan biasanya suasana sangat meriah. Pihak tuan rumah akan menanti tamu-tamu yang datang yang ikut dalam acara perburuan tersebut sehingga penyambutan berkesan meriah dan sebagai petunjuk bagi peserta yang datang pada lokasi perburuan, dipasanglah spanduk selamat datang dijalan-jalan yang akan dilalui oleh para pemburu tersebut. Lokasi menuju arena akan dipasang aneka warna umbul-umbul. Para undangan yang datang dari jauh biasanya datang lebih awal, oleh karena itu pihak tuan rumah akan menyediakan tempat istirahat. Biasanya pada malam harinya para peserta akan dihibur dengan “ saluang dan dendang “.

3.2.2. Buru Biasa ( baburu biaso)

Jenis buru ini hanya dilibatkan Nagari yang mengadakan acara perburuan saja, seperti Nagari-Nagari disekitarnya. Mereka tidak mengundang Nagari-Nagari yang letaknya berjauhan, tetapi tidak pula melarang kalau seandainya ada yang ikut meramaikan acara tersebut.

Buru babi jenis ini merupakan kegiatan rutin tiap minggu bagi persatuan buru babi Kanagarian Kamang Mudiak. Penentuan lokasi perburuan berdasarkan atas kesepakatan bersama para peserta, tapi biasanya mereka memilih tempat-tempat yang banyak babinya.

3.2.3. Berburu Rabu (Baburu Rabu)

Berburu ini diadakan pada hari Rabu, yaitu berburu yang dilakukan sepulang kerja. Pelaksanaannya tergantung pada kesepakatan para pemburu yang ada di Kanagarian Kamang Mudiak. Menginggat dari keadaan buru ini dengan waktu yang pendek maka sifatnya hanyalah lokal, yaitu berburu yang dilakukan oleh masing- masing rayon sehingga peseratanya tidak begitu banyak.

Lokasi tempat berburu ini tidak ditentukan, tapi dilaksanakan pada salah satu yang dianggap banyak babinya, yang ada dirayon tersebut. Berburu ini diadakan satu kali dalam seminggu.

3.3. Anjing Pemburu

Anjing pemburu adalah binatang yaitu anjing yang diajarkan yang dilatih mengejar binatang liar tertentu yaitu babi, sehingga binatang ini menjadi binatang yang penurut mau diperintah oleh manusia, terutama orang yang melatihnya yaitu tuannya.

Sebagaimana kita ketahui bahwa binatang anjing adalah binatang yang sangat tajam penciumannya, sehingga semua binatang yang menjadi mangsanya dapat ditelusuri dan dikejarnya dengan cepat. Kalau ditelusuri sejarah dalam hal menggunakan anjing sebagai alat pemburu binatang adalah suatu yang telah biasa dipakai umat manusia semenjak zaman purbakala sampai sekarang ini. Bangsa Arab Purba telah memakai binatang anjing untuk melaksanakan pemburuan, meskipun perburuan dimasa itu tidak memburu babi, tapi yang jelas binatang anjing sudah dijadikan sarana untuk melaksanakan perburuan. Jadi bukanlah suatu masalah yang

baru, anjing dipakai sebagai binatang yang bisa dan sanggup memburu binatang. Tapi tidaklah setiap anjing pandai memburu babi dengan baik, melainkan apabila dilatih atau diajarkan lebih dahulu.

Anjing yang tidak pandai berburu disebabkan anjing itu kurang mendapat latihan yang serius atau tidak dilatih sama sekali, sehingga anjing itu tidak bisa dipakai untuk berburu. Namun tidak semua anjing dapat dijadikan anjing pemburu. Anjing pemburu umumnya mempunyai ciri-ciri khusus bila dibandingkan dengan anjing yang bukan pemburu.

3.3.1. Ciri- Ciri Anjing Pemburu

Untuk melihat ciri-ciri anjing pemburu,orang biasanya pertama sekali melihat bentuk dari telinga dan ekor anjing tersebut. Telinga anjing itu harus tegak (berdiri), disertai dengan ekor agak pendek dan juga harus berdiri. Dari ciri-ciri tersebut orang akan tahu bahwa anjing tersebut mempunyai pendengaran yang bagus. Setelah syarat yang pertama maka barulah diperiksa ciri-ciri yang lain. Ciri-ciri tersebut antara lain, harus mempunyai pusar-pusar yang ada dibelakang telinga haruslah sepasang atau kalau tidak harus polos (tidak ada sama sekali).

Setelah selesai memeriksa ciri-ciri yang berbentuk tanda itu, barulah dilanjutkan dengan melihat bentuk fisik anjing tersebut, bentuk badan agak besar, badan panjang dan dada lebar (kembang) disertai dengan bentuk kaki tebal dan disertai dengan bentuk kuku yang pendek-pendek.

Apabila semua ciri yang tertulis diatas dimiliki oleh seekor anjing, maka anjing tersebut diyakini akan hebat dalam arena perburuan. Anjing yang mempunyai ciri-ciri lengkap ini akan cepat pintarnya di arena perburuan hanya tinggal melatihnya saja agar lebih mahir lagi. Anjing pemburu biasanya tidak dibiarkan lepas bagitu saja oleh pemiliknya. Biasanya anjing pemburu ini akan diikat setiap hari atau di tempatkan dikandangnya, dan diberikan makanan dan minuman yang cukup bergizi seperti daging, susu, telur, dan obat-obatan.

Alasan yang utama kenapa anjing berburu terus diikat adalah untuk menghindarkan anjing tersebut untuk memakan makanan yang kotor, seperti bangkai dan kotoran manusia yang dapat menyebabkan anjing tersebut sakit. Sedangkan maksud yang lain adalah untuk menghindari anjing tersebut supaya tidak kawin. Kalau anjing yang sudah kawin kemampuannya akan menurun di arena perburuan. ( Sutan Rajo Ameh, Minggu, 10 Juni, 10.00 WIB.)

Pada prinsipnya anjing pemburu ini dirawat seperti layaknya merawat manusia, perawatan yang baik diperlukan sekali terhadap anjing pemburu, supaya anjing tetap sehat dan selalu mempunyai tenaga diwaktu ikut berburu.

3.3.2. Pemberian Nama

Seperti halnya manusia, anjing pemburu juga mempunyai nama untuk masing-masingnya. Namun kriteria pemberian nama untuk anjing pemburu secara umum tidak sama dengan pemberian nama pada manusia. Kriteria pemberian nama anjing pemburu secara umum dapat dikelompokkan kedalam tiga bagian. Pertama berdasarkan warna bulu yang dimiliki oleh anjing itu sendiri, kedua berdasarkan

nama daerah asal anjing tersebut dan yang ketiga berdasarkan kemampuan anjing itu di arena perburuan.

3.3.2.a. Nama-Nama Anjing Berdasarkan Warna Bulu Yang Dimiliki - Lupak : Nama untuk anjing warna bulu putih.

- Samuik : Untuk anjing yang warna bulunya merah kekuning-kuningan - Kumbang : Nama untuk anjing warna bulunya hitam.

- Koreng : Nama untuk anjing yang mempunyai warna bulu belang-belang. - Karok Merah : Nama untuk anjing yang warna bulunya belang merah dan putih. - Karok Hitam : Nama untuk anjing yang warna bulunya belang hitam dan putih.

3.3.2.b. Nama Anjing Berdasarkan Daerah Asal Anjing Tersebut - Medang : Nama anjing yang berasal dari Sumedang Jawa Barat. - Kulon : Nama anjing yang berasal dari Ujung Kulon Jawa Barat. - Gunuang : Nama anjing yang berasal dari Gunuang Pangilun Padang.

3.3.2.c. Nama Anjing Berdasarkan Kemampuan Anjing tersebut Di arena Perburuan

- Jet : Nama untuk anjing yang kencang larinya di waktu mengejar babi, sehingga orang yang punya anjing mengibaratkan anjingnya seperti pesawat terbang.

-Roket : Nama untuk anjing yang cepat sampai di tempat babi berada, mengibaratkan anjingnya dengan nama peluru.

Pemberian nama anjing dengan mengibaratkan sebagai benda- benda tersebut tidak umum dipakai oleh para pemburu, tapi hanya untuk satu atau bebarapa orang pemburu saja.

3.3.3. Warna Bulu Yang Disukai

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, anjing bermacam-macam warna bulunya ada warna putih, hitam, merah kekuning-kuningan, dan albino. Dari bermacam-macam warna bulu anjing tersebut yang paling disukai oleh para pemburu adalah warna bulu putih. Kenapa kebanyakan pemburu menyukai warna bulu putih, tentu ada alasan-alasanya. Alasan para pemburu yang pertama adalah anjing yang warna bulu putih tidak cepat letih di arena perburuan, karena bulunya tidak menyerap panas, sehingga tenaga anjing yang berbulu putih ketika mengejar babi tidak cepat terkuras.

Alasan yang kedua adalah apabila anjing yang berwarna putih ini dilepas diwaktu mengejar babi, maka anjing teresebut akan nampak jelas diantara anjing- anjing yang lainnya. Apabila arena perburuannya di padang yang datar akan lebih jelas lagi anjing-anjing yang berbulu putih ini lebih gagah nampaknya dari jauh di banding dengan anjing-anjing yang berwarna lainnya.

Alasan yang ketiga adalah anjing yang berbulu putih akan lebih jelas terlihat noda darah disekitar mulutnya, apabila anjing tersebut telah berhasil merobohkan babi yang dikejarnya. Dalam permainan berburu babi ini yang membuat pesertanya puas adalah apabila anjing mereka yang mengejar babi sampai di bangkai (tempat babi yang mati diserang oleh anjing) dan ikut menyerang babi-babi tersebut sampai

mati. Bukti anjing mereka sampai ditempat babi yang mati tersebut adalah dengan noda darah yang melekat di sekitar mulut anjing tersebut, orang akan tahu anjing itu telah sampai ke tempat babi yang mati.

Noda darah yang melekat pada bulu anjing merupakan gengsi tersendiri di dalam permainan buru babi. Dengan melihat noda darah itu, orang akan tahu bahwa anjing tersebut cukup handal dalam berburu. Oleh karena itulah banyak para pemburu menyukai warna bulu anjing yang putih.

3.3.4. Ras Anjing Pemburu Yang Disukai

Dalam permainan buru babi anjing yang turut serta bermacam pula jenisnya, ada anjing lokal (anjing kampung), anjing peranakan (hasil kawin silang antara anjing kampung dengan anjing luar negeri), dan ada pula anjing Jawa (anjing yang berasal dari pulau Jawa). Sedangkan anjing yang asli peranakan luar negeri seperti Herder, Dobermen, Pitt Bull sangat jarang dibawa berburu oleh peserta buru, karena anjing luar negeri tersebut sangat cepat kehabisan tenaga di waktu mengejar babi, karena tubuhnya terlalu besar sehingga cepat mengalami kelelahan. Selain itu, anjing yang mempunyai tubuh terlalu besar akan menyulitkan sekali apabila si anjing menyuruk dan menyelinap antara semak-semak yang ada di hutan, selain itu tubuhnya akan terhalang oleh semak-semak tersebut sehingga si anjing tidak dapat bergerak secara bebas.

Diantara jenis-jenis anjing pemburu tersebut yang paling disukai oleh pemburu adalah anjing yang berasal dari pulau Jawa. Yang dimaksud dengan anjing Jawa adalah anjing peranakan yang berasal dari Jawa. Anjing Jawa itu mempunyai

kelebihan tersendiri apabila dibandingkan dengan anjing yang lainnya. Kelebihan anjing Jawa tersebut terletak pada mentalnya, sebab anjing ini mempunyai mental yang kuat sewaktu berhadapan dengan babi. Walau anjing ini mendapat goresan- goresan ditubuhnya tersayat taring babi yang mengganas namun dia terus memberikan perlawanan, bahkan kadang-kadang anjing Jawa ini mendapat luka yang cukup parah pada suatu perburuan, dan setelah diobati sampai sembuh dia tidak akan trauma dengan kejadian tersebut. Sedangkan anjing-anjing lain kebanyakan apabila sudah pernah dilukai oleh babi maka anjing tersebut berkurang keberaniannya. Jadi oleh karena itulah para pemburu cenderung menyukai anjing-anjing dari Jawa tersebut.

3.4. Peralatan Dan Perlengkapan Perburuan

Berburu babi sebagai suatu tradisi yang telah membudaya dikalanggan masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat pada umumya dan masyarakat Kanagarian Kamang Mudiak khususnya. Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa berburu babi ada bermacam-macam jenisnya sehingga dalam pelaksanaanya harus didukung oleh peralatan pendukung lainnya. Setiap alat yang menunjang kegiatan itu mempunyai fungsi-masing-masing dimana para pemburu selalu berusaha melengkapi alat-alat yang dipakai dalam berburu babi itu, supaya kegiatan buru babi yang mereka lakukan mendapat hasil yang memuaskan. Adapun peralatan dan perlengkapan yang dipakai dalam berburu babi adalah sebagai berikut:

3.4.1. Kala (kalung leher anjing)

Kala merupakan tempat menyangkutkan tali atau rantai anjing. Biasanya kala itu terbuat dari kulit. Bentuk kala ini juga bervariasi, mulai dari yang sangat sederhana seperti yang dibuat sendiri oleh para pemburu dari bekas ikat pinggang, sampai kepada kala yang terbuat dari ”calav” yang berhiaskan perak, kala ini dapat di beli di toko-toko. Fungsi kala ini selain sebagai tempat menyangkutkan tali atau rantai juga berfungsi sebagai perhiasan bagi anjing buru.

3.4.2. Tali anjing (rantai anjing)

Tali merupakan alat-alat yang penting dalam berburu babi, guna tali ini adalah untuk mengikat anjing pemburu tersebut. Anjing pemburu ini jarang dilepaskan, mereka hanya dilepaskan di arena-arena perburuan sewaktu berburu babi, setelah selesai anjing akan diikat kembali. Tali ini sangat penting bagi para pemburu dan disamping itu tali ini banyak pula macamnya, mulai dari rantai biasa yang harganya murah sampai pada tali yang terbuat dari jalinan calav yang berhiaskan perak dimana harganya berkisar antara Rp200.000-Rp1.000.000.

3.4.3. Ikat pinggang (Kopel)

Ikat pinggang merupakan perlengkapan yang perlu juga, dimana fungsinya ikat pinggang ini untuk peletak pisau, tabung air dan juga bekal makanan. Biasanya kebanyakan para peserta buru memakai kopel (ikat pinggang tentara).

3.4.4. Tabung air

Tabung air sebagai tempat air bagi para peserta, merupakan peralatan yang tidak boleh diabaikan, karena air merupakan hal yang penting bagi tubuh karena seharian berjalan, berlari, naik turun bukit tentu tubuh akan terasa letih dan kehausan. Oleh karena itu tabung air yang dipakai biasanya terbuat dari alumunium yang bisa dikaitkan atau diikat pada ikat pinggang.

3.4.5. Topi

Topi untuk melindungi muka dari teriknya matahari maupun siraman hujan. Topi yang biasanya dipakai oleh para pemburu adalah topi ”moris” yang mirip dengan topi para coboy.

3.4.6. Sepatu

Sepatu untuk melindungi kaki dari duri-duri yang ada dihutan, biasanya sepatu yang dipakai sepatu yang mempunyai tapak yang keras.

3.4.7. Galah atau tombak

Galah yang dipakai untuk berburu terbuat dari besi yang diruncingkan yang diberi sambungan dengan rotan. Sehingga galah atau tombak tersebut kokoh dan tidak mudah goyah. Galah merupakan peralatan yang penting dalam perburuan. Galah ini berguna apabila babi yang terluka mengamuk dan anjing tidak mau melawannya, maka disaat itulah para pemburu yang berani akan menyerang babi dengan tombak sehingga babi itu akan lumpuh dan anjing yang lain akan selamat dari

amukan babi. Dari keterangan diatas dapat diketahui bahwa tombak merupakan alat yang praktis dan amat penting dalam menunjang usaha perburuan.

3.4.8. Pisau

Dalam berburu babi pisau merupakan alat yang penting, tetapi pisau kurang dapat dimanfaatkan dengan baik untuk membunuh babi secara langsung. Pisau dapat dipergunakan apabila babi sudah dilumpuhkan oleh anjing atau terkena tombak, maka disaat itu barulah babi tersebut bisa disergap dengan pisau.

3.4.9. Pakaian Berburu.

Pakaian berburu biasanya terbuat dari bahan yang tebal karena akan melindungi tubuh dari ranting-ranting atau duri . Biasanya para pemburu memakai pakaian dari bahan jeans.

Demikianlah sarana-sarana yang dipakai dalam berburu babi, disamping tenaga manusia sendiri, yang kesembilan saling tunjang menunjang dalam usaha memusnahkan babi.

3.5. Arena Perburuan

Arena tempat berlangsungnya permainan buru babi merupakan hal yang penting sekali dalam terselenggaranya permainan ini. Biasanya permainan ini diadakan di pinggir-pinggir hutan yang diyakini banyak populasi babinya. Lokasi tempat berlangsungnya permainan ini sangat mempengaruhi kemeriahan acara buru babi tersebut, dimana arena yang menyenangkan bagi peserta akan membuat suasana

jadi meriah dan sebaliknya apabila di arena terdapat medan-medan yang sukar maka suasana terlihat kurang meriah.

Arena perburuan babi dapat dibagi ke dalam tiga bentuk. Bentuk pertama mendaki. Lokasi perburuan yang biasanya terdapat dibukit-bukit, dimana suasana medan perburuan didominasi oleh bentangan alam yang berupa tanjakan terjal. Bentuk yang kedua menurun. Lokasi perburuan yang biasanya terdapat dilembah- lembah dimana medan-medan perburuan didominasi oleh bentanggan alam yang menurun dan curam. Bentuk yang ketiga mendatar. Suasana medan perburuan didominasi oleh bentanggan alam berupa hamparan yang luas.

Dari ketiga bentuk lokasi perburuan tersebut, yang sangat diminati oleh para pemburu adalah bentuk yang datar. Para pemburu lebih suka pada bentuk lokasi

Dokumen terkait