• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPO TESIS

2.1.4 Sarana dan Prasarana

Dalam khazanah peristilahan pendidikan sering disebut-sebut istilah sarana dan prasarana pendidikan. Kerap kali istilah itu digabung begitu saja menjadi sarana prasarana pendidikan. Dalam bahasa Inggris sarana dan prasarana itu disebut dengan facility (facilities). Jadi, sarana dan prasarana pendidikan disebut educational facilities. Sebutan itu jika diadopsi ke dalam bahasa Indonesia akan menjadi fasilitas pendidikan. Fasilitas pendidikan artinya segala sesuatu (alat

dan barang) yang memfasilitasi (memberikan kemudahan) dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan.

Sarana adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Adapun, prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan pelaksanaan proses pendidikan di sekolah (Arcow:2013).

2.1.4.1 Hakikat Sarana Prasarana

Secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal

ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana. Moenir (1992 : 119) mengemukakan bahwa “sarana adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama / pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja.” Pengertian yang dikemukakan oleh Moenir, jelas memberi arah bahwa sarana dan prasarana adalah merupakan seperangkat alat yang digunakan dalam suatu proses kegiatan baik alat tersebut adalah merupakan peralatan pembantu maupun peralatan utama, yang keduanya berfungsi untuk mewujudkan tujuan yang hendak dicapai.

Barnawi (2013: 49) menjelaskan bahwa “sarana adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Sarana pendidikan diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu (1) habis tidaknya dipakai; (2) bergerak tidaknya pada saat digunakan; (3) hubungannya dengan proses belajar mengajar. Sementara prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.”

Berdasarkan pengertian di atas, maka sarana dan prasarana pada dasarnya memiliki fungsi utama sebagai berikut: 1) Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat menghemat waktu. 2) Meningkatkan produktivitas, baik barang dan jasa. 3) Hasil kerja lebih berkualitas dan terjamin. 4) Lebih memudahkan/ sederhana dalam gerak para pengguna/ pelaku. 5) Ketepatan susunan stabilitas pekerja lebih terjamin. 6) Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang-orang yang berkepentingan. 7) Menimbulkan rasa puas pada orang-orang yang berkepentingan yang mempergunakannya.

Untuk lebih jelasnya mengenai sarana dan prasarana yang dimaksud di atas berikut ini akan diuraikan istilah sarana kerja/fasilitas kerja yang ditinjau dari segi kegunaan menurut Moenir ( 1992 : 120) membagi sarana dan prasarana sebagai berikut:

1) Peralatan kerja, yaitu semua jenis benda yang berfungsi langsung sebagai alat produksi untuk menghasilkan barang atau berfungsi memproses suatu barang

yang berlainan fungsi dan gunanya.

2) Perlengkapan kerja, yaitu semua jenis benda yang berfungsi sebagai alat pembantu tidak langsung dalam produksi, mempercepat proses, membangkit dan menambah kenyamanan dalam pekerjaan.

3) Perlengkapan bantu atau fasilitas, yaitu semua jenis benda yang berfungsi

membantu kelancaran gerak dalam pekerjaan, misalnya mesin ketik, mesin pendingin ruangan, mesin absensi, dan mesin pembangkit tenaga.

Pada setiap jenjang pendidikan memiliki standar prasarana yang berbeda. Untuk Sekolah Menengah Atas sekurang-kurangnya memiliki 18 jenis prasarana, meliputi (1) ruang kelas; (2) ruang perpustakaan; (3) ruang laboratorium biologi; (4) ruang laboratorium fisika; (5) ruang laboratorium kimia; (6) ruang laboratorium komputer; (7) ruang laboratorium bahasa; (8) ruang pimpinan; (9) ruang guru; (10) ruang tata usaha; (11) tempat beribadah, (12) ruang konseling; (13) ruang UKS; (14) ruang organisasi kesiswaan; (15) jamban; (16) gudang; (17) ruang sirkulasi, (18) tempat bermain/berolahraga. Ketentuan mengenai ruang- ruang tersebut beserta sarana yang ada di setiap ruang diatur dalam standar tiap

ruang (Permendiknas R.I. Nomor 24 tahun 2007, Tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah).

Ditinjau dari hubungannya dengan belajar mengajar, sarana pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu alat pelajaran, alat peraga, dan media pengajaran. Selanjutnya, prasarana dibedakan menjadi dua, yaitu prasarana yang digunakan langsung dalam proses pembelajaran dan prasarana yang tidak digunakan dalam proses pembelajaran, Barnawi dan Mohammad Arifin, (2013:50).

Berdasarkan beberapa pendapat para pakar di atas tentang sarana prasarana, maka dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana pembelajaran adalah alat atau fasilitas yang diperlukan secara langsung dalam proses kegiatan belajar mengajar, karena apabila hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan standar pelayanan minimal yang ditetapkan.

Sarana pendidikan dibedakan menjadi tiga macam bila ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar, yaitu: a) Alat pelajaran adalah alat yang digunakan secara langsung dalam proses belajar mengajar, misalnya : buku, alat peraga, alat tulis, dan alat praktik; b) Alat peraga adalah alat pembantu pendidikan dan pengajaran, dapat berupa perbuatan-perbuatan atau benda-benda yang mudah memberi pengertian kepada anak didik berturut-turut dari yang abstrak sampai dengan yang konkret; c) Media pengajaran adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar, untuk lebih mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan. Ada

tiga jenis media, yaitu media audio, media visual, dan media audio visual. Adapun prasarana pendidikan di sekolah bisa diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu: 1) Prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan, dan ruang laboratorium; 2) Prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar, misalnya ruang kantor, kantin sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang usaha kesehatan sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan tempat parkir kendaraan.

2.1.5 Penelitian yang Relevan

A. Peneltian yang sebelumnya yang dilakukan oleh Ismail (2011) berjudul

Hubungan Kompetensi Paedagogik, Iklim Sekolah, dan Kecerdasan Emosional dengan Kinerja Guru Pada SMP di Kecamatan Bangun Rejo Lampung Tengah” dengan menggunakan cara Simple Random Sampling bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kompetensi Paedagogik, Iklim Sekolah, dan Kecerdasan Emosional dengan Kinerja Guru Pada SMP di Kecamatan Bangun Rejo Lampung Tengah sebesar 7, 85 %.

Peneitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian ini yaitu pada jenis penelitian hubungan, pada variabel iklim sekolah dan kinerja guru. Sedangkan perbedaannya yaitu pada variabel lain selain yang sama tersebut di atas, jenjang pendidikan obyek penelitian, dan cara menentukan sampelnya.

B. Penelitian yang telah dilakukan oleh Tuti Rospasari (2011) berjudul

“Hubungan antara Sikap Guru terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah,

Motivasi Kerja Guru, dan Kompetensi Paedagogik dengan Kinerja Guru

SMA di Lampung Utara” dengan menggunakan cara proporsional Random

Sampling bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kompetensi paedagogik dengan kinerja guru sebesar 68,5 %.

Peneitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian ini yaitu pada jenis penelitian hubungan, pada variabel kinerja guru. Sedangkan perbedaannya

yaitu pada variabel lain selain yang sama tersebut di atas dan cara menentukan sampel.

C. Penelitian yang telah dilakukan oleh Joko Santosa (2011) berjudul

Hubungan Sarana dan Prasarana Sekolah, Dampak Sertifikasi Guru, Iklim Sekolah, dan Motivasi Berprestasi Guru dengan Kinerja Guru pada SMK Negeri di Malang Raya dengan model survey yang menggunakan angket sebagai intrumen penelitian. Bahwa terdapat hubungan secara tidak langsung yang signifikan antara manajemen sarana dan prasarana sekolah dengan kinerja guru melalui motivasi berprestasi guru sebesar 67,3 %.

Peneitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian ini yaitu pada jenis penelitian hubungan, pada variabel sarana prasarana dan kinerja guru. Sedangkan perbedaannya yaitu pada variabel lain selain yang sama tersebut di atas dan jenis pendidikan obyek penelitian.

Dokumen terkait