• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sarana Sastra a. Judul

METODE PENELITIAN

A. Pola Struktur Cerita Anak Karya Alfonsus Aris Purnomo Pola struktur merupakan unsur struktural yang membangun sebuah karya

2. Sarana Sastra a. Judul

Secara keseluruhan judul-judul cerita anak karya Alfonsus Aris Purnomo relevan dengan cerita di dalamnya. Judul merupakan perwajahan dari cerita-cerita yang ditulis pengarang. Tidak ditemukan adanya penyimpangan dari judul dengan isi. Ada beberapa judul cerita anak ketika kita membaca judul akan langsung tahu siapa karakter mayor atau tokoh utama dalam cerita tersebut seperti pada judul Tatag lan Sabar, Godhong lan Uler, Bantas lan Wardoyo, Waleh Bocah Jujur, Menjangan lan Segawon, dan Argo Golek Dhuwit. Hal ini dapat dilihat dari ulasan berikut ini :

1. Tatag lan Sabar (Solopos, 16 September 2010)

Tatag lan Sabar merupakan salah satu judul cerita anak dalam penelitian skripsi ini. Tatag dan Sabar diambil dari nama kedua tokoh dalam cerita ini, yang juga merupakan cerminan masing – masing karakter anak. Tatag dalam cerita anak berjudul Tatag lan Sabar digambarkan sebagai tokoh yang terampil dan rajin namun terkadang kurang bisa bersabar dalam menghadapai masalah dan mudah marah jika menemukan keadaa yang tidak sesuai hatinya. Sedangkan, Sesuai namanya tokoh Sabar memiliki watak yang sama, Sabar adalah anak yang Sabar dan tidak mudah tersulut emosi ketika mendapatkan masalah. Sabar justru berniat

commit to user

baik dengan memberikan tambahan benih buat Tatag, walaupun justru hal tersebut yang menyulut emosi Tatag karena dikira Sabar curang dengan mencampur benih timun dan jepan

2. Godhong lan Uler (Solopos, 28 Oktober 2010)

Godhong lan Uler merupakan cerita anak yang mengkisahkan tentang hubungan simbiosis mutualisme antara dua mahluk hidup. Godhong yang memiliki makna daun dan Uler yang memiliki makna ulat. Dari keduanya didapatkan pelajaran tentang tolong menolong tanpa memandang siapa yang ditolong, tujuannya hanyalah ingin meringankan beban yang membutuhkan. Ketika kita memperoleh hasi dari tolong – menolong tersebut, itu bukanlah sebuah pamrih, melainkan bonus dari Tuhan.

3. Bantas lan Wardoyo (Solopos, 28 Juli 2011)

Judul cerita anak dalam penelitian ini adalah Bantas lan Wardoyo, Bantas dan Wardoyo diambil dari tokoh utama dalam cerita ini. Tokoh Bantas dalam cerita anak ini digambarkan sebagai sosok anak yang perkasa dan gagah. Namun, Bantas anak yang manja dan segala keinginan harus terpenuhi. Bantas cepat menerima apa yang dipelajari, dia terhitung anak yang cerdas. Namun dia tidak bisa mengimbangi kecerdasan dan ketrampilannya, Bantas selalu sombong dengan apa yang dia dapatkan. Bahkan terkadang bertindak sewenang – wenang, merasa paling pintar dan menangan karena kekuatan yang dia miliki. Sedangkan Wardoyo dalam cerita anak ini digambarkan sebagai yang pemberani, walau dia

commit to user

tidak memiliki kekuatan seperti Bantas, dia berani melaporkan tindakan Bantas yang tidak benar. Wardoyo sebagai pelajar juga anak yang rajin belajar. Selain itu Wardoyo mampu menahan emosi walau diserang, karena kemampuannya tersebut dia bisa menang mengalahkan kesombongan Bantas.

4. Waleh Bocah Jujur (Solopos, 25 Agustus 2011)

Waleh Bocah Jujur merupakan salah satu judul cerita anak dalam penelitian skripsi ini yang menceritakan tokoh bernama Wegig. Wegig dikenal sebagai anak yang sangat jujur, dia tidak mau berbohong walaupun untuk hal yang terkecil pun. Raja di negara tersebut sampai tertarik dan meminta Wegig menjadi salah satu abdi di negara tersebut. Kejujurannnya membuat ada abdi lain yang iri dan berusaha menjatuhkan Wegig. Walaupun Wegig nyaris kehilangan pekerjaan dan bahkan mendapatkan hukuman karena kejujurannya yang telah membunuh banteng kesayanganya Sang Raja, Wegig tetap jujur

5. Menjangan lan Segawon (Solopos)

Menjangan lan Segawon merupakan judul cerita anak karya Alfonsus Aris Purnomo yang menceritan tentang tokoh utama Menjangan dan Segawon. Menjangan digambarkan sebagai tokoh hewan yang licik dan tidak menerima keadaan yang dimiliki, dia menggunakan akalnya untuk membodohi Segawon dan mencuri tanduk Segawon yang indah. Sedangkan Segawon adalah tokoh yang mudah percaya dan dibohongi, karena dia terlalu percaya dengan menjangan kini dia harus kehilangan tandunya yang indah untuk selama – lamanya.

commit to user

6. Arga Golek Dhuwit (Jaya Baya, Edisi No 32 Surabaya)

Arga Golek Dhuwit merupakan salah satu judul cerita anak karya Alfonsus Aris Purnomo yang menceritakan tokoh Arga yang mengisi liburannya untuk mencari uang. Arga digambarkan sebagai pemuda yang ulet dan terampil. Arga mencari uang sendiri untuk memenuhi beberapa keinginannnya. Dari jerih payahnya menjadi loper dan penjual koran, mengumpulkan uang saku, dan membuat layang – layang kini Arga bisa merakit sepeda sendiri dan membeli beberapa buku, tas dan sepatu baru. Semua itu Arga beli dengan keringat sendiri

b. Sudut Pandang

Cerita anak karya Alfonsus Aris Purnomo, menggunakan sudut pandang orang ketiga – tidak terbatas artinya pengarang mengacu pada setiap karakter dan memposisikan sebagai orang ketiga. Pengarang seakan melihat apa yang sedang berlangsung. Secara keseluruhan pengarang memposisikan diri sebagai orang ketiga, tanpa masuk dalam cerita tersebut namun seolah-olah sangat tahu sekali apa yang terjadi pada setiap bagian-bagian cerita. Hal ini dapat dilihat dalam beberapa kutipan di bawah ini :

Kulawarga Nyai Ningrum kuwi isih trah ngaluhur, mula duwe kalungguhan mirugan ing tengahing masyarakat. Saliyane kuwi uga sugih, sawahe jembar – jembar, lan isih duwe usaha andhong cacah satus

commit to user

Keluarga Nyai Ningrum masih keturunan orang penting, oleh karena itu dia punya kedudukan di tengah masyarakat. Selain itu dia juga kaya, sawahnya luas dan usaha andhong berjumlah seratus. Sepatu Paseduluran (Solopos, 12 Agustus 2010)

Ana sawijining wong sing banget wicaksana. Jenenge Ki Sembada. Sawise ngancik yuswa sangangpuluh taun, Ki Sembada wiwit mikirake anak – anake, Yakuwi Eka, Dwi lan Tri. Anake lanang kabeh. Wiwit cilik wis ditinggal seda ibune.

Terjemahan :

Ada seorang yang sangat bijaksana. Dia bernama Ki Sembada. Setelah menginjak usia ke sembilan puluh tahun, Ki Sembada mulai memikirkan anak – anaknya, yaiut Eka, Dwi dan Tru. Anaknya putra semua. Sejak kecil sudah ditinggal ibunya meninggal. Ali-ali (Solopos, 2 September 2010)

Berdasarkan dua kutipan di atas, pembaca dapat mengetahui bagaimana peranan pengarang yang menjadi orang ketiga-tidak terbatas, mendeskripsikan masing-masing karakter, seolah-olah benar-benar berada dalam lingkungan hidup fiksi tersebut. Dari 17 judul cerita anak secara keseluruhan sudut pandang yang digunakan pengarang adalah sama.

c. Simbolisme

Simbol merupakan sesuatu yang memiliki kemampuan memunculkan gagasan dan emosi dalam pikiran pembaca. Sehingga sesuatu yang tidak nampak

commit to user

akan lebih terlihat. Simbol tersebut muncul melalui judul karya Alfonsus Aris Purnomo, secara keseluruhan menghasilkan simbol masing-masing, sebagai contoh yang paling terlihat menonjol adalah sebagai berikut :

1. Sepatu Paseduluran (Solopos, 12 Agustus 2010)

Dalam cerita anak berjudul sepatu pasedhuluran ada beberapa simbol diantaranya adalah gethuk yang dibentuk menyerupai sepatu, hal ini merupakan simbolisme terima kasih dari keluarga Ki Jebres yang telah mendapatkan beberapa hadiah yang di taruh di sepatu anak – anaknya.

2. Ali-ali (Solopos, 2 September 2010)

Dalam cerita anak berjudul Ali –ali ada simbol yang ditemukan yaitu Ali – ali atau dalam bahasa indonesia dikenal cincin merupakan simbol harta yang diperebutan oleh anak – anak Ki Sembada. Namun, diakhir cerita pengarang membuat ali – ali menjadi simbol kebaikan dengan menghadirkan tokoh Sang Jaksa yang cerdas dan bijaksana, yang membuat ketiga saudara tersebut menjadi orang yang baik dan tidak lagi memperdulikan lagi tentang keaslian ali – ali tersebut. Hal ini terlihat dalam kutipan sebagai berikut :

Mangkene. Asli lan orane ali – ali kuwi gumantung marang wektu, awit kudu dibuktekake luwih dhisik. Sapa wae sawise nganggo ali – ali kuwi banjur ing uripe duwe watak becik, ateges ali – ali sing dinggo kuwi sing asli

commit to user

Begini. Asli atau tidaknya cincin tersebut tergantung waktu. Karena harus dibuktikan terlebih dahulu. Siapa saja yang memakai cincin tersebut kemudian hidupnya memiliki watak yang baik, berarti cincin yang dipakai tersebut asli

3. Tatag lan Sabar (Solopos, 16 September 2010)

Dalam cerita anak berjudul Tatag lan Sabar ada beberapa simbol diantaranya adalah nama dari tokoh Sabar. Sabar menjadi sebuah simbolisme dari karakter dan wataknya yang memang sabar dan tenang dalam menghadapi masalah.

d. Ironi

Ironi merupakan cara untuk menunjukkan bahwa sesuatu berlawanan dengan apa yang telah diduga. Ironi ada dua jenis yaitu ‘Ironi dramatis’ dan ‘Tone Ironi’. Ironi dramatis muncul melalui kontrak diametrik antara penampilan dan realitas, antara maksud dan tujuan seorang karakter dengan hasilnya, atau antara harapan dengan apa yang sebenarnya terjadi. Tone Ironi atau ironi verbal digunakan untuk menyebut cara berekspresi yang mengungkapkan makna dengan cara berkebalikan. Sebagai contoh ada beberapa kutipan yang menunjukkan sebuah Ironi dramati dan verbal yaitu :

Sawise rada sawetara, Eka, Dwi lan Tri padha ngerti kalamun -kabeh diwenehi ali – ali. Kamangka ali – ali sing asli pancen mung siji. Mulane dadi padha regejegan, ngaku kalamun ali – ali sing diduweki kuwi sing asli. Terjemahan :

commit to user

Setelah beberapa saat, Eka, Dwi dan Tri tahu bahwa semua diberi cincin. Padahal cincin yang asli hanya ada satu. Oleh karena itu mereka bertengkar, mengaku bahwa cincin yang dimiliki adalah asli. Pertengkaran tidak selesai

Dalam cerita anak bejudul Ali – ali ini ironi verbal dilukiskan melalui ketiga tokoh anak Ki Sembada yaitu Eka, Dwi dan Tri yang setelah mendapatkan nasihat dari Sang Jaksa, mereka tidak bertengkar lagi. Mereka membiasakan berbuat baik dan bahkan tidak peduli lagi apakah cincin yang dipakai itu asli atau bukan. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan sebagai berikut :

Wektu teruse, kahanan dadi sarwa kapenak. Sedulur telu kuwi ora tau regejegan maneh, kabeh mbudidaya tumindak becik. Suwe – suwe tumindhak becik sing dilakoni kaya – kaya wis dadi pakulinan. Ora peduli maneh marang ali – ali sing padha dingo. Embuh asli apa tiron, ali – ali wis ora dadi prekara maneh.

Terjemahan :

Waktu selanjutnya, keadaan menjadi serba enak. Ketiga saudara tersebut tidak bertengkat lagi, semua membudayakan tindakan yang baik. Lama – lama tindakan baik dijalankan seperti sudah menjadi kebiasaan. Tidak peduli lagi dengan cincin yang dipakai. Entah asli atau tiruan, cincin sudah tidak menjadi perkara masalah. (Ali-ali, Solopos, 2 September 2010)

Adanya ironi ini menunjukan bahwa cerita sastra anak yang diciptakan oleh Alfonsus Aris Purnomo menghidari monoton. Ironi ini juga bisa bisa menjadi daya suspense (tarik) karena ironi menunjukkan pertentangan sehingga menjadi kejutan bagi pembaca. Secara keseluruhan cerita anak ini menunjukan Ironi. Tidak ditemukan satu judul yang tidak mengandung ironi.

commit to user 3. Tema

Tema merupakan aspek cerita yang sejajar dengan ‘makna’ dalam’ pengalaman manusia; sesuatu yang menjadikan suatu pengalaman begitu diingat. Ada banyak cerita yang menggambarkan dan menelaah kejadian atau emosi yang dialami manusia. 17 judul cerita anak karya Alfonsus Purnomo secara keseluruhan bertemakan tentang makna-makna kehidupan yang muncul dalam kehidupan anak-anak yaitu diantara adalah tentang persaudaraan, kerukunan, kesabaran, tolong menolong, apa adanya, belajar bekerja, kejujuran, ketrampilan dan mandiri.

Pengarang tidak sekadar memberikan contoh teladan melalui cerita-cerita dengan karakter yang baik (Protagonis) saja tetapi juga menampilkan tokoh yang berperilaku buruk (Antogonis). Hal ini membuktikan bahwa cerita anak tidak melulu bertemakan tentang anak-anak yang baik saja, tapi juga menampilkan anak-anak nakal. Hal ini dilakukan supaya pembaca khususnya anak mendapatkan contoh yang baik dan buruk. Berikut beberapa contoh kutipan cerita anak karya Alfonsus Aris Purnomo yang menggunakan tema karakter anak nakal :

1. Rumangsa Bisa; Solopos, 10 Maret 2011

“Wis ora susah kuwatir. Laporane mengko aku sing gawe.” Kandhane Rudi marang kanca – kancane sekelompok. “apa kowe bisa gawe dhewe?” Pitakone Rina. “Mesthi wae bisa. Bab tulis menulis kuwi prekara gampang. Iki lho jagone!” Rudi ngepuk – puk dhadane. Mangkono janjine Rudi marang kanca – kancane. Wektu lumaku ajeg, wis meh wancine laporan kudu ditumpuk menyang guru. Rudi wis bola – bali nulis, nanging panggah wae ora kasil. Rudi wiwit bingung. Dheweke krasa pranyata akeh banget sing kudu ditulis.

commit to user

“Sudah tidak usah khawatir. Laporan nanti aku yang mengerjakan” Kata Rudi kepada teman – teman sekelompok. “Apa kamu bisa mengerjakan sendiri?” Tanya Rina. “Pasti saja bisa. Bab tulis menuis itu perkara mudah. Ini lho jagonya!” Rudi memukul dadanya. Begitu janjinya Rudi kepada teman – temannnya. Waktu berjalan seperti biasa, sudah saatnya laporan harus dikumpulkan ke guru. Rudi sudah berkali – kali menulis, namun tetap saja tidak berhasil. Rudi mulai bingung. Dia terasa benar banyak sekali yang harus ditulis

Tema cerita anak berjudul Rumangsa Bisa karya Alfonsus Aris Purnomo yaitu Jangan merasa paling bisa. Tokoh Rudi menggambarkan sosok anak yang merasa paling bisa dan sombong mampu menyelesaikan laporan sendiri, namun hingga saat akan dikumpulkan laporan Rudi belum mampu menulis laporan. Rudi menjadi mudah marah dan tersinggung.

Dokumen terkait