• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

4.4 Dampak Keberadaan Pelabuhan Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Masyarakat

4.4.2 Sarana Transportasi

Sistem transportasi erat kaitannya dengan keadaan sosial ekonomi dari suatu wilayah. Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah biasanya sangat dipengaruhi oleh kondisi pembangunan transportasi di wilayah tersebut dan untuk jangka panjang pertumbuhan transportasi memberikan dampak terhadap pertumbuhan tata ruang dan sosial ekonomi wilayah. Pembangunan transportasi yang baik dapat mempermudah masyarakat untuk dapat mengakses ke kota dan ke pelabuhan dan untuk kepentingan sehari – hari. Dengan demikian transportasi berfungsi mendorong peningkatan aktifitas masyarakat. Penataan transportasi yang baik akan membentuk karakteristik wilayah sesuai pergerakan masyarakat.

Sistem transportasi dikatakan baik apabila; Pertama, waktu perjalanan cukup cepat. Kedua, frekuensi pelayanan cukup. Ketiga, aman (bebas dari kemungkinan kecelakaan) dan kondisi pelayanan yang nyaman. Untuk mencapai kondisi ideal yang seperti ini, sangat ditentukan oleh berbagai faktor yang menjadi komponen transportasi, antara lain kondisi jaringan jalan dan sarana kendaraan.

Menurut responden, sarana transportasi angkutan umum untuk mengakses menuju Pelabuhan Belawan sebagian besar 57,5 % mengatakan mudah, yang menjawab biasa/sedang sekitar 22,5 %, yang menjawab susah berjumlah 12,5 % dan yang menjawab sangat mudah hanya 7,5 %. Berdasarkan jawaban responden

tersebut dapat disimpulkan bahwa sarana transportasi yang telah tersedia sudah cukup baik, namun bila dilihat dari sarana – sarana lainnya seperti halte masih jauh dari harapan. Untuk itu masyarakat Kecamatan Medan Belawan berharap kepada pemerintah Kota Medan untuk dapat meningkatkan sarana transportasi menjadi lebih baik lagi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 4.14.

Tabel 4.14

Tanggapan Responden tentang Sarana Transportasi No. Tanggapan Responden Jumlah Responden

(orang) Persentase (%) 1 Sangat Mudah 3 7,5 2 Mudah 23 57,5 3 Biasa/Sedang 9 22,5 4 Susah 5 12,5 5 Sangat Susah - - Total 40 100

Sumber : Diolah dari Data Primer, 2015 4.4.3 Sarana Infrastruktur

Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek penting dan vital untuk mempercepat proses pembangunan nasional. Infrastruktur juga memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Gerak laju dan pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak dapat pisahkan dari ketersediaan infrastruktur seperti transportasi, telekomunikasi, sanitasi, dan energi. Pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan di daerah tentu harus mendapat perhatian serius, karena faktor terbesar yang dihadapai pembangunan selama ini adalah buruknya kualitas pembangunan infrastruktur khususnya di daerah. Berbagai upaya untuk mengatasi kondisi tersebut terus dilakukan, salah satunya adalah dengan akselerasi pembangunan infrastruktur daerah guna mengejar ketertinggalan daerah dengan pusat dan daerah yang

tertinggal dengan daerah lain. Daerah tertinggal dimaknai sebagai daerah kabupaten yang masyarakat serta wilayahnya relatif kurang berkembang dibandingkan daerah lain dalam skala nasional yang penentuannya menggunakan enam kriteria dasar, yaitu: perekonomian masyarakat, sumberdaya manusia, prasarana (infrastruktur), kemampuan keuangan daerah, aksesibilitas, dan karakteristik khusus daerah (bencana alam, konflik, dan perbatasan negara).

Ada beberapa indikator daerah tertinggal. Pertama, pertumbuhan ekonomi dengan acuan penghasilannya belum layak. Kedua, infrastruktur dasar meliputi, jalan, irigasi, dan listrik. Ketiga, kualitas SDM terdiri dari tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat yang masih di bawah standar rata-rata. Selain itu, daya beli masyarakat terhadap pasar masih rendah. Untuk mempercepat pembangunan daerah tertinggal, pemerintah membutuhkan fokus pembangunan, tentunya tetap dengan pendekatan pembangunan yang holistik atau menyeluruh. Hal ini penting mengingat disparitas antara daerah non-tertinggal dan daerah tertinggal yang relatif besar.

Secara umum, kondisi infrastruktur daerah tertinggal masih menghadapi berbagai kendala, di antaranya belum optimalnya pelayanan infrastruktur dasar sesuai standar pelayanan minimal (SPM), seperti rendahnya tingkat keselamatan transportasi dan akses terhadap pelayanan transportasi untuk masyarakat miskin dan masyarakat di kawasan terpencil dan perbatasan. Kemudian, rendahnya akses masyarakat terhadap informasi dan teknologi lainnya, banyaknya penduduk yang belum memiliki hunian yang layak, serta terjadinya krisis listrik di berbagai daerah dan masih rendahnya rasio elektrifikasi nasional maupun pedesaan. Dalam kebijakan pembangunan infrastruktur, sebagaimana tertuang dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional 2010-2014, disebutkan tiga hal, yakni pertama, peningkatan pelayanan sarana dan prasarana sesuai dengan SPM, antara lain melalui peningkatan aksesibilitas jangkauan pelayanan sarana dan prasarana di daerah terpencil, pedalaman, perbatasan, dan wilayah terdepan. Kedua, mendukung peningkatan daya saing sektor riil dengan mengoptimalkan sumber daya terbatas dalam pengembangan sarana dan prasarana. Ketiga, meningkatkan kerjasama pemerintah dan swasta dengan menyempurnakan peraturan perundangan terkait dengan KPS dan menajamkan pembagian wewenang antara pemerintah dan swasta dalam pembangunan sarana dan prasarana yang dikerjasamakan. Pembangunan sarana infrastruktur di Kecamatan Medan Belawan tidak ada perubahan yang signifikan, hanya pembangunan infrastruktur seperti jalan raya yang telah dibangun selama ± 2 tahun telah mengalami perubahan. Hal ini terlihat berdasarkan jawaban responden. Responden yang menjawab baik sekitar 50 %, yang menjawab biasa/sedang sekitar 30 %, yang menjawab buruk sekitar 12,5 %, kemudian yang menjawab sangat baik sekitar 5 % sedangkan yang menjawab sangat buruk hanya sekitar 2,5 %. Berdasarkan jawaban responden, maka dapat disimpulkan peningkatan sarana infrastruktur yang ada di Kecamatan Medan Belawan sudah cukup baik bila dilihat dari tahun – tahun sebelumnya. Akan tetapi masyarakat masih menilai bahwa pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Kota Medan masih terkesan setengah – setengah atau belum sepenuhnya seperti pembangunan jalan umum. Untuk itu masyarakat sekitar berharap kepada pemerintah untuk lebih

memperhatikan dan meningkatkan sarana prasarana infrastruktur yang ada di Kecamatan Medan Belawan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 4.15.

Tabel 4.15

Tanggapan Responden tentang Sarana Infrastruktur No. Tanggapan Responden Jumlah Responden

(orang) Persentase (%) 1 Sangat Baik 2 5 2 Baik 20 50 3 Biasa/Sedang 12 30 4 Buruk 5 12,5 5 Sangat Buruk 1 2,5 Total 40 100

Sumber : Diolah dari Data Primer, 2015 4.4.4 Kesempatan Kerja Masyarakat

Keberadaan Pelabuhan Belawan sangat berdampak langsung kepada sosial ekonomi masyarakat, termasuk berdampak pada penyerapan tenaga kerja bagi masyarakat sekitar. Jenis pekerjaan masyarakat yang tertampung utamanya adalah buruh bongkar muat, sektor lainnya seperti jasa transportasi, dagang serta perbengkelan. Penyerapan tenaga kerja di Pelabuhan Belawan semakin lama semakin berkurang. Faktor yang menjadi alasan tersebut adalah dikarenakan aktivitas bongkat muat barang kapal di pelabuhan mengalami penurunan atau bisa dikatakan biasa – biasa saja bila dibandingkan sekitar 10 tahun yang lalu. Situasi ini mengakibatkan berdampak langsung terhadap penyerapan tenaga kerja buruh pelabuhan. Hal ini dapat terlihat dari jawaban ataupun tanggapan responden. Jawaban responden terbanyak pertama menjawab susah sebesar 55 %, jawaban responden terbanyak kedua menjawab biasa/sedang sebesar 32,5 %, yang menjawab mudah sebesar 7,5 % dan yang menjawab sangat mudah dan sangat susah sebesar 2,5 %.

Berdasarkan jawaban responden dapat disimpulkan bahwa kesempatan yang dimiliki masyarakat (buruh pelabuhan) tergantung kepada seberapa sering waktu kunjung bongkar muat kapal berada di pelabuhan. Sebagian besar buruh pelabuhan memilih untuk mencari penghasilan lain seperti berprofesi sebagai supir angkutan kota, berwirausaha dan lain sebagainya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 4.16.

Tabel 4.16

Tanggapan Responden tentang Penyerapan Tenaga Kerja di Pelabuhan Belawan

No. Tanggapan Responden Jumlah Responden (orang) Persentase (%) 1 Sangat Mudah 1 2,5 2 Mudah 3 7,5 3 Biasa/Sedang 13 32,5 4 Susah 22 55 5 Sangat Susah 1 2,5 Total 40 100

Sumber : Diolah dari Data Primer, 2015

4.4.5 Keamanan dan Ketertiban Masyarakat di Kecamatan Medan Belawan

Dokumen terkait