• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sasaran III : Meningkatnya Produksi Pertanian

Indikator kinerja dari sasaran meningkatnya produksi pertanian adalah yaitu produksi tanaman pangan, produksi tanaman hortikultura dan produksi tanaman perkebunan.

Berdasarkan hasil pengukuran terhadap ketiga indikator kinerja dapat dilihat bahwa capaian indikator masuk kategori kinerja “SANGAT TINGGI”. Capaian dari masing-masing indikator serta program dan kegiatan yang dilaksanakan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul dalam pencapaian target indikator tersebut diuraikan sebagai berikut.

Tabel 3.11. Capaian Sasaran III Tahun 2016

No Sasaran

Strategis Indikator Kinerja

Satuan Tahun 2016

Target Realisasi Capaian

1 Meningkatnya produksi pertanian Produksi Tanaman Pangan ton 231.092,01 243.585 105,41 Produksi tanaman hortikultura ton 6.420,02 19.017 296,21 Produksi perkebunan ton 14.473,39 14.484,20 100,07 Sumber : Diperpautkan, 2017

a. Produksi tanaman pangan

Produksi tanaman pangan merupakan penjumlahan dari produksi padi, jagung, kedelai dan ubi. Secara lengkap, data luas panen, produkstivitas dan produksi pada tahun 2015-2016 tertera pada Tabel

hari merupakan waktu fotosintesis. Dengan adanya hujan, maka penyinaran tidak cukup yang berpengaruh terhadap pengisian bulir-bulir padi, dan berdampak pada produksi padi yang rendah. Selain itu juga disebabkan banyak terjadi puso pada bulan Maret – April akibat serangan OPT wereng batang coklat.

Tabel 3.12.

Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah, Padi Ladang, Jagung, Kedelai dan Ubi

Tahun 2015-2016

No. Komoditas Uraian Tahun Ket. 2015* 2016**

1 Padi Sawah Luas Panen 29.522 29.944 ha

Produktivitas (GKG) 67,22 61,11 ku/ha Produksi (GKG ) 198.456 183.980 ton Produksi beras 125.424 116.275

275

ton

2 Padi Ladang Luas Panen 120 65 ha

Produktivitas (GKG) 57,08 35,54 ku/ha

Produksi (GKG ) 685 231 ton

Produksi beras 433,92 145,99 ton

3 Padi Luas Panen 29.642 30.009 ha

Produktivitas (GKG) 67,18 62,97 ku/ha Produksi (GKG ) 199.141 188.966,7 ton Produksi beras 125.857,11 119.426,94 ton

4 Jagung Luas Panen 4.312 3.647 ha

Produksi (pipilan kering)

28.933 25.394 ton

Produktivitas 67,1 69,63 ku/ha

5 Kedelai Luas Panen 1.660 980,4 ha

Produksi (wose kering) 2.784 1.262 ton

Produktivitas 16,77 12,87 ku/ha

6 Ubi Luas Panen 1.204 1.464 ha

Produksi 12.547 27.962 ton

Produktivitas 104,21 191,00 ku/ha Sumber: Diperpautkan, 2017 (*Angka Tetap, **Angka Sementara)

Selain tanaman padi, komoditas yang termasuk tanaman pangan adalah palawija. Palawija unggulan Kabupaten Bantul antara lain jagung, kacang tanah, dan kedelai. Produksi jagung pada tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 12,23% dibandingkan tahun 2015, sedangkan produktivitasnya mengalami kenaikan sebesar 3,77%. Penurunan produksi jagung disebabkan penurunan luas panen sebesar 15,42% karena hujan yang tinggi sehingga petani lebih memilih menanam tanaman padi. Juga terjadi puso lahan jagung seluas 225 Ha di daerah Sanden, Kretek, Srandakan, Bambanglipuro, Imogiri dan Kasihan.

menyebabkan tanaman jagung mati, sehingga terjadi panen muda atau bahkan gagal panen. Dari data didapatkan panen muda tanaman jagung terjadi di Kretek, Pundong, Imogiri dan Banguntapan.

Seperti halnya palawija lainnya, kedelai pada tahun 2016 juga mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015. Penurunan produksi kedelai mencapai 54,67%. Hal ini disebabkan adanya penurunan luas panen dan produktivitas, masing-masing mengalami penurunan sebesar 40,94% dan 23,26%. Penurunan luas panen kedelai dikarenakan hujan sepanjang tahun sehingga petani lebih memilih menanam padi daripada palawija.

b. Produksi tanaman hortikultura

Tanaman hortikultura terdiri dari tanaman sayuran dan buah-buahan. Tanaman sayuran yang banyak ditanam di Kabupaten Bantul antara lain bawang merah, cabai merah, dan jamur. Data luas panen, produksi dan produktivitas tanaman hortikultura tersaji pada Tabel 3.13.

Tabel 3.13.

Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Bawang Merah, Cabai Merah, Jamur dan Pisang Tahun 2015-2016

No. Komoditas Uraian Tahun Ket

2015* 2016**

1 Bawang Merah Luas Panen 584 768 Ha

Produksi 4.501,9 7.904,73 Ton

Produktivitas 7,71 10,29 ton/ha

2 Cabai Merah Luas Panen 469 116 Ha

Produksi 1.825,3 409,25 Ton

Produktivitas 38,9 35,28 Ton/ha

3 Jamur Luas Panen 1.577 2.174 m2

Produksi 20.931 32.610 kg

Produktivitas 13,27 15 kg/m2

4 Pisang Tanaman 655.572 658.690 pohon

dilakukan pelatihan GAP tanaman bawang merah menggunakan varietas baru yaitu bawang merah crok kuning dan tiron.

Produksi cabai merah 409 ton turun sebesar 75,27% dibanding tahun 2015. Penurunan produksi ini disebabkan penurunan luas panen dan produktivitas masing-masing sebesar 75,27% dan 9,31%. Penurunan luas panen disebabkan petani lebih memilih menanam tanaman padi karena intensitas hujan yang tinggi pada tahun 2016.

Dalam rangka meningkatkan ketrampilan petani hortikultura dalam melaksanakan budidaya tanaman buah, sayur, biofarmaka, dan tanaman hias secara benar dan tepat, sehingga diperoleh produktivitas tinggi, mutu produk yang baik, keuntungan optimum, ramah lingkungan dan memperhatikan aspek keamanan, keselamatan dan kesejahteraan petani, serta usaha produksi yang berkelanjutan dilaksanakan pelatihan Good

Agricultural Practices (GAP).

Pada komoditas jamur, terjadi penurunan produksi yang cukup signifikan yaitu sebesar 42,95%. Penurunan ini dipicu oleh kubung-kubung tempat budidaya jamur sudah lama sehingga kondisinya kurang optimal untuk pertumbuhan jamur.

c. Produksi perkebunan

Komoditas perkebunan yang menjadi andalan di Kabupaten Bantul antara lain: tembakau, mete, tebu dan kelapa. Data luas panen, produksi dan produktivitas tanaman perkebunan seperti pada Tabel 3.8.

Pada tahun 2016 produksi tembakau rakyat mengalami penurunan sebesar 56,78%, dengan produktivitas menurun sebesar 34,54% dibanding tahun 2015. Hal ini disebabkan karena faktor cuaca yaitu hujan sepanjang tahun sehingga produktivitas kurang optimal.

Produksi maupun produktivitas mete pada tahun 2016 mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2015 karena cuaca tahun ini tidak bagus untuk pembuahan mete. Produksi mete menurun 0,37% dikarenakan luas panen mengalami penurunan sebesar 1,35%. Penurunan luas panen mete ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu :

• Tanaman mete ada yang ditebang karena produksi yang rendah. Tanaman mete sangat sensitif terhadap perubahan cuaca.

• Beralih ke komoditas perkebunan yang lain, misalnya pisang dan kelapa.

Tabel 3.14.

Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tembakau, Mete, Tebu, dan Kelapa Tahun 2015-2016

No. Komoditas Uraian Tahun Ket.

2015* 2016**

1 Tembakau

Paiton Luas Panen 80,60 (Data

tergabung pada tembakau rakyat) ha Produksi 1123,20 ku (rajang kering)

Produktivitas 13,94 ku/ha (rajang

kering)

2 Tembakau

Rakyat Luas Panen 398 172,00 ha

Produksi 3617 1.023,50 ku (rajang

kering)

Produktivitas 9,09 5,95 ku/ha (rajang

kering)

3 Mete Luas Panen 252,40 249 ha

Produksi 174,95 174,3 ku (glondong

krg)

Produktivitas 0,69 0,7 ku/ha

(glondong krg)

4 Tebu Luas Panen 1333,66 1.174,32 ha

Produksi 50.392,65 41.021,95 ku (hablur )

Produktivitas 37,79 34,93 ku/ha (hablur )

5 Kelapa Luas Panen 7.039,65 7.064,07 ha

Produksi 89.456,53 102.622,27 ku (kopra)

Produktivitas 12,71 14,526 ku/ha (kopra)

Sumber: Diperpautkan, 2017 (*Angka Tetap, **Angka Sementara)

Luas panen tebu menurun 11,95% karena terjadinya alih fungsi lahan tebu menjadi pembangunan kawasan industri (Piyungan) dan perumahan (Sewon dan Kasihan). Produksinya juga mengalami penurunan 18,60% dibanding tahun 2015 karena cuaca tahun 2016 terjadi

Luas panen kelapa meningkat 0,36% menjadikan produksi kelapa juga meningkat sebanyak 14,72%. Produktifitas kelapa juga meningkat 14,29% karena cuaca optimal untuk pertumbuhan kelapa.

Dalam mencapai sasaran meningkatnya produksi pertanian, Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul melaksanakan program kegiatan meliputi :

a) Program Peningkatan Produksi Pertanian / Perkebunan 1) Penyediaan Sarana Produksi Pertanian/ Perkebunan

Kegiatan ini bertujuan untuk penyediaan Saprodi serta upah pengolahan lahan kebun-kebun di enam Balai Penyuluhan Pertanian dan satu Balai Benih Pertanian.

2) Pengelolaan dan Pengembangan Perbenihan Pertanian

Kabupaten Bantul mempunyai potensi besar sebagai produsen benih padi unggul. Semua kecamatan memiliki lahan sawah yang dapat digunakan untuk menanam calon benih. Kebutuhan benih Kabupaten Bantul lebih kurang 900 ton/tahun, hingga saat ini Kabupaten Bantul belum mampu mencukupinya. Sekitar 30 persen petani, menggunakan benih padi tidak bersertifikat. Benih yang ditanam petani diambil dari padi konsumsi, kualitas tidak bagus. Sehingga UPT Balai Benih Pertanian dengan kegiatan ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut dengan berkerja sama dengan Balai Pengawasan Sertifikasi Benih Pertanian (BPSBP) Daerah Istimewa Yogyakarta dan kelompok penangkar benih.

Pada tahun 2016, Bantul Seed Center memproduksi benih padi sebanyak 144,155 kg dan pembelian calon benih sebanyak 280,173kg GKP. Varietas yang diproduksi adalah Situ Bagendit, IR 64, Ciherang, Mekongga, Pepe, Conde, Logawa, Inpari 24, Inpari 23 Bantul. Produksi Benih di BBP Barongan dapat dilihat pada Tabel 3.15.

Tabel 3.15.

Produksi Benih Padi Berlabel Bantul Seed Center Tahun 2015-2016

No. Uraian 2015 2016 Ket.

1 FS 6.695 5.450 kg

2 SS 184.600 138.705 Kg

Jumlah 177.906 144.155 kg

Sumber: Diperpautkan, 2017

Produksi benih padi berlabel di Bantul Seed Center pada tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 18,97% dibandingkan tahun 2015. Penurunan produksi ini disebabkan karena iklim yang tidak menentu sehingga berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas benih. Proses penjemuran yang tidak maksimal dikarenakan panen yang bersamaan, cuaca yang tidak menentu serta terpal yang sudah rusak juga sangat menghambat prose penjemuran.

Pada tahun 2016 terdapat 8 kelompok penangkar benih padi, berkurang 29 kelompok dibandingkan tahun 2015. Kelompok penangkar benih padi disajikan pada Tabel.3.16

Tabel 3.16

Daftar Kelompok Penangkar Benih Padi Tahun 2016

No Nama Kelompok Penangkar Alamat Luas 1 Kel. Agribisnis Penangkaran

Sumber Makmur KBD, Sumberagung 4

2 Kel. Agribisnis Penangkaran

Sumber Rejeki Sumber, Sumberagung 3,5 3 Kel. Agribisnis Penangkaran

Ngudyo Makmur Ponggok, Trimulyo 5

4 Kel. Agribisnis Penangkaran

Paker Paker, Mulyodadi 2,2

5 Kel. Agribisnis Penangkaran

Untuk Kelompok Agribisnis Penangkar yang bekerjasama dengan UPT Balai Benih Pertanian melakukan tanam benih

padi 3 kali dalam setahun, sehingga sudah bisa mencukupi kebutuhan bahan baku Bantul Seed Center pada tahun 2016.

3) Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Hortikultura Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman hortikultura dapat ditempuh dengan penerapan Good Agricultural Practices (GAP). Pelatihan GAP yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Pelatihan GAP Sayur dialokasikan untuk Kelompok Tani Ngudi Mulyo Gubuk, Argosari, Sedayur dan Kelompok Tani Tani Rejo Dermojurang, Seloharjo, Pundong

2. Pelatihan GAP Buah dialokasikan di Kelompok Tani Sumber Mulyo, Mangunan, Mangunan, Dlingo dan Kelompok Tani Sumber Giri, Kanigoro, Mangunan, Dlingo

3. Sekolah Lapang Perngembangan Hidroponik dialokasikan di Kanggotan, Pleret, Pleret

4. Pelatihan Hortikultura dialokasikan di KWT Temuwuh, Dlingo 5. Pelatihan GAP Biofarmaka dialokasikan di Kelompok Tani

Sumber Makmur, Watu, Argomulyo, Sedayu.

Selain itu, juga dilaksanakan kegiatan penangkaran bawang merah crok kunig dan tiron.

4) Sertivikasi Lahan Pertanian

Sertifikasi lahan pertanian merupakan upaya untuk pengendalian laju alih fungsi lahan pertanian. Kegiatan ini bekerjasama dengan Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul. Petani tidak dibebani biaya dalam proses sertifikasi di Kantor Pertanahan, namun dalam sertifikatnya diberikan stempel untuk tidak dialih fungsikan selama 10 tahun kedepan. Pada tahun 2016 telah dilaksanakan sertifikasi 250 bidang lahan pertanian.

Kegiatan ini bersumber dari dana bagi hasil cukai tembakau. Keluaran dari kegiatan ini adalah:

a. Pelatihan GAP tembakau sebanyak 150 orang terbagi dalam lima angkatan (bantuan sarana produksi pertanian berupa: pupuk, obat-obatan, hand sprayer, cangkul); satu angkatan terdiri atas 30 orang dengan alokasi waktu selama tiga hari.

Tabel 3.17

Pelaksanaan Pelatihan GAP Tembakau

No. Waktu

Pelaksanaan Tempat

Peserta

KLP. Tani Alamat Jumlah (orang)

1 18 s/d 20 April

2016

Lungguh, Temuwuh, Dlingo

- Ngudi Laras Lungguh,

Temuwuh, Dlingo - 30 orang 2 25 s/d 27 April 2016 Nawungan, Selopamioro, Imogiri

- Sido Rukun Nawungan,

Selopamioro, Imogiri - 30 orang 3 11 s/d 13 April 2016 Ngrancah, Sriharjo, Imogiri

- Sedyo Utomo Ngrancah, Sriharjo, Imogiri - 30 orang 4 21 s/d 23 April 2016 Srunggo, Selopamioro, Imogiri - Wonorejo - Srunggo, Selopamioro, Imogiri - 30 orang 5 14 s/d 16 April 2016 Trukan, Segoroyoso, Pleret - - Trukan, Segoroyoso, Pleret - 30 orang Sumber: Diperpautkan, 2017

Materi pelatihan GAP tembakau meliputi kebijakan pembangunan perkebunan Kabupaten Bantul, pengenalan dan pengendalian OPT tembakau, perbaikan mutu tembakau unggul lokal, penangkaran untuk pelestarian benih tembakau unggul lokal,pembibitan dan persiapan lahan tembakau (teori dan praktek), tanam, pemeliharaan, panen dan pasca panen tembakau pengenalan dan perbanyakan Jamur tricoderma, pengelolaan sumber air irigasi pertanian,dan

tidak dilaksanakan terkendala persyaratan hibah sesuai Undang-undang Nomor 23 Tahun 2015).

Tabel. 3.18

Pelaksanaan Pelatihan Pengolahan dan Pemasaran Tembakau

No. Waktu

Pelaksanaan Tempat

Peserta

KLP Tani Alamat Jumlah

1 10 s/d 12 Oktober 2016

Dlingo - Ngudi laras - Lungguh,Temuwuh,

Dlingo

- 30 0rang 2 12 s/d 14

Oktober 2016

Pleret - Ngudi Makmur - Trukan ,

Segoroyoso,Pleret - 30 orang Sumber: Diperpautkan, 2017 Tabel 3.19

Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Agribisnis Perkebunan

No. Waktu Pelaksanaan Tempat Peserta

KLP Tani Alamat Jumlah

1 18 s/d 19

Agustus 2016

Dlingo Kebokuning Kebokuning,

Terong, Dlingo

30 0rang

2 23 s/d 24 Agustus

2016

Dlingo Tani Makmur Pancuran,

Terong, Dlingo

30 orang

3 25 s/d 26

Agustus 2016

Dlingo Tani Akur Terong II,

Terong, Dlingo

30 orang

4 29 s/d 30 Agustus

2016

Dlingo Sedyo Maju Pencitrjo,

Terong, Dlingo

30 orang

5 31 s/d 01

September 2016

Dlingo Kismo Mudo Rejosari,

Terong, Dlingo

30 orang

Sumber: Diperpautkan, 2017

c. Pertemuan Petani Tembakau di Wilayah Kabupaten Bantul

d. Dirjen Bun Kementrian Pertanian, Jakarta pada Tanggal 17 s/d 18 November 2016

e. Sertifikasi lahan tembakau sebanyak 100 bidang yang berlokasi di Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri. Kegiatan ini bekerjasama dengan Kantor Pertanahan

f. Pembangunan gudang tembakau kelompok tani Pengurus Anak Cabang Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (PAC APTI) Dadi Mulyo, Wonolelo, Pleret;

g. Pembuatan dua unit embung (kelompok tani Bumi Mukti Srunggo II, Selopamioro, Imogiri dan kelompoktani Ngudi Makmur, Nogosari, Selopamioro, Imogiri)

h. Pembuatan jalan usaha tani sepanjang 1 km (kelompok tani Sari Mulyo Kalidadap II, Selopamioro, Imogiri dan kelompok tani Sumber Baru Kajor Wetan, Selopamioro, Imogiri.

6) Penyebarluasan dan Sosialisasi Berbagai Informasi Pertanian Informasi pertanian sangat diperlukan untuk mendukung pengembangan pertanian. Informasi diwujudkan dalam bentuk buku informasi pertanian dan leaflet. Buku Informasi Pertanian berisikan tentang profil pertanian Kabupaten Bantul.

7) Pengembangan Agribisnis Perkebunan

Pada tahun 2016 telah dilaksanakan pengembangan agribisnis perkebunan antara lain:

(1) Pelatihan gula semut (fasilitasi peralatan agribisnis gula semut timbangan, wajan, panci, seller, jerigen, dan lain-lain) pada dua kelompok tani yaitu kelompok tani Rejo Mulyo II, Turen, Tirtomulyo, Kretek dan kelompok tani Rukun Lestari, Buruan, Tirtosari, Kretek (2) Pelatihan GAP kakao (fasilitasi pelatihan seperti biji kakao, pupuk

organik, peralatan seperti cangkul, gunting pangkas, hand sprayer) pada lima kelompok tani (seluas 20 ha), yaitu kelompok tani Kebokuning, Kebokuning, Terong, Kelompok tani Tani

kakao, dan budidaya tanaman kakao) dan kunjungan ke kebun pembibitan dan kebun induk tanaman kakao pada tanggal 13 s/d 15 Desember 2016;

Dokumen terkait