• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Kehutanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Kehutanan"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Kinerja

Dinas Pertanian dan Kehutanan

(2)

Laporan Kinerja Tahun 2016 i

KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja adalah media akuntabilitas yang dapat dipergunakan oleh suatu organisasi atau instansi pemerintah untuk melaksanakan kewajiban dan menjawab kepada pihak-pihak yang memerlukan.

Media akuntabilitas yang dibuat secara periodik memuat informasi yang dibutuhkan oleh pihak yang memberi amanah atau pihak yang memberikan delegasi wewenang. Melalui media ini diharapkan secara formal dapat dilakukan pertanggungjawaban dan bahan untuk menjawab berbagai permasalahan yang diminta oleh pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini didesain secara komprehensif, dan dimaksudkan untuk : (1) menyampaikan informasi tentang aktivitas di masa lalu dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas.

Sehubungan dengan adanya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul membuat Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016 yang didalamnya memuat penilaian kinerja atas sasaran-sasaran dinas dengan sumber dana dari APBD Kabupaten tahun 2016. Penyusunan laporan kinerja ini berdasarkan pada RPJMD Kabupaten Bantul 2021 dan Review Renstra Dipertahut 2016-2021.

Mengingat keterbatasan yang ada dalam penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini, mungkin masih dijumpai adanya kesalahan penafsiran dan penghitungan, sehingga masih terbuka untuk dikoreksi dan diperbaiki. Semoga bermanfaat.

Bantul, 14 Februari 2017 Kepala Dinas

Ir. PULUNG HARYADI, M.Sc Pembina Utama Muda /IV.c

(3)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Sehubungan dengan adanya Peraturan Presiden Republik Indoneisa Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul membuat Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016 yang didalamnya memuat penilaian kinerja atas sasaran-sasaran dinas dengan sumber dana dari APBD Kabupaten tahun 2016. Penyusunan laporan kinerja ini berdasarkan pada RPJMD Kabupaten Bantul 2016-2021 dan Renstra Dipertahut 2016-2021.

Menurut hasil Pengukuran Kinerja dari tiga sasaran strategis dan lima Indikator Kinerja Utama (IKU) diperoleh hasil capaian pada kategori SANGAT BAIK. Sasaran tersebut dicapai dengan anggaran APBD Perubahan Kabupaten Bantul sebesar Rp 30.655.481.061,- melalui 12 program yang terdiri dari 58 kegiatan serta dukungan dana dari APBD Propinsi dan APBN.

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi petugas di lingkungan dinas dalam melaksanakan clean government dan good governance. Disamping itu diharapkan laporan ini dapat memberikan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) untuk pengambilan keputusan perumusan kebijakan pembangunan pertanian dan kehutanan di masa mendatang.

Bantul, 14 Februari 2017 Kepala Dinas

Ir. PULUNG HARYADI, M.Sc

Pembina Utama Muda /IV.c NIP. 19640819 199003 1010

(4)

Laporan Kinerja Tahun 2016 iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …...………. RINGKASAN EKSEKUTIF ……… DAFTAR ISI ………. DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... i ii iii iv v BAB I. BAB II. BAB III BAB IV PENDAHULUAN ………... 1.1. Latar Belakang ... 1.2. Struktur Organisasi dan Tugas Fungsi ... 1.3. Isu Strategis ... 1.4. Sistematika Penulisan Laporan Kinerja ...

PERENCANAAN KINERJA ...…………...…… 2.1. Rencana Strategis ……….. 2.2. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016 ... 2.3. Program untuk Pencapaian Sasaran ...

AKUNTABILITAS KINERJA ……… 3.1. Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2016 ... 3.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja ... 3.3. Akuntabilitas Anggaran ...………... PENUTUP ………..

Lampiran Prestasi dan Penghargaan ... 1 1 2 4 4 6 8 9 11 12 13 14 40 42 44

(5)

DAFTAR TABEL

2.1. IKU Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Bantul ... 2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 ... 2.3. Program Kegiatan Tahun 2016 ... 3.1. Skala Nilai Peringkat Kinerja ... 3.2. Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2016 ... 3.3. Capaian Sasaran I Tahun 2016 ... 3.4. Capaian Sasaran II Tahun 2016... 3.5. Populasi Ternak Kuda 2015- 2016 ...………...… 3.6. Populasi Ternak Kecil Kabupaten Bantul Tahun 2015 – 2016 ... 3.7. Populasi Ternak Unggas Tahun 2015 – 2016 ... 3.8. Produksi Daging, Telur dan Susu Tahun 2015 – 2016 ... 3.9. Data Penggunaan Straw dam Kelahiran IB Tahun 2015 – 2016 ... 3.10. Kejadian Penyakit Avian Influenza Tahun 2015– 2016 ... 3.11. Capaian Indikator Sasaran II ... 3.12. Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produkstivitas Padi

Sawah, Padi ladang, Jagung, Kedelai dan Ubi Tahun 2015-2016 ... 3.13. Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produkstivitas Bawang

Merah, Cabai Merah, Jamur dan Pisang Ubi Tahun 2015-2016 ... 3.14. Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produkstivitas

Tembakau, Mete, Tebu dan Kelapa Tahun 2015-2016 ... 3.15. Produksi Benih Padi Berlabel Bantul Seed Center Tahun 2015-2016. 3.16. Daftar Kelompok Penangkar Benih Padi Tahun 2016... 3.17. Pelaksanaan Pelatihan GAP Tembakau ... 3.18. Pelaksanaan Pelatihan Pengolahan dan Pemasaran Tembakau ...

9 10 11 13 13 14 19 21 22 22 22 23 24 29 30 31 33 34 35 37 38

(6)

Laporan Kinerja Tahun 2016 v

DAFTAR GAMBAR

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sesuai tuntutan keadaan, setiap organisasi publik saat ini diharapkan lebih terbuka dan dapat memberikan suatu transparansi dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya. Oleh karena itu, organisasi publik diharapkan dapat membuat suatu Rencana Strategis (Strategic Plan), serta Laporan pertanggung jawaban Kinerja (Performence Accountability

Report) organisasi yang dapat mencerminkan transparansi dan

akuntabilitas organisasi. Rencana strategis merupakan rencana umum lima tahunan yang diuraikan lebih lanjut kedalam rencana tahunan agar program dan kegiatan lebih terfokus. Dengan adanya rencana kinerja yang tersusun dengan baik diharapkan kinerja organisasi dapat semakin baik dan lebih terfokus.

Laporan Kinerja (Performence Report) tahun 2016, merupakan uraian lebih lanjut secara periodik dan rencana strategis untuk mengukur pencapaian target kinerja yang sudah ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja. Pengukuran pencapaian target kinerja ini dilakukan dengan membandingkan antara target dan realisasi kinerja setiap indikator dalam pencapaian sasaran instansi. Laporan Kinerja merupakan dokumen laporan tahunan yang berisi pertanggung-jawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Maksud disusunnya Laporan Kinerja Tahun 2016 adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul selama kurun waktu 1 (satu) tahun dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Penyusunan

(8)

keberhasilan, permasalahan dan solusi yang menjadi sumber untuk perbaikan perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang. Dengan pendekatan ini, Laporan Kinerja sebagai proses evaluasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perbaikan yang berkelanjutan di pemerintah untuk meningkatkan kinerja pemerintahan melalui perbaikan pelayanan publik

1.2. Struktur Organisasi dan Tugas Fungsi

Pembentukan Dinas Pertanian dan Kehutanan tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 15 Tahun 2009 Tanggal 17 September 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul.

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan membawahi :

1. Sekretariat

2. Bidang Tanaman Pangan

3. Bidang Sarana dan Prasarana Agribisnis 4. Bidang Perkebunan dan Hortikultura 5. Bidang Kehutanan

6. Bidang Pengembangan Peternakan 7. Bidang Kesehatan Hewan

Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul memiliki 4 Unit Pelaksana Teknis (UPT) meliputi :

1. UPT Balai Benih Pertanian 2. UPT Pengolahan Pupuk Organik 3. UPT Rumah Potong Hewan 4. UPT Pusat Kesehatan Hewan

(9)

Gambar 1.1.

Struktur Organisasi Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Bantul

Sumber : Dipertahut Kab. Bantul, 2017

Tugas utama dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul adalah untuk melaksanakan urusan rumah tangga pemerintahan daerah dan tugas pembantuan di bidang pertanian dan kehutanan. Untuk melaksanakan tugas tersebut maka Dinas Pertanian dan Kehutanan mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijaksanaan teknis di bidang pertanian dan kehutanan meliputi subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, kesehatan hewan dan kehutanan;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan tugas pembantuan di bidang pertanian dan kehutanan meliputi subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, kesehatan hewan dan

(10)

d. Melaksanakan kesekretarariatan dinas; dan

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupatu sesuai dengan tugas dan fungsinya.

1.3. Isu Strategis

Isu strategis yang menjadi perhatian dalam pembangunan pertanian dan kehutanan di Kabupaten Bantul adalah sebagai berikut :

1. Pengendalian alih fungsi lahan

2. Orientasi pencapaian target produksi belum selalu identik dengan penambahan pendapatan petani, sehingga perlu diangkat skenario baru keberpihakan Pemerintah kepada petani, melalui ‘Subsidi Harga Produk”, bukan sekedar subsidi input

3. Keberadaan dan posisi peternak masih selalu diombang ambingkan oleh harga pakan

4. Animo penggunaan pupuk organik masih rendah, perlu peningkatan

Organic farming: menuju sustainable agriculture, untuk memenuhi

kebutuhan petani sendiri maupun tata niaga

5. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang untuk pembangunan bidang pertanian dan kehutanan yang sesuai dengan rencana tata ruang Kabupaten Bantul harus dilakukan secara sinergis dan terencana dengan stakeholder terkait

6. Pembangunan bidang pertanian dan kehutanan merupakan upaya nyata untuk mengantisipasi kerusakan lingkungan di Kabupaten Bantul, sehingga pembangunan sektor pertanian harus dilaksanakan secara berkesinambungan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.

1.4. Sistematika Penulisan Laporan Kinerja

Sistematika penyajian Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul adalah sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan

(11)

dihadapi pebangunan pertanian dan kehutanan serta sistematika penyajian

Bab II : Perencanaan Kinerja (IKU)

Memuat Rencana Strategis, Visi. Misi, Tujuan, Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama, Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016, dan Program untuk pencapaian sasaran. Bab III : Akuntabilitas Kinerja

Berisi penjelasan singkat tentang capaian indikator kinerja utama tahun 2016, evaluasi dan analisis capaian kinerja per sasaran melalui program dan kegiatan yang dilaksanakan, serta akuntabilitas anggaran

Bab IV : Penutup

Menguraikan ringkasan dan kesimpulan pencapaian kinerja dan pemanfaatannya sebagai umpan balik dalam perencanaan pembangunan daerah.

(12)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1. RENCANA STRATEGIS

Sesuai tugas pokok dan fungsinya Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul telah mempunyai rencana strategis yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu Lima (5) tahun yaitu untuk tahun 2011-2016 dengan selalu memperhitungkan perubahan lingkungan Renstra Dinas Kabupaten Bantul yang mencakup Visi, Misi, tujuan, sasaran serta cara mencapai tujuan dan sasaran akan diuraikan dalam bagian ini.

2.1.1. Visi

Sebagaimana telah dirumuskan dan disepakati bersama dengan melibatkan seluruh eksponen pegawai di lingkungan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, maka Visi Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul adalah:

Visi Dinas Pertanian dan Kehutanan selaras dengan Visi Kabupaten Bantul “Bantul Projotamansari, Sejahtera, Demokratis dan Agamis”. Perkembangan situasi nasional yang dipacu oleh revolusi transformasi global menuntut Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul untuk melakukan pengembangan / pembaharuan program / kegiatan sesuai dengan fungsi dan tugas pokok sehingga dapat beroperasi secara lebih efektif, efisiensi dan ekonomis serta memiliki akuntabilitas.

Perkembangan inilah yang membawa Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul harus menjadi suatu institusi yang akuntabel, kredibel, responsibel yang berupaya menempatkan posisi dirinya sebagai pelayan publik /masyarakat.

(13)

2.1.2. Misi

Dari visi yang telah ditetapkan dapat dirumuskan misi yang diemban oleh Kantor / Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul sebagai berikut :

Tiga misi ini merupakan tekad / keinginan Dinas Pertanian dan Kehutanan dalam mewujudkan ketahanan pangan, kelestarian alam dan lingkungan, pelayanan dan bimbingan kepada masyarakat.

Sesuai dengan perkembangan dan perubahan waktu, peranan Dinas Pertanian dan Kehutanan tidak saja hanya melakukan tugas pokok dan fungsinya akan tetapi juga memfasilitasi terciptanya keamanan dan ketentraman pada masyarakat.

2.1.3. Tujuan

Tujuan merupakan implementasi penjabaran dari misi dan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan pada kurun waktu lima tahun ke depan atau lebih. Adapun tujuan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul adalah :

1. Terwujudnya peningkatan produksi dan produktivitas pertanian 1. Meningkatkan intensifikasi, ekstensifikasi, dan

diversifikasi pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan dan kehutanan)

(14)

2.1.4. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama

Sasaran atau objektivitas organisasi merupakan bagian yang integrasi dalam proses perencanaan strategis organisasi harus disusun konsisten dengan perumusan visi, misi dan tujuan organisasi.

Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan secara terukur yang akan dicapai secara nyata dalam jangka waktu tahunan, semesteran, atau bulanan

Adapun sasaran strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul beserta indikatornya yang tertuang dalam RPJMD maupun renstra adalah:

1. Meningkatkan kesejahteraan petani 2. Meningkatkan produksi hasil peternakan 3. Meningkatkan produksi pertanian

Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan/ atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang ditetapkan organisasi. Indikator kinerja memberikan penjelasan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, mengenai apa yang akan diukur untuk menentukan apakah tujuan telah tercapai. Indikator kinerja digunakan untuk melacak tingkat kemajuan (progress) dan menyediakan suatu dasar untuk evaluasi dan peningkatan kinerja.

Kinerja Utama dari instansi adalah hal utama apa yang akan diwujudkan oleh instansi atau untuk mewujudkan apa instansi pemerintah dibentuk, yang menjadi core areal/business dan tertuang dalam tupoksi serta kewenangan utama instansi tersebut. Sehingga dapat diartikan, Indikator kinerja utama (key performance indicator) adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi. Indikator Kinerja Utama dan target Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul disajikan dalam tabel sebagai berikut:

(15)

Tabel 2.1. IKU Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Bantul

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Formulasi / Perhitungan

1 Meningkatnya

kesejahteraan petani Nilai Tukar Petani (NTP)

Perbandingan antara Indeks harga yg diterima petani (It) dengan Indeks harga yg dibayar petani (Ib). Pengukur kemampuan tukar barang-barang (produk) pertanian yang dihasilkan petani dengan barang atau jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan keperluan dalam memproduksi produk pertanian

2

Meningkatnya produksi hasil peternakan

Produksi daging Jumlah Produksi daging (sapi, kambing, domba, kuda, unggas)

3 Meningkatnya produksi pertanian

Produksi Tanaman Pangan Jumlah produksi tanaman pangan (padi, jagung, kedelai)

Produksi tanaman hortikultura

Jumlah produksi tanaman

hortikultura (bawang merah, cabe merah, pisang)

Produksi perkebunan

Jumlah produksi tanaman perkebunan (tembakau, kelapa, tebu)

Sumber : Dipertahut Kab. Bantul, 2017

2.2. PERJANJIAN KINERJA (PK) TAHUN 2016

Perjanjian Kinerja merupakan pernyataan kinerja antara atasan dan bawahan dalam hal ini Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul dengan Penjabat Bupati Bantul untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh Dinas Pertanian dan Kehutanan. Perjanjian kinerja ini dilampiri dengan sasaran strategis, indikator kinerja utama beserta target kinerja dan anggaran. Penyusunan Perjanjian Kinerja Dinas disusun setelah Dokumen Pelaksana Anggaran telah disahkan. Perjanjian Kinerja Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul tahun 2016 tersaji dalam tabel berikut,

(16)

Tabel 2.2. Perjanjian Kinerja periode 2016-2021 Dipertahut Bantul

No Sasaran Strategis Indikator

Kinerja Satuan Target Program

1 Meningkatnya kesejahteraan petani Nilai Tukar Petani (NTP) tidak ada satuan 101,2 Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian / Perkebunan Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian / Perkebunan Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian / Perkebunan 2 Meningkatnya produksi hasil peternakan Produksi daging kg 14.213.078 Program pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan 3 Meningkatnya produksi pertanian Produksi Tanaman Pangan ton 231.092,01 Program Peningkatan Produksi Pertanian / Perkebunan Produksi tanaman hortikultura ton 6.420,02 Program Peningkatan Produksi Pertanian / Perkebunan Produksi perkebunan ton 14.473,39 Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan Program Peningkatan Produksi Pertanian / Perkebunan

(17)

2.3. Program untuk Pencapaian Sasaran

Dalam mencapai tiga sasaran strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan kemudian dijabarkan dalam program dan kegiatan 2016 dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 2.3. Program kegiatan Tahun 2016

No Program / Kegiatan Anggaran

Murni (Rp)

Anggaran Perubahan (Rp)

1 Pelayanan Administrasi Perkantoran

(14 kegiatan)

439.074.000,00 424.049.000,00

2 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

(5 kegiatan)

868.096.000,00 1.022.371.000,00

3 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya

Aparatur (1 kegiatan)

12.000.000,00 17.100.000,00

4 Peningkatan Pengembangan Sistem

Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan (1 kegiatan)

10.900.000,00 10.900.000,00

5 Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian /

Perkebunan (7 kegiatan)

4.151.306.745,00 18.924.105.791,00

6 Rehabilitasi Hutan dan Lahan (3 kegiatan) 51459*2550 2.014.436.145,00

7 Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi

Pertanian / Perkebunan (1 kegiatan)

62.275.000,00 59.375.000,00

8 Kerjasama Informasi dengan Mas Media

(1 kegiatan)

12.000.000,00 12.000.000,00

9 Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian

/ Perkebunan (2 kegiatan)

1.562.537.500,00 1.512.537.500,00

10 Peningkatan Produksi Pertanian /

Perkebunan (10 kegiatan)

5.084.338.625,00 4.576.613.625,00

11 Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit

Ternak (6 kegiatan)

824.406.000,00 670.806.000,00

12 Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

(6 kegiatan)

1.473.797.000,00 1.411.187.000,00

15.015.323.420,00 30.655.481.061,00 Sumber : Dipertahut Kab. Bantul, 2017

(18)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul merupakan pertanggungjawaban Kepala Dinas atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan sesuai kewenangan yang dimiliki oleh Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul.

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul didukung oleh Sekretariat dan bidang-bidang dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat dan aparatur, serta pelaksanaan kegiatan-kegiatan pembangunan sebagai upaya mengimplementasikan program kerja yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan (Renstra).

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul sebagai langkah awal dalam mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah (Sistem AKIP) yang telah mulai diimplementasikan sejak tahun 2011 walaupun belum secara menyeluruh. Sedangkan Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul tahun 2016 ini merupakan pelaporan kinerja tahun terakhir yang bertolok ukur Renstra Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul (2016-2021).

Pengembangan Sistem AKIP akan terus dilaksanakan dalam rangka merespon perubahan manajemen pemerintahan tersebut. Sejalan dengan Review Rencana Strategis tahun 2016-2021, yang memuat 3 misi, maka ditetapkan 3 sasaran yang ingin dicapai selama tahun 2016-2021. Untuk mencapai sasaran yang ditetapkan tersebut, tahun 2016 dilaksanakan melalui 12 program dan 58 kegiatan.

Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran dan kegiatan. Pengukuran dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran digunakan untuk menunjukkan secara langsung kaitan antara sasaran dengan indikator

(19)

kinerjanya, sehingga keberhasilan sasaran berdasarkan rencana kinerja tahunan yang ditetapkan dapat dilihat dengan jelas. Selain itu, untuk memberikan penilaian yang lebih independen melalui indikator-indikator

outcomes atau minimal outputs dari kegiatan yang terkait langsung

dengan sasaran yang diinginkan.

Untuk dapat mengetahui tingkat capaian kinerja hasil pengukuran capaian kinerja digambarkan dalam skala nilai peringkat kinerja dikutip dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 yang disajikan dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Skala Nilai Peringkat Kinerja Kode Interval Nilai Realisasi

Kinerja

Kriteria Penilaian Realisasi Kinerja ≤ 50 Sangat Rendah 50,1 s/d 65 Rendah 65,1 s/d 75 Sedang 75,1 s/d 90 Tinggi ≥ 90,1 Sangat Tinggi

3.1. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2016

Berikut ini capaian indikator utama Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul Tahun 2016.

Tabel 3.2. Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2016

No Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Satuan

Tahun 2016

Target Realisasi Capaian

1 Meningkatnya kesejahteraan petani

Nilai Tukar Petani (NTP) Tanpa satuan 101,2 103,2 101.98 2 Meningkatnya produksi hasil peternakan Produksi daging kg 14.213.078 14.742.551 103.73 3 Meningkatnya produksi Produksi Tanaman Pangan ton 231.092,01 243.585 105,41

(20)

3.2. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Pencapaian kinerja Dinas Pertanian dan Kehutanan terlihat dari sejauh mana pelaksanaan strategi dalam rangka pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dan dikomitmenkan, dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana tertera di atas. Uraian dan analisis capaian kinerja masing-masing sasaran adalah sebagai berikut :

3.2.1. Sasaran I : Meningkatnya kesejahteraan petani

Meningkatnya kesejahteraan petani merupakan sasaran I dengan indikator Nilai Tukar Petani (NTP). NTP merupakan perbandingan antara Indeks harga yg diterima petani (It) dengan Indeks harga yg dibayar petani (Ib). Nilai NTP > 100, berarti petani mengalami surplus. Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya.

Capaian nilai NTP Kabupaten Bantul pada tahun 2016 adalah 101,98% dan masuk Kategori “SANGAT TINGGI”. dengan realisasi 103,2 sedangkan target sebesar 101,2. Selengkapnya seperti pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Capaian Sasaran I Tahun 2016

No Sasaran

Strategis

Indikator Kinerja

Satuan Tahun 2016

Target Realisasi Capaian

1 Meningkatnya kesejahteraan petani Nilai Tukar Petani (NTP) - 101,2 103,2 101.98 Sumber : Diperpautkan, 2017

Dari Tabel 3.3 terlihat njukkan bahwa nilai NTP yang dicapai lebih besar dari 100, artinya petani mengalami surplus.

Dalam mencapai sasaran ini, dilakukan berbagai program dan kegiatan sebagai berikut :

a). Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan 1) Kegiatan Penyusunan data base potensi produk pangan

Kegiatan ini bertujuan menyajikan data statistik pertanian. Pendataan dilaksanakan setiap bulan oleh mantri tani bekerja sama

(21)

dengan Badan Pusat Statistik (BPS). Hasil pendataan diolah dan dievaluasi setiap subround (empat bulanan). Hasil evaluasi dijadikan bahan untuk peramalan produksi untuk subround berikutnya. Hasil analisa data statistik selama satu tahun yang telah disahkan oleh Dinas Pertanian dan BPS didokumentasikan ke dalam sebuah buku statistik pertanian.

2) Monitoring, evaluasi, dan pelaporan kebijakan subsidi pertanian Tujuan dari kegiatan ini adalah mengatur dan mengawasi distribusi pupuk bersubsidi dan pestisida, melalui:

(1) Monitoring dan evaluasi ke distributor, kelompok tani, dan pengecer;

(2) Koordinasi distributor, kelompok tani, pengecer, dan produsen.

3) Penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian

Keluaran dari kegiatan ini adalah pelatihan pengolahan hasil pertanian sebanyak 60 orang dan pelaksanaan Sekolah Lapang Pengolahan Dan Pemasaran Hasi Pertanian (SL PPHP) dengan peserta sebanyak 60 orang. Selain itu juga dilakukan analisa usaha tani untuk menghitung untung/rugi usaha petani. Analisa Usaha Tani dibantu oleh Mantri Tani se-Kabupaten Bantul dengan sampling petani secara acak.

4) Kegiatan Pemanfaatan Kebun Buah Mangunan

Pemanfaatan Kebun Buah Mangunan Kebun Buah Mangunan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik domestik dan mancanegara. Untuk lebih mengoptimalkan kawasan Kebun Buah Mangunan dilaksanakan beberapa kegiatan meliputi pembangunan fisik maupun penambahan tanaman buah.

(22)

• Pembangunan ikon kebun buah Mangunan

Penambahan tanaman buah telah dilakukan dengan penanaman 1.000 batang tanaman pisang.

5) Kegiatan Pendampingan WISMP

Kegiatan Pendampingan WISMP (Water Resources and

Irrigation Sector Management Program) Tahap II yang dilaksanakan pada

tahun ini adalah:

1. Pelatihan SL Iklim di GP3A sebanyak 50 peserta yang terdiri dari dua GP3A yaitu GP3A Canden kanan, Dowi/ Candi, Srihardono, Pundong, GP3A Ewon, Gesikan III, Wijirejo, Pandak

2. Pelatihan penguatan kelembagaan P3A sebanyak 50 peserta yang terdiri dari 5 P3A yaitu P3A Sumber Rejeki, Droco, Girirejo Imogiri, P3A Sumber Radin, Karang tengah, Karangtengah, Imogiri, P3A Sedyo Utomo, Tlenggongan, Kebonagung, Imogiri, P3A Laksito Tirto, Manding Dawang, Sabdodadi, Bantul, P3A Laksono Tirto, Bangeran, Sabdodadi, Bantul.

6) Kegiatan DAK Bidang Pertanian

Pada tahun ini, kegiatan DAK Bidang pertanian mendapat tambahan anggaran sebanyak Rp 16.144.107.866 Kegiatan fisik tidak terlaksana dikarenakan pengesahan APBD Perubahan diakhir tahun (bulan) sehingga untuk pelaksanaan/proses lelang tidak terlaksana karena terbatasnya waktu. Realisasi keuangan hanya sebesar Rp 12.765.100 yang dialokasikan untuk Alat Tulis Kantor, Penggandaan Makan Minum rapat Koordinasi dan Perjalanan Dinas. Adanya Undang-undang 23 Tahun 2015 yang mewajibkan setiap kelompok penerima bantuan sosial dari dana APBD baik itu kelompok tani ataupun P3A harus berbadan hukum Indonesia menjadi kendala bagi kelompok yang kurang mampu dari segi pendanaan untuk mengurus badan hukum sampai ke Kementerian Hukum dan HAM. Hal ini berakibat pada kegiatan DAK bidang pertanian khususnya untuk dana bantuan sosial tidak dilaksanakan pada tahun

(23)

7) Kegiatan Percepatan pembangunan pertanian dan perkebunan Dalam rangka percepatan pertanian dilaksanakan pelatihan alat mesin produksi pertanian (alsintan) sebanyak 90 orang.

b) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian / Perkebunan

Pemasaran hasil pertanian sering menjadi permasalahan dalam mengembangkan pertanian, oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Bantul membuat terobosan dengan melaksanakan promosi hasil produksi pertanian/perkebunan unggul daerah serta produk olahan hasil pertanian. Input program berupa SDM, sarana dan prasarana didukung anggaran sebesar Rp59.375.000,00. Kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan pameran hasil produksi yaitu, Pameran Hari Krida Pertanian Tgl 27 Juni s/d 1 Juli 2016, Pameran Bantul Ekspo tgl 1-11 Agustus 2016 dan Pameran Hari Pangan Sedunia pada tanggal 2-3 November 2016. Outcome program antara lain beberapa produk kelompok tani/kelompok pengolah mulai mendapatkan pasar.

c) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian / Perkebunan

1) Petroganik

Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengoptimalkan SDM, sarana dan prasarana serta didukung anggaran sebesar Rp1.492.903.000,00 yang dialokasikan untuk operasional dan pembelian bahan baku pupuk (kotoran ayam, kotoran sapi, kapur, dan mixtro). Target produksi tahun 2016 sebesar 600 ton meningkat 295 ton (98%) dibandingkan tahun 2015.

(24)

pengelolaan/ kelembagaan UPJA. Selain itu juga dilakukan koordinasi UPJA.

(25)

3.2.2. Sasaran II : Meningkatnya Produksi Hasil Peternakan

Sasaran II Dinas Pertanian dan Kehutanan adalah meningkatnya produksi hasil peternakan. Sasaran ini dicapai melalui indikator produksi daging. Produksi daging didapatkan dari penjumlahan daging sapi, kambing, domba, kuda, unggas. Selengkapnya terkait dengan sasaran meningkatnya produksi hasil peternakan seperti pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Capaian Sasaran II Tahun 2016

No Sasaran

Strategis

Indikator Kinerja

Satuan Tahun 2016

Target Realisasi Capaian

1 Meningkatnya produksi hasil peternakan Produksi daging kg 14.213.078 14.742.551 103.73 Sumber : Diperpautkan, 2017

Capaian indikator kinerja produksi daging adalah 103,73% dengan realisasi sebesar 14.742.551 ton dari target sebesar 14.213.078 kg. Capaian ini masuk kategori “SANGAT TINGGI”.

Peningkatan produksi hasil peternakan menjadi sebuah tuntutan seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Peningkatan produksi harus diikuti dengan peningkatan kualitas. Dalam mencapai tujuan program ini memanfaatkan beberapa input berupa SDM, sarana dan prasarana peternakan serta dukungan anggaran untuk tahun 2016 sebesar Rp1.424.342.000,00. Outcome program berupa peningkatan produksi hasil peternakan. Peningkatan produksi hasil peternakan dilakukan antara lain melalui program dan kegiatan sebagai berikut:

a). Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan 1) Pembibitan dan Perawatan Ternak

(26)

Pagu anggaran untuk Kegiatan ini sebesar Rp 89.412.000,- terealisasi sebesar Rp 88.246.000,- atau sebesar 98.70%. Keluaran kegiatan ini meliputi:

(1) Belanja bibit ternak (telur calon ayam buras) sebanyak 36.000 butir;

(2) Belanja bahan kimia untuk penetasan (3) Belanja alat-alat/perlengkapan penetasan (4) Belanja honor pegawai penetasan

(5) Belanja makan minum pelaksanaan kegiatan.

2) Penelitian dan Pengolahan Gizi Pakan Ternak (Pengawasan Mutu Pakan Ternak)

Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pengawasan terhadap pakan ternak buatan yang beredar di masyarakat baik pakan buatan dari kelompok maupun pabrik yang beredar di Poultry Shop, produsen dan pabrik pakan. Dilakukan pengambilan 24 sampel pakan kemudian sampel pakan diuji di Chemix Pratama Laboratorium.

3) Bimbingan dan Pemberdayaan Kelompok

Bimbingan dan pemberdayaan kelompok dilaksanakan melalui lomba kelompok ternak unggas dan sapi, petugas inseminator dan dokter hewan, dan pemberdayaan terhadap peternak. Pada tahun 2016 ini prestasi yang diperoleh adalah Juara 3 Tingkat DIY Kelompok Ternak Sapi Andini Mulyo Tritohargo, Kretek dan Juara harapan 2 Tingkat DIY Kelompok Kambing Mutihan, Piyungan

4) Peningkatan Mutu Genetik Sapi

Tujuan dari Kegiatan ini adalah pelaksanaan Inseminasi Buatan bersubsidi di 17 desa 17 Kecamatan dengan tujuan untuk meningkatkan populasi ternak khususnya sapi yang ada di Kabupaten Bantul. Pendataan ternak dilakukan dengan mendatangi kelompok ternak, dukuh dan petugas inseminator setempat.

(27)

Setelah terdata kemudian dilakukan sosialisasi kepada peternak, desa dan kecamatan setempat bahwa akan dilakukan inseminasi buatan bersubsidi di kecamatan setampat. Inseminasi buatan pada ternak sapi dilakukan sebanyak 3 kali secara gratis apabila sudah 3 kali dilakukan Inseminasi Buatan dan sapi belum bunting maka dilakukan pemeriksaan reproduksi oleh puskeswan setempat.

Dari hasil IB yang dilaksanakan dilakukan pemeriksaan kebuntingan (PKb) dengan prosentase kegagalan 2 % dari jumlah sapi yang telah dilakukan Inseminasi buatan. Pelaksanakan pemeriksaan kebuntingan bekerja sama dengan petugas dokter hewan di puskeswan setempat. Adapun pelaksanaan inseminasi buatan di 17 desa 17 Kecamatan.

5) Pendampingan Operasional Dana Revolving Ternak Sapi

Kegiatan ini digunakan untuk pembinaan kelompok ternak penerima dana revolving. Dana revolving merupakan bantuan pinjaman untuk kelompok yang digunakan sebagai modal pembelian sapi untuk pengembangan usaha. Pembinaan pada kelompok penerima manfaat dilaksanakan di 17 kecamatan.

6) Pendampingan Operasional Pemeliharaan Ternak Kuda

Keluaran kegiatan ini adalah terlaksananya operasional budidaya pejantan kuda unggul yang ada di Desa Parangtritis Kecamatan Kretek. Operasi pejantan tersebut meliputi honor petugas, belanja bahan pakan, belanja sewa lahan, dan belanja obat- obatan. Pada tahun 2016 terdapat kenaikan jumlah populasi kuda yang ada di Kabupaten Bantul dibandingkan dengan tahun 2015. Adapun data tersebut sebagai berikut:

(28)

Populasi ternak kecil di Kabupaten Bantul didominasi oleh ternak kambing. Pada tahun 2016 juga terjadi kenaikan populasi ternak kecil. Data populasi ternak kecil disajikan pada Tabel 3.6

Tabel 3.6. Populasi Ternak Kecil Tahun 2015-2016

No. Jenis ternak 2015 2016 Ket.

1 Babi 5.070 5.329 Ekor

2 Kambing 96.021 108.199 Ekor

3 Domba 71.754 83.790 Ekor

Sumber: Diperpautkan, 2017

Sementara untuk populasi ternak unggas didominasi oleh ayam ras pedaging. Pada tahun 2016 terjadi kenaikan seluruh populasi unggas.

Tabel 3.7. Populasi Ternak Unggas Tahun 2015-2016

No. Unggas 2015 2016 Ket.

1 Ayam buras 913.767 1.019.461 Ekor 2 Ayam ras petelur 777.726 821.587 Ekor 3 Ayam ras pedaging 1.006.163 1.068.221 Ekor

4 Itik 210.400 222.265 Ekor

Sumber: Diperpautkan, 2017

Produksi daging terdiri dari daging sapi, kuda, kambing/domba, ayam, dan itik. Produksi telur terdiri dari telur ayam buras, ayam ras petelur, dan itik, sedangkan produksi susu berasal dari sapi perah. Pada tahun 2016 terjadi kenaikan produksi daging, telur,dan susu dibanding tahun 2015. Kenaikan daging tersebut dipengaruhi oleh kenaikan populasi ternak besar, kecil, maupun unggas. Produksi telur dipengaruhi oleh kenaikan populasi ayam buras, ayam ras petelur, dan itik. Sedangkan kenaikan produksi susu dipengaruhi oleh kenaikan populasi sapi perah.

Tabel 3.8. Produksi Daging, Telur, dan Susu Tahun 2015-2016 No. Komoditas 2015 (kg) 2016 (kg)

1 Daging 14.142.366 14.742.551

2 Telur 7.572.329 8.072.166

3 Susu 304.662 365.127

(29)

Produksi ternak selain daging, telur, dan susu juga berupa anakan. Untuk menghasilkan anakan yang unggul telah disediakan straw untuk ternak sapi, domba, dan kambing. Jenis semen beku yang paling banyak digunakan adalah Simental, Limosin, Brahman, dan Peranakan Ongole (PO).

Jumlah kelahiran pada tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 11,90% dibandingkan tahun 2015. Data penggunaan straw dan kelahiran inseminasi buatan disajikan pada Tabel 3.9

Tabel 3.9. Data Penggunaan Straw dan Kelahiran Inseminasi Buatan Tahun 2015 - 2016

No. Tahun

Jenis Pejantan/Semen Beku

Simmental Limosin P.O Brahman Brangus Perah/FH Kerbau Jml Kambing/

domba 1 2015 29.173 536 2.52 6 1.063 174 8 2 33.695 3.139 2 2016 29.352 2.354 1.52 8 1.167 8 6 1 37.038 2.582 No. Tahun Kelahiran Ket. Jantan Betina Jml % 1 2015 10.534 9.321 19.872 58,97 2 2016 10.178 7.290 17.506 54.54 Sumber: Diperpautkan, 2017

b). Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak

Pelayanan Kesehatan Hewan merupakan salah satu tupoksi Dinas Pertanian dan Kehutanan yang secara tidak langsung mendukung sasaran peningkatan produksi dan produktivitas peternakan di kabupaten Bantul. Pelayanan kesehatan hewan dilaksanakan melalui Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak dengan

(30)

kegiatan-menangani permasalahan peternakan. Pendataan dilaksanakan oleh mantri tani di kecamatan. Hasil dari pendataan ini antara lain adalah terdatanya serangan virus Avian Influenza (AI) pada ternak unggas seperti disajikan pada Tabel 3.10

Tabel 3.10. Kejadian Penyakit Avian Influenza T ahun 2015-2016

Tahun Jumlah Kasus

Terlapor

2015 5

2016 2

Sumber: Diperpautkan, 2017

Pada tahun 2016 terdapat 2 ( dua ) kasus terlapor, sehingga terdapat penurunan 3 kasus (74%) dibanding tahun 2015. Penurunan ini dikarenakan oleh kesadaran masyarakat akan vaksinasi dan biosecurity (mempertahankan agar kuman tidak masuk dalam lingkungan peternakan). Selain itu terdapat peningkatan anggaran untuk vaksinasi AI dan desinfektan sehingga serangan AI dapat dicegah;

2) Pemeliharaan Kesehatan Hewan dan Pencegahan Penyakit Menular

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menjaga kesehatan ternak dan mencegah terjadinya perluasan penularan penyakit ternak. Beberapa upaya yang telah dilakukan, antara lain:

a. Pengambilan dan pemeriksaan spesimen berupa kotoran (feses) sapi dilaboratorium kesehatan hewan sebanyak 300 spesimen dengan hasil 148 positif terinfeksi cacing (Helmintthosis) dan 152 lainya tidak terdeteksi adanya cacing.

b. Pengambilan dan pengiriman spesimen berupa 18 itik / ayam sakit ndan 2 specimen pakan sapi (diduga teracun) ke Balai Besar veteriner (BBVet) Wates dengan hasil 17 specimen itik/ ayam tidak terdeteksi Avian Influensa, 1 itik positif avian Influensa, dan 2 specimen pakan sapi tidak terdeteksi ada racun. Pengujian AI dilakasanakan di laboratorium BBVet Wates

(31)

karena di laboratorium Keswan Kabupaten Bantul tidak ada fasilitas alat maupun reagen untuk uji tersebut.

c. Desinfeksi di pasar-pasar unggas dan kandang-kandang ternak secara rutin selama 12 bulan;

d. Sosialisasi penyakit hewan untuk 500 orang peserta (terbagi dalam 20 kali sosialisasi);

e. Pengadaan bahan kimia laboratorium kesehatan hewan sebanyak satu paket;

f. Cetak leaflet penyakit hewan menular sebanyak dua judul 2.000 lembar;

g. Pengadaan Vaksin AI 50.000 dosis; h. Vaksinasi AI 50.000 ekor;

3) Pengawasan Kesmavet dan Pemeriksaan Hewan Qurban Kegiatan ini mencakup beberapa sub kegiatan yang dilaksanakan, meliputi :

a. Pengawasan peredaran daging dilakukan selama 12 bulan; b. Pemeriksaan kesehatan hewan di tempat penjualan hewan

qurban sebanyak 1.785 titik, dengan jenis hewan sapi (4884 ekor), kambing (5.112ekor) domba 96.698 ekor.Terdapat 189 kasus cacing hati (disapi 158 kasus, kambing 18 kasus, dan domba 13 kasus)

c. Sosialisasi peduli pangan asal hewan yang aman, sehat, utuh dan halal sebanyak 10 kali masing-masing sebanyak 25 orang peserta yang terdiri dari pelaku usaha, kader kesehatan, dan masyarakat konsumen, yang bertempat di:

- Balai Desa Terong, Dlingo (24 Februari 2016)

(32)

- Balai Desa Girirejo, Imogiri (23 Agustus 2016)

- Kel. Ternak Nogosari, Gilangharjo, Pandak (12 Oktober 2016) - Kel. Ternak kambing Derman, Sumbermulyo, Bambanglipuro (01

November 2016)

- Rumah Ibu Ning Numpukan Karangtengah Imogiri (02 November 2016)

- Rumahbapak Ismanto Kayuhan Wetan Triwidadi, Pajangan (23 November 2016)

d. Sosialisasi pemotongan hewan qurban bagi takmir masjid/panitia diikuti oleh 50 orang peserta pada tanggal 22 Agustus 2016; e. Apresiasi kesejahteraan hewan diikuti oleh 30 orang peserta

pada tanggal 30 Agustus 2016 dengan sasaran kegiatan pemotongan hewan, peternak, pedagang hewan, dan tokoh masyarakat. Tujuannya adalah untuk memberi pemahaman bahwa hewan adalah makhluk yang perlu diperlakukan dengan baik dan manusiawi baik dalam pemeliharaan, penjualan, dan proses pmotongannya sehingga diperoleh produk daging berkualitas;

f. Bimbingan kesehatan masyarakat veteriner diikuti oleh 30 orang peserta pada tanggal 3 Juni 2016 dengan tujuan untuk memberikan arahan dan gambaran pentingnya penerapan ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal) dalam pengolahan pangan asal hewan;

g. Pemantauan dan pemeriksaan hewan qurban di tempat pemotongan hewan qurban dengan melibatkan 150 petugas dari instansi terkait dan mahasiswa FKH UGM;

h. Pengambilan dan pemeriksaan specimen di laboratorium BBVet Wates sebanyak 24 spesimen dengan sampel bakso untuk diuji

Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA).Hasilnya semua

sempel bakso negatif, artinya tidak ada pemalsuan atau pencampuran daging sapi yang digunakan sebagai bahan pembuatan bakso, tetapi ada 2 sampel bakso yang positif

(33)

i. Pemeriksaan sampel daging dan susu masing-masing 240 sampel di laboratorium Kesmavet. Hasil pemeriksaan sampel daging: 195 sampel kategori baik, 5 sampel kategori cukup,rambak 5 sampel bebas formalin, rambak 2 sampel bebas formalin, kikil 1 bebas formalin, dan bakso 22 sampel bebas Formalin. Sementara hasil pemeriksaan sampel susu: 35 sampel kategori baik, 191 sampel kategori lebih dari cukup, lima sampel kategori cukup, dan 14 sampel kategori jelek.

Pengadaan bahan kimia lab kesmavet sebanyak satu paket; j. Cetak leaflet Kesmavet sebanyak tiga judul 3.000 lembar;

k. Pengawasan tempat penjualan hewan qurban menjelang Hari Raya Idul Adha 22 titik.

4) Peningkatan Pelayanan Kesehatan Hewan

Dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan hewan, telah dilaksanakan beberapa kegiatan:

a. Bimbingan dokter hewan praktek satu kali diikuti 20 orang dokter hewan;

b. Bimbingan peredaran obat hewan satu kali diikuti 20 orang pengusaha depo obat hewan;

c. Pengawaan peredaran obat hewan di 30 depo/ toko obat hewan; d. Pengadaan obat-obatan satu paket;

e. Pengadaan peralatan medis veteriner satu paket;

f. Cetak leaflet penyakit hewan sebanyak dua judul 1.000 lembar.

5) Pendukung kegiatan UPT Puskeswan

Keluaran kegiatan ini digunakan untuk operasional UPT Puskeswan diantaranya sebagai berikut:

(34)

Keluaran kegiatan ini digunakan untuk operasional UPT RPH seperti evaluasi optimalisasi retribusi RPH, Koordinasi pemotongan hewan, dan pengawasan pemotongan hewan se Kabupaten Bantul selama 12 bulan.

(35)

3.2.3. Sasaran III : Meningkatnya Produksi Pertanian

Indikator kinerja dari sasaran meningkatnya produksi pertanian adalah yaitu produksi tanaman pangan, produksi tanaman hortikultura dan produksi tanaman perkebunan.

Berdasarkan hasil pengukuran terhadap ketiga indikator kinerja dapat dilihat bahwa capaian indikator masuk kategori kinerja “SANGAT TINGGI”. Capaian dari masing-masing indikator serta program dan kegiatan yang dilaksanakan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul dalam pencapaian target indikator tersebut diuraikan sebagai berikut.

Tabel 3.11. Capaian Sasaran III Tahun 2016

No Sasaran

Strategis Indikator Kinerja

Satuan Tahun 2016

Target Realisasi Capaian

1 Meningkatnya produksi pertanian Produksi Tanaman Pangan ton 231.092,01 243.585 105,41 Produksi tanaman hortikultura ton 6.420,02 19.017 296,21 Produksi perkebunan ton 14.473,39 14.484,20 100,07 Sumber : Diperpautkan, 2017

a. Produksi tanaman pangan

Produksi tanaman pangan merupakan penjumlahan dari produksi padi, jagung, kedelai dan ubi. Secara lengkap, data luas panen, produkstivitas dan produksi pada tahun 2015-2016 tertera pada Tabel

(36)

hari merupakan waktu fotosintesis. Dengan adanya hujan, maka penyinaran tidak cukup yang berpengaruh terhadap pengisian bulir-bulir padi, dan berdampak pada produksi padi yang rendah. Selain itu juga disebabkan banyak terjadi puso pada bulan Maret – April akibat serangan OPT wereng batang coklat.

Tabel 3.12.

Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah, Padi Ladang, Jagung, Kedelai dan Ubi

Tahun 2015-2016

No. Komoditas Uraian Tahun Ket. 2015* 2016**

1 Padi Sawah Luas Panen 29.522 29.944 ha

Produktivitas (GKG) 67,22 61,11 ku/ha Produksi (GKG ) 198.456 183.980 ton

Produksi beras 125.424 116.275 275

ton

2 Padi Ladang Luas Panen 120 65 ha

Produktivitas (GKG) 57,08 35,54 ku/ha

Produksi (GKG ) 685 231 ton

Produksi beras 433,92 145,99 ton

3 Padi Luas Panen 29.642 30.009 ha

Produktivitas (GKG) 67,18 62,97 ku/ha Produksi (GKG ) 199.141 188.966,7 ton Produksi beras 125.857,11 119.426,94 ton

4 Jagung Luas Panen 4.312 3.647 ha

Produksi (pipilan kering)

28.933 25.394 ton

Produktivitas 67,1 69,63 ku/ha

5 Kedelai Luas Panen 1.660 980,4 ha

Produksi (wose kering) 2.784 1.262 ton

Produktivitas 16,77 12,87 ku/ha

6 Ubi Luas Panen 1.204 1.464 ha

Produksi 12.547 27.962 ton

Produktivitas 104,21 191,00 ku/ha Sumber: Diperpautkan, 2017 (*Angka Tetap, **Angka Sementara)

Selain tanaman padi, komoditas yang termasuk tanaman pangan adalah palawija. Palawija unggulan Kabupaten Bantul antara lain jagung, kacang tanah, dan kedelai. Produksi jagung pada tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 12,23% dibandingkan tahun 2015, sedangkan produktivitasnya mengalami kenaikan sebesar 3,77%. Penurunan produksi jagung disebabkan penurunan luas panen sebesar 15,42% karena hujan yang tinggi sehingga petani lebih memilih menanam tanaman padi. Juga terjadi puso lahan jagung seluas 225 Ha di daerah Sanden, Kretek, Srandakan, Bambanglipuro, Imogiri dan Kasihan.

(37)

menyebabkan tanaman jagung mati, sehingga terjadi panen muda atau bahkan gagal panen. Dari data didapatkan panen muda tanaman jagung terjadi di Kretek, Pundong, Imogiri dan Banguntapan.

Seperti halnya palawija lainnya, kedelai pada tahun 2016 juga mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015. Penurunan produksi kedelai mencapai 54,67%. Hal ini disebabkan adanya penurunan luas panen dan produktivitas, masing-masing mengalami penurunan sebesar 40,94% dan 23,26%. Penurunan luas panen kedelai dikarenakan hujan sepanjang tahun sehingga petani lebih memilih menanam padi daripada palawija.

b. Produksi tanaman hortikultura

Tanaman hortikultura terdiri dari tanaman sayuran dan buah-buahan. Tanaman sayuran yang banyak ditanam di Kabupaten Bantul antara lain bawang merah, cabai merah, dan jamur. Data luas panen, produksi dan produktivitas tanaman hortikultura tersaji pada Tabel 3.13.

Tabel 3.13.

Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Bawang Merah, Cabai Merah, Jamur dan Pisang Tahun 2015-2016

No. Komoditas Uraian Tahun Ket

2015* 2016**

1 Bawang Merah Luas Panen 584 768 Ha

Produksi 4.501,9 7.904,73 Ton

Produktivitas 7,71 10,29 ton/ha

2 Cabai Merah Luas Panen 469 116 Ha

Produksi 1.825,3 409,25 Ton

Produktivitas 38,9 35,28 Ton/ha

3 Jamur Luas Panen 1.577 2.174 m2

Produksi 20.931 32.610 kg

Produktivitas 13,27 15 kg/m2

4 Pisang Tanaman 655.572 658.690 pohon

(38)

dilakukan pelatihan GAP tanaman bawang merah menggunakan varietas baru yaitu bawang merah crok kuning dan tiron.

Produksi cabai merah 409 ton turun sebesar 75,27% dibanding tahun 2015. Penurunan produksi ini disebabkan penurunan luas panen dan produktivitas masing-masing sebesar 75,27% dan 9,31%. Penurunan luas panen disebabkan petani lebih memilih menanam tanaman padi karena intensitas hujan yang tinggi pada tahun 2016.

Dalam rangka meningkatkan ketrampilan petani hortikultura dalam melaksanakan budidaya tanaman buah, sayur, biofarmaka, dan tanaman hias secara benar dan tepat, sehingga diperoleh produktivitas tinggi, mutu produk yang baik, keuntungan optimum, ramah lingkungan dan memperhatikan aspek keamanan, keselamatan dan kesejahteraan petani, serta usaha produksi yang berkelanjutan dilaksanakan pelatihan Good

Agricultural Practices (GAP).

Pada komoditas jamur, terjadi penurunan produksi yang cukup signifikan yaitu sebesar 42,95%. Penurunan ini dipicu oleh kubung-kubung tempat budidaya jamur sudah lama sehingga kondisinya kurang optimal untuk pertumbuhan jamur.

c. Produksi perkebunan

Komoditas perkebunan yang menjadi andalan di Kabupaten Bantul antara lain: tembakau, mete, tebu dan kelapa. Data luas panen, produksi dan produktivitas tanaman perkebunan seperti pada Tabel 3.8.

Pada tahun 2016 produksi tembakau rakyat mengalami penurunan sebesar 56,78%, dengan produktivitas menurun sebesar 34,54% dibanding tahun 2015. Hal ini disebabkan karena faktor cuaca yaitu hujan sepanjang tahun sehingga produktivitas kurang optimal.

Produksi maupun produktivitas mete pada tahun 2016 mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2015 karena cuaca tahun ini tidak bagus untuk pembuahan mete. Produksi mete menurun 0,37% dikarenakan luas panen mengalami penurunan sebesar 1,35%. Penurunan luas panen mete ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu :

(39)

• Tanaman mete ada yang ditebang karena produksi yang rendah. Tanaman mete sangat sensitif terhadap perubahan cuaca.

• Beralih ke komoditas perkebunan yang lain, misalnya pisang dan kelapa.

Tabel 3.14.

Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tembakau, Mete, Tebu, dan Kelapa Tahun 2015-2016

No. Komoditas Uraian Tahun Ket.

2015* 2016**

1 Tembakau

Paiton Luas Panen 80,60 (Data

tergabung pada tembakau rakyat) ha Produksi 1123,20 ku (rajang kering)

Produktivitas 13,94 ku/ha (rajang

kering)

2 Tembakau

Rakyat Luas Panen 398 172,00 ha

Produksi 3617 1.023,50 ku (rajang

kering)

Produktivitas 9,09 5,95 ku/ha (rajang

kering)

3 Mete Luas Panen 252,40 249 ha

Produksi 174,95 174,3 ku (glondong

krg)

Produktivitas 0,69 0,7 ku/ha

(glondong krg)

4 Tebu Luas Panen 1333,66 1.174,32 ha

Produksi 50.392,65 41.021,95 ku (hablur )

Produktivitas 37,79 34,93 ku/ha (hablur )

5 Kelapa Luas Panen 7.039,65 7.064,07 ha

Produksi 89.456,53 102.622,27 ku (kopra)

Produktivitas 12,71 14,526 ku/ha (kopra)

Sumber: Diperpautkan, 2017 (*Angka Tetap, **Angka Sementara)

Luas panen tebu menurun 11,95% karena terjadinya alih fungsi lahan tebu menjadi pembangunan kawasan industri (Piyungan) dan perumahan (Sewon dan Kasihan). Produksinya juga mengalami penurunan 18,60% dibanding tahun 2015 karena cuaca tahun 2016 terjadi

(40)

Luas panen kelapa meningkat 0,36% menjadikan produksi kelapa juga meningkat sebanyak 14,72%. Produktifitas kelapa juga meningkat 14,29% karena cuaca optimal untuk pertumbuhan kelapa.

Dalam mencapai sasaran meningkatnya produksi pertanian, Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul melaksanakan program kegiatan meliputi :

a) Program Peningkatan Produksi Pertanian / Perkebunan 1) Penyediaan Sarana Produksi Pertanian/ Perkebunan

Kegiatan ini bertujuan untuk penyediaan Saprodi serta upah pengolahan lahan kebun-kebun di enam Balai Penyuluhan Pertanian dan satu Balai Benih Pertanian.

2) Pengelolaan dan Pengembangan Perbenihan Pertanian

Kabupaten Bantul mempunyai potensi besar sebagai produsen benih padi unggul. Semua kecamatan memiliki lahan sawah yang dapat digunakan untuk menanam calon benih. Kebutuhan benih Kabupaten Bantul lebih kurang 900 ton/tahun, hingga saat ini Kabupaten Bantul belum mampu mencukupinya. Sekitar 30 persen petani, menggunakan benih padi tidak bersertifikat. Benih yang ditanam petani diambil dari padi konsumsi, kualitas tidak bagus. Sehingga UPT Balai Benih Pertanian dengan kegiatan ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut dengan berkerja sama dengan Balai Pengawasan Sertifikasi Benih Pertanian (BPSBP) Daerah Istimewa Yogyakarta dan kelompok penangkar benih.

Pada tahun 2016, Bantul Seed Center memproduksi benih padi sebanyak 144,155 kg dan pembelian calon benih sebanyak 280,173kg GKP. Varietas yang diproduksi adalah Situ Bagendit, IR 64, Ciherang, Mekongga, Pepe, Conde, Logawa, Inpari 24, Inpari 23 Bantul. Produksi Benih di BBP Barongan dapat dilihat pada Tabel 3.15.

(41)

Tabel 3.15.

Produksi Benih Padi Berlabel Bantul Seed Center Tahun 2015-2016

No. Uraian 2015 2016 Ket.

1 FS 6.695 5.450 kg

2 SS 184.600 138.705 Kg

Jumlah 177.906 144.155 kg

Sumber: Diperpautkan, 2017

Produksi benih padi berlabel di Bantul Seed Center pada tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 18,97% dibandingkan tahun 2015. Penurunan produksi ini disebabkan karena iklim yang tidak menentu sehingga berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas benih. Proses penjemuran yang tidak maksimal dikarenakan panen yang bersamaan, cuaca yang tidak menentu serta terpal yang sudah rusak juga sangat menghambat prose penjemuran.

Pada tahun 2016 terdapat 8 kelompok penangkar benih padi, berkurang 29 kelompok dibandingkan tahun 2015. Kelompok penangkar benih padi disajikan pada Tabel.3.16

Tabel 3.16

Daftar Kelompok Penangkar Benih Padi Tahun 2016

No Nama Kelompok Penangkar Alamat Luas 1 Kel. Agribisnis Penangkaran

Sumber Makmur KBD, Sumberagung 4

2 Kel. Agribisnis Penangkaran

Sumber Rejeki Sumber, Sumberagung 3,5 3 Kel. Agribisnis Penangkaran

Ngudyo Makmur Ponggok, Trimulyo 5

4 Kel. Agribisnis Penangkaran

Paker Paker, Mulyodadi 2,2

5 Kel. Agribisnis Penangkaran

(42)

Untuk Kelompok Agribisnis Penangkar yang bekerjasama dengan UPT Balai Benih Pertanian melakukan tanam benih

padi 3 kali dalam setahun, sehingga sudah bisa mencukupi kebutuhan bahan baku Bantul Seed Center pada tahun 2016.

3) Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Hortikultura Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman hortikultura dapat ditempuh dengan penerapan Good Agricultural Practices (GAP). Pelatihan GAP yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Pelatihan GAP Sayur dialokasikan untuk Kelompok Tani Ngudi Mulyo Gubuk, Argosari, Sedayur dan Kelompok Tani Tani Rejo Dermojurang, Seloharjo, Pundong

2. Pelatihan GAP Buah dialokasikan di Kelompok Tani Sumber Mulyo, Mangunan, Mangunan, Dlingo dan Kelompok Tani Sumber Giri, Kanigoro, Mangunan, Dlingo

3. Sekolah Lapang Perngembangan Hidroponik dialokasikan di Kanggotan, Pleret, Pleret

4. Pelatihan Hortikultura dialokasikan di KWT Temuwuh, Dlingo 5. Pelatihan GAP Biofarmaka dialokasikan di Kelompok Tani

Sumber Makmur, Watu, Argomulyo, Sedayu.

Selain itu, juga dilaksanakan kegiatan penangkaran bawang merah crok kunig dan tiron.

4) Sertivikasi Lahan Pertanian

Sertifikasi lahan pertanian merupakan upaya untuk pengendalian laju alih fungsi lahan pertanian. Kegiatan ini bekerjasama dengan Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul. Petani tidak dibebani biaya dalam proses sertifikasi di Kantor Pertanahan, namun dalam sertifikatnya diberikan stempel untuk tidak dialih fungsikan selama 10 tahun kedepan. Pada tahun 2016 telah dilaksanakan sertifikasi 250 bidang lahan pertanian.

(43)

Kegiatan ini bersumber dari dana bagi hasil cukai tembakau. Keluaran dari kegiatan ini adalah:

a. Pelatihan GAP tembakau sebanyak 150 orang terbagi dalam lima angkatan (bantuan sarana produksi pertanian berupa: pupuk, obat-obatan, hand sprayer, cangkul); satu angkatan terdiri atas 30 orang dengan alokasi waktu selama tiga hari.

Tabel 3.17

Pelaksanaan Pelatihan GAP Tembakau

No. Waktu

Pelaksanaan Tempat

Peserta

KLP. Tani Alamat Jumlah (orang)

1 18 s/d 20 April

2016

Lungguh, Temuwuh, Dlingo

- Ngudi Laras Lungguh,

Temuwuh, Dlingo - 30 orang 2 25 s/d 27 April 2016 Nawungan, Selopamioro, Imogiri

- Sido Rukun Nawungan,

Selopamioro, Imogiri - 30 orang 3 11 s/d 13 April 2016 Ngrancah, Sriharjo, Imogiri

- Sedyo Utomo Ngrancah, Sriharjo, Imogiri - 30 orang 4 21 s/d 23 April 2016 Srunggo, Selopamioro, Imogiri - Wonorejo - Srunggo, Selopamioro, Imogiri - 30 orang 5 14 s/d 16 April 2016 Trukan, Segoroyoso, Pleret - - Trukan, Segoroyoso, Pleret - 30 orang Sumber: Diperpautkan, 2017

Materi pelatihan GAP tembakau meliputi kebijakan pembangunan perkebunan Kabupaten Bantul, pengenalan dan pengendalian OPT tembakau, perbaikan mutu tembakau unggul lokal, penangkaran untuk pelestarian benih tembakau unggul lokal,pembibitan dan persiapan lahan tembakau (teori dan praktek), tanam, pemeliharaan, panen dan pasca panen tembakau pengenalan dan perbanyakan Jamur tricoderma, pengelolaan sumber air irigasi pertanian,dan

(44)

tidak dilaksanakan terkendala persyaratan hibah sesuai Undang-undang Nomor 23 Tahun 2015).

Tabel. 3.18

Pelaksanaan Pelatihan Pengolahan dan Pemasaran Tembakau

No. Waktu

Pelaksanaan Tempat

Peserta

KLP Tani Alamat Jumlah

1 10 s/d 12 Oktober 2016

Dlingo - Ngudi laras - Lungguh,Temuwuh,

Dlingo

- 30 0rang 2 12 s/d 14

Oktober 2016

Pleret - Ngudi Makmur - Trukan ,

Segoroyoso,Pleret - 30 orang Sumber: Diperpautkan, 2017 Tabel 3.19

Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Agribisnis Perkebunan

No. Waktu Pelaksanaan Tempat Peserta

KLP Tani Alamat Jumlah

1 18 s/d 19

Agustus 2016

Dlingo Kebokuning Kebokuning,

Terong, Dlingo

30 0rang

2 23 s/d 24 Agustus

2016

Dlingo Tani Makmur Pancuran,

Terong, Dlingo

30 orang

3 25 s/d 26

Agustus 2016

Dlingo Tani Akur Terong II,

Terong, Dlingo

30 orang

4 29 s/d 30 Agustus

2016

Dlingo Sedyo Maju Pencitrjo,

Terong, Dlingo

30 orang

5 31 s/d 01

September 2016

Dlingo Kismo Mudo Rejosari,

Terong, Dlingo

30 orang

Sumber: Diperpautkan, 2017

c. Pertemuan Petani Tembakau di Wilayah Kabupaten Bantul

d. Dirjen Bun Kementrian Pertanian, Jakarta pada Tanggal 17 s/d 18 November 2016

e. Sertifikasi lahan tembakau sebanyak 100 bidang yang berlokasi di Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri. Kegiatan ini bekerjasama dengan Kantor Pertanahan

(45)

f. Pembangunan gudang tembakau kelompok tani Pengurus Anak Cabang Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (PAC APTI) Dadi Mulyo, Wonolelo, Pleret;

g. Pembuatan dua unit embung (kelompok tani Bumi Mukti Srunggo II, Selopamioro, Imogiri dan kelompoktani Ngudi Makmur, Nogosari, Selopamioro, Imogiri)

h. Pembuatan jalan usaha tani sepanjang 1 km (kelompok tani Sari Mulyo Kalidadap II, Selopamioro, Imogiri dan kelompok tani Sumber Baru Kajor Wetan, Selopamioro, Imogiri.

6) Penyebarluasan dan Sosialisasi Berbagai Informasi Pertanian Informasi pertanian sangat diperlukan untuk mendukung pengembangan pertanian. Informasi diwujudkan dalam bentuk buku informasi pertanian dan leaflet. Buku Informasi Pertanian berisikan tentang profil pertanian Kabupaten Bantul.

7) Pengembangan Agribisnis Perkebunan

Pada tahun 2016 telah dilaksanakan pengembangan agribisnis perkebunan antara lain:

(1) Pelatihan gula semut (fasilitasi peralatan agribisnis gula semut timbangan, wajan, panci, seller, jerigen, dan lain-lain) pada dua kelompok tani yaitu kelompok tani Rejo Mulyo II, Turen, Tirtomulyo, Kretek dan kelompok tani Rukun Lestari, Buruan, Tirtosari, Kretek (2) Pelatihan GAP kakao (fasilitasi pelatihan seperti biji kakao, pupuk

organik, peralatan seperti cangkul, gunting pangkas, hand sprayer) pada lima kelompok tani (seluas 20 ha), yaitu kelompok tani Kebokuning, Kebokuning, Terong, Kelompok tani Tani

(46)

kakao, dan budidaya tanaman kakao) dan kunjungan ke kebun pembibitan dan kebun induk tanaman kakao pada tanggal 13 s/d 15 Desember 2016;

3.3. AKUNTABILITAS ANGGARAN

Untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan dalam pencapaian indikator-indikator dalam sasaran strategis, Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul memiliki anggaran murni yang tercantum dalam DPA Tahun 2016 sebesar Rp 15.015.323.420,- yang terdiri dari 12 program dan 58 kegiatan. Dalam perjalanannya, terdapat perubahan anggaran (DPPA Tahun 2016) sehingga anggaran di Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul menjadi sebesar Rp 30.655.481.061,- dengan realisasi sebesar Rp 15.640.157.641,- atau 51,02%.

Anggaran ini terdiri dari anggaran administrasi umum dan anggaran kegiatan utama. Kegiatan administrasi umum merupakan kegiatan pendukung dalam pencapaian sasaran. Dengan total anggaran kegiatan administrasi umum sebesar Rp 1.486.420.000,- dengan realisasi Rp 1.387.870.647,- atau 93,37% dengan 5 program dan 22 kegiatan rutin. Sedangkan untuk kegiatan utama dalam pencapaian tiap sasaran strategis dengan perincian seperti tabel 3.20 berikut.

(47)

Tabel 3.20

Anggaran dan Realisasi per Sasaran Tahun 2016

No Sasaran

Strategis

Indikator Kinerja

Program Kinerja Tahun 2016 Anggaran Tahun 2016

Kete-rangan

Target Realisasi Capaian Target (Rp) Realisasi (Rp) Capaian

(Rp) 1 Meningkatnya kesejahteraan petani Nilai Tukar Petani (NTP) Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian / Perkebunan 101,2 103,2 101.98 18.924.105.791 2.535.902.440 13,40 Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian / Perkebunan 59.375.000 37.000.000 62,31 Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian / Perkebunan 1.512.537.500 1.087.458.559 71,89 2 Meningkatnya produksi hasil peternakan Produksi daging Program pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak 14.213.078 14.742.551 103.73 670.806.000 643.393.500 95,91 Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan 1.411.187.000 1.129.342.500 80,03 3 Meningkatnya produksi pertanian Produksi Tanaman Pangan Program Peningkatan Produksi Pertanian / Perkebunan 231.092,01 243.585 105,41 2.602.862.250 2.320.750.915 89,16 Produksi tanaman hortikultura Program Peningkatan Produksi Pertanian / Perkebunan 6.420,02 19.017 296,21 390.034.000 159.267.500 40,83

(48)

BAB IV

P E N U T U P

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul merupakan tindak lanjut dari Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

APBD Kabupaten Bantul pada tahun 2016 menyediakan dana sebesar Rp 30.655.481.061,-. Dana tersebut digunakan untuk pelaksanaan kegiatan di Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul sebanyak 12 program yang terdiri dari 58 kegiatan dengan realisasi Rp 15.640.157.641 atau 51,02 % realisasi yang kecil ini disebabkan karena kegiatan fisik yang diperbantukan kepada kelompok terkendala UU nomor 23 tahun 2014 yang mewajibkan kelompok penerima harus memiliki badan hukum Indonesia.

Tahun 2016, Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul memiliki tiga sasaran dengan lima Indikator Kinerja Utama. Dari hasil pengukuran kinerja, diperoleh hasil capaian tahun 2016 sebagai berikut :

a. Capaian kinerja untuk sasaran I : Meningkatnya kesejahteraan petani dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) Nilai Tukar Petani (NTP) adalah 101,98% atau masuk kategori SANGAT TINGGI. b. Capaian kinerja untuk sasaran II : Meningkatnya produksi hasil

peternakan dengan IKU Produksi daging, capaian 103,73% masuk kategori kinerja SANGAT TINGGI.

c. Capaian kinerja untuk sasaran III : Meningkatnya produksi pertanian dengan IKU Produksi Tanaman Pangan, capaian

(49)

105,41% masuk kategori kinerja SANGAT TINGGI, IKU Produksi tanaman hortikultura dengan capaian 296,21% masuk kategori SANGAT TINGGI dan IKU Produksi perkebunan dengan capaian 100,07% masuk kategori SANGAT TINGGI.

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul diharapkan dapat dijadikan acuan bagi petugas di lingkungan dinas dalam melaksanakan clean government dan good governance. Disamping itu diharapkan laporan kinerja ini dapat memberikan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stake holders) untuk pengambilan keputusan perumusan kebijakan pembangunan pertanian dan kehutanan di masa mendatang.

Gambar

Tabel 2.1. IKU Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Bantul
Tabel 2.2. Perjanjian Kinerja periode 2016-2021 Dipertahut Bantul
Tabel 2.3. Program kegiatan Tahun 2016
Tabel 3.1. Skala Nilai Peringkat Kinerja  Kode  Interval Nilai Realisasi
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian diperoleh bahwa tingkat pengetahuan dan sikap responden sudah baik, tetapi masih perlu ditingkatkan lagi untuk mencapai nilai yang maksimal sehingga dapat

Kalau terdakwa dalam perkara pidana korupsi tidak dapat memberikan keterangan yang memuaskan tentang sumber kekayaannya yang tidak seimbang dengan penghasilannya atau sumber

Siswa-siswa yang menjadi pelaku bullying memiliki superoritas dan berdalih bahwa dengan superioritas yang mereka miliki adalah sah-sah saja untuk melukai orang lain yang

c) Tidak ada Pemegang Saham dan/atau kuasa Pemegang Saham yang memberikan suara tidak setuju atau abstain, dengan demikian keputusan mata acara pertama RUPST dilakukan

[r]

Benzoic acid has a better adsorption on coal treated with ortho-phosphoric acid, having a micro pore surface area greater than that of the modified bentonite, so

Rubrik Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran ini digunakan oleh pengamat untuk menilai kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran pada saat peerteaching. Berikan

Pengguna data mengakui bahwa BPS tidak bertanggung jawab atas penggunaan data atau interpretasi atau kesimpulan berdasarkan penggunaan data apabila tidak diketahui atau