• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sasaran jangka menengah dari Renstra SKPD provinsi/kabupaten/kota;

Dalam dokumen Renstra 2016-2021 BAB III rev.3SAKIP (Halaman 28-38)

Isu strategis berskala Provinsi Jawa Timur yang dibahas meliputi: (1) Pertumbuhan Ekonomi Inklusif dan Disparitas Wilayah

Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur dalam 5 tahun terakhir (2009-2012) menunjukkan kinerja yang selalu meningkat bahkan melebihi pertumbuhan ekonomi Nasional. Gejolak perekonomian global yang terjadi tahun 2013 mempengaruhi melambatnya pertumbuhan ekonomi nasional termasuk juga pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Kinerja pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi tersebut selayaknya juga diikuti dengan kualitas pertumbuhan yang berpengaruh signifikan terhadap penurunan kemiskinan, penurunan tingkat pengangguran terbuka dan penurunan disparitas antar wilayah. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi selayaknya juga diikuti dengan peningkatan kualitas pembangunan manusia yang diindikasikan dari meningkatnya nilai IPM.

Kualitas pertumbuhan yang terkategori memuaskan belum sepenuhnya merepresentasikan maksimalnya kualitas pertumbuhan ekonomi yang inklusif sebagaimana adanya kesenjangan wilayah yang diindikasikan pada perbedaan PDRB Perkapita kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur, yaitu antara Kabupaten/Kota yang memiliki PDRB perkapita besar yaitu Kota Kediri, Wilayah Utara (Kota Surabaya, Kabupaten Gresik, Kabupaten Sidoarjo), dan Kota Malang dengan Kabupaten/Kota yang memiliki nilai PDRB perkapita kecil ada di Wilayah Selatan (Pacitan, Trenggalek, Ponorogo), Tapal Kuda (Bondowoso, Jember), Madura (Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep).

(2) Ketahanan dan Kemandirian Pangan

(3) Sinergitas Kebijakan antar wilayah dan Antar Wilayah (4) Agenda Pembangunan Tata Ruang Jawa Timur

Pemantapan peran dan fungsi Kawasan Strategis sebagai pusat pertumbuhan wilayah untuk mendorong pengembangan kawasan dalam rangka pemerataan wilayah. Untuk menciptakan pusat pertumbuhan baru dan pemerataan wilayah diperlukan pengembangan kawasan terkait Kabupaten Gresik yaitu;

a. Cluster Metropolitan yang terdiri dari Kota Surabaya, Kota

Batu, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik, Kota Mojokerto dan Kabupaten Mojokerto.

b. Cluster Segitiga Emas yang terdiri dari Kawasan Strategis

Segitiga Emas Pertumbuhan Tuban, Lamongan dan Bojonegoro; Kawasan Strategis Agroindustri Gresik dan

Lamongan; dan kawasan perbatasan antarkabupaten/kota yang

memiliki potensi pertumbuhan perekonomian sektoral yang tinggi pada Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, dan Kabupaten Bojonegoro;

c. Peningkatan dan pembangunan jalan Raya Gresik untuk mendukung aksesibilitas kegiatan kepelabuhanan Teluk Lamong yang merupakan pengembangan kapasitas dari Pelabuhan Tanjung Perak;

D. Implikasi RTRW bagi pelayanan SKPD; dan

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gresik rata­rata pertahun diatas 7% dengan   distribusi   kontribusi   sektor   industri   sebesar   49,98%   dan perdagangan dan jasa 23,9%. Dari gambaran tersebut dapat disimpulkan bahwa   apabila   Kabupaten   Gresik   masih   menginginkan   pertumbuhan ekonomi   7%,   maka   sector   industri   diperlukan   penambahan   lahan baru.Ketersediaan   lahan   tidak   terlepas   dari   kebijakan   penataan   ruang daerah   yang   tertuang   dalam   Rencana   Tata   Ruang   Wilayah   (RTRW)

Kabupaten Gresik Tahun 2010 – 2030 sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2011.

Perlu disampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gresik rata- rata pertahun diatas 7%, dengan distribusi kontribusi sektor industri sebesar 48,20%, dan pertambangan dan penggalian 12,25%, seperti diagram yang bersumber dari data Badan Pusat Statistik Kabupaten Gresik berikut ini:

Gambar 8 PDRB per sektor

Dari gambaran tersebut dapat disimpulkan bahwa apabila Kabupaten Gresik masih menginginkan pertumbuhan ekonomi 7%, maka sector industri masih akan menjadi andalan utama. Untuk mempertahankan pertumbuhan diatas 7% diperlukan penambahan lahan baru.Kebutuhan lahan berdasarkan izin lokasi yang diterbitkan dari tahun 2011-2015 mencapai rata-rata 4.000 s.d. 4.500 ha pertahun, sehingga untuk 5 tahun ke depan diperlukan lahan seluas 20.000 s.d. 22.500 ha.

Ketersediaan lahan tidak terlepas dari kebijakan penataan ruang daerah yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Kabupaten Gresik Tahun 2010 – 2030 sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2011.Dapat diinformasikan bahwa realisasi RTRW 2010 – 2030 untuk industri di wilayah selatan dan utara sudah habis (data RTRW terlampir).Oleh karenanya Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Gresik memerlukan kepastian atas :

1. Estimasi tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gresik 5

tahun ke depan

2. Ketersediaan ruang bagi sector industri untuk 5 tahun ke depan

Informasi tersebut di atas sangat diperlukan untuk penetapan arah kebijakan dan strategi Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Gresik 5 tahun ke depan.

E. Implikasi KLHS bagi pelayanan SKPD

Perencanaan perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup di tingkat Kabupaten dimulai dengan melakukan perubahan prosedur perizinan kegiatan dan/atau usaha dengan memprioritaskan lingkungan hidup sebelum investasi. Seperti yang telah disampaikan didalam peraturan perundangan bidang lingkungan hidup bahwa suatu kegiatan yang akan dilakukan harus sesuai dengan tata ruang maka pertimbangan yang utama adalah eksistensi tata ruang yang dapat memihak kelestarian lingkungan hidup. Data yang dapat dihimpun sampai saat ini adalah pada akhir bulan Agustus 2016 di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Gresik tercatat jumlah kegiatan usaha yang ada di Kabupaten Gresik kegiatan dari segmen terendah sampai dengan kegiatan skala nasional dijelaskan terdapat 235 kegiatan usaha yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis untuk mendapatkan izin lingkungan bagi perusahaan yang wajib memiliki Dokumen UKL dan

UPL. Sedangkan untuk izin lingkungan bagi perusahaan yang wajib amdal hanya terdapat 4 usaha/kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis. Seperti tampak pada table berikut ini :

Gambar 9

Untuk data sebelum diselenggarakannya PTSP di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Gresik, berikut disajikan beberapa upaya peningkatan sumber daya alam dan lingkungan hidup sebagai berikut:

Tabel 24

Upaya Peningkatan SDA dan Lingkungan Hidup

No Uraian Satuan 2011 2012 Tahun Realisasi2013 2014 2015

1 Rasio luas

kawasan lindung % 18,19 18,19 18,19 18,19 18,19

2 Jumlah usaha taat

syarat administrasi& tekins pencegahan pencemaran air

Unit 49 55 58 60 65

3 Jumlah usaha taat

syarat administrasi& tekins pencegahan pencemaran udara

Perkembangan industri di Indonesia saat ini meningkat sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Industri selalu diikuti masalah pencemaran lingkungan terutama yang berhubungan dengan proses kegiatan industri tersebut. Pencemaran ini dapat berupa bahan buangan cair, padat dan gas yang berlangsung selama proses produksi. Kegiatan industri pada mulanya dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, meski di sisi lain dapat menimbulkan dampak bagi kelangsungan hidup manusia akibat tidak dilaksanakannya norma-norma yang mengatur tentang pengelolaan lingkungan.

Pembangunan sektor industri Indonesia saat ini dituntut untuk mengembangkan industri yang ramah lingkungan dan memperhatikan pembangunan berkelanjutan atau yang dikenal dengan istilah industri hijau (green industry).Gerakan green industry

merupakan industri yang berwawasan lingkungan, menselaraskan pembangunan dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup, serta mengutamakan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumberdayasecara berkelanjutan.Pengelolaan lingkungan hidup dapat diartikan sebagai usaha secara sadar untuk memelihara atau memperbaiki mutu lingkungan agar kebutuhan dasar dapat terpenuhi dengan baik.

Tidak dapat dipungkiri lagi perindustrian di Indonesia berkembang cukup pesat.Salah satunya adalah Kota Gresik yang telah dikenal sebagai salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur.Terdapat beberapa industri besar yang ada di Gresik, yaitu Semen Gresik, Petrokimia Gresik, Nippon Paint dan Maspion.Tak heran, banyak investor asing yang mendirikan kawasan industri di Kota ini.Selain letak geografis Gresik yang strategis, Gresik juga memiliki akses transportasi dagang darat dan laut yang sangat

mudah. Berikut disajikan data jumlah investor yang menanamkan modalnya di Kabupaten Gresik berdasarkan penerbitan Izin Usaha pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Gresik sebagai berikut:

Tabel 25

Jumlah Investor di Kabupaten Gresik

Tahun Penyerapan Tenaga

Kerja JumlahProyek PMDN PMA PMDN PMA 2011 4.793 394 38 37 2012 3.754 1.035 39 15 2013 3.852 1.208 46 12 2014 3.614 720 43 25 2015 2.455 669 45 14

Saat ini pertumbuhan industri di wilayah Jawa Timur mengalami kenaikan. Total jumlah perusahaan yang ada di wilayah Jawa Timur pada tahun 2001 adalah 623.392 dan meningkat menjadi 661.720 perusahaan pada tahun 2005 (Disperindag propinsi Jawa Timur, 2005). Dengan meningkatnya jumlah industri ternyata masalah lingkungan hidup juga semakin meningkat. Pencemaran limbah baik berupa cair, padat maupun gas ternyata juga bertambah banyak. Dibutuhkan peranan pemerintah dalam mengupayakan adanya keseimbangan antara pembangunan dengan kelestarian lingkungan hidup. Salah satu upaya tersebut adalah dengan pembentukan kelembagaan. Efektivitas kelembagaan lingkungan hidup dapat dilihat dari kinerja instansi pemerintah, perangkat hukum dan peraturan perundang-undangan, serta program yang dijalankan pemerintah dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan hidup dan melaksanakan pembangunan berkelanjutan.Pemerintah telah melakukan berbagai cara termasuk dengan memperbaiki instrument-instrumen hukum terutama yang terkait dengan lingkungan hidup.

Salah satu produk hukum yang disahkan oleh pemerintah adalah Undang-Undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-undang yang berlaku sejak Oktober 2009 ini menggantikan peran dari Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.Peran pemerintah sangatlah penting, dikarenakan dalam proses perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup menuntut dikembangkannya suatu sistem yang terpadu berupa suatu kebijakan nasional, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang harus dilaksanakan secara taat asas dan konsekuensi dari pusat sampai daerah. Adapun peranan penting yang dilakukan pemerintah Kabupaten Gresik diantaranya:

1.Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

Kajian lingkungan hidup strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) memuat rangkaian sistem analisis sistematis, menyeluruh, dan partisipatif. Hasil kajian ini akan menjadi acuan bagi pemerintah daerah Kabupaten Gresik maupun pihak lainnya di dalam melakukan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara terpadu dan berkesinambungan mulai dari tahap perencanaan,pemanfaatan,

pengendalian,pemeliharaan,pengawasandanpenegakanhukum. vvvv

vvvvvvvvvvvvvvvv

Di dalam Undang-Undang No.26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, perencanaan tata ruang wilayah kota harus memuat rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau yang luas minimalnya 30% dari luas wilayah kota, dengan proporsi 20% Ruang Terbuka Hijau Publik dan 10% Ruang Terbuka Hijau Privat. Berikut disampaikan data Ruang Terbuka Hijau Perkotaan yang tersedia di wilayah Kabupaten Gresik:

Tabel 26

Ruang Terbuka Hijau Perkotaan yang Tersedia di Wilayah Kabupaten Gresik

No Uraian Satuan Target 2011Realisasi Target 2012Realisasi Target 2013Realisasi Target 2014Realisasi Target 2015Realisasi

1 Luas RTH

Perkotaan Ha 712,36 712,36 715,35 715,35 716,35 716,35 717,35 717,35 718,35 719,12

*Sumber: LKPJ Bupati 2011 – 2015 urusan Lingkungan Hidup

3. Pembuatan Regulasi atau Kebijakan Pemerintah Kabupaten Gresik tentang Lingkungan Hidup

Dalam rangka menindaklanjuti dan melaksanakan ketentuan pasal 34 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, bupati sesuai kewenangannya menetapkan jenis usaha dan kegiatan yang wajib dilengkapi upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup, pemerintah Kabupaten Gresik mempunyai:

1. PERDA Kab.Gresik No 8 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gresik Tahun 2010-2030.

2. PERDA Kab.Gresik No 10 Tahun 2010 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH).

3. PERDA Kab.Gresik No 11 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Gresik Tahun 2006-2025.

Dalam dokumen Renstra 2016-2021 BAB III rev.3SAKIP (Halaman 28-38)

Dokumen terkait