BAB III
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah untuk melengkapi tahapan-tahapan yang telahdilakukan sebelumnya. Identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis meningkatkan akseptabilitas prioritas pembangunan, dapat dioperasionalkan dan secara moral serta etika birokratis dapat dipertanggungjawabkan.
Perencanaan pembangunan antara lain dimaksudkan agar layanan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) senantiasa mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan dan aspirasi pengguna layanan. Oleh karena itu, perhatian kepada mandat dari masyarakat dan lingkungan eksternalnya merupakan perencanaan dari luar ke dalam yang tidak boleh diabaikan.
Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dimasa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu trategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang.
3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH (OPD)
Pada bagian ini dikemukakan permasalahan-permasalahan pelayanan OPD beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Identifikasi permasalahan didasarkan pada hasil pengisian tabel yang terdiri dari:
Tabel 10
Analisa capaian kinerja
Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Gresik
NO. INDIKATOR
2011 2012 2013 2014 2015
2011 2012 2013 2014 2015
1. Nilai Realisasi PMDN
Realisasi PMDN thn ini –
Realisasi PMDN lalu Milyar Rupia h
876,8
0 898,95 942,53 7.606,33 4.601,53 --- x100 690,20 735,5 772,30 810,9 851,5 894,00
Realisasi PMDN lalu --- x100 100,00 100 100 100 100 100
Jumlah permohonan ijin
(HO) Jumlah ijin yang diselesaikan %
146/1
5. Ijin Mendirikan Bangunan Jumlah ijin yang diselesaikan 95 100 100 100 100 100
NO. INDIKATORKINERJA FORMULA
2011 2012 2013 2014 2015
2011 2012 2013 2014 2015
7. Ijin Usaha
Salah satu indikator capaian kinerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Gresik adalah pencapaian nilai realisasi investasi melebihi target yang telah ditetapkan meliputi 5 (lima) tahun dari 2010 sampai dengan 2015. Pada tahun 2011 terjadi pelampauan target sebesar 112.19% dari target realisasi yang ditetapkan. Sedangkan di tahun 2012 realisasi investasi juga melampaui target sebesar 116,40%. Demikian pula di tahun 2013, pelampauan target investasi mencapai 116,23%. Bahkan di tahun 2014 terjadi kenaikan yang signifikan dari tahun-tahun sebelumnya yaitu mencapai 893,29%. Tidak jauh berebeda dengan kenaikan di tahun sebelumnya, realisasi penanaman modal juga melampaui target sebesar 514,71% dari target yang ditetapkan di tahun 2015 yaitu sebesar 894 miliar rupiah.
Hal ini dikarenakan beberapa faktor yang mendukung peningkatan realisasi investasi, diantaranya adalah:
SEKTOR PDRB 2011(%) 2012(%) T A H U N2013(%) 2014(%) 2015(%) Pertanian,Kehutanan&Perkebunan 9,22 8,94 8,88 8,65 7,73 Pertambangan&Penggalian 1,40 3,99 3,96 3,81 12,25 Industri Pengolahan 45,20 50,16 50,23 49,95 48,20 Pengadaan Listrik&Gas
4,50 1,62 1,61 1,59
0,40 Pengadaan Air,Pengelolaan Sampah,
Limbah&Daur Ulang 0,06
Konstruksi 5,96 1,24 1,24 1,30 8,28
Perdagangan Besar&Eceran,Reparasi
Mobil&Sepeda Motor 25,60 23,09 23,23 24,01 11,32 Transportasi&Pergudangan 3,17 3,16 3,10 3,04 2,18
Informasi&Komunikasi 3,43
Penyediaan Akomodasi&Makan Minum - - - - 1,12
Jasa Keuangan&Asuransi 2,88 2,97 2,96 2,94 1,06
Real Estate - - - - 1,11
Jasa Perusahaan 1,99 4,82 4,78 4,71 0,26
Adm.Pemerintahan,Pertahanan&Jaminan - - - - 1,17
Lain-lain - - - - 1,42
2.Ketersediaan regulasi dan kebijakan guna jaminan keamanan berinvestasi
Dalam kurun waktu lima tahun atau tahun 2011 sampai dengan 2016, telah diterbitkan beberapa regulasi yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Gresik guna mendukung iklim investasi bagi penanam modal di wilayah Kabupaten Gresik. Regulasi dimaksud diantaranya adalah:
a. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 5 Tahun 2011 tentang Retribusi Perizinan Tertentu, diundangkan di Gresik pada Lembaran Daerah Kabupaten Gresik Tahun 2011 Nomor 5 tanggal 24 Juni 2011;
c. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 8 Tahun 2012 tentang Penanaman Modal di Kabupaten Gresik, diundangkan di Gresik tanggal 13 Desember 2012;
d. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan Perangkat Daerah Kabupaten Gresik; e. Peraturan Bupati Gresik Nomor 36 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu pada Badan Penanaman Modal dan Perizinan di Kabupaten Gresik, diundangkan di Gresik pada Berita Daerah Kabupaten Gresik Tahun 2015 Nomor 1233 tanggal 10 September 2015;
f. Peraturan Bupati Gresik Nomor 45 Tahun 2015 tentang Standar Operasional Prosedur Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan pada Badan Penanaman Modal dan Perizinan di Kabupaten Gresik, diundangkan di Gresik pada Berita Daerah Kabupaten Gresik Tahun 2015 Nomor 1383 tanggal 10 Desember 2015; g. Peraturan Bupati Gresik Nomor 60 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Gresik.
3. Ketersediaan sumber daya manusia
Keberadaan sumber daya manusia yang ada di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Gresik sejumlah 54 (lima puluh empat) orang namun yang langsung terlibat pada layanan kepada pemohon baik sebagai front office,
back office maupun help desk sejumlah 26 (dua puluh enam) orang.
Tabel 14 Jumlah Pegawai
Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Gresik berdasarkan Tingkat Pendidikan sampai dengan 31 Desember 2015
No. Uraian Pendidikan Jumlah
Pangkat/ Golongan SD SMP SMA D3 S1 S2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Juru Muda (Ia) - - -
-Juru Muda Tingkat I (Ib) - - -
-Juru (Ic) - - -
-Juru Tingkat I (Id) - - -
-2. Pengatur Muda (IIa) - - -
-Pengatur Muda Tingkat I (IIb) - - 3 - - - 3
Pengatur (IIc) - - 8 - - - 8
Pengatur Tingkat I (IId) - - 4 - - 4
3. Penata Muda (IIIa) - - - 1 - - 1
Penata Muda Tingkat I (IIIb) - - 4 - 13 - 17
Penata (IIIc) - - - - 6 2 8
Penata Tingkat I (IIId) - - - - 4 3 7
4. Pembina (IVa) - - - 4 4
Pembina Tingkat I (IVb) - - - 1 1
Pembina Utama Muda (IVc) - - - 1 1
Pembina Utama Madya (IVd) - - -
-Pembina Utama (IVe) - - -
-JUMLAH - - 15 5 23 11 54
tahun tersebut, banyak kendala-kendala yang menjadi hambatan dalam penerbitan izin baik meliputi kendala internal maupun kendala eksternal. Kendala internal disebabkan oleh kurangnya tenaga. Berkaitan dengan fungsi pelayanan izin kepada masyarakat, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Gresik telah menerbitkan rata-rata 8000 (delapan ribu) izin atau bahkan lebih di setiap tahunnya dengan jumlah front liner dan
supporting yang tenaganya tidak seimbang dengan jumlah izin yang
dilayaninya. Hal ini juga menjadi kendala yang harus mendapat solusi karena ketersediaan sumber daya manusia juga memegang peranan sangat penting dalam fungsi pelayanan.
Seperti tampak pada tabel capaian kinerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Gresik bahwasannya prosentase penerbitan izin di atas bahwa Ditambah lagi dengan fungsi sebagai penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu SEJAK DITETAPKANNYA Peraturan Bupati Gresik Nomor 36 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu pada Badan Penanaman Modal dan Perizinan di Kabupaten Gresik, petugas pelayanan memberikan pelayanan terhadap rata-rata 600 sampai 700 pemohon izin setiap bulannya.
Sedangkan kendala eksternal disebabkan oleh beberapa hal yaitu:
1. Kendala yang berasal dari pemohon sendiri yang menyebabkan penerbitan izin belum mencapai 100%, seperti tampak pada tabel berikut ini:
Tabel 15
No Indikator
Kinerja Permasalahan dan Solusi Indikator yangTidak Tercapai
1 Izin
No Indikator
Kinerja Permasalahan dan Solusi Indikator yangTidak Tercapai
dipenuhi namun
4 Izin Prinsip 1. Permohonan tidak
sesuai dengan tata ruang (RTRW)
Banyaknya peraturan yang dikeluarkan oleh pusat dengan perubahan kebijakan yang harus diterapkan oleh daerah kadangkala menjadi kendala yang harus dicarikan solusinya. Hal ini nampak pada Rencana Strategis BKPM yang menyatakan bahwa memang terdapat disharmonisasi regulasi
yang harus disinkronkan. Statement dimaksud dinyatakan oleh
sektor dan wilayah prioritas”. Sehingga BKPM selaku instansi induk atau pembina melakukan upaya-upaya seperti:
- Sinkronisasi dan harmonisasi peraturan pusat dan daerah terkait penanaman modal.
- Menyusun rekomendasi penghapusan peraturan
perundang-undangan di pusat dan daerah yang menghambat penanaman modal.
3. Keterpurukan ekonomi global berdampak secara massive
terhadap pertumbuhan investasi terutama investasi padat modal. Penurunan realisasi investasi di tahun 2015 terhadap tahun 2014 merupakan kondisi ekonomi global yang sedang mengalami resesif termasuk nilai tukar rupiah yang terus melemah, meningkatnya suku bunga bank, menurunnya ekspor dan tingkat harga ekspor di pasar dunia hingga keterpurukan harga komoditas. Salah satu indikator popular yang menunjukkan gejolak perekonomian nasional adalah nilai tukar
rupiah yang mencapai 14.000 (empat belas ribu) rupiah per US
dollar.
3.2. TELAAHAN VISI, MISI, DAN PROGRAM KEPALA DAERAH
mengedepankan nilai-nilai luhur demi kesejahteraan masyarakat Gresik sebesar-besarnya yaitu;
“Terwujudnya Gresik yang Agamis, Adil, Sejahtera, dan Berkehidupan yang Berkualitas”
Secara filosofis, visi Kabupaten Gresik tersebut mengandung makna untuk menghadirkan Gresik yang harmonis dengan menjunjung tinggi nilai-nilai keberagama’an guna merajut kebersamaan dalam keberagaman, meletakkan keadilan dalam pembangunan untuk pemerataan kemakmuran rakyat, merangkul komitmen seluruh stakeholder dalam kemuliaan integritas guna mewujudkan Gresik yang sejahtera, dan menciptakan kehidupan yang berkualitas di segala aspek. Adapun makna yang terkandung dalam setiap frase dijelaskan sebagai berikut:
Terwujudnya
Menjamin terlaksananya semua Program Pembangunan untuk kepentingan rakyat Gresik.
Gresik
Satu kesatuan masyarakat dengan segala potensi dan sumber dayanya dalam sistem Pemerintahan Kabupaten Gresik.
Agamis
Kondisi masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebera’agama’an dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan meletakkan kaidah keimanan kepada Tuhan yang Maha Esa dalam menjalin hubungan antar manusia dan lingkungannya.
Adil
Sejahtera
Kehidupan individu dan masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhan dasar meliputi pendidikan, kesehatan, dan layanan sosial; memliki pendapatan yang memadai; serta sadar terhadap nilai-nilai sosial yang berlaku.
Berkehidupan yang Berkualitas
Kemandirian dalam segala aspek kehidupan yang dinikmati oleh segenap komponen masyarakat secara berkeadilan dan bermartabat.
Sebagai upaya dalam mewujudkan visi Kabupaten Gresik maka dirumuskan misi pembangunan untuk mengintegrasikan segenap pemikiran, kekuatan komitmen, dan kemuliaan integritas seluruh komponen penyelenggara pemerintahan dalam 4 (empat) rencana strategis pembangunan jangka menengah Kabupaten Gresik periode 2016-2021 sebagaimana berikut:
Misi ke-1
Meningkatkan pengamalan nilai-nilai agama dalam kehidupan masyarakat untuk menumbuhkan prilaku masyarakat yang berakhlak mulia sesuai dengan simbol Gresik sebagai kota Wali dan Kota Santri;
Misi ke-2
Meningkatkan pelayanan yang adil dan merata kepada masyarakat dan pengusaha melalui tata kelola kepemerintahan yang baik;
Misi ke-3
Misi ke-4
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pemerataan layanan kesehatan, mewujudkan pendidikan yang berkelanjutan,dan pemenuhan kebutuhan dasar lainnya.
Penetapan Sasaran Pembangunan Tujuan Misi Ketiga didukung 20 (Dua Puluh) Agenda Pembangunan Urusan Pemerintahan Daerah meliputi Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Tenaga Kerja, Transmigrasi, Pangan, Pertanahan, Lingkungan Hidup, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Perhubungan, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, Kelautan dan Perikanan, Pariwisata, Pertanian, Kehutanan, Energi dan Sumber Daya Mineral, Perdagangan, Perindustrian, Keuangan, Sosial, termasuk juga
Penanaman Modal atau dalam hal ini Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Gresik. Dukungan penanaman modal terhadap misi yang ketiga tertuang pada sasaran kesepuluh yaitu “Memajukan kualitas layanan dan kapasitas kelembagaan perizinandalam rangka menjaga kondusifitas iklim investasi, meningkatkan kuantitas nilai investasi dan frekuensi usaha di Daerah”.Dengan demikian tugas dan fungsi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Gresik adalah membantu Bupati dalam melaksanaan kebijakan teknis urusan pemerintahan di bidang Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
V I S I
Sambari Halim Radianto, ST, M.Si dan Wakil Bupati, Drs. H. Mohammad Qosim, M.Si, terpilih dan tugas pokok dan fungsi sebagai instansi penanaman modal maka Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Gresik mempunyai visi yaitu: “TERWUJUDNYA KABUPATEN GRESIK SEBAGAI DAERAH TUJUAN UTAMA INVESTASI” . Hal ini bisa dijelaskan sebagai berikut:
a. Daerah tujuan investasi maksudnya adalah, ditinjau dari letak geografis Kabupaten Gresik sebagai daerah penyangga (hinterland) kota Surabaya yang merupakan pusat perdagangan barang dan jasa terbesar di kawasan Indonesia Timur dan sekaligus pintu yang menghubungkan dunia luar baik regional maupun internasional dengan dukungan pelabuhan dan bandara internasional. Kondisi ini yang melatarbelakangi semakin tertariknya para investor untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Gresik. Ditambah lagi keterbatasan ruang dan pengembangan wilayah Kota Surabaya serta harga tanah yang tinggi menjadi pertimbangan lain bagi pengusaha untuk memilih Kabupaten Gresik sebagai daerah tujuan investasi.
b. Beberapa keunggulan yang dimiliki Kabupaten Gresik sehingga menjadi pilihan utama para investor untuk menanamkan modalnya, antara lain :
1. Secara Geografis (sebagai hinterland Kota Surabaya)
sebagai Pusat Kegiatan Nasional di Provinsi Jawa Timur adalah Kawasan Perkotaan Gerbangkertosusila (Gresik–Bangkalan– Mojokerto–Surabaya–Sidoarjo–Lamongan).Berikut ini gambar yang menunjukan posisi strategis Kabupaten Gresik di Provinsi Jawa Timur:
Gambar 6
2. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gresik sejak tahun 2011 hingga 2015 mengalami kenaikan signifikan dari 6,48% tahun 2011 hingga mencapai 7,06% pada tahun 2014. Pertumbuhan ini mengindikasikan bahwa dalam kurun waktu tersebut memang ada akselerasi pergerakan nyata ekonomi daerah yang cukup dinamis. Struktur lapangan usaha sebagian masyarakat Gresik Tahun 2014 masih didominasi oleh lapangan usaha industri pengolahan sebesar 48,20% kemudian lapangan usaha kategori Pertambangan dan Penggalian sebesar 12,25%, kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Motor Lapangan Usaha sebesar 11,32%, Lapangan Usaha Kategori Konstruksi sebesar 8,28 persen dan Lapangan Usaha kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 7,73%. Perekonomian Kabupaten Gresik yang diukur dengan besaran PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Tahun 2011 sebesar
Rp. 67.297.603.030.000,00 dan Tahun 2014 sebesar Rp. 93.813.296.070.000,00, sehingga dari Tahun 2011 s.d 2014 mengalami peningkatan sebesar Rp. 26.515.693.040.000,00 atau 39,40%, secara rinci dapat dilihat sebagaimana tabel berikut:
Tabel 16
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)
No. Uraian Satuan 2011 2012 2013 2014* 2015**
A Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan Juta Rp 4.763.914,97
5.535.009,
41 6.305.971,72 7.254.894,30 8.355.683,5 B Pertambangan dan Penggalian Juta Rp 9.390.910,55 9.827.424,26 10.245.762,79 11.493.102,34 8.585.516,9 C Industri Pengolahan Juta Rp 32.308.521,35 36.088.595,40 39.960.124,34 45.213.679,15 49.471.079,9
D
Pengadaan Listrik dan Gas Juta Rp 335.390,92 360.991,47 363.811,14 376.934,26 417.692,3
E Pengadaan air, Pengelolahaan Sampah, Limbah dan Daur
Ulang Juta Rp 42.990,03 46.488,60 52.878,83 56.577,78 62.5258,5
F Konstruksi Juta Rp 5.176.064,24 5.765.918,04 6.623.078,59 7.771.712,32 9.076.916,5
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
No. Uraian Satuan 2011 2012 2013 2014* 2015**
I Penyediaan Akodasi dan Makanan dan Minuman Juta Rp 687.506,74 789.221,92 892.743,70 1.051.827,94 1.225.158,9
J Informasi dan Komunikasi Juta Rp 2.408.072,75 2.687.928,82 3.019.245,00 3.221.708,46 3.681.136,5 K Jasa Keuangan dan Asuransi Juta Rp 653.694,58 763.654,31 888.457,38 997.535,45 1.136.609,9
L Real Estat Juta Rp 811.707,74 875.947,69 968.157,82 1.037.164,51 1.193.144,3
M,N Jasa Perusahaan Juta Rp 174.760,15 194.965,47 221.696,00 245.394,83 271.488
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan jaminan Sosial
Wajib Juta Rp 869.599,56 1.005.892,82 1.063.516,29 1.095.668,28 1.225.175,6
P Jasa Pendidikan Juta Rp 531.209,36 611.016,63 679.522,49 751.311,55 830.811,7
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Juta Rp 230.900,22 262.153,53 292.050,94 332.793,24 371.780,5
R,S,T,U Jasa Lainnya 192.825,75 201.541,64 218.772,84 249.683,35 286.419,2
Produk Domestik Regional Bruto 67.297.603,03 74.946.284,24 83.154.733,91 93.813.296,08 100.748.593,9 Produk Domestik Regional Bruto Tanpa Migas 58.587.475,26 65.910.866,81 73.688.679,84 83.247.833,34 93.262.985,0 Sumberdata : Statistik Daerah Kabupaten Gresik 2016
*)Angka Diperbaiki **)Angka Sementara
3. Pembangunan suprastruktur melalui perbaikan
perundang-undangan yang terus menerus dalam upaya penyederhanaan hukum, penawaran paket perizinan paralel, pemberian insentif yang semakin menarik serta upaya smart lainnya untuk menciptakan tumbuh dan berkembangnya investasi di Kabupaten Gresik.
Melalui ketiga keunggulan yang dimiliki Kabupaten Gresik tersebut, bukan mustahil jika visi itu bukan lagi impian tetapi akan menjadi kenyataan pada periode lima tahun kedepan.
MISI
disampaikan misi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Gresik yang terdiri dari 3 (tiga) misi yaitu:
MISI PERTAMA
Menciptakan iklim investasi yang kondusif untuk meningkatkan realisasi investasi
Pada dasarnya, pertumbuhan investasi akan sangat dipengaruhi oleh iklim investasi yang kondusif. Artinya, apabila iklim investasi ini cukup kondusif bagi pengusaha untuk berinvestasi maka akan terjadi peningkatan realisasi investasi. Demikian pula sebaliknya. Apabila iklim tidak kondusif maka berpengaruh juga terhadap jumlah investor yang akan menanamkan modalnya di wilayah Kabupaten Gresik. Namun iklim investasi yang yang dibangun selayaknya juga harus memperhatikan regulasi dalam tata cara penerbitan izin penanaman modal. Oleh karenanya perlu dilakukan upaya pengendalian melalui pembinaan, pemantauan, dan pengawasan pemanfaatan usaha, lahan serta bangunan.
MISI KEDUA
Meningkatkan profesionalisme aparatur
3.3. TELAAHAN RENSTRA
Sebagaimana diamanatkan pada Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah bahwasannya penyelenggaraan urusan pemerintahan di daerah dilaksanakan berdasarkan asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan. Oleh karenanya, menjadi hal yang penting adanya harmonisasi antara renstra kelembagaan pemerintah dengan renstra pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten. Dalam hal ini adalah keselarasan antara renstra Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia (BKPM RI) dengan Badan Penanaman Modal Provinsi Jawa Timur dan Badan Penanaman Modal & Perizinan Kabupaten Gresik.
Pada rencana strategis BKPM RI ditetapkan sasaran yang akan dicapai adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya realisasi penanaman modal nasional yang berorientasi pada kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pemantauan penanaman modal;
2. Meningkatnya minat penanaman modal melalui efektivitas kegiatan promosi yang tepat sasaran
3. Meningkatnya kualitas pelayanan di bidang penanaman modal; 4. Meningkatnya kualitas iklim penanaman modal, pengembangan
potensi daerah dan pemberdayaan usaha nasional;
5. Meningkatnya kualitas perencanaan penanaman modal yang terintegrasi dan terkoordinasi baik lintas sektor maupun lintas daerah; 6. Meningkatnya kerjasama di bidang penanaman modal;
Arah kebijakan adalah pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi yang dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran dari waktu ke waktu selama 5 (lima) tahun. Rumusan arah kebijakan merasionalkan pilihan strategi agar memiliki fokus dan sesuai dengan pengaturan pelaksanaannya. Sedangkan Strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Strategi harus dijadikan salah satu rujukan penting dalam perencanaan pembangunan daerah (strategy focussed-management). Rumusan strategi berupa pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai yang selanjutnya diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan.
Arah kebijakan yang dilakukan oleh BKPM RI adalah sebagai berikut:
1.Memperkuat kontribusi penanaman modal terhadap perekonomian nasional dan mendukung pembangunan berkelanjutan;
2.Mendorong terciptanya iklim penanaman modal yang berdaya saing, kondusif, dan responsif terhadap perubahan lingkungan lokal maupun global;
3.Mendorong kegiatan penanaman modal untuk mengatasi masalah-masalah pengangguran, peningkatan perekonomian daerah dan pengembangan kemitraan penanaman modal dengan sektor UKM untuk meningkatkan daya saing penanaman modal;
Berikut disampaikan matrik komparasi capaian sasaran Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Gresik terhadap sasaran Rencana Strategis Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia selaku kementerian pusat yang membidangi penanaman modal dan sasaran Rencana Strategis Badan Penanaman Modal Provinsi Jawa Timur seperti tampak di bawah ini:
Tabel 17
Matriks Komparasi Capaian
Renstra DPM dan PTSP Kab. Gresik, Renstra BPM dan BKPM
NO INDIKATORKINERJA CAPAIAN SASARAN RENSTRA SKPD RENSTRA BPMSASARAN SASARANRENSTRA BKPM 2011 2012 2013 2014 2015
1 Nilai Realisasi Investasi*
876,80 898,95 942,53 7.606,33 4.601,53 Meningkatnya
realisasi
*Penilaian IKM terpusat di Ortala dan di tahun 2011 tidak dilakukan survey IKM
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Gresik Tahun 2010-2030 rencana peruntukan penggunaan lahan di Kabupaten Gresik adalah sebagai berikut:
A. Kawasan Lindung
Kawasan Rawan Bencana Banjir 9,426.12 hektar;
Kawasan Pantai Berhutan Bakau 5,828.62 hektar;
Kawasan Terumbu Karang 5,387.00 hektar;
Blok Rimba Suaka Marga Satwa 3,831.60 hektar;
Kawasan Resapan Air 1,252.58 hektar;
Kawasan Cagar Alam 725.00 hektar;
B. Kawasan Budidaya
Kawasan Permukiman 26,063.55 hektar;
Kawasan Pertanian Lahan Basah 23,372.70 hektar;
Kawasan Perikanan Budidaya 21,678.36 hektar;
Kawasan Hortikultura 16,885.48 hektar;
Kawasan Industri 12,448.03 hektar;
Kawasan Perdagangan, Jasa, dan Fasum 6,644.01 hektar;
Kawasan Perkebunan 2,573.67 hektar;
Kawasan Hutan Produksi 1,017.00 hektar;
Kawasan Pertambangan 817.25 hektar;
Kawasan Pariwisata 82.85 hektar;
Kawasan Bandar Udara 68.44 hektar;
Kawasan Pelabuhan 1,257.69 hektar;
Rencana Pola Ruang Kabupaten Gresik
Sumber data : RTRW Kab. Gresik Tahun 2010- 2030
Dalam perkembangannya sampai dengan tahun 2016, kondisi eksisting penggunaan lahan berdasarkan jenis peruntukan dalam RTRW adalah sebagai berikut:
Tabel 18
KAWASAN LINDUNG
No. Jenis Peruntukan Ruang Perda RTRW Kab. Gresik (ha)
Eksisting Penggunaan
Lahan(ha)
1 Kawasan Rawan Bencana Banjir 9,426.12
-2 Kawasan Pantai Berhutan Bakau 5,828.62 1,804.18
3 Kawasan Terumbu Karang 5,387.00
-4 Blok Rimba Suaka Marga Satwa 3,831.60 3,831.60
5 Kawasan Resapan Air 1,252.58 1,040.61
6 Kawasan Cagar Alam 725.00 725.00
J U M L A H 26,450.92 7,401.39
KAWASAN BUDIDAYA
1 Kawasan Permukiman 26,063.55 15,331.14
2 Kawasan Pertanian Lahan
Basah 23,372.70 39,572.98
3 KawasanBudidaya Perikanan 21,678.36 31,092.21
4 Kawasan Hortikultura 16,885.48 191.79
5 Kawasan Industri 12,448.03 10,108.57
6 Kawasan Perdagangan, Jasa,
dan Fasum 6,644.01 2,797.65
7 Kawasan Perkebunan 2,573.67 10,761.86
8 Kawasan Hutan Produksi 1,017.00 6,544.01
9 Kawasan Pertambangan 817.25 952.34
10 Kawasan Pariwisata 82.85 7.92
11 Kawasan Bandar Udara 68.44 72.82
12 Kawasan Pelabuhan 1,257.69 366.89
Jumlah 112,909.02 117,792.25
T O T A L 139,359.94 125,193.64
Sumber: Study Peninjauan kembali Perda RTRW Tahun 2015
kawasan bandar udara sedangkan eksisting seluruh kawasan lindung dan sebagian kawasan budidaya belum sebesar luas lahan yang direncanakan.
Untuk kawasan dengan peruntukan industri tersisa lahan seluas 2.339,46 hektar. Sedangkan kebutuhan lahan untuk pengembangan industri yang akan dijelaskan di implikasi RTRW bahwasannya kebutuhan lahan untuk industri untuk lima tahun ke depan kurang lebih 20.00 sampai dengan 22.500 hektar.
3.5. PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS
Pada bagian ini direview kembali faktor-faktor dari pelayanan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang mempengaruhi permasalahan pelayanan ditinjau dari:
A. Gambaran pelayanan SKPD;
Pengembangan Iklim Penanaman Modal
Peningkatan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Kabupaten Gresik dalam kurun waktu 2011-2015 merupakan peluang bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat Gresik.
Tabel 19
Nilai Realisasi PMDN Kabupaten Gresik Tahun 2011 - 2015
UNSUR SATUAN 2011 2012 2013 2014 2015
Kenaikan Nilai
Realisasi PMDN Milyar Rp. 876.8 899 943 7,606.33 4.601,53
Sumber : LKPJ Kabupaten Gresik Tahun Anggaran 2014
Seiring dengan Kenaikan nilai realisasi PMDN tersebut terdapat permasalahan yang dihadapi, diantaranya :
- Pelayanan perizinan tidak dapat dicapai 100% karena kurangnya staf dan
kurangnya pemahaman dari pemohon tentang perizinan. Banyak menolak izin pemanfaatan ruang karena tidak sesuai dengan peruntukan ruang.
- Kesulitan memproses izin mendirikan bangunan karena terdapat
- Masih terbatasnya kapasitas hukum dan jaminan usaha.
Tabel 20
Permasalahan Pembangunan Pengembangan Iklim Penanaman Modal
N o
Sub Urusan Permasalahan Pembangunan
1 Pengembangan Iklim Penanaman Modal
- Pelayanan perizinan tidak dapat dicapai 100% karena kurangnya staf dan kurangnya pemahaman dari pemohon tentang perizinan.
- Banyak menolak izin pemanfaatan ruang karena tidak
sesuai dengan peruntukan ruang.
- Kesulitan memproses izin mendirikan bangunan karena
terdapat disharmoni antara dokumen pertanahan dengan rencana bangunan sesuai dengan Permen Agraria Nomor 6 Tahun 1998 tentang pemberian Hak Milik Atas Tanah untuk Rumah Tinggal.
Promosi Penanaman Modal
Kurangnya event – event promosi khususnya dibidang investasi
Pelayanan Penanaman Modal
Dukungan pelaksanaan pelayanan penanaman modal di Kabupaten Gresik kurang optimal dikarenakan permasalahan sebagai berikut :
Tabel 21
Permasalahan Pembangunan Pelayanan Penanaman Modal
No Sub Urusan Permasalahan Pembangunan
1 1
Pelayanan Penanaman Modal
- Dengan terbitnya peraturan bupati Nomor 36 Tahun
No Sub Urusan Permasalahan Pembangunan
- Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 6 Tahun
2007 Tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal
mengisyaratkan bahwa setiap lembaga pemerintah yang melaksanakan pelayanan kepada masyarakat wajib menerapkan standar pelayanan minimal. jenis pelayanan dasar pada SPM dibidang penanaman modal mengisyaratkan bahwa salah satu indikatornya adalah tersedianya informasi peluang usaha
- Kurangnya fasilitasi dan pengendalian tentang penanaman modal (Regulasi pemberian fasilitas/intensif, peta potensi, pengendalian pelaksanaan).
Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal
Pengendalian pelaksanaan penanaman modal merupakan upaya mengevaluasi kegiatan penanaman modal. Kegiatan ini meliputi pemantauan, pembinaan dan pengawasan terhadap aktivitas proyek investasi sesuai hak, kewajiban dan tanggung jawab yang dimiliki investor. Permasalahan yang dihadapi dalam pengendalian pelaksanaan penanaman modal salah satunya seperti pada tabel berikut:
Tabel 22
Permasalahan Pembangunan
Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal
No Sub Urusan Permasalahan Pembangunan
1 Pengendalian
Pelaksanaan Penanaman
No Sub Urusan Permasalahan Pembangunan
Modal perundang-undangan.
B. Sasaran jangka menengah pada Renstra K/L; Tabel 23
Keselarasan Program Prioritas Nasional Urusan Penanaman Modal
No Program Prioritas Nasional ProgramRPJMD Kab/kota penanggungjawabPD 1 Pelaksanaan deregulasi dan harmonisasi regulasi
perijinan pusat dan daerah
Perubahan regulasi pusat dan daerah yang menghambat investasi
Pelaksanaan Harmonisasi, sinkronisasi peraturan perizinan tingkat pusat /Kementerian Lembaga dan Daerah
Penyederhanaan peraturan dan perizinan
Program Peningkatan Iklim
3 Pengembangan Layanan Perijinan Terpadu
Pengembangan sistem perizinan nasional
Penyusunan SOP perizinan dan SOP PTSP sesuai standar nasional
Pemantauan PTSP di daerah
Program Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik PD Pelaksana Urusan Penunjang Sekretariat Daerah
4 Percepatan Fasilitasi Penyelesaian Masalah Investasi
Penyelesaian pengaduan masalah investasi
Program Peningkatan Pelayanan
Perizinan Penanaman Modal PD Pelaksana Urusan Penanaman Modal
6 Peningkatan Kemudahan Berusaha
Perbaikan Kemudahan Memulai Usaha
Perbaikan Kemudahan Mendirikan Bangunan
Perbaikan Kemudahan Pendaftaran Properti
Perbaikan Kemudahan Penyambungan Listrik
Perbaikan Kemudahan Pembayaran Pajak
Perbaikan Kemudahan Peningkatan Akses Perkreditan
Perbaikan Kemudahan Penegakan Kontrak
Perbaikan Kemudahan Penyelesaian Perkara Kepailitan
Perbaikan Kemudahan TerhadapInvestor Minoritas
Perbaikan Kemudahan Perdagangan Lintas Negara
Isu strategis berskala Provinsi Jawa Timur yang dibahas meliputi: (1) Pertumbuhan Ekonomi Inklusif dan Disparitas Wilayah
Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur dalam 5 tahun terakhir (2009-2012) menunjukkan kinerja yang selalu meningkat bahkan melebihi pertumbuhan ekonomi Nasional. Gejolak perekonomian global yang terjadi tahun 2013 mempengaruhi melambatnya pertumbuhan ekonomi nasional termasuk juga pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Kinerja pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi tersebut selayaknya juga diikuti dengan kualitas pertumbuhan yang berpengaruh signifikan terhadap penurunan kemiskinan, penurunan tingkat pengangguran terbuka dan penurunan disparitas antar wilayah. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi selayaknya juga diikuti dengan peningkatan kualitas pembangunan manusia yang diindikasikan dari meningkatnya nilai IPM.
Kualitas pertumbuhan yang terkategori memuaskan belum sepenuhnya merepresentasikan maksimalnya kualitas pertumbuhan ekonomi yang inklusif sebagaimana adanya kesenjangan wilayah yang diindikasikan pada perbedaan PDRB Perkapita kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur, yaitu antara Kabupaten/Kota yang memiliki PDRB perkapita besar yaitu Kota Kediri, Wilayah Utara (Kota Surabaya, Kabupaten Gresik, Kabupaten Sidoarjo), dan Kota Malang dengan Kabupaten/Kota yang memiliki nilai PDRB perkapita kecil ada di Wilayah Selatan (Pacitan, Trenggalek, Ponorogo), Tapal Kuda (Bondowoso, Jember), Madura (Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep).
(2) Ketahanan dan Kemandirian Pangan
Pemantapan peran dan fungsi Kawasan Strategis sebagai pusat pertumbuhan wilayah untuk mendorong pengembangan kawasan dalam rangka pemerataan wilayah. Untuk menciptakan pusat pertumbuhan baru dan pemerataan wilayah diperlukan pengembangan kawasan terkait Kabupaten Gresik yaitu;
a. Cluster Metropolitan yang terdiri dari Kota Surabaya, Kota
Batu, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik, Kota Mojokerto dan Kabupaten Mojokerto.
b. Cluster Segitiga Emas yang terdiri dari Kawasan Strategis
Segitiga Emas Pertumbuhan Tuban, Lamongan dan Bojonegoro; Kawasan Strategis Agroindustri Gresik dan
Lamongan; dan kawasan perbatasan antarkabupaten/kota yang
memiliki potensi pertumbuhan perekonomian sektoral yang tinggi pada Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, dan Kabupaten Bojonegoro;
c. Peningkatan dan pembangunan jalan Raya Gresik untuk mendukung aksesibilitas kegiatan kepelabuhanan Teluk Lamong yang merupakan pengembangan kapasitas dari Pelabuhan Tanjung Perak;
D. Implikasi RTRW bagi pelayanan SKPD; dan
Kabupaten Gresik Tahun 2010 – 2030 sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2011.
Perlu disampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gresik rata- rata pertahun diatas 7%, dengan distribusi kontribusi sektor industri sebesar 48,20%, dan pertambangan dan penggalian 12,25%, seperti diagram yang bersumber dari data Badan Pusat Statistik Kabupaten Gresik berikut ini:
Gambar 8 PDRB per sektor
Dari gambaran tersebut dapat disimpulkan bahwa apabila Kabupaten Gresik masih menginginkan pertumbuhan ekonomi 7%, maka sector industri masih akan menjadi andalan utama. Untuk mempertahankan pertumbuhan diatas 7% diperlukan penambahan lahan baru.Kebutuhan lahan berdasarkan izin lokasi yang diterbitkan dari tahun 2011-2015 mencapai rata-rata 4.000 s.d. 4.500 ha pertahun, sehingga untuk 5 tahun ke depan diperlukan lahan seluas 20.000 s.d. 22.500 ha.
Kabupaten Gresik Tahun 2010 – 2030 sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2011.Dapat diinformasikan bahwa realisasi RTRW 2010 – 2030 untuk industri di wilayah selatan dan utara sudah habis (data RTRW terlampir).Oleh karenanya Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Gresik memerlukan kepastian atas :
1. Estimasi tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gresik 5
tahun ke depan
2. Ketersediaan ruang bagi sector industri untuk 5 tahun ke depan
Informasi tersebut di atas sangat diperlukan untuk penetapan arah kebijakan dan strategi Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Gresik 5 tahun ke depan.
E. Implikasi KLHS bagi pelayanan SKPD
UPL. Sedangkan untuk izin lingkungan bagi perusahaan yang wajib amdal hanya terdapat 4 usaha/kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis. Seperti tampak pada table berikut ini :
Gambar 9
Untuk data sebelum diselenggarakannya PTSP di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Gresik, berikut disajikan beberapa upaya peningkatan sumber daya alam dan lingkungan hidup sebagai berikut:
Tabel 24
Upaya Peningkatan SDA dan Lingkungan Hidup
No Uraian Satuan 2011 2012 Tahun Realisasi2013 2014 2015
1 Rasio luas
kawasan lindung % 18,19 18,19 18,19 18,19 18,19
2 Jumlah usaha taat
syarat administrasi& tekins pencegahan pencemaran air
Unit 49 55 58 60 65
3 Jumlah usaha taat
syarat administrasi& tekins pencegahan pencemaran udara
Perkembangan industri di Indonesia saat ini meningkat sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Industri selalu diikuti masalah pencemaran lingkungan terutama yang berhubungan dengan proses kegiatan industri tersebut. Pencemaran ini dapat berupa bahan buangan cair, padat dan gas yang berlangsung selama proses produksi. Kegiatan industri pada mulanya dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, meski di sisi lain dapat menimbulkan dampak bagi kelangsungan hidup manusia akibat tidak dilaksanakannya norma-norma yang mengatur tentang pengelolaan lingkungan.
Pembangunan sektor industri Indonesia saat ini dituntut untuk mengembangkan industri yang ramah lingkungan dan memperhatikan pembangunan berkelanjutan atau yang dikenal dengan istilah industri hijau (green industry).Gerakan green industry
merupakan industri yang berwawasan lingkungan, menselaraskan pembangunan dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup, serta mengutamakan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumberdayasecara berkelanjutan.Pengelolaan lingkungan hidup dapat diartikan sebagai usaha secara sadar untuk memelihara atau memperbaiki mutu lingkungan agar kebutuhan dasar dapat terpenuhi dengan baik.
mudah. Berikut disajikan data jumlah investor yang menanamkan modalnya di Kabupaten Gresik berdasarkan penerbitan Izin Usaha pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Gresik sebagai berikut:
Tabel 25
Jumlah Investor di Kabupaten Gresik
Tahun Penyerapan Tenaga
Kerja JumlahProyek
PMDN PMA PMDN PMA
2011 4.793 394 38 37
2012 3.754 1.035 39 15
2013 3.852 1.208 46 12
2014 3.614 720 43 25
2015 2.455 669 45 14
Salah satu produk hukum yang disahkan oleh pemerintah adalah Undang-Undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-undang yang berlaku sejak Oktober 2009 ini menggantikan peran dari Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.Peran pemerintah sangatlah penting, dikarenakan dalam proses perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup menuntut dikembangkannya suatu sistem yang terpadu berupa suatu kebijakan nasional, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang harus dilaksanakan secara taat asas dan konsekuensi dari pusat sampai daerah. Adapun peranan penting yang dilakukan pemerintah Kabupaten Gresik diantaranya:
1.Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kajian lingkungan hidup strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) memuat rangkaian sistem analisis sistematis, menyeluruh, dan partisipatif. Hasil kajian ini akan menjadi acuan bagi pemerintah daerah Kabupaten Gresik maupun pihak lainnya di dalam melakukan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara terpadu dan berkesinambungan mulai dari tahap perencanaan,pemanfaatan,
pengendalian,pemeliharaan,pengawasandanpenegakanhukum. vvvv
vvvvvvvvvvvvvvvv
Di dalam Undang-Undang No.26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, perencanaan tata ruang wilayah kota harus memuat rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau yang luas minimalnya 30% dari luas wilayah kota, dengan proporsi 20% Ruang Terbuka Hijau Publik dan 10% Ruang Terbuka Hijau Privat. Berikut disampaikan data Ruang Terbuka Hijau Perkotaan yang tersedia di wilayah Kabupaten Gresik:
Tabel 26
Ruang Terbuka Hijau Perkotaan yang Tersedia di Wilayah Kabupaten Gresik
No Uraian Satuan Target 2011Realisasi Target 2012Realisasi Target 2013Realisasi Target 2014Realisasi Target 2015Realisasi
1 Luas RTH
Perkotaan Ha 712,36 712,36 715,35 715,35 716,35 716,35 717,35 717,35 718,35 719,12
*Sumber: LKPJ Bupati 2011 – 2015 urusan Lingkungan Hidup
3. Pembuatan Regulasi atau Kebijakan Pemerintah Kabupaten Gresik tentang Lingkungan Hidup
Dalam rangka menindaklanjuti dan melaksanakan ketentuan pasal 34 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, bupati sesuai kewenangannya menetapkan jenis usaha dan kegiatan yang wajib dilengkapi upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup, pemerintah Kabupaten Gresik mempunyai:
1. PERDA Kab.Gresik No 8 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gresik Tahun 2010-2030.