7.1. SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN (PKP)
7.1.2. Sasaran Program Pengembangan Kawasan Permukiman
LAPORAN AKHIR BANTEK Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karo 2015-2019
Page |
VII
- 287.1.2. SASARAN PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN
Dari kondisi eksisting seperti telah diuraikan diatas yamg merupakan kesimpulan terhadap berbagai permasalahan dan isu-isu strategis pengembangan Sektor PKP di Kabupaten Karo, selanjutnya perlu dipahami dukungan program-program PKP yang telah diprioritaskan pemerintah pusat guna memdapatkan stimulan dukungan APBN sebagai salah satu solusi keterbatasan dana di daerah.
Terdapat arahan-arahan kebijakan pengembangan PKP serta program-program yang diprioritaskan menurut sasaran dan target yang telah ditetapkan baik melalui amanat RPJMN maupun yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Bidang Cipta Karya tahun 2015-2019 dengan uraian sebagai berikut.
A. Arahan Kebijakan
Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat peraturan perundangan sebagai kebijakan nasional, yaitu:
1) Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional.
Kota tanpa permukiman kumuh 2) Arahan RPJMN Tahap 3 (2015-2019)
menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat, sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya.
3) Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman juga mencakup penyelenggaraan perumahan (butir c), penyelenggaraan kawasan permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e), serta pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh (butir f).
4) Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.
Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumah susun khusus, dan rumah susun negara merupakan tanggung jawab pemerintah.
5) Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan kemiskinan
yang diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan kumuh.
6) Perpres No. 2/2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka menengah nasional
Program pembinaan dan pengembangan infrastruktur permukiman, dengan kegiatan pembangunan dan pengembangan kawasan perkotaan guna mewujudkan sasaran meningkatnya kualitas permukiman di 38.431 Ha daerah perkotaan.
7) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.
Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di kawasan perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014.
8) Permen PUPR No. 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian PUPR Tugas dan Fungsi dan Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman
LAPORAN AKHIR BANTEK Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karo 2015-2019
Page |
VII
- 299) Permen PUPR Nomor 13.1 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian PUPR Sasaran : Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan
permukiman yang layak.
Kegiatan : Pengaturan, Pembinaan, dan Pelaksanaan Pengembangan Kawasan Permukiman
10) Permen PUPR Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Pola Penanganan Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
B. Lingkup Kegiatan
Mengacu pada Permen PUPR No.15/PRT/M/2015 tentang Tugas dan Fungsi Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, yaitu :
Tugas Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman adalah melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknis, pengawasan teknis, pengendalian dan pengaturan teknis pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman perkotaan, kawasan permukiman perdesaan, serta kawasan permukiman khusus.
Adapun fungsi Direktorat Pengembangan Permukiman adalah:
a) Penyusunan, penyiapan, pelaksanaan kebijakan dan strategi, perencanaan teknis, evaluasi dan pelaporan;
b) Bimbingan teknis dan supervisi;
c) Norma, standar, prosedur, dan kriteria;
d) Kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat; dan e) Tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
Dari penjelasan tugas dan fungsi Direktorat Pengembangan Permukiman tersebut selanjutnya merupakan arahan untuk mengalokasikan rencana usulan-usulan kegiatan untuk Sektor Pengembangan Permukiman yang disesuaikan dengan Tipologi Pengembangan masing kawasan permukiman.
7.1.2.1. Arahan Kebijakan Strategis Program PKP Tahun 2017
Melalui Renstra Sitjen Cipta Karya, terdapat arahan dan kebiajakan-kebijakan strategis Program PKP yang selanjutnya dapat direncanakan melalui RPIJM di tahun perencanaan 2017 ini dalam rangka pencapaian Target Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Tahun 2015-2019 melalui Gerakan Nasional 100-0-100, Tipologi Kawasan Pengembangan Permukiman dibagi menjadi 3 (tiga) kawasan sesuai arahan pengembangannya masing-masing yaitu:
1) Kawasan Permukiman Perkotaan, 2) Kawasan Permukiman Perdesaan dan 3) Kawasan Permukiman Khusus.
Lingkup Pengembangan kawasan permukiman secara nasional diarahkan sesuai tipologi kawasan tersebut seperti dijelaskan pada tabel berikut.
LAPORAN AKHIR BANTEK Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karo 2015-2019
Page |
VII
- 30 Tabel 7. 9. Lingkup Pengembangan Permukiman Sesuai Tipologi Kawasan7.1.2.2. Sasaran Dan Target Pencapaian Program PKP
Rencana Strategis Ditjen Cipta Karya tahun 2015-2019 telah mengamanatkan berbagai arahan dan kebijakan sasaran Program Pengembangan Infrastruktur Permukiman yang harus dicapai dalam masa 5 (lima) tahun kedepan. Adapaun strategi pelaksanaannya dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan utama yaitu :
1) Menbangun Sistem;
2) Fasilitasi Daerah/Pemda Provinsi/Kab/ Kota (Termasuk Kemitraan); dan 3) Memberdayakan Masyarakat
Sasaran strategis terhadap ke tiga pendekatan tersebut secara umum direncanakan melalui dua kegiatan utama yaitu kegiatan fisik dan non fisik. Secara rinci sasaran startegis pelaksanaan kegiatan serta alur proses perencanaan terhadap program-program kegiatan Sektor Pengembangan Permukiman–kegiatan seperti dijelaskan pada tabel dan alur program berikut.
Tabel 7.10. Sasaran Strategis Pelaksanaan Kegiatan Program PKP Tahun 2017 Pendekatan
Pelaksanaan Sasaran Strategis Kegiatan Pengembangan Permukiman
Membangun Sistem
Memberikan dukungan pembangunan sistem infrastruktur dengan
memprioritaskan sistem infastruktur Provinsi/Kab./Kota
Rencana Induk/FS/DED
Bangkim Kws. Perkotaan & Pusat Pertumbuhan
Bangkim Kws. Khusus Fasilitasi Daerah/Pemda
Provinsi/Kab/ Kota (Termasuk Kemitraan)
Melakukan fasilitasi kepada pemerintah daerah dalam penguatan kelembagaan, keuangan, termasuk pembinaan teknis terhadap tugas dekonsentrasi dan
Fasilitasi/Pendampingan:
Penyusunan NSPK
Fasilitasi Rencana Daerah Kawasan Permukiman
TIPOLOGI TARGET SASARAN NASIONAL
Kawasan Permukiman Perkotaan
Penurunan kumuh perkotaan menjadi 0 %;
Penataan 11 kawasan kampung nelayan;
Pemenuhan SPP dan pengembangan Kota Layak Huni, Kota Hijau, & Kota Cerdas di 18 kota, 12 kawasan perkotaan metropolitan, 744 kota/kawasan perkotaan;
Pendampingan pemberdayaan masyarakat di 11.067 Kelurahan; dan
Inkubasi 10 Kota Baru Kawasan Permukiman
Perdesaan
Meningkatnya kualitas permukiman perdesaan seluas 78.384 Ha
Kawasan Permukiman Khusus
Meningkatnya kualitas permukiman khusus seluas 3.099 Ha
berkembangnya 10 PKSN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan perbatasan dan berkembangnya 16 PKSN lainnya sebagai persiapan
meningkatnya akses masyarakat terhadap infrastruktur dasar wilayah (terutama transportasi, informasi, tekekomunikasi, energi, dan air bersih) dan sosial dasar (terutama pendidikan, kesehatan, dan perumahan) di 187 Kecamatan Lokasi Prioritas (Lokpri)
meningkatnya kesejahteraan masyarakat pulau-pulau kecil/terluar melalui pengembangan ekonomi dan penyediaan sarana prasarana dan fasilitas layanan dasar (31 pulau-pulau kecil terluar)
tersedianya sarana dan prasarana mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana di kawasan permukiman dengan Indeks Risiko Bencana tinggi
meningkatnya kualitas 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) diantaranya melalui pembangunan kawasan permukiman
LAPORAN AKHIR BANTEK Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karo 2015-2019
Page |
VII
- 31 PendekatanPelaksanaan Sasaran Strategis Kegiatan Pengembangan Permukiman
pembantuan Binwas Pengembangan Permukiman
Dukungan Penanganan Bencana Pembangunan Berbasis
Masyarakat
Memberikan dukungan pembangunan infrastruktur melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat
Bantuan Penyusunan Rencana Kerja Masyarakat
Sumber : Materi paparanDirektorat Pembinaan Penataan Bangunan pada Workshop Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Perencanaan dan pengendalian PIP DJCK tahun 2016
1. Program Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan
Sesuai Pasal 94-104 Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, pemerintah telah mengeluarkan ketentuan Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan melalui Permen PUPR Nomor 2/PRT/M/2016 Tentang Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh Dan Permukiman Kumuh melalui tahapan-tahapan yaitu:
1. Penetapan Permukiman Kumuh sesuai Indikator Permukiman Kumuh; 2. Pencegahan Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh ;
3. Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh ;
Adapun persyaratan teknis dalam Program Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan adalah sebagai berikut:
Kriteria Umum
1. Kawasan Strategis Nasional (PKN, PKSN)
2. Wilayah Pengembangan Strategis Kementerian PUPR (35 WPS) 3. Memiliki Perda RTRW
4. Memiliki Perda Bangunan Gedung
5. Tersedianya Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB)/dana daerah untuk pembiayaan komponen kegiatan
6. Institusi pengelola pasca konstruksi (KPP) terkait serah terima asset
Kriteria Khusus
1. Memiliki Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKP-KP/RP2KPKP)/ Sedang dalam proses penyusunan tahun 2016
2. Memiliki SK Penetapan Lokasi Kawasan Permukiman Kumuh 3. Memiliki Profil kawasan Kumuh
4. Memiliki Surat Pernyataan Minat untuk kegiatan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan
5. Kesiapan dan kesediaan Lahan
6. Rencana aksi Penanganan dan Pemaketan serta Jadwal Pelaksanaan (Kurva-S) 7. Sudah ada Perencanaan : Masterplan, DED yang ditandatangani Dinas Teknis
Kab/Kota, serta RAB, TOR dan RKS sudah siap lelang
Pola-pola penanganan permukiman kumuh yang dapat dilksanakan sesuai peraturan perundangan dalam lingkup kementrian PUPR antara lain adalah melalui pencegahan, peningkatan kualitas dan pengelolaan. Penjelasan masing-masing pola tersebut berikut kolaborasi program-program yang dapat dilaksanakan terhadap penanganan permukiman kumuh perkotaan seperti dijelaskan pada tabel berikut.
LAPORAN AKHIR BANTEK Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karo 2015-2019
Page |
VII
- 32 Tabel 7.11. Program-Program Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan sesuai Kebijakan Ditjen Cipta Karya tahun 2015-2019No Pola Penanganan Kumuh Definisi Kontribusi Program P2KKP/NSUP (269 kota/kab) NUSP (20 kota/kab) Reguler (106 kota/kab) Prioritas PU PR (30 kota) I PENCEGAHAN Pengawasan dan Pengendalian
Kesesuaian terhadap perizinan, standar teknis dan pemeriksaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Sosialisasi - - -
Pemberdayaan Masyarakat
Pelaksanaan melalui pendampingan dan pelayanan informasi
Cap Building Pemda
Cap.Building Masy.
Penguatan Kelembagaan
Baseline Data
Perencanaan terpadu
Cap Building Pemda
Cap.Building Masy.
Perencanaan terpadu
- -
II PENINGKATAN KUALITAS
Pemugaran Perbaikan, pembangunan kembali menjadi permukiman layak huni
Advocasi Pemda
Penyiapan Masy.
Pemb. fisik tertier
Kategori kumuh Ringan-sedang
Penyiapan Masy.
Pemb. fisik tertier
Kategori kumuh Ringan-sedang
Pemb. fisik Sekunder
Kategori Kumuh Sedang- Berat Pemb. fisik Primer Kategori Kumuh Berat-Sedang Peremajaan
Mewujudkan permukiman yang lebih baik guna melindungi keselamatan dan keamanan masyarakat sekitar dengan terlebih dahulu menyediakan tempat tinggal bagi masyarakat
Advokasi Pemda
Penyiapan Masy.
Pemb. fisik tertier
Kategori kumuh Ringan-sedang
Penyiapan Masy.
Pemb. fisik tertier
Kategori kumuh Ringan-sedang
Pemb. fisik Sekunder
Kategori Kumuh Sedang- Berat Pemb. fisik Primer Kategori Kumuh Berat-Sedang Pemukiman kembali
Pemindahan masyarakat dari lokasi yang tidak mungkin dibangun kembali/ tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan/ atau rawan bencana serta menimbulkan bahaya bagi barang ataupun manusia (contoh: penyediaan Rusunawa)
Advokasi Pemda Penyiapan Masy. Penyiapan Masy. Pemb. fisik sekunder-tertier Pemb. fisik Sekunder-tertier Pemb. fisik Primer III PENGELOLAAN
dilakukan untuk mempertahankan dan menjaga kualitas perumahan dan permukiman secara berkelanjutan
Cap Building Pemda
Cap.Building Masy. Infrastruktur O & P Cap Building Pemda Cap.Building Masy. Infrastruktur O &P
Serah terima & OP ke pemda
Serah terima & OP ke pemda
LAPORAN AKHIR BANTEK Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karo 2015-2019
Page |
VII
- 332. Program Pendampingan Peningkatan Kapasitas Masyarakat Dalam Penanganan
Permukiman Kumuh.
Dalam upaya Penanganan Permukiman Kumuh tidak terlepas dari kegiatan pendampingan sebagai bagian kegiatan pelaksanaanya. Melalui program Penanganan Kawasan Kumuh Perkotaan (P2KKP), proses pendampingan Peningkatan Kapasitas Masyarakat Dalam Penanganan Permukiman Kumuh dilakukan melalui komponen-komponen program & kegiatan seperti dijelaskan pada skema alur program berikut.
Gambar 7.17. Komponen Program & Alur Kegiatan P2KPP
3. Program Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan
Melalui Kementerian PPN/Bappenas, pemerintah telah menyiapkan Grand Design Pembangunan Perdesaan sebagai upaya pembangunan dan pengembangan desa-desa di seluruh Indonesia. Arahan kebijakan yang telah ditetapkan adalah melalui berbagai pendekatan baik secara Sosial, Ekonomi serta Ekologi. Program-program perdesaan yang telah disiapkan terbut adalah :
1) Program Desa Tertinggal
Desa yang belum terpenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) pada aspek kebutuhan sosial, infrastruktur, sarana, pelayanan umum, dan penyelenggaraan pemerintahan. 2) Desa Berkembang
Desa yang sudah terpenuhi SPM namun secara pengelolaan belum menunjukkan keberlanjutan
3) Desa Mandiri
Desa yang telah terpenuhi pada aspek kebutuhan sosial dasar, infrastruktur dasar, sarana dasar, pelayanan umum, dan penyelenggaraan pemerintahan desa dan secara kelembagaan telah memiliki keberlanjutan.
Terhadap sektor Pengembangan kawasan permukiman, program-program perdesaan tersebut akan mendukung upaya pemenuhan SPM Permukiman Untuk Desa-Desa Tertinggal dan penyediaan Permukiman yang Mendukung Pengembangan Desa Potensial (Desa Berkembang) sehingga grand strategy mempercepat pemenuhan SPM Permukiman serta kebutuhan infrastruktur yang mendukung pengembangan ekonomi kawasan dapat tercapai.
LAPORAN AKHIR BANTEK Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karo 2015-2019
Page |
VII
- 34Adapun sasaran strategis sebagai target nasional yang hendak dicapai adalah Peningkatan kualitas permukiman perdesaan seluas 78.384 Ha (pada kawasan perdesaan yang memiliki komoditi unggulan).
4. Program Pengembangan Kawasan Permukiman Khusus
Sesuai Permen PUPR No.15 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian PUPR, terhadap penanganan Kawasan Permukiman Khusus dilaksanakan melalui pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi penyelenggaraan permukiman khusus, yaitu melalui kawasan-kawasan :
1. Kawasan Perbatasan;
2. Kawasan Pulau-Pulau Kecil Terluar; 3. Kawasan Pasca Bencana, dan
4. Kawasan Tertentu Yang Ditetapkan Oleh Peraturan Perundang-Undangan.
Identifikasi lokasi Kawasan Permukiman Khusus adalah sesuai regulasi serta peraturan yang telah ditetapkan sebelumnya menurut tipplogi masing-masing jenis kawasan.
7.1.2.3. Standar Pelayanan Minimal Bidang PU Penataan Ruang Sub Bidang Cipta Karya
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar bidang pekerjaan umum dan penataan ruang yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal dalam hal pelayanan dasar pelayanan publik bidang pekerjaan umum dan penataan ruang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sosial, ekonomi dan pemerintahan. SPM ini ditetapkan melalui Pemen PU No. 01/M/PRT/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang. Indikator SPM yang digunakan terhadap penmenuhan SPM ini menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian SPM berupa masukan, proses keluaran, hasil dan/atau manfaat pelayanan dasar. Terhadap Sub Bidang Cipta Karya Sektor PKP, selanjutnya SPM ini merupakan dasar acuan bagi Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan SPM bidang PU dan Penataan Ruang dan dasar perhitungan bagi pemenuhan kebutuhan program sektor PKP yaitu penurunan permukiman kumuh perkotaan yang direncanakan untuk tingkat pecapaian kabupaten/kota.
Kebutuhan penyediaan program sektor PKP di tingkat Kabupaten/Kota sesuai Ketentuan SPM Bidang PU dan Penataan Ruang Sub. Bid Cipta Karya adalah seperti dijelaskan pada tabel berikut.
Tabel 7.12. Standar Pelayanan Minimal Bid. PU dan Penataan Ruang di tingkat Kab/ kota
No Pelayanan Dasar Jenis Sasaran Indikator Satuan Target Tahun
2019
Upaya Pencapaian
Sub Bidang Cipta Karya
1 Penangan Pemukiman Kumuh Perkotaan Berkurangnya permukiman kumuh di perkotaan persentase berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan Ha 10 % Contoh - survey;- kuesioner; dll
LAPORAN AKHIR BANTEK Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karo 2015-2019
Page |
VII
- 35 7.1.2.4. Analisa Kebutuhan Program PKPA. Kebutuhan penanganan pembangunan
Sesuai dengan kebijakan strategis Ditjen Cipta Karya, kebutuhan penanganan pembangunan kawasan permukiman dan infra-struktur permukiman di Kabupaten Karo diarahkan sesuai dengan isu-isu strategis daerah maupun nasional serta permasalahan yang ada pada masing-masing kawasan yaitu dengan kesimpulan arahan pegembangan sebagai berikut:
1. Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Karo.
Penanganan permukiman perkotaan dikhususkan pada Kawasan Kumuh di Perkotaan Kabanjahe dan Berastagi dengan fokus target penurunan 0% luas kawasan kumuh ditahun 2019. Lokasi-lokasi prioritas penanganan sesuai yang ada pada SK Penetapan Kawasan Kumuh Kabupaten Karo. Penanganan kawasan kumuh dapat dilaksanakan melalui pengembangan infrastruktur permukiman yang dibutuhkan, pemenuhan rumah layak huni dengan harga terjangkau (Kasiba/Lisiba dan Rusunawa), pemenuhan kenutuhan air minum layak dan peningkatan sarana sanitasi bagi penduduk dan lingkungan kws.
2. Penanganan Kawasan Rawan Bencana Longsor.
Penanganan daerah rawan longsor sesuai perencanaan dalam dokumen SPPIP Kabupaten Karo tahun 2012 diprioritaskan di sepanjang DAS Lau Berneh dan di dalam kawasan perkotaan Kabanjahe-Berastagi. Longsor terjadi pada kawasan Lau Berneh akibat erosi tanah di lereng-lereng sungai akibat gerusan air sungai atau aliran air drainase pada bagian kaki lereng kawasan tersebut. Di kawasan permukiman yang topografinya berbukit-bukit dengan lereng curam memungkinkan kawasan tersebut menjadi rawan longsor. Aturan yang efektif untuk menghindari dan mengantisipasi kemungkinan bencana longsor pada kawasan-kawasan ini adalah melalui pemetapkan aturan garis sempadan bangunan melalui peraturan tata ruang kabupaten/kota (RTRW/RDRTR, Perda BG, RTBL atau penetpan melalui IMB) dengan legalitas hukum tetap melalui kepada daerah setempat (Bupati karo).
3. Pengembangaan Kawasan Permukiman Khusus
Kawasan Permukiman Perdesaan
Penanganan kawasan permukiman perdesaan sesuai Draf RTRW Kabupaten Karo diarahkan pada pengembangan Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) dan Pengembangan Kawasan Agropolitan serta melalui peningkatan fasilitas yang diperlukan sebagai syarat suatu permukimanyang sehat dan layah huni. Dari 17 kecamatan dengan 17 Ibukota kecamatannya (IKK) di Kabupaten Karo, sebagian besarnya masih berupa pedesaan. Terdapat 4 (empat) ibukota kecamatan yang diarahkan menjadi Kawasan perkotaan yaitu Kecamatan Kabanjahe dan Berastagi yang fungsinya di-arahkan selain dari pertanian atau pengolahan pertanian. Sedangkan untuk IKK Kecamatan Merek dan IKK Kecamatan Tiga kondisi yang ada belum merupakan kawasan perkotaan sehingga fungsi yang diberikan untuk pengembangannya masih dengan fungsi pertanian (permukiman perdesaaan).
Kawasan Permukiman Agropolitan
Kawasan Permukiman Agropolkitan di Kabupaten Karo adalah sesuai lokasi penetapan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Karo. Pada kawasan-kawasan strategis telah berkembang atau potensial untuk dikembangkan ini selanjutnya diharapkan dapat
LAPORAN AKHIR BANTEK Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karo 2015-2019
Page |
VII
- 36menggerakkan pertumbuhan ekonomi wilayah sekitarnya. Lokasi kawasan permukiman perdesaaan strategis dengan fungsi-fungsi pengembangan agropolitan adalah seperti dijelaskan pada tabel berikut.:
Tabel 7.17. Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Karo
Sumber: Peraturan Bupati Karo No. 278 Tahun 2013 4. Kecamatan Merek Sebagai Kws. Strategis Pengembangan Pariwisata Nasional (KSPN)
Kecamatan Merek sebagai wilayah bagian Kabupaten Karo telah ditetapkan sebagai salah satu kawasan dalam program Inkubasi Pengembangan Kawasan Danau Toba dan Sekitarnya melalui Perpres No. 81. Tahun 2014 tentang RTR Kawasan Danau Toba dan Sekitarnya, dengan kebijakan pengembangan sebagai berikut:
Kebijakan Pengembangan Kawasan Danau Toba:
1. Pemertahanan kestabilan kuantitas dan pengendalian kualitas air Danau Toba 2. Pelestarian ekosistem penting perairan danau dan sekitarnya
3. Pelestarian kawasan kampung dan budaya masyarakat adat Batak
4. Pengembangan dan pengendalian pemanfaatan kawasan pariwisata yang berdaya tarik internasioanal , nasional dan regional
5. Pengendalian kawasan budidaya perikanan danau 6. Pempertahanan kawasan pertanian tanaman pangan
7. Pengendalian kawasan peternakan, holtikultura, dan perkebunan berbasis masyarakat dan ramah lingkungan
8. Perwujudan kerja sama pengelolaan dan pemeliharaan kualitas lingkungan hidup, pemasaran produksi kawasan budidaya, dan peningkatan pelayanan sarana dan prasarana.
Sasaran lokasi-lokasi/desa sebagai arahan pengembangan infrastruktur bidang Cipta karya di Kecamatan Merek seperti ditunjukan pada peta berikut.
Peraturan Bupati Karo No. 278 Tahun 2013 tentang Penetapan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Karo
Arahan Pengembangan Kawasan Kecamatan
Penguatan Ketahanan Pangan Mardingding
Penguatan Ketahanan Pangan Laubaleng
Perdagangan dan Jasa
Penguatan Ketahan Pangan Tigabinanga
Penguatan Ketahanan Pangan Juhar
Penguatan Ketahanan Pangan Munte
Penguatan Ketahanan Pangan Tiganderket
Holtikultura
Pariwisata Naman Teran
Holtikultura Merdeka
Perdagangan dan Jasa Kabanjahe
Perdagangan dan Jasa
Holtikultura
Pariwisata
Berastagi
Holtikultura Tigapanah
Holtikultura Dolat Rayat
Perdagangan dan Jasa
Agropolitan Dataran Tinggi
Pariwisata
LAPORAN AKHIR BANTEK Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karo 2015-2019
Page |
VII
- 37 Peta Kecamatan Merek sebagai KSPN Dabau Toba Dan sekitarnyaSumber peta :Bantek Penyusunan RTRW Kabupaten Karo, 2010 KECAMATAN MEREK
LAPORAN AKHIR BANTEK Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karo 2015-2019
Page |
VII
- 385. Kawasan Rawan Bencana Gunung Api Sinabung.
Berdasarkan data terakhir yang telah dihimpun melalui Media Center Penanganan Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Sinabung Kabupaten Karo, jumlah pengungsi akibat dampak erupsi Gunung Sinabung saat ini mencapai 3.395 jiwa atau 2.992 KK.
Pada tahun 2014, Bersama dengan BNPB, Ditjen Cipta Karya telah dilakukan upaya antisipasi dan penyelamatan warga dari dampak letusan Gunung Sinabung untuk jangka panjang dengan melakukan relokasi permukiman warga melalui hunian tetap (Huntap) dan telah menyusun mekanisme relokasi warga yang terkena dampak erupsi Gunung Sinabung ke tempat yang lebih aman. Huntap yang dibangun di atas lahan yang disediakan oleh Pemda Kabupaten Karo dengan luas lahan 25 Ha ini, diperuntukkan bagi 1.000 Kepala Keluarga (KK).
Selain itu, dalam penanganan korban bencana Sinabung, Ditjen Cipta Karya telah memberikan bantuan sama dengan yang dimanfaatkan oleh pengungsi di 42 titik pengungsian berupa Tenda Hunian Darurat (THD) dan kebutuhan dasar sanitasi bagi pengungsi (Hidran Umum, WC knock down dan jerigen air).
Hingga kini, Ditjen Cipta Karya terus berkoordinasi dengan Dinas PU Kabupaten Karo yang didukung oleh Satuan Kerja Provinsi di lingkungan Ditjen Cipta Karya dan Satgas Tanggap Darurat Ditjen Cipta Karya, Sumatera Utara terhadap kesiagaan bencana serta pelayanan bagi bantuan infrastruktur pengembangan permukiman pengungsi Kabupaten Karo.
B. Ktiteria Teknis Perencanaan:
Kriteria-kriteria teknis perencanaan sektor PKP mengacu Undang-undan, peraturan dan standar teknis perencanaan yang umum berlaku di Indonesia antara lain adalah:
UU No. 01 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Tahap pertama pembangunan rumah hunian tetap (Huntap) sebanyak 370 unit dan tahap ke