PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
AKUNTABILITAS KINERJA
III.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis
III.2.1. Sasaran terwujudnya pendidikan berkualitas untuk semua, berdaya saing dan non diskriminatif
Tolok ukur capaian sasaran terwujudnya pendidikan berkualitas untuk semua, berdaya saing dan non diskriminatif terdiri dari 1 indikator yaitu indikator :
1. Rata-Rata Lama Sekolah
Tabel III.3 Target dan Realisasi Kinerja
No Indikator Capaian 2014 2015 Target Akhir Renstra (2017) Capaian s/d 2015 terhadap 2017 (%) Satuan Target Realisasi %
Realisasi
1 Rata-rata lama sekolah 9.33 Tahun 10.8 8.84 118.15 12 73.67
Capaian indikator kinerja tersebut merupakan hasil dari pelaksanaan program dan kegiatan yang telah dilaksanakan dengan baik dan tepat sasaran. Sehingga ketercapaian target dari sasaran dapat dilihat pada realisasi melalui indikator-indikator kinerja seperti pada
- 36 -
tabel di atas. Namun demikian apabila masih terdapat capaian yang realisasinya dibawah target karena terdapat beberapa kendala eksternal seperti perubahan metode penghitungan rata-rata lama sekolah oleh Badan Pusat Statistik (BPS), karena angka rata-rata lama sekolah diperoleh dari BPS DIY.
Gabungan indikator rata-rata lama sekolah dengan angka melek huruf adalah untuk mengukur dimensi pengetahuan. Sedangkan pengetahuan merupakan salah satu dari tiga dimensi dasar (umur panjang dan sehat; pengetahuan, dan kehidupan yang layak) yang digunakan untuk membangun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang merupakan ukuran kualitas hidup. Pengukuran tersebut dilakukan oleh BPS. Indikator Rata-rata lama sekolah tahun 2015 tidak dapat memenuhi target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 10,8, kurang sebesar 1,96 dari target atau hanya tercapai pada angka 8,84. Hal tersebut disebabkan karena metode penghitungan yang dilakukan pada tahun 2015 berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Metode penghitungan rata-rata lama sekolah tahun 2015 menggunakan basis data yang dihitung yaitu penduduk usia 25 tahun ke atas, sedangkan metode lama basis data yang dihitung adalah usia 15 tahun ke atas. Namun demikian untuk persentase rasio capaian renstra tahun 2015 tetap mencapai angka tinggi bahkan di atas 100% yaitu 118,15% karena penghitungannya menggunakan rumus invert [ ((( 2 x target) – realisasi ) / target) x 100 ]. Hal tersebut dilakukan karena metode penghitungan yang digunakan oleh BPS berubah/berbeda dari tahun 2014 yang lalu. Sementara pelaksanaan program dan kegiatan oleh Dinas Dikpora DIY telah mencapai sasaran untuk mencapai target indikator kenerja tahun 2015 dengan tepat yang didukung oleh realisasi anggaran sebesar 93,64%. Pendukung capaian tersebut dapat dilihat dengan adanya peningkatan mutu layanan pendidikan pada semua tingkatan dan
- 37 -
jenjang, pelaksanaan program gerakan pendidikan inklusif, peningkatan sarana prasana pendidikan dan kemudahan akses layanan pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi bagi masyarakat. Ditambah lagi dengan adanya pelaksanaan program wajib belajar, pemberian bantuan beasiswa bagi keluarga tidak mampu dan siswa rawan putus sekolah, pembinaan kelembagaan dan kreativitas, penyaluran BOSDA dapat memberikan jaminan atas kelangsungan anak-anak usia sekolah untuk memperoleh pendidikan sampai ke jenjang pendidikan yang diharapkan. Selain kegiatan-kegiatan di atas, Dinas Dikpora DIY juga memberikan bantuan beasiwa berupa Kartu Cerdas Jenjang Dikmen dan Dikdas dengan tujuan untuk membantu biaya sekolah bagi anak-anak rawan putus sekolah; selalu berkoordinasi dengan aparat keamanan, stakeholder pendidikan yang lain, dan masyarakat untuk membantu mengawasi dan mencegah pengaruh-pengaruh negatif yang ada di lingkungan anak-anak maupun masyarakat. Beberapa kegiatan positif seperti pembinaan kelompok ilmiah remaja, kelompok seni, lomba kreativitas, pembuatan dan penayangan kegiatan pembelajaran yang positif, seminar tentang penyalahgunaan narkoba, sex bebas dan HIV juga dilaksanakan untuk memberikan bekal dan motivasi. Sedangkan untuk meningkatkan kompetensi, kecerdasan dan keterampilan siswa/pelajar dari semua jenjang pendidikan dan pendidikan non formal, maka secara berkala diadakan even seperti olimpiade/kejuaraan yang diadakan baik oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Universitas maupun lembaga-lembaga pendidikan baik tingkat nasional maupun internasional. Beberapa pelajar DIY telah mampu menunjukkan bakat dan kemampuannya dengan berprestasi baik di tingkat daerah, nasional maupun Internasional sehingga dapat membanggakan bagi keluarga, sekolah dan pemerintah. Ketersediaan sekolah/madrasah di semua
- 38 -
jenjang pendidikan yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk menjamin kesempatan belajar secara formal bagi masyarakat usia sekolah.
Untuk meningkatkan jumlah mahasiswa dari luar DIY maka Pemerintah DIY telah mengupayakan suasana yang kondusif untuk menuntut ilmu di Yogyakarta bagi para mahasiswa pendatang. Program dan kegiatan tahun 2015 dilaksanakan untuk memfasilitasi dan mengakomodir kebutuhan para calon mahasiswa dan mahasiswa. Untuk menarik minat calon mahasiswa maka promosi pendidikan tinggi yang ada di Yogyakarta telah dilaksanakan ke berbagai kota di luar pulau Jawa. Tujuanya untuk meyampaikan informasi positif tentang lingkungan pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta dan informasi keberadaan pendidikan tinggi secara optimal. Disamping itu telah diterbitkan data dan informasi Perguruan Tinggi dengan untuk memberikan panduan bagi masyarakat yang membutuhkan informasi pendidikan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk mahasiswa tidak mampu tetapi berprestasi maka Pemerintah DIY melalui Dinas Dikpora DIY memberikan bantuan biaya pendidikan dengan dilakukan seleksi terlebih dahulu. Untuk memotivasi prestasi, kemandirian, kreativitas dan kewirausahaan maka diadakan lomba inovasi, pemberdayaan ikatan keluarga pelajar dan mahasiswa se-Indonesia dan workshop kewirausahaan. Hasil kinerja pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut dapat mendorong peningkatan jumlah mahasiswa lokal maupun asing. Jumlah mahasiswa lokal yang menuntut ilmu di Yogyakarta selalu meningkat dari tahun ke tahun dan sampai dengan tahun 2015 terlah mencapai sejumlah 388.195, dengan rincian mahasiswa lokal sebanyak 385.884 orang dan jumlah mahasiswa sebanyak 2.311 orang.
- 39 -
Grafik III.1 Jumlah Mahasiswa Setiap Tahun Pelajaran (Tahun 2012- 2015)
- 40 -
Grafik III.2 Jumlah Mahasiswa Baru Setiap Tahun Pelajaran (Tahun 2012- 2015)
Peningkatan jumlah mahasiswa untuk menuntut ilmu di Yogyakarta salah satunya merupakah hasil dari promosi yang telah dilakukan oleh Dinas Dikpora DIY ke berbagai provinsi di Indonesia untuk menginformasikan tentang kondisi pendidikan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta dilanjutkan dengan penyebaran data dan informasi pendidikan tinggi. Untuk menciptakan kondisi lingkungan tempat tinggal dan belajar agar kondusif, secara berkelanjutan telah dilakukan pembinaan kepada masyarakat khususnya generasi muda untuk pencegahan penyalahgunaan narkoba dan HIV/AIDS sehingga dapat
- 41 -
memberikan jaminan rasa nyaman bagi orang tua yang anaknya sedang menimba ilmu di Yogyakarta. Disamping itu dilakukan juga pembinaan dan fasilitasi untuk IKPM, peningkatan kualitas kewirausahaan menjadi bagian penting dalam penciptaan suasana kondusif bagi mahasiswa pendatang. Sedangkan untuk mahasiswa yang kurang mampu namun berprestasi disediakan beasiswa bagi yang memenuhi persyaratan yang ditentukan.