SATUAN ACARA PEMBELAJARAN ( SAP )
PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE
Pokok Bahasan : Pentingnya konsumsi sayur
Tempat : SDI KHM NOER Surabaya
Sasaran : Siswa kelas 4 Waktu : 45 Menit(TM ke-1) Tanggal : 15 Juni 2017
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah selesai mengikuti pendidikan kesehatan selama 45 menit peserta diharapkan dapat menambah pengetahuan dan sikap mengenai pentingnya konsumsi sayur.
B. Tujuan Instruksional Khusus
1) Siswa dapat menjelaskan definisi sayur 2) Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis sayuran
3) Siswa dapat menjelaskan kandungan zat gizi pada sayur
4) Siswa dapat menganalisis topik kasus akibat kurang makan sayur
C. Indikator Materi
1) Definisi sayur 2) Jenis- jenis sayuran
3) Kandungan zat gizi pada sayur
D. Metode
Pendidikan kesehatan dengan model pembelajaran Think Pair Share (TPS)
E. Media Leaflet F. Pelaksanaan kegiatan No Tahap dan Waktu Kegiatan Pembelajaran Peserta 1 Pendahuluan 3 menit Pembukaan : 1. Mengucapkan salam 2. Menyampaikan maksud
dan tujuan dari pendidikan kesehatan
3. Menyebutkan materi pendidikan kesehatan yang akan diberikan 4. Tim peneliti memberikan
pertanyaan yaitu a. Apakah definisi 1. Menjawab salam 2. Mendengarkan maksud dan tujuan dari pendidikan kesehatan 3. Memperhatikan
sayur?
b. Sebutkan jenis- jenis sayuran!
c. Sebutkan kandungan zat gizi pada sayur! 2. Inti (45 menit) 5 menit 10 menit 30 menit Pelaksanaan :
Inti model pembelajaran think pair share
Thinking:
1) Siswa diminta berpikir secara mandiri
mengenai pertanyaan yang diberikan. 2) Siswa diminta untuk
menuliskan hasil jawabannya di lembar kertas yang disediakan Pairing:
1) Fasilitator membentuk kelompok pasangan sesuai dengan rangking siswa yaitu siswa yang pintar dengan siswa yang kurang pintar. 2) Tiap kelompok
pasangan diminta untuk berdiskusi tentang materi dan topik yang diberikan bersama dibangku masing-masing. Sharing: 1) Fasilitator meminta tiap kelompok pasangan mengutarakan hasil diskusinya dibangku mereka masing-masing 1. Mencatat dan berpikir 2. Melaksanakan model pembelajaran dengan aktif dan kooperatif 3. Saling
memperhatikan siswa lain saat proses berbagi pendapat dan saling menanggapi antar kelompok pasangan
3 Penutup 3 menit
1. Fasilitator menanyakan pendapat anak mengenai pembelajaran yang telah berlangsung.
2. Fasilitator meluruskan, menambahkan dan memberi kesimpulan terkait topik yang dibicarakan.
3. Menjelaskan kontrak untuk melanjutkan materi selanjutnya
1. Menjawab lisan 2. Memperhatikan
G. Kriteri Evaluasi
a. Peserta mampu menjelaskan definisi sayur b. Peserta mampu menjelaskan jenis- jenis sayuran
c. Peserta mampu menjelaskan kandungan zat gizi pada sayur
H. Topik Diskusi
Obesitas / Kegemukan
Toni berusia 10 tahun, berat badannya 80kg. Toni tidak pernah makan sayur karena ia lebih memilih makan makanan siap saji (junkfood). Ia sering makan mie instan dan ayam crispy yang beli di perbelanjaan. Sekarang jika ada kegiatan olahraga lari ia cepat merasa kelelahan.
Pertanyaan :
1. Setelah membaca permasalahan tersebut, menurutmu apa yang harus dilakukan si penderita?
2. Jenis sayuran apa yang sebaiknya dikonsumsi dan berapa kali ia harus mengkonsumsi?
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN ( SAP )
PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE
Pokok Bahasan : Pentingnya konsumsi sayur
Tempat : SDI KHM NOER Surabaya
Sasaran : Siswa kelas 4 Waktu : 45 Menit(TM ke-2) Tanggal : 16 Juni 2017
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah selesai mengikuti pendidikan kesehatan selama 45 menit peserta diharapkan dapat menambah pengetahuan dan sikap mengenai pentingnya konsumsi sayur.
B. Tujuan Instruksional Khusus
1) Siswa dapat menjelaskan cara pengolahan sayur
2) Siswa dapat menyebutkan manfaat mengkonsumsi sayur
3) Siswa dapat menganalisis topik kasus akibat kurang makan sayur
C. Indikator Materi
1) Cara pengolahan sayur
2) Manfaat mengkonsumsi sayur
D. Metode
Pendidikan kesehatan dengan model pembelajaran Think Pair Share (TPS)
E. Media Leaflet F. Pelaksanaan kegiatan No Tahap dan Waktu Kegiatan Pembelajaran Peserta 1 Pendahuluan 3 menit Pembukaan : 1) Mengucapkan salam 2) Menyampaikan
maksud dan tujuan dari pendidikan kesehatan 3) Menyebutkan materi
pendidikan kesehatan yang akan diberikan
4) Tim peneliti memberikan pertanyaan yaitu a. Bagaimana cara 1. Menjawab salam 2. Mendengarkan maksud dan tujuan dari pendidikan kesehatan 3. Memperhatikan
pengolahan sayur? b. Apa manfaat mengkonsumsi sayur? 2. Inti (45 menit) 5 menit 10 menit 30 menit Pelaksanaan :
Inti model pembelajaran think pair share
Thinking:
1) Siswa diminta berpikir secara mandiri mengenai pertanyaan yang diberikan. 2) Siswa diminta untuk
menuliskan hasil jawabannya di lembar kertas yang disediakan Pairing:
1) Fasilitator membentuk kelompok pasangan sesuai dengan rangking siswa yaitu siswa yang pintar dengan siswa yang kurang pintar.
2) Tiap kelompok pasangan diminta untuk berdiskusi tentang materi dan topik yang diberikan bersama dibangku masing-masing. Sharing:
1) Fasilitator meminta tiap kelompok pasangan mengutarakan hasil diskusinya dibangku mereka masing-masing 1. Mencatat dan berpikir 2. Melaksanakan model pembelajaran dengan aktif dan kooperatif 3. Saling memperhatikan siswa lain saat proses berbagi pendapat dan saling menanggapi antar kelompok pasangan 3 Penutup 3 menit 1) Fasilitator menanyakan pendapat anak mengenai pembelajaran yang telah berlangsung.
2) Fasilitator meluruskan, menambahkan dan memberi kesimpulan terkait topik yang dibicarakan.
3) Menjelaskan kontrak
1. Menjawab lisan 2. Memperhatikan
untuk melanjutkan materi selanjutnya
G. Kriteri Evaluasi
a. Peserta mampu menjelaskan cara pengolahan sayur
b. Peserta mampu menjelaskan manfaat mengkonsumsi sayur
H. Topik Diskusi
Konstipasi
Mila berusia 10 tahun, sudah 3 hari Mila belum BAB (buang air besar). Perut Mila terasa penuh dan nyeri, sudah 3 hari Mila belum makan sayur maupun buah.
Pertanyaan :
1. Setelah membaca permasalahan tersebut, menurutmu apa yang harus dilakukan si penderita?
2. Jenis sayuran apa yang sebaiknya dikonsumsi dan berapa kali ia harus mengkonsumsi?
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN ( SAP )
PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE
Pokok Bahasan : Pentingnya konsumsi sayur
Tempat : SDI KHM NOER Surabaya
Sasaran : Siswa kelas 4 Waktu : 45 Menit(TM ke-3) Tanggal : 17 Juni 2017
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah selesai mengikuti pendidikan kesehatan selama 45 menit peserta diharapkan dapat menambah pengetahuan dan sikap mengenai pentingnya konsumsi sayur.
B. Tujuan Instruksional Khusus
1) Siswa dapat menyebutkan anjuran frekuensi anjuran makan sayur. 2) Siswa dapat menyebutkan dampak kekurangan makan sayur. 3) Siswa dapat menganalisis topik kasus akibat kurang makan sayur
C. Indikator Materi
1) Frekuensi anjuran makan sayur. 2) Dampak kekurangan makan sayur.
D. Metode
Pendidikan kesehatan dengan model pembelajaran Think Pair Share (TPS)
E. Media Leaflet F. Pelaksanaan kegiatan No Tahap dan Waktu Kegiatan Pembelajaran Peserta 1 Pendahuluan 3 menit Pembukaan : 1. Mengucapkan salam 2. Menyampaikan maksud
dan tujuan dari pendidikan kesehatan
3. Menyebutkan materi pendidikan kesehatan yang akan diberikan
4. Tim peneliti memberikan pertanyaan yaitu
a. Berapa frekuensi anjuran makan sayur? b. Apa dampak kekurangan makan 1. Menjawab salam 2. Mendengarkan maksud dan tujuan dari pendidikan kesehatan 3. Memperhatikan
sayur? 2. Inti (45 menit) 5 menit 10 menit 30 menit Pelaksanaan :
Inti model pembelajaran think pair share
Thinking:
1) Siswa diminta berpikir secara mandiri
mengenai pertanyaan yang diberikan. 2) Siswa diminta untuk
menuliskan hasil jawabannya di lembar kertas yang disediakan Pairing:
1) Fasilitator membentuk kelompok pasangan sesuai dengan rangking siswa yaitu siswa yang pintar dengan siswa yang kurang pintar. 2) Tiap kelompok
pasangan diminta untuk berdiskusi tentang materi dan topik yang diberikan bersama dibangku masing- masing.
Sharing:
1) Fasilitator meminta tiap kelompok pasangan mengutarakan hasil diskusinya dibangku mereka masing-masing 1. Mencatat dan berpikir 2. Melaksanakan model pembelajaran dengan aktif dan kooperatif 3. Saling memperhatikan siswa lain saat proses berbagi pendapat dan saling menanggapi antar kelompok pasangan 3 Penutup 3 menit 1. Fasilitator menanyakan pendapat anak mengenai pembelajaran yang telah berlangsung.
2. Fasilitator meluruskan, menambahkan dan
1. Menjawab lisan 2. Memperhatikan
memberi kesimpulan terkait topik yang dibicarakan.
3. Menjelaskan kontrak untuk melanjutkan materi selanjutnya
G. Kriteri Evaluasi
a. Peserta mampu menjelaskan frekuensi anjuran makan sayur b. Peserta mampu menjelaskan dampak kekurangan makan sayur
H. Topik Diskusi
Rabun jauh (miopi)
Raka sekarang berusia 10 tahun, setahun yang lalu Raka merasa penglihatannya sedikit buram ketika melihat dengan jarak pandang jauh. Lalu ia ke dokter, dan akhirnya dokter menyuruh ia memakai kacamata. Saat ditanya dokter ia menceritakan kalau tidak terbiasa mengkonsumsi sayur maupun buah.
Pertanyaan :
1. Setelah membaca permasalahan tersebut, menurutmu apa yang harus dilakukan si penderita?
2. Jenis sayuran apa yang sebaiknya dikonsumsi dan berapa kali ia harus mengkonsumsi?
3. Jelaskan mengapa kamu memilih sayur tersebut?
MATERI PEMBELAJARAN
1. Definisi sayur
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sayur adalah bagian dari tumbuhan yang dapat berupa daun-daunan, polong-polongan dan sebagainya yang dapat dimasak. Menurut Hariani (2011) bahwa sayuran adalah makanan nabati yang merupakan sumber zat gizi vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Sayur sangat penting dalam menu makanan seimbang, merupakan sumber vitamin dan mineral. Sayur
lebih banyak mengandung mineral dibandingkan dengan buah (Asy’ariyah 2015).
2. Jenis-jenis sayur
Sayur memiliki berbagai macam jenis, menurut Astawan (2008) jenis sayuran dapat dibedakan antara lain :
1. Jenis sayuran daun, yang termasuk jenis tersebut antara lain : kangkung, katuk, sawi, bayam, selada air dan lain-lain.
2. Jenis sayuran bunga, yang termasuk jenis tersebut antara lain : kembang turi, brokoli atau kembang kol dan lain-lain
3. Jenis sayuran buah, yang termasuk jenis tersebut antara lain : tomat, ketimun, paprika, terong dn lain-lain.
4. Jenis sayuran batang muda, yang termasuk jenis tersebut antara lain: asparagus, rebung, jamur dan lain-lain.
5. Jenis sayuran akar, yang termasuk jenis tersebut antara lain : lobak, wotel dll.
6. Jenis sayuran umbi, yang termasuk jenis tersebut antara lain : kentang, bawang bombai, bawang merah dll.
3. Manfaat sayur
1) Sayuran hijau membantu memenuhi kebutuhan tubuh akan mineral, serta protein karena sayuran hijau merupakan sumber yang baik akan besi dan vitamin-vitamin;
2) Mengkonsumsi sayuran dapat mengontrol berat badan; 3) Dapat membantu kelancaran pembuangan tinja;
4) Serat dalam sayuran juga berfungsi untuk mengeluarkan zat-zat racun dalam tubuh;
5) Mencegah beberapa penyakit seperti penyakit kardiovaskuler, mengurangi resiko kanker kolon dll;
6) Serat dalam sayuran dapat mengontrol kadar kolesterol darah dan mengatur kadar insulin dalam darah;
7) Serat dalam sayuran dapat mengurangi resiko penyakit gastroinestinal seperti konstipasi;
8) Mengkonsumsi sayur dapat mengurangi resiko penyakit mata. 4. Kandungan Dalam Sayuran
a) Karbohidrat
Karbohidrat berfungsi untuk memberi tenaga dan juga rasa kenyang. Jumlah karbohidrat yang dibutuhkan oleh tubuh manusia tergantung usia dan jenis kelaminnya. Sumber karbohidrat adalah hampir keseluruhannya berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti berasal dari padi, umbi-umbian, sagu, beras, jagung, gandum, singkong, dan kentang.
b) Protein
Protein merupakan zat gizi yang paling penting karena erat hubungannya dengan proses kehidupan. Fungsi protein sebagai zat pembangun. Selain itu protein berfungsi dalam pertumbuhan, dan pemeliharaan jaringan tubuh, menggantikan sel-sel yang mati dan habis terpakai sebagai protein struktural (Dhian 2009).
Vitamin adalah zat-zat organic yang kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Vitamin adalah zat organik maka vitamin dapat rusak karena penyimpanan dan pengolahan. Sumber vitamin dan mineral yaitu sayuran seperti wortel, bayam, kangkung, labu siam, buncis, buah-buahan, misalnya pepaya, jambu air (Dhian 2009).
d) Mineral
Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Disamping itu mineral berperan dalam berbagai tahap metabolisme. Tiga macam mineral yang cukup penting adalah kalsium, fosfor dan zat besi. Kalsium banyak terdapat dalam sumber nabati seperti kacang kedelai, kacang merah, bayam, dan daun melinjo. Fosfor dapat diperoleh dari sumber sayur- sayuran seperti beras merah, bungkil kacang tanah, emping kacang melinjo, kacang kedelai dan katul beras. Zat besi diperlukan dalam pembentukan darah ,karena jika kita kekurangan zat besi akan terjadi anemia. Zat besi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin terdapat dalam bayam, daun ubi jalar, jamur kuping kering, daun kelor, kacang kedelai, kacang merah, dan bungkil kacang tanah. Begitu banyak sumber mineral yang terdapat dalam sayur-sayuran dan ini menunjukkan bahwa sayur-sayuran sangat penting untuk dikonsumsi (Dhian 2009).
Cara pengolahan sayur bermacam-macam diantaranya direbus, ditumis, digoreng, dipanggang, dan dikukus. Pengolahan sayur sebaiknya dimasak dengan tepat dan sehat agar kandungan gizi didalamnya tidak hilang. Beberapa cara yang perlu dilakukan diantaranya:
a) Pengolahan sayur sebaiknya tidak boleh terlalu lama, pengelolahannya diperlukan waktu memasak selama 3-5 menit. Jika terlalu lama membuat kandungan gizi didalamnya akan hilang.
b) Sayuran sebelum diolah sebaiknya dicuci terlebih dulu sebelum dipotong-potong.
c) Saat proses merebus sayuran, biarkan air perebusan mendidih dahulu sebelum sayuran dimasukkan.
d) Saat proses pengolahan sayur, sebaiknya keadaan panci ditutup jangan biarkan terbuka karena kandungan gizi akan hilang bersama uap masakan.
6. Frekuensi dan Anjuran Makan Sayur
Proporsi yang direkomendasi WHO dalam konsumsi sayur dan buah, yakni setidaknya 400 gram/hari atau sebanyak 3-5 porsi sehari. Anak usia sekolah direkomendasikan untuk mengkonsumsi sayur 1 sampai 2 mangkok/hari. Jumlah rata-rata asupan buah dan sayuran dianggap adekuat untuk mencegah penyakit yang sering dikaitkan dengan efek protektif sayur seperti stroke, penyakit jantung, paru-paru dan saluran pencernaan diperkirakan 330 g/hari untuk anak usia 0-4 tahun, 480 g/hari untuk anak usia 5-14 tahun dan 600g/hari untuk dewasa (Nutrition Information Centre 2013).
7. Dampak kurang makan sayur a) Kanker usus
Salah satu faktor penyebab kanker usus adalah kebiasaan tidak suka makan sayur. Kalau tidak suka, asupan sayur ke tubuh bisa kurang dan berakibat kekurangan serat, padahal serat adalah zat penting untuk membantu mengeluarkan kotoran dalam bentuk tinja. Kalau kotoran dikeluarkan lebih lama, maka akan ada zat atau racun yang diserap kembali dan menyebabkan kelainan sel yang memicu terjadinya kanker (Asy’ariyah 2015).
b) Kekurangan vitamin
Kekurangan sayuran bisa menyebabkan penyakit rakhitis dan scurvy (ditandai dengan rasa lemas, kurang darah, radang gusi, perdarahan pada kulit, misalnya sariawan).karena pada sayuran terkandung vitamin dan mineral yang berguna untuk menjaga tulang dan jaringan tetap kuat, serta menjaga pembentukan sel darah merah dan sistem saraf pusat. Kekurangan vitamin juga menyebabkan gangguan pada mata, terutama vitamin A karena tubuh kekurangan gizi yang berupa betakaroten. Gangguan mata, utamanya kelelahan mata bisa diatasi dengan banyak mengonsumsi wortel, selada air, dan buah-buahan lainnya.
c) Masalah pencernaan
Selain kanker usus, kekurangan serat karena kurang makan sayur, bisa menyebabkan masalah pencernaan seperti konstipasi atau sembelit, juga meningkatkan kadar kolesterol.
d) Penyakit kardiovaskular
Penyakit kardiovaskular adalah penyakit yang berhubungan dengan jantung dan pembuluh darah, misalnya penyakit jantung iskemik, stroke, penyakit jantung akibat tekanan darah tinggi, penyakit jantung rematik, pembesaran aorta, dan lain-lain. Penyakit ini bisa muncul karena kurang makan sayur. Kurang makan sayur, bisa menganggu keseimbangan kalium dan natrium pada tubuh dan bisa meningkatkan resiko terkena tekanan darah tinggi dan stroke.
e) Resiko obesitas
Terbiasa tak makan sayur juga bisa memicu obesitas pada anak. Pasalnya, anak terbiasa untuk selalu mengatasi rasa laparnya dengan menu yang padat dan berkarbohidrat tinggi, dibanding makan sayur maupun buah segar yang juga punya efek mengenyangkan. Karena itu biasakan anak sejak dini untuk konsumsi sayuran dan buah-buahan dengan teratur.
Daftar Pustaka :
Astawan, Made. 2008. Khasiat Warna-Warni Makanan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Asy’ariyah, Nor. 2015. Pengaruh Storytelling Terhadap Pengetahuan dan Sikap Anak Prasekolah Dalam Konsumsi Sayur, Skripsi Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya.
Dhian, Yunita. 2009. Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Konsumsi Sayuran Pada Anak Sekolah Dasar (Sd) Kembangarum 01/02 Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang, Skripsi Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang.
Hariani, Dede. 2011. Pengaruh Penyuluhan terhadap Pengetahuan dan Sikap Konsumsi Buah dan Sayuran Siswa Sekolah Dasar di SD Negri 064975
Kecamatan Medan Denai Kota Medan, Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Nutrition Information Centre University of Stellenbosch. 2013. Fruit and Vegetales : South African children found “wanting” Tygerberg: NICUS of Nutrition, 19 : 61
FAKULTAS KEPERAWATAN
ANAK SEHAT
SUKA MAKAN
SAYUR
APA ITU SAYUR ??
Sayuran adalah makanan nabati yang
merupakan sumber zat gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh
manusia.Anak-anak dianjurkan untuk
mengkonsumsi sayur 1 sampai 2
mangkok/hari.
JENIS-JENIS SAYUR
1) Jenis sayuran daun :kangkung, katuk,sawi, bayam, selada air.
2) Jenis sayuran bunga : kembang turi, brokoli atau kembang kol.
3) Jenis sayuran buah : tomat, ketimun, paprika, terong.
4) Jenis sayuran batang muda :
asparagus, rebung, jamur.
5) Jenis sayuran akar : lobak, wotel dll.
a) Karbohidrat
Karbohidrat berfungsi untuk memberi tenaga dan juga rasa kenyang. Sumber karbohidrat : padi, umbi-umbian, sagu, beras, jagung, gandum, singkong, dan kentang.
b) Protein
Protein merupakan zat gizi yang paling penting. Fungsi protein sebagai zat pembangun, untuk pertumbuhan, dan pemeliharaan jaringan tubuh, menggantikan sel-sel yang mati.
c) Vitamin
Vitamin adalah zat organik maka vitamin dapat rusak karena penyimpanan dan pengolahan. Sumber vitamin dan mineral yaitu sayuran seperti wortel, bayam, kangkung, labu siam, buncis, buah-buahan.
d) Mineral
• Kalsium banyak terdapat dalam sumber nabati seperti kacang kedelai, kacang merah, bayam, dan daun melinjo.
• Fosfor dapat diperoleh dari sumber sayur-sayuran seperti beras merah, bungkil kacang tanah, emping kacang melinjo, kacang kedelai dan katul beras. • Zat besi diperlukan dalam pembentukan
PENGOLAHAN SAYUR YANG TEPAT Cara pengolahan sayur bermacam-macam diantaranya direbus, ditumis, digoreng, dipanggang, dan dikukus. Pengolahan sayur sebaiknya dimasak dengan tepat dan sehat agar kandungan gizi didalamnya tidak hilang. Beberapa cara yang perlu dilakukan diantaranya:
1. Pengolahan sayur sebaiknya tidak boleh terlalu lama, pengelolahannya diperlukan waktu memasak selama 3-5 menit. Jika terlalu lama membuat kandungan gizi didalamnya akan hilang.
2. Sayuran sebelum diolah sebaiknya dicuci terlebih dulu sebelum dipotong-potong. 3. Saat proses merebus sayuran, biarkan air
perebusan mendidih dahulu sebelum sayuran dimasukkan.
4. Saat proses pengolahan sayur, sebaiknya keadaan panci ditutup jangan biarkan terbuka karena kandungan gizi akan hilang bersama uap masakan.
MANFAAT SAYUR
Sayuran hijau membantu memenuhi kebutuhan tubuh akan mineral, serta protein karena sayuran hijau merupakan sumber yang baik akan besi dan vitamin-vitamin
Mengkonsumsi sayuran dapat mengontrol berat badan
Membantu kelancaran pembuangan tinja
Mengkonsumsi sayur dapat mengurangi resiko penyakit mata.
Serat dalam sayuran juga berfungsi untuk mengeluarkan zat-zat racun dalam tubuh
Mencegah beberapa penyakit seperti penyakit kardiovaskuler, mengurangi resiko kanker kolon dll
Serat dalam sayuran dapat mengontrol kadar kolesterol darah dan mengatur kadar gula darah. Serat dalam sayuran dapat mengurangi resiko
DAMPAK KURANG MAKAN SAYUR
KURANG VITAMIN
MASALAH PENCERNAAN
PENYAKITT JANTUNG
Lampiran 12. Tabulasi Data Demografi