BAB VII TUGAS KHUSUS
7.4 Bagian-bagian Pompa Sentrifugal Multistage
7.4.3 Seal Oil System
Sealing system adalah sistem penyekat. Pemilihan yang tepat pada sebuah seal sangat penting bagi keberhasilan pemakaian pompa. Untuk mendapatkan kehandalan pompa yang terbaik, pilihan penyekat harus tepat antara jenis seal dan lingkungan yang dipakai.
Dasar-dasar Penyekat (Seal)
Ada dua jenis seal: statis dan dinamis.
Seal statis dipakai jika tidak ada gerakan yang terjadi pada pertemuan antara kedua permukaan yang akan disekat. Gasket dan O-ring merupakan contoh yang umum dari seal statis.
Seal Dinamis digunakan dimana ada permukaan yang bergerak relatif terhadap satu sama lain. Seal dinamis misalnya digunakan pada poros yang berputar dan menghantarkan power melalui dinding sebuah tangki (Gambar 7.7), melalui casing dari pompa (Gambar 7.8), atau melalui rumah peralatan berputar lainnya seperti filter atau layar.
Gambar 7.8 Seal System pada Pompa Umumnya
7.4.4 Lube Oil System
Prinsip kerja dari sistem pelumas diatur oleh FG Lube Oil (FG : function group) yang mengatur operasi Main Lube Oil Pump, Emergency Lube oil pump, dan Lube Oil Pavour Extraxtor Fan yang bertujuan menyediakan tekanan dan temperatur minyak yang tetap untuk bantalan (bearing) gas turbin dan generator.
Fungsi dari pelumas adalah:
Pelumasan, untuk mengurangi gesekan antara poros dengan bantalan
Pendinginan, untuk mendinginkan panas yang ditimbulkan akibat dari gesekan
Sisi isap(suction) dari jacking pump Supply sistem power oil (hydraulic sistem)
Gambar 7.9 Lube Oil System pada AHU
Pada Lube Oil System terdapat beberapa bagian yang menunjang kerjanya diantaranya adalah:
a. Main Oil Pump
Main oil pump dengan type pompa sentrifugal. Dipasang berdiri pada tangki oli. Dimana pada sisi suction dipasang penyaring (strainer) untuk melindungi single stage impeller. Pompa dilengkapi dengan valve non return yang mencegah oli mengalir kembali kearah suction.
Gambar 7.10 Main Oil Pump b. Lube Oil Cooler.
Cooler didesain sebagai sebuah plat penukar panas yang dipasang pada tengah aliran berlawanan. Plat tersebut membagi antara aliran oli (panas) dan aliran air(dingin). Kadang terdapat dua cooler pada sebuah unit, dimana saat yang satu beroperasi maka satu unit dapat di standby kan. Cooler adalah termasuk system air pendingin tertutup yang diisi dengan air dan glikol.
c. Lube Oil Filter
Untuk memastikan bearing bebas dari masalah, lube oil harus memenuhi kriteria dan spesifikasi yang ditentukan dalam manual operational of gas turbine. Oleh karena itu oli harus mampu memindahkan partikel di bawah 6 um. Filter bertipe duplex, dimana masing-masing sisi mampu beroperasi dalam aliran penuh. Penggantian kedua sisi dibuat tanpa menyela pasokan oli ke sistem.
Perbedaan tekanan (differential pressure) pada filter dikontrol oleh differential pressure switch, dapat mengindikasikan apakah filter dalam kondisi kotor atau bersih.
Gambar 7.12 Lube Oil Filter d. Lube Oil Storage
Lube Oil Storage merupakan tempat penyimpanan pelumas yang akan diberikan ke bearing pompa. Bentuk dari lube oil storage
adalah kotak seperti tempat penyimpanan pada umunya. Biasanya diletakkan dibawah main oil pump agar pompa mudah untuk menyedot lube oilnya tersebut.
Fungsi dari lube oil storage adalah:
Untuk mengkontrol apakah lube oil ada
Untuk penyedia umpan pelumas untuk main oil pump
Gambar 7.13 Lube Oil Storage 7.4.5 Motor
Motor ini memiliki fungsi yang sangat penting, karena bila tidak ada motor pompa tidak akan bekerja. Prinsip kerja motor ini adalah memanfaatkan energi listrik untuk menggerakan rotor yang ada di pompa, setelah rotor tersebut bergerak barulah impeller pada pompa bergerak saat inilah pompa sudah mulai bekerja. Energi listrik yang
dibutuhkan sangat besar untuk menghidupkan motor tersebut dan arus yang dibutuhkan adalah 400 ampere.
Pada motor terdapat ventilasi yang berfungsi untuk sirkulasi udara motor tersebut.
Gambar 7.14 Motor
7.5 Kerusakan Yang Terjadi Pada Pompa
Usaha maksimal/proaktif dalam memelihara pompa harus tetap dilakukan, namun peristiwa kerusakan tentu akan terjadi, namun dengan
langkah proaktif kerusakan dapat diprediksi agar dapat direncanakan perbaikan kapan dan tidak terjadi kerusakan yang lebih fatal.
Tipikal sebab tersebut adalah: a. Bocor seal/gland packing b. Kapasitas menurun
c. Poros bengkok atau macet d. Bearing rusak
e. Casing Bocor f. Vibrasi tinggi
Getaran mesin (Mechanical Vibration) diartikan sebagai gerakan bolak-balik dari komponen mekanik dari suatu mesin sebagai reaksi dari adanya gaya dalam(gaya yang dihasilkan oleh mesin tersebut) maupun gaya luar (gaya yang berasal dari luar atau sekitar mesin). Kasus yang dominan dalam getaran mesin adalah yang disebabkan oleh gaya eksitasi getaran yang berasal dari mesin tersebut, yang menyangkut diantaranya: Kondisi yang tak seimbang (unbalance) baik yang statik maupun
dinamik pada mesin tersebut.
Cacat yang terjadi pada elemen-elemen rotasi (bearing rusak, impeller macet, dll).
Ketidaksempurnaan bagian/fungsi mesin tersebut.
Mesin yang ideal tidak akan bergetar karena energi yang diterimanya digunakan sepenuhnya untuk fungsi mesin itu sendiri. Dalam praktek mesin yang dirancang dengan baik, getarannya relatif rendah
namun untuk jangka pemakaian yang lama akan terjadi kenaikan level getaran karena hal berikut:
Keausan pada elemen mesin.
Proses pemantapan pondasi(base plate)sedemikian rupa sehingga terjadi
deformasi dan mengakibatkan misalignment pada poros.
Perubahan perilaku dinamik pada mesin sehingga terjadi perubahan
frekuensi pribadi.
Analisis ciri mekanik memungkinkan pemanfaatan sinyal getaran untuk mengetahui kondisi mesin tersebut tanpa membongkar atau menghentikan suatu mesin, sehingga dapat dimanfaatkan untuk analisis lebih lanjut dalam perbaikan pada kerusakan yang terjadi. Dengan melakukan pengamatan analisis getaran secara berkala, maka sesuatu yang tidak normal pada suatu mesin dapat dideteksi sebelum kerusakan yang lebih besar terjadi.
7.6 Kondisi Operasional Pompa Sentrifugal Multistage Pada AHU
Kondisi Operasional Pompa Sentrifugal Multistage Pada AHU diantaranya sebagai berikut:
(1) Bukaan Spill Back 0%
(2) Flow Suction 100 – 180 T/Jam
(3) Temperatur Suction = Temperatur Discharge = 240 – 250 oC (4) Pressure Suction 3-5 kg/cm2
(6) 6 Temperatur Winding Indikator rata-rata 120 – 145 oC, temperatur ini berfungsi untuk mengetahui temperatur daerah motor
(7) Membutuhkan 400 ampere untuk mengoperasikan motor sebagai
penggerak pomp
(8) Untuk memonitori vibrasi yang harus di kontrol adalah Thrust End Disp,
Tabel 7.1 Pump Data Sheet
BAB VIII PENUTUP
BAB VIII PENUTUP
8.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan kerja praktek di pabrik PT. Pertamina RU VI Balongan antara lain:
1. PT. Pertamina RU VI Balongan adalah perusahaan yang mengolah minyak bumi menjadi produk antara maupun produk akhir.
2. Unit ARHDM/AHU adalah unit yang bertugas mengurangi kandungan metal (Ni, V, Fe), Na dan micro carbon residue (MCR) pada AR dan menyiapkan umpan DMAR ke Unit RCC.
3. AHU memiliki 2 unit yaitu unit 12 dan 13 yang keduanya memiliki kapasitas 58 MBSD atau 384 m3/jam.
4. Kandungan metal yang ada di DMAR untuk RCC maksimal 20ppm (nikel 18ppm dan vanadium 2 ppm).
5. Kandungan MCR yang diperbolehkan maksimal 3.5 % wt.
6. Kandungan metal yang melebihi spesifikasi dapat meracuni katalis, sedangkan kandungan MCR yang melebihi spesifikasi dapat meningkatkan panas pada regenerator Unit RCC.
7. Proses yang terjadi pada AHU dibagi menjadi 5 yaitu Seksi Feed, Seksi Reaksi, Seksi Separasi, Seksi Fraksinasi, dan Seksi Recycle Gas.
8. Alat-alat yang digunakan pada AHU adalah Feed Filter, Heat Exchanger, Reaktor, Furnace, Kompresor, Pompa Feed, Vessel (Separator) dan Kolom (Fraksinator).
9. Bahan kimia yang diinjeksikan pada AHU adalah Polysulfide, Kurilex L-log, Dimethyl Disulfide, Nalco.
10. Masalah yang pernah terjadi pada AHU adalah kebocoran pipa, pembakaran fuel gas tidak sempurna, fouling, korosi, dan pompa trip. 11. Produk utama dari AHU adalah DMAR, produk sampingnya yaitu Off
Gas, Naphta, Kerosene, dan Gas Oil.
8.2 Saran
Berdasarkan hal – hal yang telah kami peroleh selama melaksanakan praktek kerja di PT Pertamina RU VI Balongan maka kami dapat memberikan saran sebagai berikut :
1. Perlu adanya perawatan yang efektif pada peralatan sehingga efisiensi produksi dapat ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
PERTAMINA. 1992. Pedoman Operasi Kilang dan Pertamina UP VI Balongan.
Balongan: PERTAMINA. Irianto, I Njoman Subakti. 2010. Buku Pegangan Pekerja ARHDM. Balongan :
PERTAMINA. http://fariedrj.blogspot.com/2013/01/definisi-dan-karakteristik-pompa.html http://rezafaturachman.wordpress.com/2012/07/12/centrifugal-multistage-pump-jet-pompe/ http://indahkireilestari.files.wordpress.com/2011/04/pompa1.doc http://www.scribd.com/doc/32235908/Prinsip-Kerja-Pompa-Sentrifugal http://mechanic-mechanicalengineering.blogspot.com/2011/03/pompa-pump.html http://soemarno.org/2009/01/08/perbaikan-pompa-centrifugal/ http://engineering-power-plant.blogspot.com/2010/11/boiler-feedwater-pump-balancing-line.html http://awan05.blogspot.com/2009/12/analisa-vibrasi.html http://yogilaksono.blogspot.com/2009/07/lube-oil-system-gt-13e2.html