BERPENDAPAT DI FORUM EKONOMI DAN POLITIK
KEUNGGULAN EKONOMI INDONESIA PADA TAHUN
5 Sebagai organisasi yang berbasis kerakyatan (people-centered organization), Asean tentu tidak boleh bermain ‖pukul rata‖ agar semua
rakyat Asean saling berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Apabila Komunitas Asean dibentuk tanpa kebijakan plurilingualisme, agaknya rakyat Indonesia pun akan sulit bernasib mujur. Jika penghuni kawasan Asean dituntut hanya berbahasa Inggris, saya percaya bahwa posisi bahasa Indonesia akan bergeser di negeri kita sendiri. Ketika itu, bangsa Indonesia bukanlah pemenang, melainkan pecundang!
(Diambil dan diolah dari artikel pendapat yang ditulis oleh Maryanto, pemerhati politik bahasa, di Koran Tempo, 13 Desember 2010)
(1) Teks yang telah kalian baca di atas berisi pandangan politik dari penulis teks mengenai kebijakan bahasa Komunitas Asean. Betulkah teks itu dimaksudkan untuk mengusulkan kebijakan bahasa Asean seperti halnya kebijakan bahasa Uni Eropa?
(2) Teks tersebut memiliki struktur teks yang sama seperti teks eksposisi pada umumnya, tetapi pada tahap argumentasi terdapat penjelas- penjelas yang berfungsi untuk memperkuat argumentasi yang dimaksud.
Di bawah ini struktur teks tersebut dibuat diagram. Bagian-bagian tertentu dihilangkan. Lengkapilah bagian-bagian yang dihilangkan itu dengan mengisikan pilihan yang telah disediakan.
Pilihan isian
Argumentasi Penjelas
(1) Bahasa Eropa dalam satu model kompetensi
(2) Kebijakan bahasa yang multiguna
(3) Kebijakan language passport (4) Kegunaan praktis bagi rakyat
Asean
(5) Model CEFR dengan enam peringkat kompetensi
Penjelas 1.1:
Semangat Uni Eropa Struktur teks ―Integrasi Asean dalam Plurilingualisme‖
(3) Gagasan utama penulis yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan pendapat dipertahankan dengan argumentasi yang diyakini kebenarannya melalui pengungkapan fakta-fakta sebagai penjelasan argumentasi penulis.
Pada paragraf berapakah gagasan utama itu disampaikan? Menurut kalian, apakah argumentasi yang diberikan oleh penulis itu kuat dan logis?
Pernyataan Pendapat: dituntut plurilingual
Argumentasi 1:
Persatuan Asean dalam keanekaragaman Penjelas 1.2: ... ... ... ... ... ... Argumentasi 2: ... ... ... ... ... ... Penjelas 2.1: ... ... ... ... ... ... Penjelas 2.2:
Paspor bahasa Jerman
Argumentasi 3:
... ... ... ... ... ...
Penjelas 3.1:
Untuk penghormatan atas adanya perbedaanbahasa ngsaan negara anggota
Penjelas 3.2:
... ... ... ... ... ... Penjelas 1.3:
Bahasa Eropa pada posisi yang sama
Penegasan Ulang Pendapat:
Tidak boleh ‖pukul rata‖ agar
semua warga Asean berbahasa Inggris.
(4) Realisasi internasionalisasi bahasa Indonesia menjadi bahasa Asean belum tampak nyata. Ketika gagasan komunitas Asean 2015 terwujud dengan bahasa, visi identitas Asean dapat terjawab, yaitu bersatu dalam keberagaman. Keberagaman bahasa sebuah komunitas biasa disebut dengan istilah masyarakat multilingual. Sementara itu, keberagaman bahasa yang dikuasai oleh individu sebagai warga komunitas disebut sebagai kondisi plurilingual.
Periksalah dari sumber kamus atau internet, apakah makna multilingualisme dan plurilingualisme itu tepat? Termasuk ke masyarakat yang manakah Indonesia pada saat sekarang ini?
Selain itu, periksalah juga pada kamus, makna kata bilingual dan monolingual.
3.2.2 Tugas 2
Bacalah teks “Integrasi Asean dalam Plurilingualisme” di atas sekali lagi. Setelah itu, kerjakan tugas-tugas di bawah ini dan simaklah penjelas pendukung yang diberikan.
(1) Teks eksposisi di atas dapat dikatakan sebagai teks ilmiah. Teks tersebut mengandung pronomina atau kata ganti saya dan kita. Bolehkah pronomina seperti itu digunakan pada teks ilmiah?
Memang betul bahwa kita boleh menggunakan pronomina kita atau saya pada teks ilmiah. Akan tetapi, kita tidak boleh meletakkan pronomina itu di sembarang tempat.
Cermati lagi teks eksposisi di atas. Ternyata, pronomina kita atau saya ditemukan hanya pada Paragraf 1 dan 5. Inilah kalimat-kalimat dari teks di atas yang mengandung pronomina itu.
(a) Warga komunitas, termasuk kita semua sebagai rakyat Indonesia akan dituntut plurilingual untuk memiliki kompetensi berbahasa negara lain. (Paragraf 1)
(b) Jika penghuni kawasan Asean dituntut hanya berbahasa Inggris, saya percaya bahwa posisi bahasa Indonesia akan bergeser di negeri kita sendiri. (Paragraf 5)
Tahukah kalian mengapa pronomina kita atau saya tidak ditemukan pada paragraf-paragraf lain? Telah kalian eksplorasi bahwa Paragraf 1 merupakan tahap pernyataan pendapat, tempat gagasan pribadi disampaikan, dan pada Paragraf 5 yang merupakan tahap penegasan ulang pendapat, gagasan itu dinyatakan kembali. Jadi, pronomina atau kata ganti kita, kami, atau saya dapat digunakan, terutama pada saat pernyataan pendapat pribadi (klaim) diungkapkan. Hal itu sejalan dengan fungsi sosial teks eksposisi itu sendiri, yaitu teks yang digunakan untuk mengusulkan pendapat pribadi mengenai sesuatu.
(2) Kata-kata leksikal (nomina, verba, adjektiva, dan adverbia) tertentu dimanfaatkan pada teks eksposisi. Kata-kata leksikal seperti apa yang dimaksud? Perhatikan kata yang dicetak tebal di bawah ini.
―Jika penghuni kawasan Asean dituntut hanya berbahasa Inggris, saya percaya bahwa posisi bahasa Indonesia akan bergeser di negeri kita sendiri‖. (Paragraf 5)
Kata percaya tergolong ke dalam verba yang menyatakan persepsi. Kata- kata yang sejenis adalah yakin, optimistis, potensial, dan sebagainya. Kata-kata tersebut dapat dinyatakan sebagai verba atau nomina sehingga kata-kata itu akan berubah menjadi mempercayai/kepercayaan, meyakini/keyakinan, mempunyai optimisme/optimisme, dan berpotensi/ potensi.
Kata-kata itu digunakan untuk mempengaruhi atau mengubah persepsi pembaca agar pembaca mengikuti atau menerima pendapat penulis teks. Dengan demikian, hal itu sejalan dengan tujuan penulis bahwa pembaca akan memiliki keyakinan yang sama dengan penulis, yang akhirnya usulan penulis dapat diterima.
Dalam konteks teks ―Integrasi Asean dalam Plurilingualisme‖, penulis mengajukan usulan tentang pembuatan kebijakan bahasa agar bahasa Indonesia dijadikan bahasa Asean dan agar bahasa-bahasa lain di negara-negara Asean dikuasai oleh sesama warga Asean.
(3) Untuk memperkuat argumentasi, kata hubung atau konjungsi dapat dimanfaatkan. Dalam konteks pengajuan pendapat tentang kebijakan bahasa Asean itu, penulis menghubungkan argumentasi dengan kata hubung pada kenyataannya, kemudian, dan lebih lanjut.
Idealnya, argumentasi tidak disajikan secara acak. Kata hubung seperti itu dapat digunakan untuk menata argumentasi dengan cara mengurutkan dari yang paling kuat menuju ke yang paling lemah atau sebaliknya.
Carilah kata hubung yang lain pada teks tersebut atau bubuhkanlah kata hubung di posisi yang menurut kalian memungkinkan.
(4) Betulkah eksposisi itu merupakan argumentasi satu sisi? Pada teks di atas penulis mengambil sisi setuju. Ia setuju akan dijadikannya bahasa Indonesia sebagai bahasa Asean. Penulis lain dapat mengambil posisi tidak setuju.
Masalah itu akan dibicarakan lebih jauh pada Tugas 3 dan 4 di bawah ini. Sebelum masuk ke arah itu, dapatkah kalian menuangkan gagasan yang berpihak pada sisi tidak setuju tentang akan dijadikannya bahasa Indonesia sebagai bahasa Asean?
3.2.3 Tugas 3
Bacalah teks yang berjudul “Untung Rugi Perdagangan Bebas” berikut
ini. Setelah itu, kerjakan tugas-tugas yang diberikan di bawahnya.
Untung Rugi Perdagangan Bebas
1 Perdagangan bebas yang diusung oleh sebuah negara dipastikan