• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

B. Pengembangan Profesi Guru 1.Pengertian Profesi 1.Pengertian Profesi

2. Guru Sebagai Profesi

Kunandar (2007: 46) menjelaskan guru sebagai profesi berarti guru sebagai pekerjaan yang mensyaratkan kompetensi (keahlian dan kewenangan) dalam pendidikan dan pembelajaran secaraa efektif dan efisien. Jamal (2011:27) menambahkan bahwa guru sebagai profesi harus memiliki gagasan-gagasan baru untuk selalu mengembangkan kreativitas, memiliki ide cemerlang yang mengiringi daya cipta dalam berkarya, menghabiskan waktu untuk menyelesaikan tugas profesional dan administrasi, bertanggungajwab terhadap tugas yang diemban, ikhalas dan tidak pernah putus asa. Guru sebagai profesi memiliki beberapa kriteria yang harus dipenuhi. Syarat guru sebagai profesi menurut Suparlan (2006:76) yaitu:

a. Memiliki fungsi dan signifikansi sosial sebagai ladang pengabdian guru kepada masyarakat.

b. Menuntut adanya keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan.

20 c. Didukung oleh suatu disiplin ilmu.

d. Memiliki organisasi profesi dan kode etik bagi anggotanya dalam berperilaku disertai dengan sanksi tertentu.

e. Berhak untuk memperoleh imbalan finansial atau materiil.

Momon Sudarma (2013: 29) menjabarkan 6 komponen yang membentuk profesionalisme guru yaitu (a) menjadi sumber penghasilan kehidupan, (b) memerlukan keahlian, (c) memerlukan kemahiran, (d) memerlukn kecakapan, (e) adanya standar mutu atau norm tertentu, dan (f) memerlukan pendidikan profesi.

Menurut Sudarwan Danim (2011: 106) karakteristik profesi yang dimiliki oleh guru meliputi:

a. Kemampuan intelektual yang diperoleh melalui pendidikan yang tinggi dan lama. Termasuk dengan pelatihan-pelatihan khusus yang berkaitan dengan keilmuan guru.

b. Memliliki pengetahuan spesialisasi atau kekhususan penugasan bidang keilmuan tertentu.

c. Menjadi anggota dari organisasi profesi. Hal ini dibuktikan dengan kepemilikan kartu anggota, pemahaman terhadap norma-norma organisasi, melaksanakan kewajiban, dan mentaati tata tertib yang berlaku dalam organisasi.

d. Memiliki pengetahuan praktis yang dapat digunakan langsung oleh orang lain atau klien. Pengetahuan khusus tersebut bersifat aplikatif dimana aplikasi didasari atas teori yang jelas dan teruji.

21

e. Memiliki teknik kerja yang dapat dikomunikasikan. Guru dapat mengkomunikasikan tujuannya dengan baik sehingga dapat dipahami oleh siswa.

f. Memiliki kapasitas mengorganisasikan kerja secara mandiri atau self organizer. Artinya guru dapat mengelola pekerjaannya sendiri dengan baik. g. Mementingkan kepentingan orang lain. Guru akan memberikan layanan

pendidikan kepada siswa baik di dalam kelas, di lingkungan sekolah, bahkan di luar sekolah.

h. Memiliki kode etik yang berupa norma-norma yang mengikat guru dalam bekerja.

i. Memiliki sanksi dan tanggung jawab.

j. Mempunyai sistem upah yaitu berupa gaji yang diberikan kepada guru atas pekerjaannya secara berkala sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Selain gaji seorang guru berhak mendapat penghasilan secara finansial sebagai imbalan telah melaksanakan tugas keprofesiannya sebagai guru. k. Budaya profesional yaitu memiliki simbol yang berbeda dengan profesi lain

misalnya pakaian seragam.

l. Melaksanakan pertemuan profesional yang dapat dilakukan dalam bentuk seminar, diskusi, atau workshop.

Selanjutnya sesuai dengan Undang-Undang No 14 tahun 2005 prinsip profesionalitas seorang guru meliputi:

a. memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme

b. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia

22

c. memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas

d. memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas e. memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan f. memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja g. memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat

h. memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan

i. memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa guru sebagai profesi harus memiliki kriteria sebagai berikut:

a. Menuntut keahlian intelektul yang diperoleh melalui pendidikan tinggi. b. Memerlukan persiapan melalui pelatihan-pelatihan.

c. Memiliki organisasi profesi yang kuat. d. Memiliki kode etik yang mengikat pekerjaan.

e. Berhak mendapat penghargaan berupa penghasilan atas keprofesiannya. 3. Pengertian Pengembangan Profesi Guru

Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin modern juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Mulai dari media pembelajaran yang digunakan, SDM baik guru maupun siswa, maupun kurikulum yang digunakan. Maka dari itu sebagai pendidik profesional, guru diwajibkan untuk terus mempertahankan dan mengembangkan keprofesiannya.

Kaswan (2011: 3) menjelaskan bahwa pengembangan merupakan upaya memberi kemampuan kepada karyawan yang akan diperlukan organisasi di masa yang akan datang. Menurut Udin Syaefudin Saud (2011: 101) pengembangan guru dimaksudkan untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan kualitas

23

staf dalam memecahkan masalah-masalah keorganisasian. Pengembangan guru dilaksanakan berdasarkan kebutuhan guru dalam menjalani proses profesionalisasi. Marihot Tua Efendi Hariandja (2005: 168) menambahkan, pengembangan ditekankan pada peningkatan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan pada masa yang akan datang, dan dilakukan dengan pendekatan yang terintegrasi dengan kegiatan lain untuk mengubah perilaku kerja.

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan merupakan suatu usaha untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan dalam melaksanakan tugas seseorang yang disesuaikan dengan kebutuhan saat ini dan kebutuhan di masa yang akan datang.

Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) dari para anggotanya. Pekerjaan tersebut tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan tersebut. (Udin Syaefudin. S. 2011:6).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengembangan profesi guru adalah usaha yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan seorang guru dalam melakukan tugas dan tanggungjawabnya. Menurut Sudarman Danim (2011: 84) pengembangan profesi guru dilakukan dalam rangka menjaga agar kompetensi keprofesiannya tetap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, serta budaya. Kegiatan pengembangan tersebut dapat dilakukan baik selagi dalam pendidikan maupun setelah bertugas (dalam jabatan).

24 4. Kegiatan Pengembangan Profesi Guru

Ada beberapa cara yang digunakan dalam mengembangkan profesi guru. Menurut Soetjipto dan Kosasi (2004: 54) pengembangan sikap profesional dapat dilakukan selama dalam pendidikan pra jabatan maupun dalam jabatan.

a. Pengembangan profesional selama pendidikan pra jabatan

Dalam pendidikan pra jabatan, calon guru dididik dalam berbagai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan pada pekerjaannya. b. Pengembangan profesional selama dalam jabatan

Pengembangan sikap profesional tidak terhenti apabila calon guru selesai mendapatkan pendidikan pra jabatan. Banyak usaha yang dilakukan dalam peningkatan sikap profesional guru selama dalam jabatan, misalnya dengan mengikuti penataran, lokakarya, seminar, atau kegiatan ilmiah lainnya. Secara informal dapat melalui tv, radio, koran, majalah, dan media massa lainnya.

Beberapa teknik pelatihan dan pengembangan yang sudah umum digunakan menurut Sondang P. Siagian (2002: 191) adalah :

a. Pelatihan dalam jabatan

Pelatihan dalam jabatan berarti pelatihan dimana para peserta dilatih langsung di tempatnya bekerja. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan peserta latihan dalam mengerjakan tugasnya. Dalam hal ini yang bertindak sebagai pelatih yaitu atasan langsung atau rekan kerja yang lebih senior.

25 b. Sistem magang

Dalam program pengembangan karyawan sistem ini sering diterapkan melalui berbagai bentuk. Bentuk pertama seorang pegawai belajar dari pegawai lain yang lebih berpengalaman. Bentuk kedua adalah coaching dimana seorang pemimpin mengajarkan cara kerja yang benar kepada bawahannya. Bentuk ketiga yaitu dengan menjadikan pegawai baru sebagai asisten pejabat yang lebih tinggi, karena dengan menjadikannya asisten, pegawai tersebuat akan mengetahui tugas-tugas orang yang dibantunya. Yang terakhir menugaskan pegawai baru untuk menduduki posisi dalam kepanitiaan, hal ini dilakukan agar pegawai dapat meningkatkan keterampilannya dalam bekerja serta berinteraksi dengan pegawai lainnya.

c. Sistem ceramah

Sistem ceramah yang digunakan dalam pengembangan pegawai dapat diberikan dengan variasi seperti tanya-jawab, dan alat peraga seperti slide, film, video.

d. Vestibule training

Metode pelatihan ini untuk meningkatkan keterampilan pegawai terutama dalam hal teknikal, di tempat pekerjaan, tanpa mengganggu kegiatan organisasi.

e. Role playing

Teknik ini sering dilakukan apabila yang menjadi sasaran pengembangan adalah peningkatan kemampuan menyelesaikan konflik dan melakukan interaksi positif dengan orang lain.

26 f. Studi kasus

Metode ini digunakan untuk mengembangkan kerampilan calon manajer dalam mengambil keputusan yang benar dan menyelesaikan problematika yang terjadi dalam organisasi.

g. Simulasi

Pelatihan dengan teknik ini menggunakan alat mekanikal yang nantinya akan digunakan peserta pelatihan dalam menjalankan tugasnya.

h. Pelatihan laboraturium

Pelatihan ini digunakan untuk meningkatkan pegawai dalam tukar menukar pengalaman, pemahaman perilaku, persepsi, dan perasaan.

i. Belajar sendiri

Pegawai melakukan pengembangan dengan cara belajar sendiri namun tetap terkendali atau dengan pembelajaran terprogram.

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional (2005) menyebutkan beberapa alternatif program pengembangan profesionalisme guru adalah sebagai berikut :

a. Program Peningkatan Kualifikasi Pendidikan Guru

Sesuai dengan peraturan yang berlaku kualifikasi pendidikan guru adalah minimal S1 dari program keguruan. Untuk meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan guru, guru melakukan studi lanjutan S2 dan S3 sebagai program tugas belajar.

27 b. Program Penyetaraan dan Sertifikasi

Program ini diperuntukkan bagi guru yang mengajar tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya atau bukan berasal dari program pendidikan keguruan. Keadaan ini terjadi karena sekolah mengalami keterbatasan atau kelebihan guru mata pelajaran tertentu. Sering terjadi kualifikasi pendidikan mereka lebih tinggi dari kualifikasi yang dituntut namun tidak sesuai, misalnya berijazah S1 tetapi bukan kependidikan. Mereka bisa mengikuti program penyetaraan atau sertifikasi.

c. Program Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi

Guru yang memenuhi kualifikasi pendidikan usaha belum cukup, diperlukan pelatihan guna meningkatkan profesionalismenya. Program pelatihan yang diusulkan adalah pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan guru, yaitu mengacu kepada tuntutan kompetensi.

d. Program Supervisi Pendidikan

Dalam praktik pembelajaran di kelas masih sering ditemui guru-guru yang ditingkatkan profesionalismenya dalam proses belajar mengajarnya. supervisi dilakukan agar terjadi perubahan ke arah yang lebih baik dan proses belajar mengajar lebih efektif dan efisien. Di lingkungan sekolah, supervisi mempunyai peranan cukup strategis dalam meningkatkan prestasi kerja guru, yang pada gilirannya akan meningkatkan prestasi sekolah.

e. Program Pemberdayaan MGMP (Musyawarah Guru Maya Pelajaran)

MGMP adalah suatu forum atau wadah kegiatan profesional guru-guru mata pelajaran baik guru SMP maupun SMA. Dengan MGMP diharapkan guru

28

dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan pembelajaran yang bermutu sesuai kebutuhan peserta didik. Wadah profesi ini sangat diperlukan dalam memberikan kontribusi pada peningkatan keprofesionalan para anggotanya.

f. Simposium Guru

Selain MGMP ada forum lain yang dapat digunakan sebagai wadah untuk saling berbagi pengalaman dalam pemecahan masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran yaitu simposium. Melalui forum simposium guru ini diharapkan para guru dapat bertukar pikiran mengenai upaya-upaya kreatif dalam pemecahan masalah. Forum ini selain sebagai media untuk sharing pengalaman juga berfungsi untuk kompetisi antar guru, dengan menampilkan guru-guru yang berprestasi dalam berbagai bidang, misalnya dalam penggunaan metode pembelajaran, hasil penelitian tindakan kelas atau penulisan karya ilmiah.

g. Program Pelatihan Tradisional Lainnya

Program pelatihan ini merupakan suatu kombinasi antara materi akademis dengan pengalaman praktik lapangan untuk pengembangan kompetensi guru. h. Membaca dan Menulis Jurnal atau Karya Ilmiah

Jurnal atau karya ilmiah merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dipertanggungjawabkan seperti buku. Jurnal atau bentuk karya ilmiah lainnya juga mudah untuk ditemukan misalnya pada internet dan di perpustakaan. Walaupun artikel dalam jurnal cenderung singkat, tetapi dapat mengarahkan pembacanya kepada konsep-konsep baru dan pandangan untuk menuju

29

kepada perencanaan dan penelitian baru. Dengan membaca dan memahami isi jurnal atau makalah ilmiah lainnya dalam bidang pendidikan guru dapat memperoleh pengalaman baru yang berguna untuk pengembangan profesinya.

i. Berpartisipasi dalam Pertemuan Ilmiah

Kegiatan ini dapat dilakukan oleh masing-masing guru secara mandiri. Yang diperlukan adalah bagaimana motivasi dirinya sendiri untuk berpartisipasi dalam berbagai pertemuan ilmiah. Tujuan utama kebanyakan konferensi atau pertemuan ilmiah adalah menyajikan berbagai informasi dan inovasi terbaru di dalam suatu bidang tertentu.Partisipasi guru minimal pada kegiatan konferensi atau pertemuan ilmiah setiap tahun akan memberikan kontribusi yang berharga dalam membangun profesionalisme guru dalam melaksanakan tanggungjawabnya. Penyampaian makalah utama, kegiatan diskusi kelompok kecil, pameran ilmiah, pertemuan informal untuk bertukar pikiran atau ide-ide baru, dan sebagainya saling berintegrasi untuk memberikan kesempatan pada guru untuk tumbuh sebagai seorang profesional.

j. Melakukan Penelitian (Khususnya Penelitian Tindakan Kelas)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan studi sistematik dapat dilakukan baik sendiri atau berkerjasama dengan guru lain dalam rangka merefleksikan dan meningkatkan praktik pembelajaran secara terus menerus. Berbagai kajian dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional guru, memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan dalam

30

melaksanakan tugasnya, memperbaiki kondisi praktik pembelajaran dan sebagai inovasi baru dalam pendidikan.

k. Magang

Magang ini dilakukan bagi para guru pemula. Bentuk pelatihan pre-service atau in-service bagi guru junior untuk secara gradual menjadi guru profesional melalui proses magang di kelas tertentu dengan bimbingan guru bidang studi tertentu. Berbeda dengan pendekatan pelatihan yang konvensional, fokus pelatihan magang ini adalah kombinasi antara materi akademis dengan suatu pengalaman lapangan di bawah supervisi guru yang senior dan berpengalaman (guru yang lebih profesional).

l. Mengikuti Berita Aktual dari Media Pemberitaan

Pemilihan program radio dan televisi, dan sering membaca surat kabar juga akan meningkatkan pengetahuan guru mengenai pengembangan mutakhir dari proses pendidikan. Berbagai bentuk media tersebut seringkali memuat artikel-artikel maupun program-program yang berkaitan dengan berbagai isu atau penemuan terkini menganai pendidikan yang disampaikan dan di bahas secara mendalam oleh para ahli pendidikan. Oleh karena itu, penggunaan media pemberitaan secara selektif yang terkait dengan bidang yang ditekuni guru akan dapat membantu proses peningkatan profesionalisme guru.

m. Berpartisipasi dan Aktif dalam Organisasi Profesi

Ikut serta menjadi anggota organisasi profesional juga akan meningkatkan profesionalisme seorang guru. Dengan keikutsertaan guru dalam Organisasi profesional, guru dapat selalu mengembangkan dan memelihara

31

profesionalismenya dengan membangun hubungan yang erat dengan masyarakat (swasta, industri, dan sebagainya). Dalam hal ini yang terpenting adalah guru harus pandai memilih suatu bentuk organisasi profesional yang dapat memberi manfaat utuh bagi dirinya melalui bentuk investasi waktu dan tenaga.

n. Menggalang Kerjasama dengan Teman Sejawat

Kerjasama dengan teman seprofesi sangat menguntungkan bagi pengembangan profesionalisme guru. Banyak hal dapat dipecahkan dan dilakukan berkat kerjasama, seperti: penelitian tindakan kelas, berpartisipasi dalam kegiatan ilmiah, dan kegiatan-kegiatan profesional lainnya. Pertemuan secara formal maupun informal untuk mendiskusikan berbagai isu atau permasalahan pendidikan termasuk kerjasama dalam berbagai kegiatan lain dapat menambah wawasan guru sehingga guru akan termotivasi untuk selalu mengembangkan dirinya. Disamping itu dengan menjalin hubungandengan teman sejawat di luar sekolah guru dapat memperoleh informasi terkini dalam rangka proses pengembangan profesional guru maupun informasi yang terkait dengan pembelajaran.

Dalam PERMENDIKNAS No 35 Tahun 2010 dijelaskan bahwa beberapa jenis kegiatan untuk pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) guru yaitu dengan cara:

a. Pengembangan diri 1) Diklat fungsional 2) Kegiatan kolektif guru

32 b. Publikasi ilmiah

1) Publikasi ilmiah hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal seperti diterbitkan dalam jurnal ilmiah, dipublikasikan di majalah ilmiah/koran, atau disimpan di perpustakaan.

2) Publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan dan pedoman guru c. Karya inovatif

1) Menemukan teknologi tepat guna

2) Menemukan atau menciptakan karya seni 3) Membuat atau memodifikasi alat pelajaran

4) Mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal, dan sejenisnya

Dari beberapa pendapat di atas, sesuai dengan PERMENDIKNAS No 35 Tahun 2010 maka kegiatan pengembangan profesi guru dalam penelitian ini hanya fokus pada pengembangan diri yang dilakukan melalui kegiatan seminar, mengikuti musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), kegiatan diklat, dan kegiatan studi literatur, serta karya inovatif yang dilakukan melalui kegiatan pembuatan karya inovatif.

Pengembangan profesi guru, selain dilakukan sendiri oleh guru, juga menjadi tanggung jawab kepala sekolah sebagai seorang manajer. Tugas kepala sekolah sebagai manajer salah satunya adalah mampu mengelola pengembangan profesi guru. Pengembangan tersebut dapat dilakukan oleh kepala sekolah misalnya dengan cara memberikan surat penugasan guru untuk mengikuti diklat atau dengan memberikan bantuan dana guru untuk mengikuti seminar pendidikan.

33

Dengan demikian maka penelitian ini dilaksanakan untuk mendeskripsikan kegiatan pengembangan profesi guru yang dilakukan oleh guru sendiri dan yang dilakukan oleh kepala sekolah.