• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

PSNR sebelum

Dan setelah didapatkan citra hasil rotasinya, maka dicoba diambil kembali watermark dari

citra tersebut dengan membandingkannya dengan cover image yang asli. Setelah itu, hasil watermark yang didapat dibandingkan lagi dengan watermark yang asli untuk melihat seberapa besar perubahan yang terjadi akibat proses rotasi tersebut.

Pada penelitian kali ini, proses rotasinya dibagi menjadi tiga jenis, yaitu rotasi 900, 1800, dan 2700.

Untuk melihat apakah terjadi penurunan kualitas watermark hasil ekstraksinya setelah dirotasi, maka hanya dicoba untuk nilai α=0.5 saja. Setelah dihitung PSNR untuk membandingkan antara watermark asli dengan watermark yang didapat dari watermarked image yang dirotasi, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3 Perubahan watermark hasil pengekstraksian dari watermarked image yang dirotasi

Cover image Watermark

PSNR sebelum rotasi PSNR setelah rotasi 90 derajat PSNR setelah rotasi 180 derajat PSNR setelah rotasi 270 derajat Cartoon029.bmp (800x600) logonokia.bmp 49.438 49.438 49.438 49.438 highXP.bmp (1024x768) logonokia.bmp 45.72 45.72 45.72 45.72

Tabel 3 lanjutan haze.bmp (1280x1024) logonokia.bmp 47.289 47.289 47.289 47.289 Cartoon029.bmp (800x600) nokiagray.bmp 45.5557 45.5557 45.5557 45.5557 highXP.bmp (1024x768) nokiagray.bmp 48.7253 48.7253 48.7253 48.7253 haze.bmp (1280x1024) nokiagray.bmp 54.2129 54.2129 54.2129 54.2129 Cartoon029_gray.bmp (800x600) logonokia.bmp 31.2692 31.2692 31.2692 31.2692 highXP_gray.bmp (1024x768) logonokia.bmp 29.6124 29.6124 29.6124 29.6124 haze_gray.bmp (1280x1024) logonokia.bmp 42.9613 42.9613 42.9613 42.9613 Cartoon029_gray.bmp (800x600) nokiagray.bmp 47.7604 47.7604 47.7604 47.7604 highXP_gray.bmp (1024x768) nokiagray.bmp 46.9948 46.9948 46.9948 46.9948 haze_gray.bmp (1280x1024) nokiagray.bmp 54.881 54.881 54.881 54.881

Berdasarkan tabel di atas, dapat dipastikan bahwa metode Cox ini tahan terhadap serangan yang berupa proses rotasi pada citra digital. Hal ini dapat dilihat pada tabel di atas bahwa nilai PSNR yang didapat selalu sama, baik watermarked image yang tidak dikenai rotasi, maupun watermarked image yang dikenai rotasi 900, 1800, ataupun 2700.

Setelah sebuah citra digital dirotasi dan kemudian diubah kembali ke bentuk DCT- nya, maka didapat nilai-nilai DCT yang masih sama dengan nilai-nilai DCT dengan citra digital yang sebelum dirotasi, hanya saja berubah letaknya dan tandanya (positif atau negatifnya) saja. Karena pada penelitian ini, n besar koefisian DCT didapat dari nilai mutlak DCT-nya, maka pada saat mendapatkan kembali n koefisien DCT terbesarnya, nilainya masih tidak berubah. Hal ini mengakibatkan DCT watermark yang dihasilkan juga tidak berubah, baik diputar 900, 1800, maupun 2700.

Uji Ketahanan Metode Cox terhadap Kompresi JPEG pada Citra Digital

Untuk menguji ketahanan metode Cox terhadap kompresi JPEG, seluruh citra yang dihasilkan dari menyisipkan watermark ke dalam masing-masing cover image pada tahap sebelumnya harus dikompresi ke dalam format JPEG. Dari citra hasil kompresi tersebut, watermark dicoba diambil kembali. Setelah itu, hasil watermark yang didapat dibandingkan lagi dengan watermark yang asli dengan menggunakan perhitungan PSNR. Karena pengujian ini hanya bertujuan untuk melihat apakah terjadi penurunan kualitas dari watermark hasil ekstraksinya, maka hanya digunakan nilai α=0.5 untuk setiap citranya.

Setelah dihitung PSNR antara watermark asli dengan watermark yang didapat dari watermarked image yang telah dikenai kompresi JPEG, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.

Tabel 4 Perubahan watermark hasil pengekstraksian dari watermarked image yang dikompresi

Cover image Watermark

PSNR sebelum kompresi PSNR setelah kompresi Cartoon029.bmp (800x600) logonokia.bmp 49.438 27.1189 highXP.bmp (1024x768) logonokia.bmp 45.72 24.7907 haze.bmp (1280x1024) logonokia.bmp 47.289 17.6586 Cartoon029.bmp (800x600) nokiagray.bmp 45.5557 26.4533 highXP.bmp (1024x768) nokiagray.bmp 48.7253 24.4123 haze.bmp (1280x1024) nokiagray.bmp 54.2129 17.9253 Cartoon029_gray.bmp (800x600) logonokia.bmp 31.2692 30.2854 highXP_gray.bmp (1024x768) logonokia.bmp 29.6124 28.1595 haze_gray.bmp (1280x1024) logonokia.bmp 42.9613 30.0636 Cartoon029_gray.bmp (800x600) nokiagray.bmp 47.7604 37.9659 highXP_gray.bmp (1024x768) nokiagray.bmp 46.9948 37.0022 haze_gray.bmp (1280x1024) nokiagray.bmp 54.881 34.998 Rata-rata 45.36833333 28.069475

Berdasarkan tabel di atas, dapat kita lihat bahwa telah terjadi perubahan antara watermark yang asli dengan watermark yang didapat dari proses pengekstraksian watermarked image yang telah dikenai proses kompresi. Perubahan yang terjadi pada watermark akibat proses kompresi JPEG menunjukkan perubahan kualitas citra yang cukup signifikan. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata PSNR yang berubah drastis dari 45.36833333dB sebelum dikompresi menjadi 28.069475dB setelah watermarked image dikompresi terlebih dahulu sebelum diekstraksi.

Seperti kita ketahui, Discrete Cosine Transform (DCT) merupakan suatu metode transformasi yang digunakan sebagai dasar dalam kompresi Joint Photographic Experts Group (JPEG). Karena pada saat kompresi JPEG dilakukan operasi-operasi yang merubah nilai-nilai DCT, maka pada saat watermarked image dikenai kompresi JPEG terjadi perubahan-perubahan juga pada nilai- nilai DCT dari watermarked image tersebut.

Oleh karena itu, pada saat proses perbandingan antara cover image dan watermarked image yang telah dikompresi untuk mendapatkan kembali watermark yang telah disisipkan tidak didapatkan nilai-nilai yang tepat karena nilai-nilai DCT pada watermarked image telah mengalami perubahan. Sebagai akibatnya, watermark yang ditemukan juga telah mengalami perubahan.

Uji Ketahanan Metode Cox terhadap Operasi Cropping

Untuk menguji ketahanan metode Cox terhadap operasi cropping, seluruh citra yang dihasilkan dari menyisipkan watermark ke dalam masing-masing cover image pada tahap sebelumnya harus dikenakan operasi cropping. Setelah didapatkan hasilnya, kemudian dicoba diambil kembali watermark yang telah disisipkan. Akan tetapi, proses pengekstraksian watermark tersebut ternyata tidak berhasil dilakukan, karena beberapa alasan berikut.

• Seperti kita ketahui, operasi cropping pada citra digital bekerja dengan membuang sebagian dari citra digital tersebut. Akibat proses cropping ini, ukuran citra digitalnya menjadi berubah. Karena pada proses pengekstraksian watermark dilakukan perbandingan nilai-nilai DCT pada setiap pikselnya, maka hal ini tidak dapat dilakukan lagi karena ukurannya sudah

tidak sama dan posisi-posisi pikselnya sudah berubah.

• Meskipun watermarked image yang telah di-crop tersebut ukurannya dikembalikan lagi menjadi sama dengan ukuran aslinya, ternyata watermark hasil pengekstraksiannya juga akan sangat berbeda dengan watermark aslinya, dengan kata lain watermark tidak dapat ditemukembalikan. Hal ini dikarenakan bagian-bagian yang telah hilang pada saat proses cropping sudah tidak dapat dikembalikan lagi meskipun ukurannya dijadikan sama dengan ukuran aslinya. Uji Ketahanan Metode Cox terhadap Operasi Resizing

Untuk menguji ketahanan metode Cox terhadap operasi resizing, seluruh citra yang dihasilkan dari menyisipkan watermark ke dalam masing-masing cover image pada tahap sebelumnya harus dikenakan operasi resizing. Setelah didapatkan hasilnya, kemudian dicoba diambil kembali watermark yang telah disisipkan. Akan tetapi, proses pengekstraksian watermark tersebut ternyata tidak berhasil dilakukan, karena beberapa alasan berikut.

• Seperti kita ketahui, operasi resizing pada citra digital bekerja dengan merubah ukuran, baik memperbesar maupun memperkecil citra digital tersebut. Akibat proses resizing ini, jumlah piksel dari citra digitalnya menjadi berubah. Karena pada proses pengekstraksian watermark dilakukan perbandingan nilai-nilai DCT pada setiap pikselnya, maka hal ini tidak dapat dilakukan lagi karena ukurannya sudah tidak sama dan posisi-posisi pikselnya sudah berubah.

• Jika proses resizing yang dikenakan pada watermarked image merupakan proses memperbesar citra, maka watermark masih dapat diekstraksi kembali jika watermarked image tersebut ukurannya dikembalikan lagi menjadi sama seperti semula. Hal ini dikarenakan tidak ada bagian-bagian dari citra yang hilang pada saat proses memperbesar kemudian memperkecil kembali citra digital tersebut.

• Jika proses resizing yang dikenakan pada watermarked image merupakan proses memperkecil citra, maka watermark sudah tidak dapat diekstraksi kembali meskipun watermarked image tersebut ukurannya dikembalikan lagi menjadi sama seperti semula. Hal ini dikarenakan proses

pengecilan citra digital telah mengurangi kedetilan dari citra digital tersebut, dan meskipun ukurannya diperbesar kembali menjadi sama dengan ukuran aslinya, maka kedetilan citra yang telah hilang akibat proses pengecilan citra pada tahap sebelumnya sudah tidak dapat dikembalikan lagi.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang dilakukan pada penelitian ini diperoleh beberapa kesimpulan. 1. Metode Cox dapat digunakan untuk

menyisipkan sebuah watermark yang berupa citra digital yang berformat BMP ke dalam sebuah cover image yang juga berupa citra digital yang berformat BMP. 2. Penerapan metode Cox ini memberikan

pengaruh perubahan yang kurang begitu tampak pada watermarked image dibandingkan dengan cover image yang asli, tampak dari nilai PSNR yang rata- rata bernilai lebih dari 30dB.

3. Watermark yang didapat dari penemukembalian dari watermarked image tidak menunjukkan perubahan yang berarti jika dibandingkan dengan watermark yang asli, tampak dari nilai PSNR rata-rata yang mencapai nilai 40.8978dB.

4. Metode Cox memiliki ketahanan terhadap proses rotasi citra. Hal ini tampak dari nilai PSNR dari hasil temu kembali watermark yang tidak mengalami perubahan walaupun watermarked image dikenai rotasi sebesar 900, 1800, maupun 2700.

5. Metode Cox kurang tahan terhadap serangan berupa kompresi JPEG, yang terlihat dari nilai PSNR yang bernilai kurang dari 30dB. Hal ini dikarenakan pada saat kompresi JPEG terjadi proses manipulasi pada koefisien-koefisien DCT dari suatu citra.

6. Metode Cox tidak tahan terhadap operasi cropping. Hal ini dikarenakan proses cropping membuang sebagian dari watermarked image.

7. Metode Cox tidak tahan terhadap operasi resizing karena jumlah piksel dari watermarked image menjadi berubah. Jika resizing yang dilakukan adalah pembesaran citra maka watermark masih dapat dikembalikan jika ukurannya dikembalikan menjadi seperti semula. Tapi jika resizing yang dilakukan adalah

pengecilan citra maka watermark tetap tidak dapat dikembalikan meskipun ukurannya dikembalikan menjadi seperti semula karena kedetilan citra sudah berkurang akibat proses pengecilan citra. Saran

Penelitian ini dapat dilanjutkan agar dapat digunakan dan memberikan hasil yang baik pada saat watermarked image diberikan perlakuan kompresi JPEG. Selain itu, diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat menentukan nilai α yang dapat memberikan hasil yang baik pada proses watermarking.

Pada penelitian selanjutnya juga diharapkan dapat membandingkan antara metode Cox dengan metode-metode watermarking lainnya yang sejenis.

DAFTAR PUSTAKA

Elsiawaty. 2004. Partial Watermarking – Teknik dan Implementasinya pada Citra di World Wide Web menggunakan Java Script. Bandung: Departemen Teknik Elektro ITB.

Cox J., et al. Desember 1997. Secure Spread Spectrum Watermarking for Multimedia. IEEE Transaction on Image Processing, 6, 12, 1673-1687, (1997). http://www.cs.ucla.edu/~miodrag/cs259- security/ip97.pdf [19 Sep 2006].

Kipper G. 2004. Investigator’s Guide to Steganography. Washington D.C.: Auerbach Publications.

Menezes A, Oorschot P.V, Vanstone S. 1996. Handbook of Applied Cryptography. CRC Press.

Munir R. 2004. Steganografi dan Watermarking. Bandung: Departemen Teknik Informatika ITB.

Katzenbeisser S, Petitcolas. F.A.P. 2004. Information Hiding Techniques for Steganography and Digital Watermarking. Norwood: Artech House. Le-Tien T, Nguyen T.T. 2005. Copyright

Protection for Digital Images. Vietnam. Jellinek B. 2000. Invisible Watermarking of

Digital Images for Copyright Protection. Supangkat S.H, et al. 2000. Watermarking

sebagai Teknik Penyembunyian Label Hak Cipta pada Data Digital. Bandung

pengecilan citra digital telah mengurangi kedetilan dari citra digital tersebut, dan meskipun ukurannya diperbesar kembali menjadi sama dengan ukuran aslinya, maka kedetilan citra yang telah hilang akibat proses pengecilan citra pada tahap sebelumnya sudah tidak dapat dikembalikan lagi.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang dilakukan pada penelitian ini diperoleh beberapa kesimpulan. 1. Metode Cox dapat digunakan untuk

menyisipkan sebuah watermark yang berupa citra digital yang berformat BMP ke dalam sebuah cover image yang juga berupa citra digital yang berformat BMP. 2. Penerapan metode Cox ini memberikan

pengaruh perubahan yang kurang begitu tampak pada watermarked image dibandingkan dengan cover image yang asli, tampak dari nilai PSNR yang rata- rata bernilai lebih dari 30dB.

3. Watermark yang didapat dari penemukembalian dari watermarked image tidak menunjukkan perubahan yang berarti jika dibandingkan dengan watermark yang asli, tampak dari nilai PSNR rata-rata yang mencapai nilai 40.8978dB.

4. Metode Cox memiliki ketahanan terhadap proses rotasi citra. Hal ini tampak dari nilai PSNR dari hasil temu kembali watermark yang tidak mengalami perubahan walaupun watermarked image dikenai rotasi sebesar 900, 1800, maupun 2700.

5. Metode Cox kurang tahan terhadap serangan berupa kompresi JPEG, yang terlihat dari nilai PSNR yang bernilai kurang dari 30dB. Hal ini dikarenakan pada saat kompresi JPEG terjadi proses manipulasi pada koefisien-koefisien DCT dari suatu citra.

6. Metode Cox tidak tahan terhadap operasi cropping. Hal ini dikarenakan proses cropping membuang sebagian dari watermarked image.

7. Metode Cox tidak tahan terhadap operasi resizing karena jumlah piksel dari watermarked image menjadi berubah. Jika resizing yang dilakukan adalah pembesaran citra maka watermark masih dapat dikembalikan jika ukurannya dikembalikan menjadi seperti semula. Tapi jika resizing yang dilakukan adalah

pengecilan citra maka watermark tetap tidak dapat dikembalikan meskipun ukurannya dikembalikan menjadi seperti semula karena kedetilan citra sudah berkurang akibat proses pengecilan citra. Saran

Penelitian ini dapat dilanjutkan agar dapat digunakan dan memberikan hasil yang baik pada saat watermarked image diberikan perlakuan kompresi JPEG. Selain itu, diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat menentukan nilai α yang dapat memberikan hasil yang baik pada proses watermarking.

Pada penelitian selanjutnya juga diharapkan dapat membandingkan antara metode Cox dengan metode-metode watermarking lainnya yang sejenis.

DAFTAR PUSTAKA

Elsiawaty. 2004. Partial Watermarking – Teknik dan Implementasinya pada Citra di World Wide Web menggunakan Java Script. Bandung: Departemen Teknik Elektro ITB.

Cox J., et al. Desember 1997. Secure Spread Spectrum Watermarking for Multimedia. IEEE Transaction on Image Processing, 6, 12, 1673-1687, (1997). http://www.cs.ucla.edu/~miodrag/cs259- security/ip97.pdf [19 Sep 2006].

Kipper G. 2004. Investigator’s Guide to Steganography. Washington D.C.: Auerbach Publications.

Menezes A, Oorschot P.V, Vanstone S. 1996. Handbook of Applied Cryptography. CRC Press.

Munir R. 2004. Steganografi dan Watermarking. Bandung: Departemen Teknik Informatika ITB.

Katzenbeisser S, Petitcolas. F.A.P. 2004. Information Hiding Techniques for Steganography and Digital Watermarking. Norwood: Artech House. Le-Tien T, Nguyen T.T. 2005. Copyright

Protection for Digital Images. Vietnam. Jellinek B. 2000. Invisible Watermarking of

Digital Images for Copyright Protection. Supangkat S.H, et al. 2000. Watermarking

sebagai Teknik Penyembunyian Label Hak Cipta pada Data Digital. Bandung

Lampiran 1 Citra digital yang digunakan sebagai cover image

No. File Gambar

1. Cartoon029.bmp (citra digital BMP yang berformat RGB berukuran 800x600 piksel) 2. highXP.bmp (citra digital BMP yang berformat RGB berukuran 1024x768 piksel) 3. haze.bmp (citra digital BMP berformat RGB berukuran 1280x1024 piksel)

Lampiran 1 lanjutan 4. Cartoon029_gray.bmp (citra digital BMP berformat grayscale berukuran 800x600 piksel) 5. highXP_gray.bmp (citra digital BMP berformat grayscale berukuran 1024x768 piksel) 6. haze_gray.bmp (citra digital BMP berformat grayscale berukuran 1280x1024 piksel)

Lampiran 2 Citra digital yang digunakan sebagai watermark

No. File Gambar

1. logonokia.bmp (citra digital BMP berformat RGB berukuran 97x22 piksel) 2. nokiagray.bmp (citra digital BMP berformat grayscale berukuran 97x22 piksel)

Lampiran 3 Watermarked image yang dihasilkan dari proses watermarking

No. Gambar Keterangan

1. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark logonokia.bmp ke dalam cover image Cartoon029.bmp dengan nilai α=0.1

2. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark logonokia.bmp ke dalam cover image highXP.bmp dengan nilai α=0.1

3. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark logonokia.bmp ke dalam cover image haze.bmp dengan nilai α=0.1

Lampiran 3 lanjutan

4. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark logonokia.bmp ke dalam cover image Cartoon029.bmp dengan nilai α=0.3

5. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark logonokia.bmp ke dalam cover image highXP.bmp dengan nilai α=0.3

6. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark logonokia.bmp ke dalam cover image haze.bmp dengan nilai α=0.3

Lampiran 3 lanjutan

7. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark logonokia.bmp ke dalam cover image Cartoon029.bmp dengan nilai α=0.5

8. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark logonokia.bmp ke dalam cover image highXP.bmp dengan nilai α=0.5

9. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark logonokia.bmp ke dalam cover image haze.bmp dengan nilai α=0.5

Lampiran 3 lanjutan

10. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark logonokia.bmp ke dalam cover image Cartoon029.bmp dengan nilai α=0.7

11. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark logonokia.bmp ke dalam cover image highXP.bmp dengan nilai α=0.7

12. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark logonokia.bmp ke dalam cover image haze.bmp dengan nilai α=0.7

Lampiran 3 lanjutan

13. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark logonokia.bmp ke dalam cover image Cartoon029.bmp dengan nilai α=1.0

14. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark logonokia.bmp ke dalam cover image highXP.bmp dengan nilai α=1.0

15. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark logonokia.bmp ke dalam cover image haze.bmp dengan nilai α=1.0

Lampiran 3 lanjutan

16. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark

nokiagray.bmp ke dalam cover image Cartoon029.bmp dengan nilai α=0.1

17. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark

nokiagray.bmp ke dalam cover image highXP.bmp dengan nilai α=0.1

18. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark

nokiagray.bmp ke dalam cover image haze.bmp dengan nilai α=0.1

Lampiran 3 lanjutan

19. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark

nokiagray.bmp ke dalam cover image Cartoon029.bmp dengan nilai α=0.3

20. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark

nokiagray.bmp ke dalam cover image highXP.bmp dengan nilai α=0.3

21. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark

nokiagray.bmp ke dalam cover image haze.bmp dengan nilai α=0.3

Lampiran 3 lanjutan

22. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark

nokiagray.bmp ke dalam cover image Cartoon029.bmp dengan nilai α=0.5

23. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark

nokiagray.bmp ke dalam cover image highXP.bmp dengan nilai α=0.5

24. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark

nokiagray.bmp ke dalam cover image haze.bmp dengan nilai α=0.5

Lampiran 3 lanjutan

25. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark

nokiagray.bmp ke dalam cover image Cartoon029.bmp dengan nilai α=0.7

26. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark

nokiagray.bmp ke dalam cover image highXP.bmp dengan nilai α=0.7

27. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark

nokiagray.bmp ke dalam cover image haze.bmp dengan nilai α=0.7

Lampiran 3 lanjutan

28. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark

nokiagray.bmp ke dalam cover image Cartoon029.bmp dengan nilai α=1.0

29. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark

nokiagray.bmp ke dalam cover image highXP.bmp dengan nilai α=1.0

30. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark

nokiagray.bmp ke dalam cover image haze.bmp dengan nilai α=1.0

Lampiran 3 lanjutan

31. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark logonokia.bmp ke dalam cover image Cartoon029_gray.bmp dengan nilai α=0.1

32. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark logonokia.bmp ke dalam cover image highXP_gray.bmp dengan nilai α=0.1

33. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark logonokia.bmp ke dalam cover image haze_gray.bmp dengan nilai α=0.1

Lampiran 3 lanjutan 34

.

Citra yang dihasilkan dari menyisipkan watermark logonokia.bmp ke dalam cover image Cartoon029_gray.bm p dengan nilai α=0.3

35 .

Citra yang dihasilkan dari menyisipkan watermark logonokia.bmp ke dalam cover image highXP_gray.bmp dengan nilai α=0.3

36 .

Citra yang dihasilkan dari menyisipkan watermark logonokia.bmp ke dalam cover image haze_gray.bmp dengan nilai α=0.3

Lampiran 3 lanjutan

37. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark logonokia.bmp ke dalam cover image Cartoon029_gray.bmp dengan nilai α=0.5

38. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark logonokia.bmp ke dalam cover image highXP_gray.bmp dengan nilai α=0.5

39. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark logonokia.bmp ke dalam cover image haze_gray.bmp dengan nilai α=0.5

Lampiran 3 lanjutan

40. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark logonokia.bmp ke dalam cover image Cartoon029_gray.bmp dengan nilai α=0.7

41. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark logonokia.bmp ke dalam cover image highXP_gray.bmp dengan nilai α=0.7

42. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark logonokia.bmp ke dalam cover image haze_gray.bmp dengan nilai α=0.7

Lampiran 3 lanjutan 43

.

Citra yang dihasilkan dari menyisipkan watermark logonokia.bmp ke dalam cover image Cartoon029_gray.bm p dengan nilai α=1.0

44 .

Citra yang dihasilkan dari menyisipkan watermark logonokia.bmp ke dalam cover image highXP_gray.bmp dengan nilai α=1.0

45 .

Citra yang dihasilkan dari menyisipkan watermark logonokia.bmp ke dalam cover image haze_gray.bmp dengan nilai α=1.0

Lampiran 3 lanjutan

46. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark

nokiagray.bmp ke dalam cover image Cartoon029_gray.bmp dengan nilai α=0.1

47. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark

nokiagray.bmp ke dalam cover image highXP_gray.bmp dengan nilai α=0.1

48. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark

nokiagray.bmp ke dalam cover image haze_gray.bmp dengan nilai α=0.1

Lampiran 3 lanjutan

49. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark

nokiagray.bmp ke dalam cover image Cartoon029_gray.bmp dengan nilai α=0.3

50. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark

nokiagray.bmp ke dalam cover image highXP_gray.bmp dengan nilai α=0.3

51. Citra yang dihasilkan

dari menyisipkan watermark

nokiagray.bmp ke dalam cover image haze_gray.bmp dengan nilai α=0.3

Lampiran 3 lanjutan 52

.

Citra yang dihasilkan dari menyisipkan watermark

nokiagray.bmp ke dalam cover image Cartoon029_gray.bm p dengan nilai α=0.5

53 .

Citra yang dihasilkan dari menyisipkan watermark

nokiagray.bmp ke dalam cover image highXP_gray.bmp dengan nilai α=0.5

54 .

Citra yang dihasilkan dari menyisipkan watermark

nokiagray.bmp ke dalam cover image haze_gray.bmp dengan nilai α=0.5

Dokumen terkait