• Tidak ada hasil yang ditemukan

Preparat direndam berturut-turut dalam Xylol I dan II masing-masing selama 5 menit

REHIDRASI :

Preparat direndam berturut-turut dengan alkohol 100 % I dan II, alkohol 95 %, alkohol 90 %, alkohol 80 %, alkohol 70 % masing-masing selama 1 menit. Kemudian direndam dalam air (aquadest) hingga specimen berwarna putih

bening

PEWARNAAN :

Preparat direndam dalam larutan Hemotoxylin selama 3-5 menit, lalu di cuci dengan air mengalir (kran) selama 3-5 menit. Dilanjutkan perendaman dengan

eosin selama 2-3 menit, lalu dicuci dengan air kran mengalir

DEHIDRASI II :

Preparat direndam dalam alkohol 50 %, 70 %, 80 %, 90 %, 100 % I, 100 % II, masing-masing selama 1 menit

PENJERNIHAN II :

Preparat direndam dalam Xylol I, Xylol II, Xylol III masing-masing selama 1 menit

Lampiran 12. Jumlah sampel udang (ekor) yang diambil berdasarkan waktu pengambilan dari setiap perlakuan untuk analisis ALS dan gosipol penelitian tahap kedua

No. Perlakuan Waktu (hari ke…)

3* 4 5 6 7 8 9 10 11 1. Pakan komersial ts ts ts ts ts ts ts ts ts 2. 0% MBK ts ts ts ts ts ts ts ts ts 3. 6% MBK ts ts 2 2 2 2 2 2 2 4. 12% MBK ts 2 2 2 2 2 mt mt mt 5. 18% MBK 2 2 2 2 ts mt mt mt mt

Keterangan : * adalah pengambilan sampel dimulai hari ke-3 saat udang mulai moribunb; ts adalah tanpa pengambilan sampel; mt adalah mati total

Lampiran 13. Jumlah sampeludang (ekor) yang diambil berdasarkan waktu pengambilan dari setiap perlakuan untuk analisis aktivitas enzim penelitian tahap kedua

No. Perlakuan Waktu (hari ke…)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1. Pakan komersial 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2. 0% MBK 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3. 6% MBK 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4. 12% MBK 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5. 18% MBK 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Lampiran 14. Jumlah sampel udang (ekor) yang diambil berdasarkan waktu

pengambilan dari setiap perlakuan untuk analisis asam lemak tubuh penelitian tahap kedua

No. Perlakuan Waktu (hari ke…)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1. Kontrol* 1 ts ts ts ts ts ts ts ts ts ts ts 2. Pakan komersial ts ts ts ts ts ts ts ts ts ts ts 1 3. 0% MBK ts ts ts ts ts ts ts ts ts ts 1 mt 4. 6% MBK ts ts ts ts ts ts ts ts 1 mt mt mt 5. 12% MBK ts ts ts ts ts ts ts 1 mt mt mt mt 6. 18% MBK ts ts ts ts ts ts 1 mt mt mt mt mt

Keterangan : *udang sebelum dilakukan perlakuan; ts adalah tanpa pengambilan sampel; mt adalah mati total

Lampiran 15. Jumlah sampel udang (ekor) yang diambil berdasarkan waktu pengambilan dari setiap perlakuan untuk histologi penelitian tahap kedua

No. Perlakuan Waktu (hari ke…)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1. Pakan komersial ts ts ts ts ts ts ts ts ts ts ts ts 2. 0% MBK ts ts ts ts ts 1 ts ts ts ts ts mt 3. 6% MBK ts ts ts ts 1 ts ts ts ts mt mt mt 4. 12% MBK ts ts ts 1 ts ts ts ts mt mt mt mt 5. 18% TBK ts ts 1 ts ts ts ts mt mt mt mt mt

Keterangan : ts adalah tanpa pengambilan sampel; mt adalah mati total

Lampiran 16. Jumlah sampel udang (ekor) yang diambil berdasarkan waktu pengambilan dari setiap perlakuan untuk analisis aktivitas enzim penelitian tahap ketiga

No. Perlakuan Waktu (hari ke…)

0 10 20 30 40 1. 0% TBBK 2 2 2 2 2 2. 5% TBBK 2 2 2 2 2 3. 10% TBBK 2 2 2 2 2 4. 15% TBBK 2 2 2 2 2 5. 20% TBBK 2 2 2 2 2 6. 15% TBBK* 2 2 2 2 2 7. 20% TBBK* 2 2 2 2 2

Keterangan : TBBK adalah tepung bungkil biji kapuk; * adalah perlakuan dengan pemanasan 146 oC selama 30 menit

Lampiran 17. Jumlah sampeludang (ekor) yang diambil berdasarkan waktu pengambilan dari setiap perlakuan untuk analisis asam lemak tubuh penelitian tahap ketiga

No. Perlakuan Waktu (hari ke…)

0 10 20 30 40 1. Kontrol* 1 ts ts ts ts 2. 0% TBBK ts ts ts ts 1 3. 5% TBBK ts ts ts ts 1 4. 10% TBBK ts ts ts ts 1 5. 15% TBBK ts ts ts ts 1 6. 20% TBBK ts ts ts ts 1 7. 15% TBBK** ts ts ts ts 1 8. 20% TBBK** ts ts ts ts 1

Keterangan : TBBK adalah tepung bungkil biji kapuk; ts adalah tanpa pengambilan sampel; * udang sebelum dilakukan perlakuan ;** adalah perlakuan dengan pemanasan 146 oC selama 30 menit

Lampiran 18. Hasil analisis proksimat tubuh awal dan akhir udang yang dipelihara selama 40 hari dari setiap perlakuan pada penelitian ketiga

No. Perlakuan ulangan Proksimat (% bobot basah)

Air Abu Protein Lemak Serat BETN

1. Awal 1 75,08 3,42 16,29 2,38 0,01 2,82 2 74,94 3,24 17,43 2,33 0,12 1,96 Rataan 75,01 3,33 16,86 2,36 0,07 2,39 2. 0% TBBK 1 74,00 3,23 18,88 2,37 0,01 1,52 2 73,94 2,88 19,12 2,47 0,01 1,58 Rataan 73,97 3,06 19,00 2,42 0,01 1,55 3. 5% TBBK 1 74,08 3,42 17,94 2,14 0,00 2,44 2 74,02 3,02 17,89 1,98 0,00 3,09 Rataan 74,05 3,22 17,92 2,06 0,00 2,77 4. 10% TBBK 1 75,09 2,69 17,80 1,81 0,00 2,61 2 74,82 3,04 17,51 2,00 0,00 2,64 Rataan 74,96 2,87 17,67 1,91 0,00 2,63 5. 15% TBBK 1 76,06 3,60 16,72 1,96 0,02 1,64 2 76,36 3,58 17,32 1,72 0,01 1,01 Rataan 76,21 3,59 17,02 1,84 0,02 1,33 6. 20% TBBK 1 75,88 3,89 16,34 1,81 0,02 2,07 2 75,74 3,70 17,27 1,89 0,01 1,39 Rataan 75,81 3,80 16,81 1,85 0,02 1,73 7. 15% TBBK** 1 76,04 2,96 18,08 1,95 0,01 0,97 2 76,39 2,39 17,75 2,16 0,02 1,29 Rataan 76,22 2,68 17,92 2,06 0,02 1,13 8. 20% TBBK** 1 79,33 3,38 14,65 1,46 0,01 1,17 2 79,01 3,44 15,38 1,49 0,01 0,68 Rataan 79,17 3,41 15,02 1,48 0,01 0,93

Keterangan : TBBK adalah tepung bungkil biji kapuk; ts adalah tanpa pengambilan sampel;** adalah perlakuan dengan pemanasan 146 oC selama 30 menit

Lampiran 19. Jumlah sampel udamg (ekor) yang diambil berdasarkan waktu pengambilan dari setiap perlakuan untuk histologi penelitian tahap ketiga

No. Perlakuan Waktu (hari ke…)

8 9 10 1. 0% TBBK ts ts 1 2. 5% TBBK ts ts ts 3. 10% TBBK ts ts 1 4. 15% TBBK ts 1 ts 5. 20% TBBK 1 ts ts 6. 15% TBBK** ts ts 1 7. 20% TBBK** 1 ts ts

Keterangan : TBBK adalah tepung bungkil biji kapuk; ts adalah tanpa pengambilan sampel; * udang sebelum dilakukan perlakuan ;** adalah perlakuan dengan pemanasan 146 oC selama 30 menit

Lampiran 20. Hasil pengukuran kandungan Asam Lemak Siklopropenat pada hepatopankreas udang pada penelitian pertama

Lampiran 21. Hasil analisis statistik kandungan asam lemak siklopropenat pada hepatopankreas udang pada penelitian pertama

Lampiran 22. Hasil pegukuran kandungan gosipol (mg/g) pada hepatopankreas udang dari setiap perlakuan pada penelitian pertama

Lampiran 23. Hasil analisis statistik kandungan gosipol pada hepatopankreas udang pada penelitian pertama

Lampiran 24. Hasil analisis statistik aktivitas enzim protease pada penelitian pertama

Lampiran 26. Hasil analisis statistik aktivitas enzim amilase pada penelitian pertama

Lampiran 27. Komposisi asam lemak tubuh dan kandungan (mg/g) berdasarkan perlakuan pada penelitian pertama

Lampiran 28. Perubahan asam lemak tubuh (%) berdasarkan perlakuan pada penelitian pertama

Lampiran 29. Jumlah pakan yang dikonsumsi udang (g/ekor) dari setiap perlakuan pada penelitian tahap pertama

Lampiran 30. Hasil analisis statistik jumlah pakan yang dikonsumsi udang (g/ekor) dari setiap perlakuan pada penelitian tahap pertama

Lampiran 31. Tingkat kelangsungan hidup udang (%) dari setiap perlakuan pada penelitian tahap pertama

Lampiran 32. Hasil analisis statistik tingkat kelangsungan hidupudang (%) dari setiap perlakuan pada penelitian tahap pertama

Lampiran 33. Kandungan asam lemak siklopropenat (mg/g) pada hepatopankreas udang dari setiap perlakuan pada penelitian kedua

Lampiran 34. Hasil analisis statistik asam lemak siklopropenat dari setiap perlakuan pada penelitian kedua

Lampiran 35. Kandungan gosipol (mg/g) pada hepatopankreas udang dari setiap perlakuan pada penelitian kedua

Lampiran 36. Hasil analisis statistik gosipol dari setiap perlakuan pada penelitian kedua

Lampiran 38. Hasil analisis statistik aktivitas enzim lipase pada penelitian kedua

Lampiran 39. Hasil analisis statistik aktivitas enzim amilase pada penelitian kedua

Lampiran 40. Komposisi asam lemak tubuh dan kandungan (mg/g) berdasarkan perlakuan pada penelitian kedua

Lampiran 41. Perubahan asam lemak tubuh (%) berdasarkan perlakuan pada penelitian kedua

Lampiran 42. Jumlah pakan yang dikonsumsi udang (g/ekor) dari setiap perlakuan pada penelitian tahap kedua

Lampiran 43. Hasil analisis statistik jumlah pakan yang dikonsumsi udang (g/ekor) dari setiap perlakuan pada penelitian tahap kedua

Lampiran 44. Tingkat kelangsungan hidup udang (%) dari setiap perlakuan pada penelitian tahap kedua

Lampiran 45. Hasil analisis statistik tingkat kelangsungan hidup udang dari setiap perlakuan pada penelitian tahap kedua

Lampiran 46. Hasil analisis statistik aktivitas enzim protease dari setiap perlakuan pada penelitian tahap ketiga

Lampiran 47. Hasil analisis statistik aktivitas enzim lipase dari setiap perlakuan pada penelitian tahap ketiga

Lampiran 48. Hasil analisis statistik aktivitas enzim amilase dari setiap perlakuan pada penelitian tahap ketiga

Lampiran 49. Komposisi asam lemak tubuh dan kandungan (mg/g) berdasarkan perlakuan pada penelitian ketiga

Lampiran 50. Perubahan asam lemak tubuh (%) berdasarkan perlakuan pada penelitian ketiga

Lampiran 51. Jumlah pakan yang dikonsumsi (g/ekor) dari setiap perlakuan pada penelitian tahap ketiga

Lampiran 52. Hasil analisis statistik jumlah pakan yang dikonsumsi (g/ekor) dari setiap perlakuan pada penelitian tahap ketiga

One-way ANOVA: H-1 versus Perlakuan

Source DF SS MS F P Perlakuan 6 0,0000000 0,0000000 * * Error 14 0,0000000 0,0000000 Total 20 0,0000000

One-way ANOVA: H-10 versus Perlakuan

Source DF SS MS F P Perlakuan 6 1,80765 0,30128 68,72 0,000 Error 14 0,06138 0,00438

Total 20 1,86903

S = 0,06621 R-Sq = 96,72% R-Sq(adj) = 95,31%

Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev

Level N Mean StDev -+---+---+---+--- 0% TBBK 3 7,6483 0,0029 (--*--) 5% TBBK 3 7,4250 0,0541 (--*-) 10% TBBK 3 7,3661 0,0331 (--*-) 15% TBBK 3 7,1104 0,0468 (--*--) 20% TBBK 3 7,1533 0,0934 (-*--) 15% TBBK panasi 3 7,2948 0,0622 (--*--) 20% TBBK panasi 3 6,6412 0,1090 (-*--) -+---+---+---+--- 6,60 6,90 7,20 7,50

One-way ANOVA: H-20 versus Perlakuan

Source DF SS MS F P Perlakuan 6 16,3565 2,7261 43,66 0,000 Error 14 0,8741 0,0624

Total 20 17,2306

S = 0,2499 R-Sq = 94,93% R-Sq(adj) = 92,75%

Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev

Level N Mean StDev ----+---+---+---+--- 0% TBBK 3 11,535 0,065 (--*--) 5% TBBK 3 11,097 0,088 (--*--) 10% TBBK 3 10,909 0,297 (--*--) 15% TBBK 3 9,829 0,205 (--*--) 20% TBBK 3 9,688 0,426 (--*--) 15% TBBK panasi 3 10,880 0,279 (--*--) 20% TBBK panasi 3 8,865 0,189 (--*--) ----+---+---+---+--- 9,0 10,0 11,0 12,0

One-way ANOVA: H-30 versus Perlakuan Source DF SS MS F P Perlakuan 6 84,19 14,03 11,93 0,000 Error 14 16,46 1,18 Total 20 100,65 S = 1,084 R-Sq = 83,64% R-Sq(adj) = 76,63%

Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev

Level N Mean StDev ---+---+---+---+ 0% TBBK 3 16,952 0,159 (---*----) 5% TBBK 3 16,453 0,229 (---*----) 10% TBBK 3 16,628 0,981 (---*----) 15% TBBK 3 16,024 1,410 (----*----) 20% TBBK 3 15,185 0,778 (---*----) 15% TBBK panasi 3 18,385 2,099 (---*----) 20% TBBK panasi 3 11,493 0,437 (----*----) ---+---+---+---+ 12,5 15,0 17,5 20,0

One-way ANOVA: H-40 versus Perlakuan

Source DF SS MS F P Perlakuan 6 116,507 19,418 23,60 0,000 Error 14 11,519 0,823

Total 20 128,026

S = 0,9071 R-Sq = 91,00% R-Sq(adj) = 87,15%

Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev

Level N Mean StDev -+---+---+---+--- - 0% TBBK 3 24,923 0,208 (----*---) 5% TBBK 3 24,330 0,361 (---*----) 10% TBBK 3 21,197 1,847 (----*---) 15% TBBK 3 19,853 0,714 (---*----) 20% TBBK 3 18,337 0,754 (---*----) 15% TBBK panasi 3 22,570 0,733 (---*----) 20% TBBK panasi 3 19,230 0,746 (----*---) -+---+---+---+--- 17,5 20,0 22,5 25,0

Lampiran 53. Hasil analisis retensi protein (%) berdasarkan perlakuan pada penelitian ketiga

Lampiran 54. Hasil analisis retensi lemak (%) berdasarkan perlakuan pada penelitian ketiga

Lampiran 55. Pertumbuhan relatif juvenil udang (%) berdasarkan perlakuan pada penelitian ketiga

Keterangan : * adalah TBBK yang dipanasi; PR= pertumbuhan relatif (%); No = jumlah individu pada waktu to (ekor); Wo = rataan berat individu pada waktu to (g); Nt = jumlah individu pada waktu t (ekor); Wt = rataan berat individu pada waktu t (g); Bo = biomassa individu pada waktu to (g); Bt = biomassa individu pada waktu t (g)

Lampiran 56. Hasil analisis statistik pertumbuhan relatif juvenil udang berdasarkan perlakuan pada penelitian ketiga

One-way ANOVA: Pertumbuhan Relatif (PR) versus perlakuan

Source DF SS MS F P perlakuan 6 109567 18261 55,35 0,000 Error 14 4619 330

Total 20 114186

S = 18,16 R-Sq = 95,95% R-Sq(adj) = 94,22%

Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev

Level N Mean StDev ---+---+---+---+- 0% TBBK 3 98,78 3,14 (--*---) 5% TBBK 3 90,06 10,65 (---*---) 10%TBBK 3 -33,64 31,97 (--*---) 15% TBBK 3 -68,71 17,02 (---*--) 20% TBBK 3 -77,40 17,63 (---*---) 15% TBBK* 3 -28,53 23,74 (---*---) 20% TBBK* 3 -87,33 0,32 (--*---) ---+---+---+---+- -60 0 60 120

Keterangan * adalah TBBK yang dipanasi

Lampiran 57. Tingkat kelangsungan hidup juvenil udang (%) dari setiap perlakuan pada penelitian tahap ketiga

Lampiran 58. Hasil analisis statistik tingkat kelangsungan hidup juvenil udang (%) dari setiap perlakuan pada penelitian tahap ketiga

Keterangan : huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata (p<0,05)

Lampiran 59. Kandungan Asam lemak siklopropenat (ALS) dan gosipol dalam pakan uji (mg/kg pakan) berdasarkan hasil perhitungan dari setiap perlakuan pada penelitian tahap ketiga

Parameter Perlakuan Tepung Bungkil Biji Kapuk

0% 5% 10% 15% 20% 15%* 20%*

ALS 0 30 60 90 120 90 120

Gosipol 0 5 10 15 20 15 20

WELLEM HENRIK MUSKITA. Substitution of Soybean Meal (Glycine max) with Kapok seed Meal (Ceiba petandra) in Diet for Juvenile of White Shrimp (Litopenaeus vannamei): Studied of Histology, enzymatic and Body Fatty Acid Composition. Supervised by ENANG HARRIS, Co-Supervised by M. AGUS SUPRAYUDI and DEDI JUSADI.

Kapok seed is a source of plant protein that can be used as a source of protein shrimp feed. However, kapok seeds contain gossypol and cyclopropene fatty acids as a nutrition factor, which could interfere the function of hepatopancreas, digestive enzymes and body fat composition. The study was conducted in 3 stages. The first experiment of the research: a five-level treatment of kapok seed (KS) were 10%, 20%, 30%, 40% and commercial feed. The second the experiment: five-level treatment of kapok seed oil (KSO) were 0%, 6%, 12%, 18%, and commercial feed. Each treatment was repeated 3 times. Shrimp maintained in aquaria at a density of 10 individuals/aquarium. Each diet was feed to juvenile shrimp to satiation four times daily. Parameters evaluated from these two studies was the survival rate, the amount of feed consumed, the activity of digestive enzymes (protease, lipase and amylase), gossypol and cyclopropenne fatty acids content, body fatty acid composition and histology of hepatopancreas. The results of the first and second experiment showed that shrimp fed diets containing KS and KSO has hepatopancreas damaged, decreased digestive enzyme activities, which ended with the death of shrimp, decreased palatability, and changed in fatty acid composition content of the body. The third phase of the experiment: seven treatments of kapok seed meal (KSM) were 0%, 5%, 10%, 15%, 20% and 15%, 20% (previously heated KSM), each treatment was repeated 3 times. Shrimp maintained in the aquaria at a density of 10 individus/aquarium. Each diet was feed to juvenile shrimp to satiation four times daily. Parameters evaluated, namely the relative growth, survival rate, the amount of feed consumed, the digestive enzyme activity, body fatty acid composition, protein and fat retention and histology of hepatopancreas. The results showed that shrimp fed contains more than 5% KSM has hepatopancreas damaged, decreased digestive enzyme activities, decreased palatability and changed in fatty acid composition content of the body. From the research results can be concluded that the treatment of KS and KSO in the diet can affect the activity of digestive enzymes, damaged hepatopancreas, and body fatty acid composition as well as the survival rate of juvenile vanamei’s shrimp; Substituted soybean meal with KSM can be given up to a limit of 5%.

DENGAN TEPUNG BUNGKIL BIJI KAPUK Ceiba petandra

Dokumen terkait