• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.2 Hasil Analisis Data

4.2.2 Segi Kecukupan Program BLT/BLSM

Berikut dibawah ini juga akan dibahas beberapa hal penting mengenai program BLT/BLSM sebagai kompensasi pengurangan subsidi BBM di daerah Belawan, dimana hasil dari wawancara ataupun jawaban responden dari kuesioner penelitian telah dibuat ke dalam tabulasi data. Maka di bawah ini dapat dilihat dari segi kecukupan BLT/BLSM, program bantuan lain yang juga mereka terima, dan segi ketepatan dari program BLT/BLSM tersebut. Dalam penelitian ini kemudian dianalisa menggunakan analisa deskriptif.

Tabel 4.9

Jawaban Responden Terhadap Kecukupan Dana Rp100.000/Bulan Untuk Menambah Pemasukan Keluarga

No Jawaban Jumlah Persentase

1 Ya 18 18

2 Ragu – Ragu 1 1

3 Tidak 81 81

Jumlah 100 100

Sumber: Kuesioner Tahun 2015

Dari tabel distribusi frekuensi di atas menunjukkan bahwa 81% responden menjawab Rp100.000/bulan tidak cukup untuk menambah pemasukan keluarga seiring dengan kenaikan harga BBM pada bulan November 2014 lalu. Sementara hanya 18% responden yang menjawab bahwa dana Rp100.000/bulan itu sudah cukup, dan ada 1% yang menjawab ragu – ragu.

Tabel 4.10

Jenis Program Bantuan Pemerintah yang Juga Diterima Responden

No Jenis Program Bantuan

Pemerintah Jumlah Penerima (KK) Persentase Responden 1 Raskin 94 KK 94% Dari 100%

2 Program Keluarga Harapan (PKH) 52 KK 52% Dari 100%

4 Jamkesmas 82 KK 82% Dari 100% Sumber: Kuesioner Tahun 2015

Dari tabel frekuensi diatas ini menunjukkan bahwa adapun jumlah responden (KK) yang menerima jenis program bantuan pemerintah seperti Raskin yaitu mencapai 94%, dan diikuti dengan program keluarga harapan (PKH) yaitu 52%, program Jamkesmas yaitu mencapai 82%, dan yang paling sedikit ialah yang mendapatkan bantuan bedah rumah yaitu hanya 11% dari total 100 responden di dalam penelitian. Perlu diketahui bahwa di setiap masing – masing responden (KK) ada yang mendapatkan ke empat jenis bantuan tersebut mulai dari Raskin, PKH, Bedah Rumah sampai ke Jamkesmas, dan ada juga yang hanya menerima dua atau tiga dari bantuan pemerintah yang ada diatas, bahkan ada juga yang hanya mendapatkan satu dari jenis bantuan diatas bersama – sama dengan BLT/BLSM. Hal ini dapat disimpulkan bahwa belum ada terjadinya pemerataan dalam penyaluran berbagai jenis bantuan pemerintah kepada masyarakat ataupun responden yang berstatus rumah tangga miskin (RTS) yang ada, hal ini dapat dilihat dari jumlah penerima berbagai bantuan pemerintah yang ada diatas yang belum mencapai setidaknya 90% (diluar dari Raskin) dari jumlah responden yang ada contohnya; PKH, Bedah Rumah dan diikuti Jamkesmas yang masih mencapai 82%. Menurut penulis hal ini dapat terjadi karena mungkin adanya perbedaan pendataan dari berbagai pihak yang berwenang yaitu pemerintah daerah ataupun pusat dalam melakukan ataupun menyalurkan kembali beberapa program bantuan pemerintah yang dapat diterima oleh masyarakat ataupun responden yang lebih membutuhkan bantuan tersebut, atau bisa juga karena kurangnya informasi yang diterima oleh masyarakat dalam hal adanya pendataan ataupun penyaluran

kembali dari berbagai jenis bantuan pemerintah yang ada kepada setiap masyarakat ataupun responden yang ada di daerah Kecamatan Medan Belawan. Dan menurut penulis adapun berbagai jenis bantuan pemerintah yang ada didalam tabel tersebut menandakan bahwasannya Pemerintah Kota Medan baik pusat maupun daerah sudah betul – betul serius menanggapi kondisi kemiskinan yang ada di Kecamatan Medan Belawan saat ini, dalam arti pemko Medan sangat memperhatikan kondisi masyarakat miskin dan kian berusaha untuk menekan tingkat kemiskinan lewat berbagai bantuan program kemiskinan walaupun terkadang fakta dilapangan menunjukkan masih banyak warga ataupun responden yang belum mendapatkan bantuan yang sepadan dengan kondisi hidup keluarga mereka, namun dalam hal ini adapun berbagai bantuan tersebut tentu berdampak positif karena akan memperbaiki sedikit dari kondisi kehidupan mereka walau tidak begitu besar manfaat yang mereka rasakan.

Tabel 4.11

Jawaban Responden Terhadap Kepuasan Waktu Penyaluran Dana BLT/BLSM 3 Bulan Sekali

No Jawaban Jumlah Persentase

1 Puas 71 71

2 Ragu – Ragu 3 3

3 Tidak Puas 26 26

Jumlah 100 100

Sumber: Kuesioner Tahun 2015

Dari tabel distribusi frekuensi diatas menunjukkan bahwa terdapat 71% responden yang menyatakan puas dengan tahap penyaluran dana BLT/BLSM yang dicairkan dalam waktu 3 bulan sekali, dan ada 26% responden yang menyatakan tidak puas dengan tahap penyaluran dana BLT/BLSM yang dicairkan dalam waktu 3 bulan sekali, dan ada 3% responden yang menjawab ragu – ragu.

Hal tersebut dapat terjadi karena mereka lebih menginginkan pencairan dana BLT/BLSM itu dilakukan tiap bulan saja atau lebih baik dicairkan langsung untuk satu tahun dari pada hanya menunggu setiap 3 bulan sekali saja.

Tabel 4.12

Jawaban Responden Terhadap Kegunaan Program BLT/BLSM Dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Miskin Secara Keseluruhan

No Jawaban Jumlah Persentase

1 Berguna 86 86

2 Ragu – Ragu 10 10

3 Tidak Berguna 4 4

Jumlah 100 100

Sumber: Kuesioner Tahun 2015

Dari tabel distribusi frekuensi diatas mengenai apakah program BLT/BLSM berdaya guna dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin dalam pengentasan kemiskinan secara keseluruhan menunjukkan bahwa terdapat 86% responden yang menyatakan setuju dengan program BLT/BLSM yaitu berdaya guna dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin karena sangat membantu bagi mereka dan juga tentu akan menambah pemasukan keluarga mereka terlebih – lebih untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan, dan ada 10% responden yang menjawab ragu – ragu dengan alasan karena masih banyak masyarakat yang lebih membutuhkan bantuan tetapi malah tidak mendapatkan bantuan secara layak, dan diikuti dengan yang tidak setuju yaitu 4% kalau program BLT/BLSM berdaya guna dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin karena beralasan jumlah bantuannya masih terlalu minim untuk memenuhi berbagai kebutuhan dan tahap penyalurannya juga relatif lama atau hanya 3 bulan sekali.

Tabel 4.13

Jawaban Responden Terhadap Pemerataan/Tepat Sasaran Dalam Pemberian BLT/BLSM

No Jawaban Jumlah Persentase

1 Tepat Sasaran 58 58

2 Ragu – Ragu 2 2

3 Tidak Tepat Sasaran 40 40

Jumlah 100 100

Sumber: Kuesioner Tahun 2015

Dari tabel distribusi frekuensi diatas menunjukkan bahwa 58% responden menjawab bahwa telah terjadi pemerataan dalam pemberian BLT/BLSM. Namun banyak juga yang merasa bahwa pemberiaan BLT/BLSM belum merata atau tidak tepat sasaran yaitu sebesar 40%, dan yang menjawab ragu – ragu 2%. Karena ditemukan juga beberapa keluarga atau rumah tangga mampu yang mendapatkan BLT/BLSM misalnya, mereka yang memiliki sepeda motor, tabungan, benda berharga memiliki tanah yang luas, mampu menyewa rumah yang bagus, sedang merenovasi rumahnya, punya tempat usaha yang memadai dan mereka yang biaya hidupnya ditanggung anaknya yang cukup mampu. Sebaliknya banyak juga dijumpai keluarga/rumah tangga miskin (RTS) yang tidak tercakup sebagai penerima BLT/BLSM. Hal ini antara lain disebabkan karena kepala keluarga tidak dapat dijumpai pihak pencacah pada saat pendaftaran dan sebagian keluarga/rumah tangga miskin lainnya ada yang tidak menerima Kartu Perlindungan Sosial (KPS) tanpa diketahui alasan yang jelas.

Tabel 4.14

Jawaban Responden Terhadap Program BLT/BLSM Masih Diperlukan

No Jawaban Jumlah Persentase

1 Masih Diperlukan 95 95

2 Ragu – Ragu 5 5

Jumlah 100 100

Sumber: Kuesioner Tahun 2015

Dari tabel distribusi frekuensi diatas menunjukkan bahwa 95% responden menjawab bahwa program BLT/BLSM masih sangat diperlukan demi keberlanjutan ataupun kelangsungan hidup mereka untuk membantu keperluan mereka pada saat – saat tertentu, misalnya keperluan untuk biaya anak sekolah, membayar hutang dan juga berbagai keperluan lainnya. Sedangkan ada 5% responden yang menjawab ragu – ragu karena walaupun mereka mendapatkan dana bantuan tersebut, mereka masih merasa terbeban karena belum stabilnya harga kebutuhan pokok di pasar umum dan sisa dana bantuan tersebut justru tidak dapat lagi untuk ditabung ataupun disimpan karena kebutuhan mereka yang tidak terbatas. Masyarakat ataupun responden tersebut lebih menginginkan harga kebutuhan pokok yang stabil dari pada mereka harus menerima sejumlah uang untuk menambah pemasukan keluarga namun jangka waktunya juga masih relatif lama untuk dapat diterima, terlebih lagi apakah bantuan BLT/BLSM masih berlanjut atau tidak untuk kedepannya.

Tabel 4.15

Jawaban Responden Terhadap Ketepatan Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM Dalam Bentuk BLT/BLSM

No Jawaban Jumlah Persentase

1 Tepat 84 84

2 Ragu – Ragu 11 11

3 Tidak Tepat 5 5

Jumlah 100 100

Sumber: Kuesioner Tahun 2015

Dari tabel distribusi frekuensi diatas menunjukkan 84% responden menjawab bahwa kompensasi pengurangan subsidi BBM sudah tepat diberikan

pemerintah dalam bentuk BLT/BLSM, karena dana tersebut rata – rata digunakan untuk keperluan mendadak dan buat untuk berjaga – jaga dengan kondisi pekerjaan mereka yang tidak pasti. Sementara responden yang menjawab ragu – ragu ada sebanyak 11%, dan responden merasa bahwa kompensasi ini tidak tepat diberikan dalam bentuk BLT/BLSM yaitu sebanyak 5%. Dari hasil wawancara di lapangan para responden memang sudah merasa setuju dan tepat dengan kebijakan pemerintah membuat pengurangan subsidi BBM dan diberikan dalam bentuk BLT/BLSM, namun setiap responden berharap agar pemerintah kiranya dapat memberikan program lain yang jauh lebih bermanfaat yang dapat membuka lapangan pekerjaan baru atau dapat menambah ilmu dalam dunia usaha ataupun dapat memberdayakan ibu – ibu rumah tangga agar dapat lebih membantu meningkatkan perekonomian keluarga mereka.

Tabel 4.16

Jawaban Responden Terhadap Kemudahan Cara Penyaluran Dana BLT/BLSM

No Jawaban Jumlah Persentase

1 Mudah 86 86

2 Ragu – Ragu 5 5

3 Sulit 9 9

Jumlah 100 100

Sumber: Kuesioner Tahun 2015

Dari tabel distribusi frekuensi diatas menunjukkan bahwa 86% responden menjawab sudah mendapatkan kemudahan dalam proses penyaluran BLT/BLSM dengan alasan karena prosesnya cepat, disiplin waktu, tidak begitu jauh atau lama untuk sampai ke kantor Pos dan cara kerja tidak berbelit – belit, dan ada 9% responden yang menjawab belum mendapatkan kemudahan dalam proses penyaluran dana BLT/BLSM karena kerap merasakan kegaduhan atau sering

berdesak – desakan ketika giliran kelurahan ataupun lingkungannya maju dan nomor urut kadang – kadang tidak beraturan oleh pihak penyalur. Sedangkan yang menjawab ragu – ragu ada sebanyak 5% karena responden tidak pernah ikut menyaksikan ataupun tidak pernah mengambil sendiri dana tersebut ke kantor Pos, tetapi selalu diwakilkan kepada sanak saudaranya karena beberapa faktor, umumnya karena faktor lanjut usia, dan cacat fisik/mental.

4.2.3 Dampak Program BLT/BLSM Bagi Pengentasan Kemiskinan Melalui

Dokumen terkait