• Tidak ada hasil yang ditemukan

seharusnya menghubungi dokter Anda sesegera mungkin untuk diberikan nasehat berkaitan dengan obat Anda.’ 

Dalam dokumen Informasi Obat obatan Kesehatan Jiwa Edi (Halaman 36-42)

 

Lithium: Minumlah 8-12 cangkir air minum setiap harinya terutama ketika cuaca panas dan di tengah aktivitas yang menyebabkan Anda banyak berkeringat; dan jangan ganti konsumsi garam Anda di tengah-tengah pengobatan dengan lithium. Juga jangan gunakan obat-obatan anti-radang non-steroid (misalnya ibuprofen, naproxen) karena kadar lithium dalam darah dapat terpengaruh oleh obat-obatan anti-radang itu dan dapat menyebabkan keracunan. Paracetamol adalah obat alternatif yang aman. Mengonsumsi banyak suplemen elektrolit yang mengandung sodium (misalnya Ural dan Citravescent untuk infeksi pembuluh kencing) dapat mengurangi efektivitas lithium.

Valproate: Jauhi penggunaan dosis tinggi (lebih dari 300 mg sehari) aspirin dan produk-produk yang mengandung aspirin jika Anda meminum valproate, karena aspirin tersebut dapat mempengaruhi kadar valproate dalam darah. Paracetamol adalah alternatif yang aman.

Carbamazepine: Jauhi meminum jus jeruk bali selama penggunaan carbamazepine karena jus tersebut dapat mempengaruhi kadar carbamazepine dalam tubuh Anda.

Lamotrigine: Dalam kondisi yang jarang, lamotrigine dapat menyebabkan ruam (rash) cukup serius yang dapat menyebabkan kegawatdaruratan medis. Walaupun demikian, resiko dari potensi efek samping yang serius ini dapat dikurangi dengan mulai minum dalam dosis rendah dan dinaikkan secara perlahan-lahan.

 

Efek Samping Pengobatan

Lithium:

Rasa haus yang meningkat, sering buang air kecil, mual, muntah, dan diare, sensasi yang buruk pada indera pengecapan (metallic taste). Rasa lelah, sukar untuk berkonsentrasi, gemetar pada tungkai dan jemari (fine muscle tremor), rasa lemah, kulit yang kering, bertambah parahnya jerawat dan munculnya sisik kulit yang gatal (psoriasis).

Masalah-masalah ini biasanya

berkurang seiring berjalannya waktu.

Diskusikan dengan dokter Anda.

Valproate:

Mual, gangguan pencernaan, bertambahnya berat badan, tidur, gemetar pada tangan, rambut rontok untuk sementara waktu.

Diskusikan dengan dokter Anda jika masalah-masalah ini mengganggu Anda untuk dilakukan penyesuaian pada dosis Anda.

Carbamazepine:

Ketidakajekan tubuh atau kehilangan kendali terhadap gerakan-gerakan tubuh (ataxia), mengantuk, mulut kering, pandangan yang kabur, sakit kepala, dengingan di telinga.

Lamotrigine:

Sakit kepala, mengantuk, gemetar, kehilangan kendali terhadap

gerakan-gerakan tubuh (ataxia), pandangan yang kabur, sembelit, pusing, pandangan ganda atau diplopia, mulut kering.

Diskusikan dengan dokter Anda. Permen yang asam atau permen karet tanpa gula akan membantu meningkatkan air liur dalam mulut Anda. Membaca di bawah cahaya yang terang atau dalam jarak yang jauh akan membantu mencegah pandangan yang kabur.

EFEK SAMPING YANG JARANG PADA PENGGUNAAN OBAT PENSTABIL ALAM  PERASAAN 

Efek Samping Pengobatan

Lithium:

Kehilangan keseimbangan, wicara tidak jelas (slurred speech), gangguan penglihatan (misalnya pandangan ganda), mual yang akut, muntah, diare yang menetap, gemetar yang kentara (misalnya ketika memegang gelas), sering kedutan pada otot dan kelemahan menyeluruh yang tidak wajar atau timbulnya rasa kantuk.

Hentikan minum Lithium sesegera mungkin dan hubungi dokter Anda, karena yang terjadi mungkin adalah gejala-gejala keracunan Lithium.

Obat Anti-Kejang

Valproate, Carbamazepine:

Demam, rasa lemah atau lelah yang tidak biasa, mual akut, muntah atau mengantuk.

Rasa bingung atau perubahan dalam penglihatan. Mudah tersinggung, kegelisahan atau emosi bergolak (agitatif).

Memar atau berdarah yang tidak biasa.

Kulit atau mata yang menjadi kuning, air seni yang berubah menjadi berwarna gelap (terutama dengan Valproate).

Lamotrigine: ruam (rash) yang serius pada kulit.

Jika Anda mengalami salah satu atau lebih dari gejala-gejala ini, hentikan penggunaan Obat Anti- Kejang tersebut dan hubungi dokter Anda sesegera mungkin.

PSIKOSIS  

Psikosis melumpuhkan sensasi seseorang akan realitas. Gejala-gejala psikotik berbeda-beda pada tiap-tiap orang dan dapat berubah-ubah seiring dengan berjalannya waktu.

Gejala-gejala psikotik meliputi:

 Halusinasi (misalnya mendengar suara)  Waham (misalnya waham kejar)

 Gangguan wicara dan gangguan perilaku

Gejala-gejala ini dapat terjadi dalam beberapa gangguan jiwa seperti pada gangguan bipolar, psikosis karena penyalahgunaan zat, dan skizofrenia. Pada skizofrenia ada pula gejala sisa yang berupa ‘gejala negatif’ seperti ketidakpedulian (apati) dan penarikan diri dari pergaulan sosial.

Episode psikotik seringkali terjadi dalam 3 fase: fase pra-sakit, fase akut, dan fase pemulihan. Lamanya masing-masing fase berbeda-beda pada masing- masing individu dan bergantung pada hasil pengobatan yang efektif.

PENGOBATAN APA SAJA YANG TERSEDIA UNTUK GANGGUAN PSIKOTIK?   

Untuk menentukan opsi pengobatan yang terbaik akan bergantung pada faktor-faktor seperti pilihan personal, penyebab yang tampak atas gejala- gejala yang muncul, seberapa parah gejala-gejalanya dan berapa lama gejala- gejala tersebut hadir. Pengobatan disesuaikan kepada kondisi masing-masing individu. Konseling Individual, dukungan keluarga, dan pengobatan psikososial semuanya memainkan peranan penting dalam pengobatan secara menyeluruh terhadap orang dengan skizofrenia. Penolakan/penghindaran terhadap pemicu (penyebab munculnya) gejala psikotik, seperti narkoba, menurunkan kemungkinan kekambuhan.

OBAT ANTIPSIKOTIK biasanya disarankan sebagai bagian dari pengobatan gangguan psikotik untuk membantu pemulihan dan mencegah kekambuhan. Ada sejumlah antipsikotik yang tersedia dan pemilihannya perlu disesuaikan secara personal untuk memastikan keefektifan dan toleransi yang terbaik. Ketika memungkinkan, strategi seharusnya dimulai dengan antipsikotik dalam kadar rendah dan secara bertahap ditingkatkan untuk meminimalkan efek samping yang mungkin timbul.

Benzodiazepine seringkali berguna sebagai tambahan untuk jangka pendek terhadap antipsikotik selama episode akut karena jenis obat ini dapat mengurangi pergolakan emosi (agitasi), ketegangan, dan kecemasan serta membantu orang yang mengalaminya dengan tidur yang baik. Walaupun demikian, kehati-hatian harus diarahkan untuk mencegah penggunaan obat- obatan ini lebih dari 4 minggu karena ciri khasnya yang dapat menyebabkan kecanduan.

OBAT‐OBATAN ANTIPSIKOTIK 

“Antipsikotik” adalah obat yang seringkali efektif dalam pengendalian gejala- gejala psikotik dan membuat orang kembali mampu untuk menjalani kehidupan normal. Obat-obatan itu mampu untuk menurunkan gejala-gejala yang membuat frustasi dan melumpuhkan diri seperti halusinasi, pikiran yang kacau, persepsi yang berbeda mengenai kenyataan, ayunan alam perasaan (mood swings), ketakutan yang ekstrem, dan pergolakan emosi yang akut. Ada dua golongan obat-obatan antipsikotik:

Antipsikotik Tipikal atau Antipsikotik Generasi Pertama

Antipsikotik Atipikal atau Antipsikotik Generasi Kedua Chlorpromazine Fluphenazine Flupenthixol Haloperidol Pericyazine Thioridazine Trifluoperazine Zuclopenthixol Amisulpride Aripiprazole Asenapine Clozapine Olanzapine Quetiapine Paliperidone Risperidone Sertindole Ziprasidone

Semua antipsikotik merupakan obat yang efektif dalam mengurangi atau menghilangkan gejala-gejala positif yang merupakan bagian dari gangguan psikotik; walaupun demikian, antipsikotik atipikal atau antipsikotik generasi kedua pada umumnya punya efek samping yang tidak sebanyak antipsikotik generasi lama, terutama dalam hal efek samping ekstrapiramidal seperti kekakuan, ketegangan otot yang terus-menerus, gemetar, dan kegelisahan. Selain itu, obat-obatan generasi kedua juga efektif dalam meningkatkan alam perasaan (mood), pemikiran, dan motivasi.

Antipsikotik mulai memulihkan pergolakan emosi dan gangguan tidur dalam jangka waktu 1 minggu setelah pertama kali diminum. Banyak orang merasakan peningkatan secara berarti setelah menggunakannya dalam jangka waktu antara empat hingga enam minggu.

 

Dalam dokumen Informasi Obat obatan Kesehatan Jiwa Edi (Halaman 36-42)