• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORI

B. BMT CITA SEJAHTERA

1. Sejarah dan Struktur Organisasi a. Sejarah Berdiri

Sejarah berdirinya BMT Cita Sejahtera di latar belakangi keinginan yang besar untuk berperan serta dalam meningkatkan pembangunan nasional dengan membantu usaha mikro (kecil bawah) yang lebih dari 92% merupakan struktur pengusaha nasional kita. Salah satu faktor tidak berkembangnya usaha mikro adalah kesulitan mereka pada masalah permodalan, sementara mereka tidak mengenal bank atau lembaga keuangan dan atau sulit mengaksesnya.

Koperasi Serba Usaha Syariah (KSUS) Cita Sejahtera berdiri sejak 1 Juni 2004 yang kelahiran dan proses perkembangannya dipelopori oleh Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta sebuah lembaga yang konsen dalam

pengembangan ekonomi Islam di Indonesia. Dan Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Cita Sejahtera yang mulai beroperasi Juli 2004 merupakan salah satu unit usaha dari Koperasi Serba Usaha Syariah Cita Sejahtera sebagai sebuah lembaga keuangan mikro Syariah yang usaha pokoknya

menghimpun dana pihak ketiga (deposan) dan memberikan atau menyalurkan pembiayaan-pembiayaan kepada usaha-usaha produktif pengusaha atau pedagang kecil dengan memadukan kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat setempat. Pada tahun 2007 dibentuklah Koperasi Jasa

Keuangan Syariah (KJKS) Cita Sejahtera yang nantinya akan menjadi payung hukum bagi BMT Cita Sejahtera.

Koperasi Serba Usaha Syariah Cita Sejahtera berusaha melakukan penyaluran dananya melalui Baitul Maal wat Tamwil Cita Sejahtera yang berasal dari sumber dana amanah untuk memberdayakan kelompok usaha mikro yang bergerak di sektor informal, yang pada umumnya tidak bankable terutama dari segi persyaratan formalnya.

Tahun 2007 BMT Cita Sejahtera dinaungi oleh dua badan hukum yaitu KSU Syariah Cita Sejahtera dan KJKS Cita Sejahtera. KSU Syariah Cita Sejahtera berdiri tahun 2004 dan KJKS Cita Sejahtera berdiri tahun 2007. KSU Syariah Cita Sejahtera menyerahkan kepengelolaan BMT Cita Sejahtera kepada KJKS Cita Sejahtera, sehingga jika pekerjaan internal KJKS sudah selesai maka BMT Cita Sejahtera akan dipayungi oleh KJKS Cita Sejahtera. Adapun masing-masing pendiri keduanya adalah :

Badan Pendiri KSU Syariah Cita Sejahtera

P3EI UIN Jakarta Muhammad Maftuh, S.Sos

Ir. H. Muhandis Natadiwirya, MM Rina Destriana, S.Sos Dr. Ir. Murasa Sarkaniputra Ir. Herry Santoso

Zubair Ahmad, M.Ag Inayah

Ir. Mudatsir Najamuddin, MM Nurul Karmila

AM. Hasan Ali, M.Ag Tugimin

Muhammad Zein, S.Ag Zulpawati,M.Ag Muzazin, SE., M.Ag Sampe Sardjito Dwi Nur'aini Ihsan, SE., MM Siti Djuariah

Gusniarti, M.Ag Achmad Satiri, M.Ag

Ir. Armaeni Dwi Humairah, M.Si

Daftar Anggota Pendiri KJKS BMT Cita Sejahtera Ciputat

Azhar Ahmad Mas Muhammad Zen

Arif Mufraini Murasa Sarkani Putra

Aslichan Burhan H Murodi

Bubung Lukman H Muzakir

Dwi Nur’aini Ihsan Muzazin, SE

Euis Amalia, M.Ag Noviati

Gusniarti Nur Fidiyar

Henry Faisal Noor Ria Arika

Ismail Sudhardho Mahartomo

Makhdum Priyatno Sutomo

Moh. Khoirul Anam Uung Ibnu Shobari

Moh. Fadlillah F Wahyu Aris D

Mohamad Sholeh Zubair, M.Ag

Muhammad Maftuh

b. Struktur Organisasi

Adapun struktur organisasi pada BMT Cita Sejahtera adalah sebagai berikut:

STRUKTUR ORGANISASI BMT CITA SEJAHTERA RAPAT ANGGOTA TAHUNAN

BADAN PENGURUS TELLER DEWAN PENGAWAS/SYARIAH MANAJER BMT CS KONSULTAN MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENAGIHAN A N G G O T A SENIOR ADVISOR AKUNTING

2. Prinsip dan Fungsi

Adapun prinsip dari BMT Cita Sejahtera adalah berdasarkan prinsip syariah. Dan sedangkan BMT Cita Sejahtera mempunyai fungsi sebagai berikut:

a) Meningkatkan dan mengembangkan ekonomi umat, khusunya pengusaha-pengusaha kecil / lemah.

b) Meningkatkan produktivitas usaha dengan memberikan pembiayaan-pembiayaan kepada pengusaha-pengusaha muslim yang membutuhkan dana.

c) Membebaskan umat / pedagang / pengusaha kecil dari sistem bunga dan rente.

d) Meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan usaha, disamping meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan penghasilan umat Islam.

3. Perkembangan BMT Cita Sejahtera a. Organisasi

1) Kelembagaan

Sejak tahun 2004 BMT Cita Sejahtera melalui KSU Syariah Cita Sejahtera telah melengkapi beberapa surat status hukum kelembagaan yaitu :

Domisili Lembaga Nomor : 503/40-Ek/CP/2004

Surat Izin Tempat Usaha (SITU) Nomor : 503/47-KEC.CPT/2004 Akte KSU Syariah Nomor : 518/34/BH/Dis KUK

Akte Perubahan KSU Syariah Nomor : 518/15/BH/PAD/Dis

KUK

Akte KJKS Nomor : 518/49/BH/Koperasi

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Nomor : 02.423.710.9-411.000

Dengan telah digagasnya pendirian KJKS pada awal 2006 maka pada tahun 2007 dalam legalitas BMT Cita Sejahtera terdapat dua entitas yang berdiri sendiri yaitu KSU Syariah dan KJKS. Karena proses spin off BMT Cita Sejahtera dari KSU Syariah belum selesai. Kegiatan KJKS tahun ini antara lain :

a) Melakukan presentasi KJKS kepada calon anggota pendiri / investor.

b) Melakukan pengumpulan anggota pendiri dan sudah terkumpul 28 orang pendiri.

c) Membuat Akte KJKS dan Izin domisili.

Sebagai suatu lembaga yang didirikan dilingkungan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan visi “Sebagai pembaharu dalam pemberdayaan ekonomi ummat” maka BMT Cita Sejahtera peluang pertumbuhan yang sangat baik. Dimana masyarakat menunggu peran BMT Cita Sejahtera dalam memadukan kemampuan praktis dan akademis. Dalam bentuk model LKMS yang bisa memberikan solusi bagi pengembangam ekonomi ummat. Melihat fenomena tersebut, dari segi bisnis BMT Cita Sejahtera memiliki ruang pasar dan pengembangan bisnis yang cukup luas. Yaitu BMT Cita Sejahtera bisa mengembangkan dengan target pasar warga UIN atau memasarkan produk kepada masyarakat dengan brand UIN.

Mengingat potensi tersebut, maka dilakukanlah pengenalan dan komukasi yang berkelanjutan kepada beberapa lembaga baik pemerintah maupun swasta. Diantaranya : Dewan Koperasi Indonesia, Asosiasi BMT Jakarta, DPU Darut Tauhid Jakarta, JIMS Foundation dan BPRS Berkah Ramadhan, Kementerian Koperasi dan Dinas Koperasi Tangerang, dll.

Dalam hal peningkatan kualitas SDM BMT, tahun 2007 BMT Cita Sejahtera telah mengirimkan peserta pelatihan yaitu :

a) Bedah Akad Murabahah yang diselenggarakan oleh BMT Center di Ruang Pertemuan BMT Tamzis Jakarta pada Selasa, 31 Juli 2007.

b) BWTP Symposium Program Linkages and Partnerships in Microfinance di BRI Training Centre pada 5 September 2007. c) Pelatihan Service Excellence dan E-Channel oleh Bank Permata

Syariah di Bank Permata Syariah Bintaro Jaya Tangerang pada selasa 11 September 2007.

d) Risk Manajemen Pembiayaan UMKM Muhammadiyah oleh PT. Surya Mitra Indonesia di Universitas Muhammadiyah Jakarta pada kamis, 31 Mei 2007.

e) Temu usaha yang diselenggarakan Jaringan Usaha Koperasi wilayah Jakarta.

f) Pelatihan Manajemen Lembaga Keuangan Model Grameen Bank Bogor, oleh Badan Komunikasi Pemuda Koperasi Dewan Koperasi Indonesia 12 – 15 November 2007.

2) Anggota

Pada database BMT, sampai akhir 2007 tercatat kurang lebih orang pemilik sekaligus pengguna produk dan jasa layanan BMT. Secara umum dari tahun ketahun, pertumbuhan pengguna produk dan jasa layanan BMT yang merupakan mitra BMT terus meningkat. Adapun anggota yang tercatat saat ini terdiri dari :

a) Anggota pendiri / Pemodal KSU Syariah sebanyak 23 orang dan KJKS sebanyak 28 orang.

b) Anggota Simpanan/tabungan sebanyak 519 orang. c) Anggota Pembiayaan yang aktif sebanyak 128 orang.

Kedepan kita mengharapkan pertumbuhan BMT bukan saja dikarenakan kuantitas anggota-mitra yang terus bertambah, akan tetapi sudah seyogyanya kualitas anggota-mitra juga yang menjadi perhatian kita. Oleh karena itulah seluruh kru BMT dituntut untuk terus bekerja keras dalam melakukan pendampingan sekaligus pemberdayaan anggota-mitranya. Tentunya kita menyadari betul bahwa kualitas BMT ditentukan oleh sejauh mana kita dapat memberdayakan anggota-mitranya.

b. Usaha

1) Funding (Penghimpunan Dana)

Keinginan masyarakat untuk mempercayakan simpanannya kepada BMT naik cukup signifikan. Sehingga berpeluang meningkatkan aset bisnis serta meningkatkan keuntungan bagi pemodal. Hal ini dipengaruhi oleh strategi funding yang berkelanjutan serta meningkatnya kegiatan untuk promosi produk investasi mudharabah muthlaqah dan perbaikan kualitas produk funding.

Strategi penghimpunan produk tabungan untuk warga kampus UIN, mahasiswa khususnya dilakukan dengan penawaran tabungan

mahasiswa dan tabungan amanah yang disertai dengan penjualan tabungan Syare Bank Muamalat. Hal ini dilakukan dengan melakukan kerjasama ini diharapkan brand image BMT menjadi lebih baik dan pada akhirnya kepercayaan mahasiswa terhadap BMT meningkat yang disertai dengan meningkatnya tabungan mereka.

Penambahan dana yang cukup besar dalam bentuk simpanan mudharabah muthlaqah diperoleh dari :

Bank Muamalat Rp. 100 juta dengan jangka waktu 3 tahun BMT Munawaroh Rp. 10 juta dengan jangka waktu 1 tahun BMT Taawun Rp. 20 juta dengan jangka waktu 2 bulan

2) Lending (Penyaluran Dana)

Di tahun ketiga ini, BMT Cita Sejahtera telah menggulirkan dana sebesar Rp. 526.816.085,- dari dana yang terhimpun. Penyaluran dana tersebut masing-masing dialokasikan untuk :

Pembiayaan (Musyarakah&Mudharabah) dan Murabahah :Rp.393.224.335,-

Pinjaman (Al-Qard) :Rp. 32.822.500,-

Jasa Layanan Hiwalah :Rp.100.769.250,-

Pengembalian :

Pembiayaan (Musyarakah&Mudharabah) dan Murabahah :Rp.408.419.556,-

Pinjaman (Al-Qard) :Rp. 32.518.600,-

Jasa Layanan Hiwalah :Rp. 62.920.890,-

Jumlah :Rp.503.385.046,-

Penanganan pembiayaan kunci pokok dalam meningkatkan perolehan keuntungan. Sehingga peningkatan kualitas dalam penyaluran pembiayaan dan penanganan pembiayan bermasalah terus menerus diperbaiki. Penanganan pembiayaan bermasalah dilakukan dengan penagihan yang berkelanjutan dan perawatan/pendampingan nasabah. Dengan kegiatan ini jumlah pembiayaan bermasalah bisa diminimalisir.

3) Equitas (Permodalan)

Sampai Desember 2007, komposisi permodalan BMT Cita Sejahtera sebagai berikut :

Modal Penggerak / Awal / Simpoksus : Rp. 49.560.000,-

Hibah : Rp. 1.412.000,-

4) Layanan Baitul Maal (Kepedulian Sosial)

Sebagai lembaga keuangan, BMT mempunyai misi sosial yang akan terus dikembangkan yakni fungsinya dalam mengoptimalkan peranan Baitul Maal.

Tahun 2007 peranan Baitul Maal bisa ditingkatkan dengan menjalin kerjasama dengan seperti :

a) Lembaga Dakwah Kampus UIN dengan kerjasama fundraising ZIS.

b) Koperasi Mahasiswa UIN dengan kegiatan bakti sosial dengan menyediakan pembicara.

Adapun dalam aspek teknis, perkembangan BMT Cita Sejahtera yaitu:

a) BMT Cita Sejahtera telah memiliki sarana penunjang yang memadai seperti hardware yang handal.

b) Menggunakan Software Keuangan yang handal yang sangat mendukung operasional BMT, seperti percetakan rekening tabungan, rekening pembiayaan, dan laporan pemilik dana.

c) Dengan sarana yang dimiliki BMT Cita Sejahtera memberikan pelayanan Baitul Maal dan Baitut Tamwil.

Sedangkan dalam aspek pemasaran yaitu:

a) Unit Baitul Maal memberikan pelayanan dalam menerima dan menyalurkan zakat, infak, dan shadaqah (ZIS).

b) Produk penghimpunan unit Baitut Tamwil terdiri dari: simpanan dan deposito.

c) Produk penyaluran unit Baitut Tamwil terdiri dari: pembiayaan mudharabah, pembiayaan mudharabah, pembiayaan murabahah dan pembiayaan qardul hasan.

d) Positioning, dengan slogan meyalani ummat berbagi manfaat, BMT Cita Sejahtera komitmen untuk melayani umat dengan memberikan proses pelayanan yang cepat, mudah dan profesional, jaminan keamanan dana dan produk yang sesuai syari’ah, fleksibel dan menguntungkan.

e) Promosi dilakukan melalui selebaran, buletin, majalah, papan nama dan famplet. Juga Direct selling, langsung ke masyarakat di pasar, kampus dan pihak-pihak yang terkait.

f) Pesaing, sampai saat ini dalam radius lokasi BMT Cita Sejahtera (3 kilometer) terdapat 1 lembaga sejenis, serta Lembaga Keuangan Syariah dalam bentuk Bank Umum Syariah, dan BPRS dimana sasarannya adalah untuk pengusaha menengah dan besar.

g) Wilayah yang dilayani BMT Cita Sejahtera adalah wilayah ciputat dan sekitarnya yang terdapat 3 pasar, yaitu pasar ASPI, pasar ciputat, dan pasar cimanggis. Dengan segmen pasar yang dilayani saat ini adalah usaha mikro dan kecil.

Masih besarnya jumlah usaha mikro, kecil menengah dan koperasi yang belum bisa dilayani oleh perbankan, memberikan prospek perkembangan yang baik bagi KJKS Cita Sejahtera.

BAB IV

ANALISA PRAKTEK SIMPAN PINJAM

BMT CITA SEJAHTERA MENURUT EKONOMI SYARIAH

C. Penerapan Simpan Pinjam di BMT Cita Sejahtera

Dalam Islam dinyatakan agar kita meminjamkan sesuatu bagi “agama” Allah. Sebagaimana firman Allah SWT:

pی p S 3 # 3 3+F a - P Pﺽ L d "ی e % ﻡ

:

BیB7

<

ff

A

Artinya: “Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak”. (QS. Al-Hadid: 11)

Yang menjadi landasan dalil dalam ayat ini adalah kita disuruh untuk “meminjamkan kepada Allah”, artinya untuk membelanjakan harta di jalan Allah. Selaras dengan meminjamkan kepada Allah maka kita disuruh untuk “meminjamkan kepada sesama manusia”, sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat.

Adapun penerapan simpan pinjam yang ada di BMT Cita Sejahtera dalam aspek usahanya adalah sebagai berikut:

1. Sumber Permodalan BMT

a. Simpanan Pokok. Simpanan ini harus dibayar masing-masing anggota ketika masuk menjadi anggota sebesar Rp. 100.000,- dan tidak dapat diminta kembali selama anggota tersebut belum berhenti sebagai anggota BMT. Dalam BMT Cita Sejahtera anggota terbagi 2 yaitu anggota jasa dan anggota pemilik.

b. Simpanan Wajib. Simpanan ini harus dibayar oleh para anggota. Anggota investor membayar sejumah Rp. 25.000,- per bulan dan anggota pengguna dana (pembiayaan) membayar sejumlah Rp. 10.000,- per bulan.

c. Simpanan Pokok Khusus (Penyertaan). Simpanan ini khusus dibayar oleh investor sejumlah Rp. 2.500.000,-, boleh dicicil dalam jangka waktu 10 kali cicilan.

d. Simpanan Hibah. Simpanan yang diberikan oleh orang lain/sukarelawan berbentuk uang tunai untuk modal BMT.

e. Modal Cadangan. Dana yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal dan menutup kerugian BMT bila diperlukan.

Adapun prosedur membuka rekening simpanan pada BMT Cita Sejahtera adalah sebagai berikut:

Nasabah Teller/Kasir Pembukuan

Modal pinjaman BMT Cita Sejahtera diperoleh dari: a. Simpanan Pokok Khusus (saham pendiri) b. Simpanan Pokok (uang pangkal keanggotaan) c. Simpanan wajib (iuran bulanan anggota) d. Sisa Hasil Usaha yang dicadangkan e. Sumbangan tidak mengikat (hibah)

Modal pinjaman BMT Cita Sejahtera yang diperoleh dari luar: a. Citibank b. Inhutani c. Bank Muamalat • Datang ke teller Isi formulir pembukaan rekening • Fotocopy KTP Serahkan kebagian teller

Periksa isian tanda

setoran

Terima dan hitung

uang

Catat dimutasi harian

kas

Catat dikartu tabungan

dan minta paraf nasabah

Arsip kartu tabungan Serahkan buku

tabungan ke nasabah

Arsip tanda setoran

dalam pembukuan • Terima dokumen Tanda tangani kolom persetujuan pada formulir • Buatkan buku tabungan • Arsip form pembukaan rekening • Terima buku tabungan

2. Aktivitas Simpan Pinjam

Jenis pinjaman yang diberikan oleh BMT hanya terbatas pada pinjaman produktif, yang dimaksudkan untuk pengembangan usaha mereka melalui pemberian tambahan modal sesuai dengan tingkat kebutuhan usaha mereka. Jumlah pinjaman yang bisa mereka terima batas minimalnya tidak terbatas dan batas maksimal Rp.5.000.000,-.

Praktek simpan pinjam BMT Cita Sejahtera, yaitu memberikan layanan pembiayaan. Layanan pembiayaan diberikan kepada anggota yang sudah menjadi anggota dengan syarat sebagai berikut:

a. Telah menjadi anggota minimal 3 (tiga) bulan. b. Usaha berdomosili di sekitar kawasan Ciputat.

c. Memenuhi kewajiban sebagai anggota. Antara lain ialah:

1) Membayar simpanan wajib sesuai ketentuan yang ditetapkan dalam anggaran rumah tangga atau diputuskan dalam rapat anggota.

2) Berpartisipasi dalam kegiatan usaha BMT.

3) Mentaati ketentuan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, keputusan rapat anggota dan ketentuan lainnya yang berlaku dalam BMT.

4) Memelihara serta menjaga nama baik dan kebersamaan dalam BMT.

Disamping itu pula, BMT Cita Sejahtera mempunyai persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon peminjam sebagai bahan pertimbangan untuk mendapatkan pembiayaan. Tetapi sebelum nasabah memenuhi syarat-syarat pembiayaan, nasabah harus mengisi form permohonan pembiayaan terlebih dahulu. Setelah itu, barulah calon peminjam memenuhi persyaratan-persyaratan seperti dibawah ini, yaitu:

a. Foto copy KTP (suami & istri / peminjam) b. Foto copy kartu keluarga (kk)

c. Pas foto 4x6. (suami & istri)

d. Foto copy slip gaji (karyawan / suami) e. Foto copy jaminan

1. Rp. 500.000 – Rp. 1.750.000 (ijazah terakhir anak) 2. Rp. 1.800.000 keatas (BPKB motor dll) f. Persetujuan suami / istri atau penjamin

g. Telah aktif menabung di BMT minimal 4x transaksi setoran simpanan dalam sebulan.

Tapi, sebelum pihak BMT Cita Sejahtera memberikan pinjaman/pembiayaan, pihak BMT akan menganalisa terlebih dahulu terhadap calon nasabahnya, agar nantinya tidak terjadi kredit macet dan pengembalian pembiayaan tersebut lancar dan usaha nasabah berkembang.

Sebagaimana analisa perbankan, BMT Cita Sejahtera juga menggunakan analisa 5 C kepada calon nasabahnya. Namun karena pihak BMT Cita Sejahtera menggunakan sistem bagi hasil maka lebih tertumpu pada analisa kelayakan usaha. Analisa tersebut adalah:

a. Character

Yaitu penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon peminjam dengan tujuan untuk menganalisa kejujuran calon peminjam.

b. Capacity

Yaitu penilaian secara subyektif tentang kemampuan calon peminjam untuk melakukan pembayaran.

c. Capital

Yaitu penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh calon peminjam.

d. Condition

Yaitu BMT dalam penyaluran pembiayaan tersebut melihat kondisi ekonomi suatu negara dan lokasi kegiatan usaha dan secara spesifik mengkaitkannya dengan calon peminjam.

e. Coleteral

Yaitu jaminan yang dimiliki oleh calon peminjam.

Dalam hal jaminan, BMT Cita Sejahtera mensyaratkan jaminan sesuai besar kecilnya jumlah pinjaman. Jika jumlah pinjaman antara Rp. 500.000-Rp. 1.750.000,- maka jaminannya adalah ijazah terakhir anak.

Dan jika jumlah pinjamannya Rp. 1.800.000 keatas, maka jaminannya adalah BPKB motor dan lain-lain.

f. Analisa kelayakan usaha

Yaitu penilaian terhadap kelayakan usaha calon peminjam.

Kegiatan analisa kelayakan usaha pada BMT Cita Sejahtera ini dilakukan berdasarkan informasi yang didapat dari analisa di lapangan yang dilakukan oleh pihak BMT terhadap kegiatan usaha calon peminjam. Adapun prosedur permohonan pembiayaan dalam BMT Cita Sejahtera adalah sebagai berikut:

Nasabah Pembiayaan Teller Pembukuan

Isi form permohona n • Foto copy KTP dan KK • Serahkan kebagian pembiayaa • Terima uang • Terima buku angsuran • Terima permohonan dan identitas • Menganalisa permohonan • Melakukan wawancara • Register permohonan pembiayaan • Studi kelayakan calon nasabah • Terima kwitansi Pemeriksaan keabsahan dokumen • Lakukan pembayaran ke nasabah • Serahkan buku angsuran • Arsip kartu pembiayaan •Terima dokumen Tanda tangani kolom persetujuan pada permohonan •Buat akad Buatkan kartu pembiayaan •Buatkan buku angsuran •Buatkan kwitansi tanda terima •Serahkan ke teller • Terima dokumen Arsip dokumen penolakan • Terima permohonan dan identitas • Menganalisa permohonan • Melakukan wawancara • Studi kelayakan calon nasabah Disetujui • Serahkan dokumen ke pembukuan Ditolak • Panggil nasabah Jelaskan alasan penolakan • Serahkan dokumen ke pembukuan

Manajer Umum

3. Sisa Hasil Usaha (SHU) dan Pembagiannya.

Sisa Hasil Usaha (SHU) merupakan pendapatan yang diperoleh dalam 1 (satu) tahun buku dikurangi dengan biaya dapat dipertanggungjawabkan, penyusutan kewajiban lainnya termasuk pajak dan zakat yang harus dibayarkan dalam tahun buku yang bersangkutan. Perhitungan akhir tahun yang menggambarkan penerimaan pendapatan BMT dan alokasi penggunaannya untuk biaya-biaya BMT berdasarkan pasal 45 ayat 1 UU No. 25/1992 dapat dirumuskan sebagai berikut:

Dimana SHU adalah sisa hasil usaha, TR (total revenue) adalah pendapatan total BMT dalam satu tahun, TC (total cost) adalah biaya total BMT dalam satu tahun yang sama.

Sesuai dengan Fatwa DSN No:15 Tahun 2000 yang menetapkan bahwa pembagian hasil usaha di antara para pihak (mitra) dalam suatu bentuk usaha kerjasama boleh didasarkan pada prinsip bagi untung (profit sharing), yakni bagi hasil yang dihitung dari pendapatan setelah dikurangi biaya pengelolaan dana, dan boleh pula didasarkan pada prinsip bagi hasil (revenue sharing), yakni bagi hasil yang dihitung dari total pendapatan pengelolaan dana; dan

masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Dan penetapan prinsip pembagian hasil usaha yang dipilih harus disepakati dalam akad.

SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota BMT. Dalam BMT Cita Sejahtera SHU tidak langsung dibagikan kepada masing-masing anggota, akan tetapi dilakukan dengan memasukkan komponen kewajiban (potongan) berupa zakat badan usaha BMT dan zakat perorangan sebelum dibagikan kepada anggota yang bersangkutan. Pembagian dan penggunaan SHU BMT harus diputuskan oleh rapat anggota.

Pembagian dan penggunaan SHU BMT Cita Sejahtera yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota BMT menurut keputusan rapat anggota adalah sebagai berikut:

a. 25% untuk dana cadangan.

b. 25% untuk anggota sesuai perbandingan jasanya dan partisipasi modal masing-masing.

c. 25% untuk anggota menurut perbandingan simpanannya dalam BMT dengan ketentuan tidak melebihi suatu jumlah tertentu yang ditetapkan dalam anggaran rumah tangga atau peraturan khusus.

d. 5% untuk dana pendidikan.

e. 10% untuk dana pengurus dan pengawas BMT. f. 5% untuk kesejahteraan pegawai.

h. 2,5% untuk dana pembangunan daerah kerja.

Bagian dari SHU BMT Cita Sejahtera yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan untuk pihak yang bukan anggota BMT dipergunakan sebagai berikut:

a. 75% untuk cadangan. b. 5% untuk anggota BMT.

c. 10% untuk dana pendidikan BMT.

d. 5% untuk dana pengurus dan karyawan BMT. e. 2,5% untuk dana pengelola dan karyawan BMT. f. 2,5% untuk dana sosial.

Bagian dari pendapatan BMT Cita Sejahtera yang diperoleh dari pendapatan non operasional BMT dipergunakan sebagai berikut:

2) 75% untuk cadangan.

3) 10% untuk anggota menurut perbandingan simpanannya dalam BMT. 4) 10% untuk dana pendidikan BMT.

5) 5% untuk dana sosial.

D. Analisa Tentang Praktek Simpan Pinjam Pada BMT Cita Sejahtera

BMT Cita Sejahtera merupakan salah satu unit usaha dari Koperasi Serba Usaha Syariah Cita Sejahtera. Dimana koperasi adalah suatu badan usaha di bidang ekonomi yang dilandasi semangat kebersamaan dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan hidup bersama. Sebagai badan usaha aktivitas koperasi

meliputi perekonomian masyarakat seperti pertanian, industri, perdagangan, jasa dan lain sebagainya. Sedangkan BMT adalah sebagai sebuah lembaga keuangan mikro Syariah yang usaha pokoknya menghimpun dana pihak ketiga (deposan) dan memberikan atau menyalurkan pembiayaan-pembiayaan kepada usaha-usaha produktif pengusaha atau pedagang kecil dengan memadukan kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat setempat.

Dalam dunia perekonomian, pinjam meminjam uang itu telah menjadi suatu kebiasaan. Tidak jarang bahwa diantara pedagang-pedagang banyak yang mendasarkan modal perusahaannya pada uang pinjaman, baik itu pedagang besar maupun pedagang kecil.

Unit usaha simpan pinjam dalam BMT sangat dibutuhkan oleh para

Dokumen terkait