• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah salah satu bursa saham yang dapat memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan ekonomi nasional. BEI berperan juga dalam upaya mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciptakan pasar modal Indonesia yang stabil. Bursa Efek Indonesia berawal dari berdirinya Bursa Efek di Batavia, yang dikenal sebagai Jakarta saat ini, oleh pemerintah Hinidia Belanda pada tanggal 14 Desember 1912. Sekuritas yang diperdagangkan adalah saham dan obligasi peusahaan-perusahaan Belanda yang beopeasi di Indonesia.

Meskipun pasar modal telah ada sejak 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah colonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Pemerintah RI mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977 dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:

1) 14 Desember 1912: Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh pemerintah Hindia Belanda.

2) 1914 – 1918 : Bursa Efek di Batavia ditutup selama perang dunia I. 3) 1925 – 1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan

Bursa Efek di Semarang dan Surabaya.

4) 1939 : Awal tahun 1939 karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup.

5) 1942 – 1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II.

6) 1952 : Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman (Lukman Wiradinata) dan Menteri Keuangan (Prof. Dr. Sumitro Djoyohadikusumo). Instrumen yang diperdagangkan adalah obligasi pemerintah Republik Indonesia (1950).

7) 1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda sehingga Bursa Efek semakin tidak aktif.

8) 1956 – 1977 : Perdagangan di bursa vakum.

9) 10 Agustus 1977 : Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan di bawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ditandai dengan go public PT. Semen Cibinong sebagai

emiten pertama.

10)1977 – 1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24 emiten. Masyarakat lebih memlilih instrumen perbankan dibanding kan instrumen pasar modal.

11)1987 : Ditandai denga hadirnya paket Desember 1987 (PAKDES 1987) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan penawaran umum dan investor asing dalam menanamkan modalnya di Indonesia.

12)1988 – 1990 : Paket deregulasi di bidang perbankan dan pasar modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing dan aktivitas bursa mulai mengalami peningkatan.

13)2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.

14)Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.

15)10 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh perseroan terbatas milik swasta yaitu Bursa Efek Surabaya.

16)13 Juli 1992 : Swastanisasi Bursa Efek Jakarta dan BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.

17)22 Mei 1995 : Sistem otomatisasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan siatem computer (Jakarta Automated Trading Systems).

18)10 Nov 1995 : Pemerintah mengeluarkan UU No.8 tahun 1945 tentang Pasar Modal. UU ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996.

19)1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.

20)2000 : Sistem perdagangan tanpa warkat (Scripless Trading) mulai diaplikasikan di Pasar Modal Indonesia.

21)2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (Remote Trading).

22)2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

B. Gambaran Umum Sektor Industri Barang Konsumsi. 1) PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.

PT. Pilar Sejahtera Tbk didirikan pada 26 Januari 1990 dengan akta notaris Winanto Wiryomartani, SH dengan nama PT. Asia Intiselera. Perusahaan terdaftar di Bursa efek Indonesia pada tanggal 11 Juni 1997 dengan kode emiten

AISA dan termasuk dalam subsektor industri makanan dan minuman serta berfokus dalam industri mie. Kantor pusat perusahaan berada di Alun Graha Lantai 1 Jl. Prof. DR. Soepomo No.233 Jakarta Selatan. Komitmen perusahaan untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan mampu memuaskan kebutuhan pasar membuat perusahaan berhasil meraih ISO 9001:2002 Certificate, HAACP Certificate, dan Halal Certificate. Pemegang saham utama perusahaan ini adalah HSBC – Fund Services Client A/C 500, PT Permata Handrawina Sakti, Primanex. Pte. Ltd., Pandawa Treasures. Pte. Ltd., dan Basinale Investment Ltd.

2) PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.

PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk didirikan pada tanggal 19 Oktober 1963 dengan akta notaris No.69 oleh Anwar Mahajudin, SH. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 15 agustus 1990 dengan kode emiten HMSP dan bergerak dalam subsektor industri rokok. Kantor pusat perusahaan berada di One Pacific, Sudirman Central Business Distric (SCBD) Lantai 18 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta. HM Sampoerna menjadi perusahaan tembakau terkemuka di Indonesia dan menjadi industri rokok yang menghasilkan rokok “kretek” terkenal. Poduk utamanya yang terkenal antara lain Sampoerna Hijau, Sampoerna A-Mild dan rokok kretek yang melegenda Dji Sam Soe.Perusahaan ini juga secara langsung dan tidak langsung memiliki hak kepemilikan di perusahaan lain, seperti PT. Perusahaan Dagang dan Industri Panamas, PT. Sampoerna Printpack, PT. Handal Logistik Nusantara, PT. Asia Tembakau, PT. Sampoerna Air Nusantara, PT. Union Sampoerna Dinamika, PT. Taman Dayu, PT. Sampoerna Joo Lan, Bhd dan Sampoerna International Pte, Ltd.

3) PT. Ultra Jaya Milk & Trading Company Tbk.

PT. Ultra Jaya Milk & Trading Company Tbk didirikan dengan akta notaris Andasasmita Komar, SH pada tanggal 29 Desember 1971 di Bandung. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 2 juli 1990 dengan kode emiten ULTJ. Perusahaan ini begerak dalam subsektor industri makanan dan minuman, secara khusus minuman dalam kemasan yang diproses dengan teknologi UHT ( Ultra High Temperature) seperti susu, susu buah, minuman tradisional dan minuman kesehatan lainnya. Di samping itu juga memproduksi makanan, the kotak, buah tropis, susu bubuk dan susu aneka rasa. Kantor pusat perusahaan berada di Jl. Raya Cimareme Padalarang, Bandung Barat. Perusahaan secara langsung dan tidak langsung memiliki hak kepemilikan atas PT Nikkos Intertrade, PT. Nikkos Distribution Indonesia dan PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan.

4) PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk.

PT. Prasidha Aneka Niaga didirikan dengan nama PT. Aneka Bumi Asih pada 16 April 1974 dengan akta notaris Paul Tamara. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 18 Oktober 1994 dengan kode emiten PSDN. Perusahaan ini merupakan bagian dari subsektor industri makanan dan minuman. Perusahaan berfokus pada pengolahan dan perdagangan produksi pertanian. Kantor pusat perusahaan berada di Gedung Plaza Central Lt. 20 Jl. Jend. Sudirman No.47 Jakarta. Perusahaan ini secara langsung dan tak langsung memiliki kepemilikan atas PT. Anek Bumi Kencana, PT. Aneka Sumber Kencana, PT Lampung Sumber Kencana Pelleting Factory, PT.Surabaya Pelleting Company

PT. Tirtha Harapan Bali, dan PT. anek Coffee Industry. 5) PT. Tempo Scan Pacific Tbk.

PT. Tempo Scan Pacific Tbk didirikan pada tanggal 20 Mei 1970 atas akta notaris Ridwan Suselo, SH. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 17 Juni 1994 dengan kode emiten TSPC. Perusahaan termasuk dalam subsektor industri farmasi. Fokus operasi perusahaan adalah bisnis farmasi. Kantor pusat perusahaan berada di Gedung Bina Mulia Jl. HR Rasuna Said Kav. 11 Jakarta. Pemegang saham utama perusahaan ini adalah Bogamulia Nagadi sebesar 95,03%.

6) PT. Cahaya Kalbar Tbk.

PT. Cahaya Kalbar Tbk didirikan di Pontianak pada tanggal 3 Februari 1968 atas akta notaris yang dikeluarkan oleh Mochamad Damiri. Perusahaan terdaftar di Bursa efek Indonesia pada tanggal 9 Juli 1996 dengan kode emiten CEKA dan termasuk dalam subsektor industri makanan dan minuman. Fokus operasi perusahaan adalah pengolahan minyak nabati dan miyak nabati khusus, dan perdagangan dalam ekspor – impor. Kantor pusat perusahaan berada di Jl. Industri Selatan Blok GG 1 Kawasan Industri Jababeka, Desa Pasar Sari, kecamatan Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi. Perusahaan ini memiliki hak kepemilikan atas PT. Inticocoa Abadi Industri. Pemegang saham utama perusahaan ini adalah Tradesound Investment Limited sebesar 87,02%.

7) PT. Davomas Abadi Tbk.

PT. Davoma Abadi Tbk didirikan atas akta notaris Soetomo Ramlan, SH pada tanggal 14 Maret 1990. Perusahaan terdaftar di Bursa efek Indonesia pada

tanggal 22 Desember 1994 dengan kode emiten DAVO dan termasuk dalam subsektor industri makanan dan minuman. Fokus operasi perusahaan adalah industri minyak nabati dan pengolahan kakao. Kantor pusat perusahaan berada di Plaza BII- Menara III Lantai 9, Jl. MH Thamrin No. 51 Jakarta. Pemegang saham utama perusahaan adalah Hassocks Enterprises Limited, PT Citi Pacific Securities, Caterpillar Associates Limited, Lehman Brother Investment Pte. Ltd, Krigler Holdings Limited, Polar Cap Investment Limited.

8) PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk didirikan dengan nama asli PT. Panganjaya Intikusuma pada tanggal 14 Agustus 1990 atas akta notaris Benny Kristianto, SH. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 14 Juli 1994 dengan kode emiten INDF. Fokus operasi perusahaan adalah makanan dan minuman terutama dalam bentuk mie instant. Kantor pusat perusahaan berada di Sudirman Plaza Indofood Tower Lt.27 Jl. Jend. Sudirman Kav. 76-78 Jakarta. Perusahaan ini menjadi perusahaan terkemuka di Indonesia dalam produksi mie instant, tepung, dan margarine. Pemegang saham utama perusahaan adalah Cab Holdings Limited sebesar 50,05%.

9) PT. Kalbe Farma Tbk.

PT. Kalbe Farma Tbk didirikan atas akta notaries Raden Imam Soesetyo Prawirokoesoemo pada tanggal 10 September 1966. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 30 Juli 1991 dengan kode emiten KLBF dan termasuk dalam subsektor industri farmasi. Fokus operasi perusahaan adalah pengolahan dan distribusi produk farmasi (untuk manusia dan hewan). Kantor pu-

sat perusahaan berada di Gedung KALBE Let. Jend. Soeprapto Kav. 4 Jakarta. Pemegang saham utama perusahaan antara lain UBS AG Singapore Non-Treatury Omnibus Account, PT Santa Seha Sanadi, PT Gira Sole Prima, PT Diptanala Bahana, PT Ladang Ira Panen, dan PT Bina Arta Charisma.

10)PT. Mustika Ratu Tbk.

Mustika Ratu Tbk didirikan atas akta notaris G.H.S Loemban Tobing, SH pada tanggal 14 Maret 1978. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 27 Juli 1995 dengan kode emiten MRAT. Fokus utama operasi perusahaan adalah industri kosmetik, jamu tradisional, dan minuman kesehatan. Kantor pusat perusahaan berada di Graha Mustika Ratu Lt PH Jl. Gatot Subroto Kav. 74-75 Jakarta. Perusahaan ini memiliki kepemilikan langsung dan tak langsung terhadap PT. Mustika Ratubuana International, PT. Mustika Ratu (M) Sdn. Bhd, PT. Mustika Ratu Properties (M) Sdn. Bhd, PT. Mustika Ratu International Laboratories, dan PT. Paras Cantik Kenanga.

11)PT. Mayora Indah Tbk.

PT. Mayora Indah Tbk didirikan atas akta notaris Poppy Savitry Parmanto, SH dan Ridwan Suselo, SH pada tanggal 17 Februari 1977. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 4 Juli 1990 dengan kode emiten MYOR. Fokus operasi perusahaan adalah industri makanan, permen, dan biskuit. Kantor pusat perusahaan berada di Jl. Tomang Raya No. 21-23 Jakarta. Perusahan memiliki kepemilikan langsung dan tak langsung pada PT. Sinar Pangan Barat, PT. Sinar Pangan Timur, Mayora Nederland B.V., PT. Torabika Eka Semesta, dan PT. Kakao Mas Gemilang.

12)PT. Pyridam Farma Tbk.

PT. Pyridam Farma Tbk didirikan atas akta notaris Kie Tan Thong pada tanggal 27 November 1976. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 16 Oktober 2001 dengan kode emiten PYFA. Fokus operasi perusahaan adalah industri farmasi, plastik, peralatan kesehatan, dan industri kimia lain. Kantor pusat perusahaan berada di Jl. Kemandoran VIII No.16 Jakarta. Pemegang saham utama perusahaan adalah PT Pyridam Internasional, Rani Tjandra, dan Sarkri Kosasih.

13)PT Bentoel Internasional Investama Tbk.

PT. Bentoel Internasional Investama Tbk didirikan dengan akta notaris Misahardi Wilamarta, SH pada tanggal 11 April 1987 di Jakarta. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 5 Maret 1990. Fokus operasi perusahaan adalah pengangkutan, percetakan, multimedia melalui perangkat satelit dan perangkat telekomunikasi lainnya, jasa dan industri. Perusahaan ini juga menjadi perusahaan yang memproduksi dan mendistribusikan rokok. Kantor pusat perusahaan berada di Plaza Bapindo, Citibank Tower Lantai 2 Jl. Jendral Sudirman Kav. 54-55 Jakarta. Pemegang saham utama perusahaan adalah British American Tobacco, HSBC – Fund Services Clients, dan British American Tobacco (Investment) Ltd.

14)PT. Sekar Laut Tbk.

PT. Sekar Laut Tbk didirikan dengan akta notaris Soetjipto, SH di Surabaya pada tanggal 19 Juli 1976. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 8 September 1993 dengan kode emiten SKLT. Fokus operasi

perusahaan adalah industri makanan ringan, saus, bumbu siap pakai dan memperdagangkan produk di dalam dan luar negeri. Kantor pusat perusahaan berada di Wisma Nugra Santana Lantai 7, Suite 707 Jl. Jend. Sudirman Kav. 7-8 Jakarta. Perusahaan ini memiliki kepemilikan 99,99% atas PT. Pangan Lestari. Pemegang saham utama perusahaan adalah Omnistar Investment Holdings Limited, Alamiah Sari, Malvina Investment Limited, Shadforth Investment Limited, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

BAB IV

Dokumen terkait