• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Gaya Desain

Dalam dokumen 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI (Halaman 50-66)

2.9. Tinjauan Gaya Desain

2.9.1. Sejarah Gaya Desain

Macam gaya desain (Heller 14-233) :

1. Victorian (1820-1900) muncul pertama kali di Inggris, sebagai reaksi dari Revolusi Industri di abad ke 18. Ciri visual :

• Menitikberatkan pada ornamen dan sangat dekoratif.

• Penggambaran ilustrasi kasar, tidak detail.

• Lebih menitikberatkan pada berita verbal daripada bahasa gambar.

• Type face Fat Face dan Egyptian sering dipakai dalam pembuatan karya desain pada zaman ini.

Gambar 2.39. Victorian Sumber : Graphic Stlye, 1994, hal 14

2. Art and Crafts Movement (1850-1900) merupakan gerakan yang berusaha menghidupkan kembali ketrampilan tangan manusia dalam seni dan kriya sebagai penolakan industri yang menggunakan mesin. Berusaha menydiakan barang-barang indah untuk masyarakat banyak, namun ternyata barang yang dibuat menjadi mahal dan hanya dapat dijangkau oleh kalangan kaya di Inggris. Karakter gaya desainnya hampir menyerupai gaya Victorian. Ciri visual :

• Tampak seperti Victorian, namun lebih kearah Gothic.

• Menggunakan border dan ornamen dekoratif.

• Motif organik yang berhubungan dengan alam, juga simbol yang penuh makna.

• Tipografi san serif dan menolak huruf klasik roman.

• Bentuk hitam putih yang bervibrasi juga desain yang menonjolkan bidang datar.

• Ilustrasi ditampilkan dengan gambar yang eksotik dan menggetarkan, juga dengan figur aneh dan mistis.

Gambar 2.40. British Art and Craft Sumber : Graphic Stlye, 1994, hal 33

3. Art Nouveau berarti “seni baru”. Art Nouveau adalah aliran seni yang memiliki gaya dekoratif tumbuhan (flora) yang meliuk-liuk.Muncul di Eropa

dan Amerika 1819 hingga 1914. Masih merupakan reaksi terhadap industrialisasi dan gaya mesin yang dianggap menghilangkan sifat manusiawi dalam produksi barang kebutuhan manusia, sehingga seringkali malah tampil berlebihan dan menekankan sifat emosional.

Gambar 2.41. Art Nouveau Sumber : Graphic Stlye, 1994, hal 40

4. Plakatstil, pada dasarnya adalah seni poster yang lahir di Berlin, Jerman untuk mempromosikan produk. Ciri visualnya adalah pemanfaatan ruang kosong untuk menonjolkan produk dan tidak ada ornamen.

Gambar 2.42. Early Modern - Plakatstil Sumber : Graphic Stlye, 1994, hal 74

5. Ekspresionism, berasal dari kata ekspresi/spontan. Dimulai 1900-1906 ketika Van Gogh dengan warna-warni yang berani, Gaugin dengan distorsi orang besar dan gemuk, dan Paul Cezanne dengan kebebasan pada karyanya. Arti harafiah Ekspresionisme adalah “binatang buas”. Ekspresionisme menjadi aliran avant-grade pertama abad 20. Tema utama berkisar masalah kematian, kesakitan, dan dorongan seksual. Sejalan dengan teori psikoanalisa Sigmud Freud (perilaku dewasa adalah dorongan bawah sadar pengalaman yang terbentuk dari masa kecilnya).

Gambar 2.43. Ekspresionism Sumber : Graphic Stlye, 1994, hal 82

6. Futurisme, aliran seni di Italia yang didirikan oleh Filippo Marinetti. Gerakan ini diinspirasi dari kehidupan yang berubah karena penemuan mesin yang menghasilkan unsur gerak dan kecepatan yang sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia di awal abad ke 20. Tipografi dalam futurisme berkembang menjadi media ekspresi dalam desain, bukan makna tapi juga bentuknya, divisualkan dengan puisi yang memakai bentuk-bentuk tipografi sebagai ungkapan perasaan yang mendukung karya puisi tersebut.

Gambar 2.44. Futurisme Sumber : Graphic Stlye, 1994, hal 90

7. Vorticism, cenderung menggunakan kombinasi warna yang memusingkan.

Gaya ini juga banyak mendapat pengaruh dari Kubisme. Upaya seniman Kubisme menampilkan objek dalam bentuk geometris serta cara pemotongan citra dari objek tanpa ekspresi menandakan lahirnya gaya visual modern.

Gambar 2.45. Vorticism Sumber : Graphic Stlye, 1994, hal 97

8. Konstruktivism, berkembang tahun 1914-1920, merupakan pengaruh Kubisme yang berkembang di Rusia. Estetika konstruktivisme berkaitan dengan bentuk/bidang geometris kinetic sebagai cerminan zaman modern yang dikuasai mesin. Awalnya hanya mengeksplorasi bentuk geometris saja, namun karena pesan menjadi kurang efektif dan efisien maka dipakailah sosok dan figur manusia, sehingga dikenal dengan istilah Sosial Realisme.

Konstruktivisme menjadi seni propaganda komunis Soviet, sarat dengan muatan-muatan kampanye pemerintahan baru pasca Revolusi Bolshevik.

Konstruktivisme yang lahir dan terpengaruh oleh ekspresionisme ini kemudian berkembang lagi menjadi Produktivisme yang lebih memvisualkan daya guna pada masyarakat/sosial dibandingkan menjadi alat propaganda kepentingan pemerintah Soviet.

Gambar 2.46. Konstruktivism Sumber : Graphic Stlye, 1994, hal 99

9. De Stijl (Holland Modernism), tidak representasional, tidak ilustratif ataupun naratif. Menggunakan bentuk-bentuk geometris, dengan konstruksi yang sangat teknis. Merupakan perkembangan dari aliran konstruktivism.

Gambar 2.47. De Stijl

Sumber : Graphic Stlye, 1994, hal 110

10. Bauhaus (Germany Modernism), berdiri 1919 di Weimar (Jerman), berasal dari Bauen (to build) dan Haus (house). Oleh Walter Gropius adalah sistem sekolah yang menggabungkan seni terapan, yakni seni arsitektur, seni desain, dan kriya sebagai satu kesatuan bersama teknologi. Konsepnya adalah industrialisasi hanya dapat diterima melalui kemampuan seni dan ide yang cemerlang. Bauhaus adalah upaya membangun Jerman akibat perang dengan meningkatkan mutu desain di era industri dengan harga yang murah. Prinsip pengajaran Bauhaus :

• Dipengaruhi oleh seni ekspresionisme.

• Menggunakan “garis bauhutte” (master/ahli, journeyman/pengembara, apprentice/murid magang).

• Menggabungkan seniman dan kriyawan.

• Pendekatan rasionalisme dan desain untuk mesin.

Gambar 2.48. Bauhaus

Sumber : Graphic Stlye, 1994, hal 114

11. New Typography. Tokohnya adalah Lazlo Moholy-Nagy yang membuat eksplorasi tipografi pada karyanya, sebab tipografi adalah alat komunikasi yang kuat dari bentuknya. Untuk itu clarity, dan legibility sangat penting.

Gambar 2.49. New Typography Sumber : Graphic Stlye, 1994, hal 121

12. Art deco. Berasal dari Paris Exposition des Art Decografis et Industries 1925 di Perancis. Art deco tidak dianggap sebagai aliran, namun hanya gaya atau kecenderungan dalam desain. Kehebatan mesin, transportasi, pesawat terbang, kapal, industri otomotif menjadi inspirasi gaya ini. Art deco dipengaruhi oleh Kubisme dan Fauvisme serta gaya Mesir dan Indian Aztec. Gaya ini banyak diaplikasikan pada desain grafis, arsitektur, produk industri, furniture. Jika kaum modernis ‘ngotot’ pada fungsionalisme dan formalisme, maka Art Deco tampil mewah, dan selera kelas atas.

Gambar 2.50. France Art Deco Sumber : Graphic Stlye, 1994, hal 135

Gambar 2.51. German Art Deco Sumber : Graphic Stlye, 1994, hal 136

Gambar 2.52. Art Deco Streamline Sumber : Graphic Stlye, 1994, hal 165

13. Dada, aliran seni estetis dan anti art yang berkembang di Swiss. Cenderung absurd dan nuhilis. Dada berarti ‘kuda kayu mainan’ oleh Hugo Ball, Tristan Tzara dipakai sebagai sikap protes terhadap perang dunia pertama yang bkin manusia menderita. Mereka bilang bencana perang disebabkan oleh sikap pengagungan berlebih terhadap logika dan rasionalisme. Sehingga harus diatasi dengan cara chaos, anarki politik, emosi alamiah, intuisi, dan sikap irrasional.

Gambar 2.53. Dada

Sumber : Graphic Stlye, 1994, hal 168

14. Swiss International Style, terpengaruh gaya De Stijl, Bauhaus, New Typography, dan Constructivism. Desainnya cenderung matematis dan berdasarkan grid, mengurangi ornamen, objek yang digunakan tidak lagi berupa gambar tetapi fotografi, tipografi yang digunakan sans serif.

Gambar 2.54. Swiss International Style Sumber : Graphic Stlye, 1994, hal 185

15. Corporate Style, cenderung tidak berhias, dengan gambar yang hemat, dan mengutamakan fotografi gerak.

Gambar 2.55. Corporate Style Sumber : Graphic Stlye, 1994, hal 200

16. Revivalism, lebih menonjolkan motif-motif garis, kebudayaan popular, lukisan primitif, gaya Victorian, Art Nouveau, Art Deco sebagai sumber inspirasinya.

Gambar 2.56. Revivalism Sumber : Graphic Stlye, 1994, hal 202

17. Ecleticism, adalah upaya atau pemikiran untuk menggabungkan nilai dan unsur lama dengan unsur baru, tradisional dengan lokal. Ekletik Eropa adalah mengangkat kembali gaya klasik Yunani, untuk Indonesia dapat berarti mengangkat dan memadukan unsur traditional Jawa, Sumatera, Bali, dan lain-lain.

Gambar 2.57. Ecleticism Sumber : Graphic Stlye, 1994, hal 205

18. Polish, berbekal simbolisme dalam seni rupa tradisionalnya, komunitas kota yang rekat, maraknya dunia teater, dan lemahnya garis keras Stalin, membuat seniman poster Polandia berhasil mengembangkan corak artistik yang kaya dengan tafsir dan gaya personal senimannya.

Gambar 2.58. Polish

Sumber : Graphic Stlye, 1994, hal 206

19. Psychedelic, sangat dipengaruhi oleh Art Nouveau, simbol Indian dan tipografi Victorian, dan desainnya ditampilkan dengan warna yang mencolok, desain inilah yang nantinya melahirkan gaya Punk.

Gambar 2.59. Psychedelic Sumber : Graphic Stlye, 1994, hal 213

20. Japanese, menampilkan area 3 dimensi yang anggun dengan fotografi dan komputer, nilai-nilai barat seperti Pop Art, komik, televisi, dan film diubah menjadi bentuk yang kontemporer yang mencerminkan Jepang yang berteknologi tinggi.

Gambar 2.60. Japanese Stlye Sumber : Graphic Stlye, 1994, hal 219

21. Memphis, gaya desain di era post modern yang lebih berorientasi untuk komersial dan tidak ada simbol masa lalu.

Gambar 2.61. Memphis

Sumber : Graphic Stlye, 1994, hal 389

22. New Wave, pada American New Wave desain lebih banyak menggunakan teknologi elektronik dan desain yang berlapis-lapis. Pada European New Wave ciri desainnya adalah digital era, efek fotografis, efek animasi, desain berlapis dan eksperimen terhadap gambar dan huruf.

Gambar 2.62. New Wave Sumber : Graphic Stlye, 1994, hal 225

23. Punk, muncul pertama kali di Inggris, karya-karyanya cenderung memberontak untuk menciptakan kejutan. Menggunakan gaya kolase dari gambar-gambar yang telah terpakai, robekan kolase sering membawa kesan berani dan kasar walau tetap ada yang menggunakan komputer. Tokohnya

adalah Jamie Reid (desainer sampul album kelompok Sex Pistol), Nevile Brody, David Carson, Gert Dumbar, dan Studio Grapus.

Gambar 2.63. Punk

Sumber : Graphic Stlye, 1994, hal 228

24. Dekonstruksi, modernisme percaya pada keteraturan, formalitas yang rasional, maka postmodern menolak semua itu dengan memunculkan konsep dekonstuksi. Namun sebagian pemikir postmodern percaya bahwa modernisme dapat diperbaiki sebagian demi sebagian tanpa harus menolak dan menciptakan dekonstruksi.

Gambar 2.64. Dekonstruksi

Sumber : http://www.davidearsondesign.com/?dcdc=top/s

Dalam dokumen 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI (Halaman 50-66)

Dokumen terkait