• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDSAN TEORI LANDSAN TEORI

A. Kajian Pustaka

5. Sejarah Kurikulum

Indonesia telah mengalami pergantian kurikulum sebanyak 9 kali sampai kini pada tahun 2014. Trianto (2009) menjabarkan pergantian kurikulum sejak orde lama hingga tahun 2014 saat ini. Pendidikan dimulai dengan adanya kurikulum pada tahun 1947 yang awal mulanya belum disebut kurikulum namun masih dengan nama “Rencana Pelajaran 1947” pada tahun 1950 kurikulum tersebut baru diterapkan yang berorientsi pendidikan dan pengajarannya ditujukan untuk kepentingan kolonis Belanda. Pada pembelajarannya hanya memuat 2 mata pelajaran.

Pergantian kurikulum kedua dilakukan pada tahun 1952 yang setiap mata pelajaran diajarkan oleh satu orang guru dan silabus untuk mata pelajarannya. Selanjutnya pergantian kurikulum ketiga pada orde baru tahun 1968 yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat sosialis Indonesia, membentuk manusia pancasila sejati, namun materi pelajarannya sekedar teoritis tidak mengaitkan hal-hal faktual di lingkungan. Keempat, kurikulum berubah menjadi kurukulum 1975

yang terdiri dari 7 unsur pokok yaitu dasar, tujuan, dan prisip; struktur program kurikulum; GBPP (Garis Besar Pokok Pembelajaran); sistem penyajian; sistem penilaian; sistem bimbingan dan penyuluhan; pedoman supervisi dan administrasi. Pada tahun 1984 kurikulum berganti kelima kalinya, pada tahun ini kurikulum menyempurnakan kurikulum 1957. Kurikulum ini mengusus process skills approach yang memposisikan siswa pada subyek belajar. Pergantian kurikulum di akhir orde baru yang keenam pada tahun 1994, yang mematok pendidikan wajib 9 tahun (SD dan SMP). Kurikulum ini memberlakukan muatan local serta penyempurnaan tiga kemampuan dasar, membaca, menulis, dan menghitung yang fungsional.

Memasuki masa reformasi kurikulum kembali berganti kembali pada tahun 2004, ini memasuki pergantian kurikulum ketujuh. Kurikulum yang menekankan kepada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) yang dikenal dengan Kurikulum Berrbasis Kompetensi (KBK). Pada kurikulum ini lahir metode pembelajaran PAKEM dan CTL, serta penilaian memadukan keseimbangan kognitif, psikomotorik, dan afektif dengan penenekanan penilaian berbasis kelas. Pergantian kurikulum yang kedelapan pada tahun 2006 dengan sebutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Tujuan pada pendidikan dasar meletakkan dasar kecerdasan, pengetahaun, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiridan mengikuti pendidikan lanjut. Hingga pada pergantian untuk yang kesembilan kalinya, kurikulum berganti menjadi kurikulum 2013.

Pendidikan di Indonesia dengan berpedoman pada kurikulum yang telah berganti sebanyak sembilan kali, membuat Indonesia lebih mengejar ketertinggalan dari masa penjajahan ke era orde lama, orde baru, masa reformasi, dan kini menjadi kurikulum 2013. Melihat pergantian kurikulum, terdapat beberapa tahapan yang semakin berkembang pada pembelajarannya. Berkembangnya mata pelajaran, metode pembelajaran, hingga ketetapan-ketetapan yang berlaku membuat pemerintah semakin mencari alternatif yang terbaik dari evaluasi kurikulum yang pernah diterapkan. Kini kurikulum 2013 sedang berlangsung dengan proses dan kebijakan pemerintah yang selalu dikembangkan menjadi kurikulum yang baik, supaya proses berjalannya kurikulum 2013 mengalami keberhasialan.

6. Kurikulum 2013

Peningkatan mutu dan kualitas pendidikan, ditunjukkan kembali oleh pemerintah Indonesia dengan mengganti kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013. Beberapa ahli mengatakan Kurikulum 2013 adalah “sebuah kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft skill dan hard skill yang berupa sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Fadilaah, 2013: 16). Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu (Mulyasa, 2014: 65). Munculnya Kurikulum 2013 berbasis pada kompetensi yang sangat memerlukan sebagai instrument untuk

mengarahkan peserta didik menjadi : (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; (2) manusia terdidik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga Negara yang demokratis, bertanggung jawab (Kemendikbud, 2014).

a) Ciri-ciri Kurikulum 2013

Berdasarkan pengembangan kurikulum yang kini berganti menjadi kurikulum 2013 memiliki keunggulan dalam kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi. Keunggulan kurikulum 2013 diungkapkan oleh Mulyasa (2014: 164) yaitu, pertama: Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah (kontekstual), karena berangkat, berfokus, dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan potensinya masing-masing. Peserta didik merupakan subjek belajar dan proses belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk kerja dan mengalami berdasarkan kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan (transfer of knowledge).

Kedua : Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan ilmu pengetahuan, dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta pengembangan aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu.

Ketiga: ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan keterampilan.

Berdasarkan 3 keunggulan kurikulum 2013 tersebut, dapat dikatakan bahwa pengajarannya lebih mengacu pada keaktifan belajar siswa yang bersifat student center. Melalui pendekatan yang bersifat alamiah untuk dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilannya, maka diarahkan pada kurikulum yang berbasis karakter dan kompetensi. Selain itu dalam pengembangannya siswa dapat menguasai ilmu pengetahuan dan mampu memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, sehingga membuat pembelajaran berguna bagi kehidupan yang berlangsung. Kurikulum 2013 memiliki karakteristik yang akan dijabarkan oleh Sundayana (2014), berikut ini adalah karakteristik kurikulum 2013:

(1) Pendekatan

Kurikulum untuk Sekolah Dasar (SD) menekankan pada desain yang berpusat pada masalah (problem centered design). Desain pembelajaran yang diungkapkan Print (1993) dalam (Sundayana, 2014:22) yaitu salah satu varian dalam desai ini adalah desain tematik (thematic design). Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan alamiah. Pendekatan alamiah (scientific approach)dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan (Permendikbud, 2013).

(2) Kompetensi

Kurikulum 2013 berbasis pada kompetensi yang mencakup kompetensi yang memadukan sikap dan perilaku (karakter), pengetahuan, dan keterampilan termasuk keterampilan berpikir. Rumusan kompetensi dalam kurikulum didasarkan pada prpaduan ketiga ranah belajar, yakni ranah sikap dan perilaku yang diwarnai nilai-nilai agama dan sosial-kultural, ranah pengetahuan, dan ranah psikomotor.

(3) Isi Kurikulum

Isi kurikulum 2013 menggunakan tema sebgai perekat berbagai bidang studi untuk Sekolah Dasar (pemilihan isi kurikulum dengan thematic design). Isi kurikulum 2013 untuk SD adalah berupa tema yang dapat dikembangkan ke dalam anak tema atau subtema yang fungsinya mengintegrasikan berbagai mata pelajaran dalam struktur kurikulum SD.

(4) Pembelajaran

Dari sisi pembelajaran, kurikulum ini berpusat pada peserta didik (student centered-active learning) dengan pembelajaran yang kontekstual, khususnya terkait dengan pengembangan tema. Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik terebut, dipandu oleh guru dengan menerapkan pembelajaran berbasis penelitian (inquiry-based learning) dan pembelajaran berbasis projek ( project-based learning) sebagaimana tampak dalam buku pegangan guru.

Dalam permendikbud nomor 65 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah, kedua pendekatan dalam pembelajaran tersebut diterapkan untuk membantu peserta didik mencapai Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD)

dan berimbas pada ketercapaian Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Adapun tahap pembelajaran dalam Kurikulum 2013 yaitu, mengamati (observing), menanya (questioning), melakukan percobaan (experimenting), mengumpulkan dan menghubungkan informasi (collecting and associating), dan mengkomunikasikan (communicating).

(5) Penilaian

Penilaian dalam Kurikulum 2013 mengacu pada penilaian autentik. Penilaian autentik adalah upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisis moral terhadap peristiwa, berkolaborasi degan antar sesama mealui debat, dan sebagainya (Wiggins, 1993 dalam Kemendikbud 2014). Penilaian autentik harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik.

b) Pembelajaran tematik

Pembelajaran tematik pada hakikatnya merupakan model pembelajaran terpadu, yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan autentik (Trianto, 2011). Sejalan dengan pengertianahli di atas, menurut Majid (2013) menjelaskan bahwa pembelajaran tematik terpadu adalah sebagai pendekatan mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak. Berdasarkan pengertian diatas pembelajaran tematik terpadu

merupakan kegiatan belajar mengkaitkan beberapa bidang studi untuk di pelajari oleh siswa secara mandiri dan kelompok untuk lebih aktif menggali dan menemukan konsep pembelajaran secara utuh. Pada Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SD Kelas 1 (2014) menjabarkan mengenai pembelajaran tematik, yaitu:

(1) Fungsi dan Tujuan

Pembelajaran tematik terpadu berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tegabung dalam tema serta dapatt menambah semangat belajar karena materi yang dipelajari merupakan materi yang nyata (kontekstual) dan bermakna bagi peserta didik. Tujuan pembelajaran tematik terpadu adalah:

(a) Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu

(b) Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi muatan pelajaran dalam tema yang sama

(c) Memiliki pemahaman terhadap materi pelajarran lebih mendalam dan berkesan

(d) Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih abik dengan mengkaitkan berbagai muatan pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserrta didik (e) Lebih bergairah belajarr karena mereka dpat berkomunikasi dalam situasi

nyata, seperti bercerita, bertanya, menulis, sekaligus mempelajari pelajaran yang lain

(f) Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan dalam konteks tema yang jelas

(g) Guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan bahkan lebih dan atau pengayaan

(h) Budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh kembangkan dengan mengankat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi. (2) Ciri-ciri Pembelajaran Tematik Terpadu

(a) Berpusat pada panak

(b) Memberikan pengalaman langsung pada anak

(c) Pemisahan antar muatan pelajaran tidak begitu jelas (menyatu dalam satu pemahaman)

(d) Menyajikan konsep dari berbagai pelajaran dalam satu proses pembelajaran (saling terkait antar muatan pelajaran yang satu dengan lainnya)

(e) Bersifat luwes (keterpaduan berbagai muatan pelajaran)

(f) Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak (melaluo penilaian proses dan hasil belajarnya)

(3) Peran tema dalam proses pembelajaran

Tema berperan sebgai pemersatu kegiatan pembelajaran dengan memadukan beberapa muatan pelajaran sekaligus, adapun muatan pelajaran yang diapukan adalah muatan pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, IPS, IPA, Matematika, Seni Budaya, dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.

Menurut pemaparan diatas, peneliti berpendapat bahwa pemebalajaran Tematik Terpadu merupakan salah satu model pembelajaran yang ditempuh dalam

kurikulum 2013, yang bercirikhas terdapat suatu Tema dalam penyampaian materi belajar dengan mengkaitkan muatan pembelajaran yang mendukung tema.

c) Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik dianggap sebagai dasar perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik (Kemendikbud, 2014: 18). Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran meliputi kegitan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi/menalar/mengolah informasi, serta menyajikan atau mengkomunikasikan.Melihat dari pengertian mengenai pembelajaran saintifik, maka pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang lebih mengacu pada proses belajar peserta didik.

d) Penilaian Otentik

Penilaian yang digunakan pada kurikulum 2013 adalah penilaian autentik. Penilaian autentik sendiri sebenarnya merupakan suatu istilah untuk menjelaskan berbagai metode penilaian yang memungkinkan siswa dapat mendemonstrasikan kemampuannya dalam menyelsaikan tugas dan menyelesaikan masalah (Kemendikbud, 2014: 34). Penilaian autentik berupaya memberikan tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisis moral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama (Wiggins, 1993 dalam Kemendikbud: 34). Penilaian autentik memiliki tiga jenis penilaian, yaitu: (1) Penilaian sikap, (2) Penilaian pengetahuan, dan (3) Penilaian

keterampilan. Atas dasar itu, maka penilaian autentik sering digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan peserta didik. Guru perlu paham benar mengenai penilaian autentik karena dalam penilaian autentik akan tampak segala proses belajar siswa. Mulai dari menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa saja yang sudah atau belum diketahui oleh peserta didik, sehingga guru dapat benar-benar mengetahui dimana letak kelebihan dan kelemahan dari masing-masing peserta didik.

Dokumen terkait