• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN

2.2 Sejarah Munculnya Pariwisata

Sesungguhnya, data atau fakta tentang munculnya Ilmu Pariwisata itu belum ada data yang pasti dan akurat. Namun, dalam kertas karya ini penulis mencoba untuk merincikan tentang asal mula Pariwisata yang telah penulis peroleh dari beberapa data pustaka, yaitu sebagai berikut :

2.2.1 Sejarah Pariwisata di Dunia

Pada zaman prasejarah, manusia hidup berpindah-pindah (nomadism)

sehingga perjalanan yang jauh (travelling) merupakan gaya dan cara untuk bertahan hidup. Orang primitif sering melintasi tempat yang jauh untuk mencari makanan, minuman, pakaian, dan iklim yang mendukung kehidupannya (Theoblad, 2005 : 6; Macdonald, 2004 : 8) (dalam Pitana & Diarta :2009). Sejarah panjang dari Nomaden mempengaruhi pikiran manusia sehingga secara tidak sadar membuat aktifitas perjalanan (travel) secara insting menjadi perilaku yang alamiah. Seiring perjalanan waktu, orang dengan sengaja melakukannya karena aktifitas tersebut menyenangkan.

Di abad 11 sampai 15 dalam sejarah peradaban barat, terjadi model baru perjalanan manusia untuk melakukan ziarah ke tempat khusus untuk alasan religius. Selanjutnya, abad 17 sampai 20 merupakan era perpindahan dan perjalanan manusia melintasi Negara dan Benua. Ini adalah periode migrasi dimana jutaan manusia meninggalkan satu benua untuk bermukim di benua lain. Seiring dengan sejarah, motivasi dan tujuan orang berpergian juga bertambah, tidak saja untuk berwisata tetapi juga untuk kegiatan ekonomi, perjalanan religius, perang, migrasi, dan keperluan studi. (Theoblad, 2005 : 6 ; MacDonald, 2004 : 8) (dalam Pitana & Diarta : 2009).

Istilah Tour telah menjadi perbendaharaan kata dalam Bahasa Inggris sejak berabad-abad lalu, yang artinya adalah perjalanan ke suatu tempat yang mana orang tersebut akan kembali ke titik awal dari mana dia berangkat. Kata Tour itu sendiri berasal dari Bahasa Latin (Yunani), yang awalnya berarti alat untuk membuat lingkaran. Journal Of Tourism History mengklaim bahwa sebuah keluarga di Eropa,

de la tour, di tahun 1500an mempunyai bisnis memberangkatkan orang. Namun, istilah Tour yang berarti perjalanan baru secara luas dikenal dan dipakai setelah abad ke-16.

1.2.1 Sejarah Berkembangnya Pariwisata di Indonesia

Sesungguhnya, Pariwisata berkembang di Indonesia sejak penghujung tahun 1970an. Hal ini disebabkan karena pada tahun itu harga minyak dan gas menurun. Dengan kondisi tersebut, Pemerintah Indonesia mengalami kebingungan karena satu-satunya pendapatan Negara (income) adalah minyak bumi dan gas alam tersebut. Maka dengan keadaan tersebut, mereka berpikir untuk mengembangkan Pariwisata di Indonesia pada penghujung tahun 1970an sampai 1980an. Setelah pemerintah menetapkan keputusan tersebut, tetapi mereka masih bingung karena mereka tidak tahu apa yang bisa dipromosikan dari Pariwisata tersebut. Maka, pemerintah menyewa dan mamanggil beberapa ahli Pariwisata dari PATA (Pacific Area Travel Association) yaitu suatu organisasi yang menangani minat Pariwisata yang berpusat di San Fransisco. Pemerintah menyewa beberapa ahli Pariwisata tersebut untuk melakukan sebuah penelitian di Sumatera Utara. Dari hasil penelitian tersebut, maka para ahli PATA menyimpulkan bahwa di daerah Sumatera Utara terdapat kekayaan Sumber Daya yang bisa dipromosikan sebagai objek Pariwisata yang bisa dijual. Baik itu kekayaan Sumber Daya Alam maupun Kebudayaan dan kehidupan masyarakat setempat. Bukan hanya di daerah Sumatera Utara saja yang mereka teliti, melainkan daerah-daerah lainnya di Indonesia. Maka beberapa ahli PATA tersebut menetapkan 8 Daerah Objek Wisata Original di Indonesia, yaitu sebagai berikut :

 Bali,  DKI Jakarta,  Jawa Barat,  Jawa Tengah,  D.I Yogyakarta,  Jawa Timur,  Sumatera Utara,  Sumatera Barat. 2.3 Jenis-jenis Pariwisata

Sebelum penulis mengklasifikasikan jenis-jenis Pariwisata. Terlebih dahulu, penulis akan menjelaskan bahwasannya jenis-jenis Pariwisata yang akan dijabarkan oleh penulis berkaitan dengan persamaan antara jenis-jenis Pariwisata tersebut dengan tujuan atau motivasi seseorang atau wisatawan melakukan perjalanan wisata tersebut. Dimana, tujuan seseorang melakukan perjalananan wisata tersebut berkaitan dengan jenis-jenis Pariwisata yang akan dibahas oleh penulis.

Dengan demikian, penulis mengambil sebuah contoh yang mengandung jenis-jenis Pariwisata dalam sebuah “Konferensi Roma : Purpose To Visit” yang diselenggarakan pada tahun 1963, yang berisi tentang :

1. Holiday (Bersifat Langsung)

Dimana seorang turis/wisatawan melakukan perjalanan wisata pasti dengan tujuan utama yaitu berlibur untuk menikmati Objek Daerah Tujuan Wisata yang dikunjungi untuk melepas kepenatan dari rutinitas yang dijalani.

2. Visited Tired Of Relativities (No.2 dan seterusnya bersifat Tidak Langsung)

Dimana seseorang yang ada keperluan untuk mengunjungi keluarganya yang sedang sakit atau melepas kerinduan dengan keluarganya tersebut. Maka, setelah itu barulah seseorang tersebut melakukan perjalanan wisata.

3. Buisness (Bisnis)

Dimana seseorang mengunjungi daerah/Negara lain dengan 1 sampai 2 hari untuk urusan pekerjaan bisnis dengan kleinnya. Setelah pekerjaannya selesai maka dia akan melakukan perjalanan wisata di daerah yang dikunjunginya.

4. MICE (Meeting Intencive Convention Exadition)

Dimana beberapa orang pengusaha-pengusaha berkumpul di satu daerah wisata untuk melakukan meeting project. Setelah urusan mereka selesai, maka mereka akan berwisata di daerah wisata tersebut.

5. Healthy (Kesehatan)

Dimana seseorang yang mengalami sakit akan berobat di daerah/Negara lain yang memang telah direkomendasi dari Negara/daerah asal. Setelah melakukan pengobatan dan perawatan, maka dia bisa melakukan perjalanan wisata di Negara/daerah yang dikunjunginya.

6. Sport (Olahraga)

Dimana seseorang mengikuti sebuah kegiatan turnamen perlombaan bidang olahraga di Negara lain yang menjadi tuan rumah dari ajang pelombaan tersebut. Setelah perlombaan itu selesai, maka dia berkesempatan untuk berwisata di daerah/Negara yang dikunjunginya.

7. Ziarah

Dimana seseorang melakukan ibadah atau berziarah ke makam orang yang berpengaruh di kepercayaannya. Setelah dia melakukan ibadah dan ziarah tersebut, dia akan melanjutkan dengan kegiatan berwisata di daerah yang dikunjunginya.

8. Studi (Sekolah)

Dimana seseorang yang mendapat beasiswa atau yang memang ingin melanjutkan kuliah atau sekolah di Negara lain. Maka, meraka akan menetap untuk beberapa tahun. Dan juga mereka bisa menikmati Objek Daerah Tujuan Wisata tempat mereka kuliah atau sekolah.

2.3 Bentuk-bentuk Pariwisata

Menurut Nyoman.S.Pendit, (1994) (dalam Tanjung : 2011) dalam bukunya Ilmu Pariwisata, Sebuah Pengantar Perdana, mengklasifikasikan berbagai macam bentuk Pariwisata yang dapat dibagi kedalam 5 kategori, yaitu sebagai berikut :

1. Menurut asal wisatawan, terbagi atas :

• Pariwisata Dalam Negeri adalah seorang wisatawan yang melakukan kegiatan wisata dalam negeri (domestik).

• Pariwisata Internasional adalah seorang wisatawan yang melakukan kegiatan wisata luar negeri (mancanegara).

2. Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran

• Pariwisata Aktif adalah kedatangan wisatawan domestik ke dalam negeri yang bersifat positif

• Pariwisata Pasif adalah kepergian wisatawan domestik ke luar negeri yang bersifat negatif.

3. Menurut Jangka Waktu

• Pariwisata Jangka Pendek adalah seorang wisatawan yang mengunjungi Daerah Tujuan Wisata hanya 1 hari, 2 hari, atau seminggu.

• Pariwisata Jangka Panjang adalah seorang wisatawan yang mengunjungi Daerah Tujuan Wisata lebih dari seminggu atau bahkan lebih dari sebulah.

4. Menurut Jumlah Wisatawan

• Pariwisata Tunggal adalah kegiatan wisata yang dilakukan oleh wisatawan hanya satu orang atau satu keluarga.

• Pariwisata Kelompok adalah kegiatan wisata yang dilakukan secara berkelompok atau rombongan yang berjumlah 15 sampai 20 orang.

5. Menurut alat angkut yang digunakan

• Pariwisata Udara adalah kegiatan wisata yang menggunakan pesawat udara.

• Pariwisata Darat adalah kegiatan wisata yang menggunakan bus, kereta api, mobil, dan lain sebagainya.

2.5 Dampak Positif dan Negatif Berkembangnya Industri Pariwisata

Seperti layaknya sebuah industri, pastinya sebuah industri memiliki paham pro dan kontra pada sebuah industri yang dikembangkan tersebut. Seperti industri pariwisata saat ini yang dibahas oleh penulis pada bab ini, memiliki dampak postif dan negatif bagi masyarakat dan lainnya atas perkembangan pariwisata tersebut. Berikut ini penulis mencoba menjabarkan beberapa dampak yang bisa ditimbulkan dari industri pariwisata tersebut.

2.5.1 Dampak Positif Industri Pariwisata

Menurut World Travel Organitation (WTO) (1980 ; 9-12) (dalam Pitana & Diarta : 2009), mengungkapkan dampak positif pariwisata, yaitu sebagai berikut :

1. Meningkatnya permintaan akan produk pertanian lokal.

2. Memacu perkembangan lokasi atau lahan yang kurang produktif.

3. Menstimulasi minat dan permintaan akan produk eksotik dan tipikal bagi suatu daerah/Negara.

4. Meningkatkan jumlah dan permintaan akan produk perikanan.

5. Mendorong pengembangan wilayah dan penciptaan kawasan ekonomi baru.

6. Menghindari konsentrasi penduduk dan penyebaran aktifitas ekonomi.

7. Penyebaran infrastruktur ke pelosok wilayah.

8. Manajemen pengelolaan sumber daya sebagai sumber revenue bagi otoritas lokal.

2.5.2 Dampak Negatif Industri Pariwisata

Menurut WTO (1980 : 9-12) (dalam Pitana & Diarta : 2009), dampak negatif yang ditimbulkan pariwisata adalah sebagai berikut :

1. Kelangkaan akan sumber bahan makanan.

2. Ketidakcocokan produk lokal dengan permintaan pasar pariwisata.

2.6 Pengaruh Pariwisata Terhadap Masyarakat

Seperti halnya sebuah konsep atau ilmu, pastinya pariwisata memiliki sifat yang dapat berpengaruh pada sikap dan perilaku masyarakat setempat atau daerah yang berada di Daerah Tujuan Wisata. Maka dari itu, penulis menjabarkan pengaruh tersebut sebagai objek yang ditujukan kepada wisatawan yang bisa menimbulkan pengaruh yang berbeda-beda terhadap perilaku masyarakat setempat menerima kedatangan seorang wisatawan, yaitu sebagai berikut :

1. Euphoria

Yaitu sifat dimana masyarakat sangat antusias dengan pembangunan pariwisata di daerahnya. Dan juga kedatangan wisatawan karena sebagai pembawa rejeki buat mereka yang ada di Daerah Tujuan Wisata tersebut.

2. Apathy

Yaitu sifat dimana mulai pengaruh buruk dari pengembangan pariwisata tersebut dan juga perilaku wisatawan yang bisa menimbulkan gaya hidup yang tidak sesuai dengan adat istiadat masyarakat setempat.

3. Imitation

Yaitu sifat dimana semakin buruknya pengaruh wisatawan yang egois dan acuh terhadap lingkungan. Dan hilangnya kebudayaan lokal pada daerah tersebut membuat masyarakat setempat merasa kesal atas kedatangan wisatawan.

4. Antagonism

Yaitu sifat dimana sudah tidak peduli dengan kedatangan wisatawan, karena bisa mengancam kebudayaan lokal mereka. Maka, mereka tidak ingin bergaul dan merasa benar terhadap wisatawan datang.

DESKRIPSI KAWASAN EKOWISATA TANGKAHAN

Indonesia merupakan Negara yang sangat kaya dan subur, dimana negara ini sangat kaya akan Sumber Daya Alamnya atau Sumber Daya Manusia. Negara yang memiliki potensi alam dan budaya, negara yang banyak sekali memiliki ragam budaya pada setiap daerah-daerah yang ditempati oleh beragam suku masyarakat. Salah satunya adalah potensi alam yang bisa dijadikan sebagai salah satu daya tarik wisata baik itu untuk Pariwisata domestik atau Pariwisata Mancanegara. Banyak potensi alam yang bisa dijadikan daya tarik wisata di Negara ini, seperti : kawasan pegunungan, hutan hujan tropis, taman nasional, ataupun pelestarian flora dan fauna. Namun, penulis akan membahas hal tersebut pada bab ini. Taman Nasional yang ada di Negeri ini sudah banyak tersebar luas di Negeri ini. Salah satunya Taman Nasional Gunung Lauser yang berada di Pulau Sumatera.

Maka dari itu, penulis akan membahas Taman Nasional yang ada di Pulau Sumatera. Sebelum itu, Penulis akan menjelaskan tentang pengertian Taman Nasional. Taman Nasional adalah suatu kawasan pegunungan dan hutan lindung yang dikelola suatu dinas pemerintah pada setiap daerah-daerah di Indonesia yang

berwawasan tentang ekosistem yang bertujuan untuk melestarikan kehidupan makhluk hidup yaitu flora dan fauna agar tidak terancam punah dan terhindar dari perburuan ilegal oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Berikut ini adalah Taman Nasional Gunung Lauser yang terletak di Pulau Sumatera yang membentang dari kawasan Aceh Tengah, Aceh Barat dsn Timur sampai ke sebagian Provinsi Sumatera Utara. Taman Nasional yang memiliki luas lebih dari 10.000ha sangat eksotis dan menawan karena memiliki penangkaran ataupun kawasan ekosistem yang bertema ekowisata yang bertujuan untuk melestarikan kelangsungan hidup flora dan fauna. Salah satunya adalah Kawasan Ekowisata Tangkahan yang menawan dan eksotis yang terletak di Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Ekowisata Tangkahan bukan hanya sebagai sebuah ekosistem makhluk hidup. Tetapi Tangkahan bisa menjadi suatu Daerah Tujuan Wisata yang bernuansa petualang untuk supaya lebih dekat dengan alam. Bukan hanya saja bisa memperoleh kesenangan dari objek yang dikunjungi. Tetapi bisa belajar tentang kehidupan alam yang sangat indah dan menyenangkan dalam menelusuri hutan belantara di Kawasan Ekowisata Tangkahan.

Oleh karena itu, penulis akan menjelaskan tentang letak geografis, histori/sejarah, potensi wisata apa saja yang bisa dikembangkan di Kawasan Ekowisata Tangkahan tersebut.

3.1 Letak Geografis Kawasan Ekowisata Tangkahan

Tangkahan merupakan sebuah kawasan ekowisata yang dijadikan sebagai tempat populasi ekosistem flora dan fauna. Kawasan yang memiliki hijaunya hutan hujan tropis, asrinya hutan lindung, eksotisnya alam pegunungan, dan juga keanekaragaman populasi flora dan fauna yang ada di kawasan tersebut, Kawasan yang yang terletak tepat di kaki Taman Nasional Gunung Lauser yang membentang antara Provinsi Nanggore Aceh Darussalam sampai ke sebagian Provinsi Sumatera Utara, memiliki keindahan alam yang tidak boleh dilewatkan. Kawasan yang bisa dijadikan sebagai Objek Daerah Tujuan Wisata yang bertemakan ekowisata. Suatu nilai positif bagi wisatawan yang mengunjungi daerah Kawasan Ekowisata Tangkahan ini. Karena sebuah kawasan ekosistem flora dan fauna yang asri yang bisa menjernihkan mata seorang wisatawan untuk melepas kepenatan dalam aktifitas sehari-harinya.

Secara geografis, Kawasan Ekowisata Tangkahan berada pada 03º 05’30” LU dan 98º 04’26.8” BT yang terletak di Desa Namo Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Kawasan Ekowisata Tangkahan memiliki luas area lebih kurang 17.000ha yang diselimuti oleh hijaunya dan lebatnya hutan hujan tropis yang merupakan ciri khas hutan yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan Ekowisata Tangkahan juga memiliki ratusan bahkan ribuan jenis spesies

flora dan fauna yang terdapat di hutan belantara pada kawasan tersebut. Salah satu contohnya adalah sebagai berikut :

1. Jenis Fauna yang terdapat di Kawasan Ekowisata Tangkahan, yaitu : gajah sumatera, orangutan, kera ekor panjang, harimau, kambing hutan, babi hutan, burung kuau, dan lain sebagainya.

2. Jenis Flora yang terdapat di Kawasan Ekowisata Tangkahan, yaitu : bunga rafflessia, kantong semar (bunga pemakan serangga), amorphophalus sp,

damar, meranti, mayang.

Kawasan Ekowisata Tangkahan sering juga disebut sebagai surga tersembunyi di Gunung Lauser oleh masyarakat setempat.

3.2 Sejarah Ekowisata Tangkahan

Antara tahun 1980 hingga tahun 1990-an, masyarakat di sekitar Tangkahan dulunya giat membalak kayu hutan yang berasal dari Taman Nasional Gunung Leuser. Namun seiring dengan waktu, masyarakat kemudian sadar akan kerusakan dan kesalahan yang telah mereka lakukan sehingga atas kesepakatan bersama masyarakat di Tangkahan kemudian memutuskan untuk menghentikan pembalakan kayu ilegal dari Taman Nasional Gunung Leuser dan mengembangkan kawasan

Tangkahan daerah ekowisata. Pada tahun 2001, masyarakat Tangkahan berkumpul dan menyepakati peraturan desa (perdes) yang melarang segala aktifitas yang mengeksploitasi hutan secara ilegal dan mendirikan Lembaga Pariwisata Tangkahan (LPT).

Pada bulan April 2002, LPT membuat nota kesepahaman (MoU) dengan pihak pengelola Taman Nasional Gunung Leuser untuk mengelola Tangkahan sebagai tujuan wisata. LPT juga mendirikan Community Tour Operator (CTO) yang berfungsi memfasilitasi penyediaan akomodasi, interpreter bagi pengunjung dan paket-paket wisata yang menarik. Selain untuk trekking di hutan Taman Nasional Gunung Leuser yang mempesona, Tangkahan juga merupakan tempat kegiatan

Conservation Response Unit (CRU) yang terdiri dari beberapa gajah bekas peliharaan

(ex-captive) dan sekelompok mahout (pelatih gajah) yang secara teratur berpatroli untuk melindungi kawasan Taman Nasional Gunung Leuser dari aktifitas perambahan kawasan. Pengunjung juga dapat ikut dalam trekking gajah selama 1 – 2 jam bersama-sama dengan mahout berpetualang dan menelusuri hutan, atau menikmati trekking menunggangi gajah selama 4 hari 3 malam dari Tangkahan ke Bukit Lawang.

3.3 Potensi Objek-objek Wisata Tangkahan

Adapun objek-objek wisata yang ada di Kawasan Ekowisata Tangkahan, yang bisa dijadikan sebagai potensi daya tarik wisata bagi setiap wisatawan yang ingin berkunjung di kawasan ini. Berikut ini adalah objek-objek atau sarana-sarana wisata yang bisa dinikmati oleh wisatawan yaitu sebagai berikut :

1. Trekking Menelusuri Hutan Belantara

Jika anda berjiwa petualang, maka onjek wisata ini bisa dinikmati oleh wisatawan. Dimana wisatawan bisa menelusuri hutan belantara yang masih asri dan alami dengan rintangan-rintangan yang menakjubkan pada setiap perjalanan, yang pasti akan dipandu oleh guide lokal. Anda juga bisa trekking dengan berjalan kaki ataupun menunggangi gajah sumatera dengan rute yang bisa dipilih. Setelah anda puas dengan trekking menunggangi gajah, anda juga bisa ikut dengan pemandu wisata lokal untuk memandikan gajah di sungai yang tentunya akan dipandu oleh pemandu lokal., dengan tarif Rp. 50.000/orang (untuk rute pendek) dan Rp. 100.000/orang (untuk rute panjang).

2. Pemandian Air Terjun dan Air Panas

Setelah penelusuran hutan belantara, anda akan disinggahkan oleh pemandu lokal untuk merilekskan tubuh anda dengan bermandi di air terjun (walaupun pendek) maupun bermandi air panas asli dari pegunungan yang mengalir di sepanjang Sungai Batang Serangan pada Kawasan Ekowisata Tangkahan.

3. Atraksi Pemberian Makan Orangutan

Dimana para wisatawan akan diajak ke tempat penangkaran hutan yang ada di kawasan ini untuk melihat atraksi pemberian makan untuk Orangutan Sumatera yang dilakukan oleh pemandu lokal setempat dengan tarif gratis, asalkan wisatawan bisa membawa makanan sendiri untuk orangutan, yang tentunya akan dipandu oleh pemandu lokal.

4. Arung Jeram dan Gua Kalong

Dimana seorang wisatawan bisa memacu adrenalin dengan arung jeram untuk mengarungi Sungai Batang Hari, Sungai Batang Gadis, atau Sungai Batang Serangan dengan Ban (Tubbing) dan juga bisa menelusuri kegelapan Gua Kalong (Kelelawar) yang dipandu oleh pemandu wisata lokal.

5. Penyeberangan Rakit dan Penginapan

Terdapat rakit penyeberangan di Sungai Batang Serangan yang menghubungkan ke sarana penginapan Bamboo River Lodge memiliki 6 kamar double dilengkapi dengan kamar mandi dengan tarif Rp. 75.000 s/d 100.000 per malam dan Alex’s House yang memiliki 8 kamar dengan tarif Rp.125.000 s/d Rp. 150.000 per malam, Hotel Green Load 6 kamar Rp.125.000 s/d 150.000 per malam dan Homestay dengan tarif Rp. 15.000 s/d 30.000 per malam. Dimana masing-masing penginapan terdapat pendopo yang berfungsi sebagai ruang pertemuan dan restoran. Fasilitas lainnya yang tersedia adalah Visitor Centre, papan interpretasi, jalan trail, camping ground dan warung makan tradisional milik masyarakat setempat. Pada hari libur banyak dikunjungi wisatawan nusantara/lokal untuk berekreasi mandi di Sungai Batang Serangan dan Sungai Buluh.

PRASARANA JALAN SEBAGAI ASPEK PENDUKUNG

PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA TANGKAHAN

4.1 Definisi Sarana dan Prasarana

Secara umum, pengertian sarana dan prasarana adalah sama yaitu sebagai berikut : sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana.

Moenir (dalam Tarigan : 2006) mengemukakan bahwa sarana adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja. Pengertian yang dikemukakan oleh Moenir, jelas memberi arah bahwa sarana dan prasarana adalah merupakan seperangkat alat yang digunakan dalam suatu proses kegiatan baik alat tersebut adalah merupakan peralatan pembantu maupun peralatan utama, yang keduanya

berfungsi untuk mewujudkan tujuan yang hendak dicapai.

Berdasarkan pengertian di atas, maka sarana dan prasarana pada dasarnya memiliki fungsi utama sebagai berikut :

1). Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat menghemat waktu.

2). Meningkatkan produktivitas, baik barang dan jasa.

3). Hasil kerja lebih berkualitas dan terjamin.

4). Lebih memudahkan dalam gerak para pengguna/pelaku.

5). Ketepatan susunan stabilitas pekerja lebih terjamin.

6). Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang-orang yang berkepentingan.

7). Menimbulkan rasa puas pada orang-orang yang berkepentingan yang mempergunakannya.

Namun, dalam pariwisata kata sarana dan prasarana memiliki perbedaan arti, yaitu sebagai berikut :

1). Sarana Pariwisata

Sarana kepariwisataan, adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan baik secara langsung maupun tidak langsung dan kehidupannya tergantung kepada kedatangan wisatawan tersebut. Sarana kepariwisataan ini harus tetap dijaga dan ditingkatkan baik dari segi kualitas dan kuantitasnya sesuai dengan perkembangan kebutuhan wisatawan. Untuk mendukung pencapaian yang lebih baik perlu adanya kemampuan pengelolaan yang memadai sesuai dengan kondisi objek dan kebutuhanpengunjung.

Ada 3 (tiga) bagian yang penting dalam sarana kepariwisataan, yaitu :

1). Sarana Pokok Kepariwisataan (Main Tourism Suprastructure)

Yang dimaksud dengan sarana kepariwisataan adalah perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat tergantung kepada kedatangan orang yang melakukan perjalanan wisata, yang termasuk di dalamnya adalah :

Travel Agent. Tour Operator.

Perusahaan Transportasi.

2). Sarana Pelengkap Kepariwisataan (Supplementing Tourism Suprastructure)

Adalah perusahaan yang menyediakan fasilitas untuk rekreasi yang fungsinya tidak hanya melengkapi sarana pokok kepariwisataan, tetapi yang terpenting adalah untuk membuat agar para wisatawan dapat lebih lama tinggal, di tempat atau daerah yang dikunjunginya. Yang termasuk dikelompok ini adalah :

Lapangan tenis.

Lapangan golf.

Lapangan bola kaki, kolam renang, bilyard, dan lain-sebagainya.

3). Sarana Penunjang Kepariwisataan (Supporting Tourism Suprastructure)

Adalah perusahaan yang menunjang sarana pokok dan sarana pelengkap yakni fasilitas-fasilitas yang diperlukan wisatawan khususnya tourism business yang berfungsi untuk membuat para wisatawan lebih lama tinggal di daerah yang dikunjungi agar lebih banyak mengeluarkan atau membelanjakan uangnya di daerah tersebut. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah :

Night Club.

Casino. Steambath.

2). Prasarana Pariwisata

Dokumen terkait